Ditempat yang berbeda Emir sudah berada wilayah Azeribaijan, dimana gerbang itu berada. Ia dan beberapa orang menuju gerbang itu menggunakan kuda.
Karena selain jalannya yang rusak masih terdapat akar akar pohon yang melintang. setelah melakukan perjalanan satu hari dengan kuda, ia sampai dimulut gerbang. gerbang itu begitu kokoh dan sangat tebal.
Hampir mustahil untuk manusia membukanya. dan dipenuhi ukiran indah namun tidak mengetahui maksudnya, dari tampilannya saja besinya begitu tebal dan kuat selama ribuan tahun.
Gerbang itu dikunci mati dan entah bagaimana cara membuka selain di hancurkan. pasukan yang berjaga digerbang itu sebanyak lima puluh orang bersenjata lengkap dan disisinya dibuat sebuah camp untuk tempat tinggal.
Setiap seminggu sekali akan ada kurir yang datang untuk mengirim persediaan makanan.
Namun persis beberapa meter disebelahnya sebuah lubang berukuran besar. Lebih besar dari gerbang itu.
Para pekerja keluar masuk ke dalam terowongan itu dan dijaga oleh pasukan orde naga. pada waktu waktu tertentu sering terdengar suara raungan dari dalam gerbang dan pukulan keras seperti bom.
Raungan pertama dan teriakan yang khas terdengar pukul tiga pagi dan raungan kedua pukul tujuh malam diiringi suara pukulan seperti bom.
Emir dan rombongannya memutuskan bermalam disana, menunggu kedatangan umar saif yang esok hari akan segera menyusulnya.
Benar yang dikatakan para penjaga disana, suara raungan begitu besar dari dalam gerbang. Ruslan berfikir ini akan menghancurkan mental pasukan jika berbulan bulan berada disini.
Esoknya siang hari, rombongan umar saif datang dengan membawa staff ahlinya beserta satu pasukan.
Disana mereka membangun tenda tenda dan bersama staff ahlinya mengadakan rapat besar. membahas cara kemungkinan terburuk jika gerbang itu hancur.
Para ahli membuat perhitungan berapa pasukan, alat, dan strategi untuk menghadapi makhluk itu.
Kemudian di rapat itu setiap orang mempresentasikan tugasnya, dan apa yang harus dilakukan.
"bagaimana dengan orde naga?", seseorang berkata dan rapat langsung terdiam.
"bagaimana jika orde naga memihak makhluk itu, sedari tadi kita bahas mengenai makhluk itu tanpa mengetahui sekutu mereka, sedangkan orde naga mempunyai teknologi yang sebanding dengan kita, saya khawatir jika mereka mengahancurkan benteng yang akan kita buat di tengah peperangan, who knows?", seketika rapat dalam keheningan.
"itu merupakan PR kita bersama, rapat ini sampai disini terlebih dahulu dan akan dilanjutkan di markas besar, Rapat selesai", Umar saif menginstruksikan.
Semua yang hadir dalam rapat seperti dihadapkan pada keputus asaan, setelah mendengar usulan orang itu, yang tak lain adalah jacob.
Ia memiliki pendapatnya sendiri tentang orde naga, karena ia lahir di harmland. dimana kekuatan orde naga terbesar.
Mereka memiliki sifat yang ingin menguntungkan organisasinya sendiri. ia merasakan kekuasaan orde naga yang telah mengambil tanah ayahnya dengan paksa. mereka membuat tipu muslihat sehingga menang di pengadilan.
Seperti malam malam sebelumnya suara suara rauangan dan pukulan terdengar seperti bom terdengar.
Usulan Emir didengar oleh Umar saif maka sejak saat itu dilakukan rolling dua minggu sekali untuk menjaga mental pasukan dan setiap kali setelah penugasan menjaga gerbang di adakan program binaan yang bertujuan mental pasukan tetap sehat.
***
Setelah pesta direstoran itu. Beberapa bulan kemudian tifal mendapat surat panggilan untuk melanjutkan pendidikan.
