Tifal kembali menuju kamarnya. Sebuah ruangan ukuran 5×6 meter persegi dimana ia menaruh barang-barang keperluannya serta laptopnya.
Ia membuka laptopnya, melihat kalender yang ia taruh diatas meja. Sekarang, adalah tanggal dimana hari hari martha sudah memasuki tanggal melahirkan.
Ia membuka buka e mailnya dan mencari sebuah email jawaban dari istrinya.
Tidak ada.
Ia mulai panik, mengetahui email yang ia kirimkan sebelumnya tidak ada jawaban. Ia menunggu esok harinya dan masih belum ada jawaban.
Kemana gerangan istrinya, mengapa hilang kabar begitu saja. Hatinya berkecamuk.Setiap setelah kegiatan ia melihat laptopnya dan kosong.
Ia mengirimkan pesan pada Rumi, namun setelah penyerangan kapal perang Almaut, Rumi tidak pernah menjawab lagi, begitupun Ali.
Tifal mengambil gelas yang berada disudut meja dan menyecap kembali teh yang sudah dingin sejak pagi ia buat.