Ia segera memberitahu martha atas kebar bahagia itu, keduanya menatap satu sama lain. dan martha menangis terharu.
Kabar kebahagiaan yang datang berturut turut. Setelah mendapat surat itu, martha memeberikan hasil test pack yang sudah ia lakukan.
"Kau hamil istriku?", tanya tifal setengah tidak percaya. Martha mengangguk sesegukan.
Tifal memeluk martha dengan erat, dan reflek ia pun bersujud sebegai ungkapan rasa syukur.
"Terima kasih Tuhan, Alloh".
***
Secangkir Kopi dapat melarutkan suasana yang tegang sekalipun. Di sebuah kedai aku menyesap air berwarna hitam itu bersama John.
Kami berdua bercengkrama lebih jauh. John menceritakan tentang bagaimana ia lolos dari maut setelah sebelumnya ia disergap 2 pesawat tempur dari myrmo menuju landmarks.
Saat melakukan terbang cross country bersama siswanya. Ia seorang instruktur penerbang yang selalu membawa siswa ke baku untuk dididik menjadi penerbang.
Seluruh aktivitas sekolah penerbangan dipusatkan di sana tetapi saat terjadi invasi oleh. Orde naga maka ia mengadakan kerjasama dengan Landmarks di wilayah barat untuk pelatihannya.
" Kau sudah selamatkan menyelamatkanku", katanya sambil menyesap kopinya dan memantik sebuah rokok.
"bukan apa-apa Capt", kataku.
Aku masih ingat saat pertama kali aku datang pendidikan disini. beliau lah yang nengajariku berbagai hal dasar penerbangan, dan kejadian itu membuatku semakin akrab dengannya.
Seorang pelayan datang membawakan seluruh makanan yang ada. Ia mentraktirku sebagai ucapan terima kasihnya. aku tahu ia masih kesakitan oleh luka di bahunya.
Ketika kami kembali ke barak untuk beristirahat beberapa orang masih nampak sibuk dengan pekerjaannya.
"Selamat malam Capt", sapaku sebelum menuju ruang tidur. Saat aku berjalan di koridor suara lirih percakapan seorang terdengar dari balik tembok rasa penasaranku muncul dan hatiku mengatakan keingintahuannya.
Aku mendekatkan telingaku di dinding dan mendengar suara percakapan mereka.
"Pasukan besar yanisari akan dipusatkan di azerbaijan",
"benarkah?",
"apakah kita juga akan dikirim kesana?",
"kalau iya kita akan berada dikapal berhari hari",
Aku yang saat itu mendengar percakapan mereka, melintas dihadapan mereka. rupanya junior dikesatuan lain. dan mereka pun mengucapkan salam.
***
Aku terbangun karena tetes embun di ujung jari ku, yang terjatuh dari sebuah ranting pohon. Ternyata aku lupa menutup jendela kamar tadi malam. Aku menarik nafas dan membiarkan keadaan alam pagi ini membuatku sedikit tenang.
Tiba tiba aku teringat Ali, setelah terngiang pembicaraan dua orang tadi malam.
Aku langsung mengambil laptop dan meng e mailnya.
Dear Ali,
Bagaimana kabarmu? dan keluargaku?, mohon maaf karena merepotkan
Sahabatmu,
Tifal.
Seperti biasa Ali pun membalas e mail tifal dengan cepat. kemudian percakapan beralih ke video call.
Ali memberitahukan padaku bahwa ia dalam keadaan baik dan keluargaku, ibuku sudah mulai membaik dan ayahku sudah mulai bekerja kembali. namun baku masih dalam keadaan penjagaan ketat dan jam malam diberlakukan.
Ia memeberitahukan juga bahwa kapal kapalnya disewa pemerintah untuk mengangkut pasukan ke azerbaijan.
Benar apa yang dikatakan dua orang tadi malam. dan saat aku bertanya tentang Rumi sepertinya dia ada hati dengannya. namun masih menyembunyikan dan ia pun menutup video callnya.