"Tifal tadi penunggang kuda itu mengatakan kau yanisari" ujar ali sambil clingak clinguk waspada.
"jika dikatakan demikian ya begitulah adanya", kata tifal tetap waspada.
"kau prajurit untuk Negara kan",
"ya memang"
"dan mengapa dia mengatakan seperti itu",
"Begini Ali", tifal menepuk pundak sahabatnya itu.
"Sekarang didunia ini. Saat ini. Ada beberapa organisasi besar didunia, organisasi itu dibuat untuk keamanan dunia, beberapa Negara membentuk persekutuan agar bertambah kuat. Kita dibumi tengah ini memiliki sebuah organisasi besar yang menyatukan beberapa daerah.
Sabathea , baku , myrmo dll.ia tergabung dalam organisasi besar bernama yanisari, yang kebijakan nya tidak menyetujui penggalian lubang besar di dekat gerbang ya'juj dan ma'juj, sangat riskan sekali bila perbuatan itu dilakukan terus menerus, sementara orde naga. Mereka yang menyetujui pembangunan itu dan medukung bangsa khazar untuk bereksodus masuk ke wilayah promise land yang mana wilayah itu sangat bagus dan bersejarah", tifal berusaha tenang dan memutar otak mencari jalan keluar.
"lantas bagaimana mereka bisa masuk kekota kita, dan sekarang mereka membuat kekacauan diseluruh kota", Tanya ali penuh ingin tau. Sementara Thifal hanya diam, dan terus berfikir.
"kita harus segera keluar dari kota ini ali", beberapa saat dalam keheningan.
Sesaat kemudian suara dentuman terdengar dan disusul getaran didinding-dinding tembok, asap hitam mulai menyelimuti seluruh kota, suara-suara teriakan wanita dan anak-anak mulai terdengar.
Sangat kencang, seisi kota berhamburan keluar rumah membawa apapun yang berharga pada diri mereka, iring-iringan pejalan kaki mulai terlihat menyesaki jalan-jalan kota, bunyi-bunyi klakson mobil terdegar sangat tidak beraturan, dan nyaring suara nya memekakkan telinga, seluruh jalan tiba-tiba dipenuhi kendaraan, kuda, kerbau apa saja yang bisa ditungggangi.
Alun-alun tahrir dipenuhi pasukan berjubah merah menyala dibawah terik matahari siang, tak jauh dari itu pasukan berjubah hijau membuat barikade mengelilingi pasukan merah itu, semua nya terdiam dan saling tatap. Ketegangan sedang menyelimuti alun-alun tahrir.
Semuanya dalam posisi siap siaga, menghunuskan senjata satu sama lain.
Ditengah-tengah pasukan terdapat komandan yang siap memberikan intruksi kapan saja, para pasukan pejalan kaki mengintip lawan nya dari balik tameng besinya, hatinya bergetar namun posisinya harus selalu siap, ia memandang lawan seperti gerbang kematian untuk mereka.
Dibawah matahari panas, butir-butir keringat mereka bercucuran.
Geli saat menyentuh kulit dan perih saat jatuh kemata. Namun konsentrasi nya tidak boleh goyah. Dalam hati mereka hanya pasrah. Namun harus tetap berjuang demi apa yang mereka yakini. Kebenaran.
Suara dari pengeras suara terdengar.
"orde naga, menyerahlah secara terbuka, mundur dibawah pengawasan kami" ultimatum pertama diberikan.masih hening.
Sementara di bagian kota lain, orang-orang berduyun-duyun keluar dari kota menuju pengungsian di wilayah Black place.
"ikut aku tifal", baru saja ali menjulurkan kepala menuju jalan, lesatan peluru nyasar nyaris mengenai kepalanya.
"huft, huft", ali seketika lemas dan mengurungkan niatnya untuk keluar dari persembunyian.
"tenang, tenang", Tifal berusaha menyadarkan ali yang sangat shock.
"ada mobil ford ranger dirumah sudah 4wd, kita bisa lewat hutan kalo kamu mau", kata ali sambil terbata bata.
"baiklah", ia tersenyum pada ali, bangga sahabatnya sudah bisa membeli mobil mewah.
"saudagar kapal, rupanya", tifal menarik tangan ali yang masih lemas.
***
"Sekali lagi kami ulangi, kalian sudah terkepung!, menyerahlah!, nada pengeras suara semakin tinggi diikuti sikap pasukan yang semakin tegang.
"Ini baru awal!", teriak penunggang kuda berjubah merah dari balik topeng besinya, Seketika kuda berjingkrak-jingkrak dengan marah.
Dari balik helm besi pasukan orde naga ada yang menyeletuk.
"kita akan reuni di neraka!", sambil melirik ke teman sebelahnya dan membelas dengan senyuman jahat.
Dan pandangan mereka kembali kearah pasukan yanisari dengan penuh kebencian dan kemarahan.seketika gemuruh pasukan bergema keseluruh penjuru kota.
"huuuuuuuuuuuuuuu", diiringi hentakan pedang bertumbuk pada tameng besi.suasana kengerian terasa diseluruh penjuru kota. Seketika orang-orang yang mendengar suara itu terdiam dan menoleh.
Seakan sudah tidak ada lagi harapan. Jumlah pasukan orde naga berkisar 500 orang 100 dintaranya penungggang kuda dan sisanya pejalan kaki dan tidak ada sejata berat.
Mereka masuk ke kota dengan bergelombang menggunakan kapal dagang dari sabathea. Kapal-kapal itu bersandar di balik bukit tempat belakang rumah tifal.hari-hari sebelum pertempuran itu, sebagian pasukan itu tersebar di berbagai wilayah.
Contohnya pria yang di garis depan itu ada bersama tifal saat kepulangannya kerumah. Dia pegawai baru di kedai kopi disisi kota.
Teriakan demi teriakan terus terdengar dari arah pasukan orde naga.
Sampai akhirnya berhenti sesaat, sang komandan mengeluarkan pedang dari sarungnya.
"maju!", teriak komandan. Suara gaduh terdengar hebat, mereka tahu bahwa perintah itu adalah perintah terakhir. misi putus asa. Hanya dijadikan umpan untuk pertempuran sebenarya yang lebih besar.seluruh pasukan berlari maju kearah barisan yanisari yang begitu kokoh dengan tameng tameng besinya. Seketika senapan mesin dari arah belakang pasukan yanisari memuntahkan puluhan pelurunya bercampur dengan bunyi letusan senapan yang tiada henti.
Tubuh-tubuh bergelimpangan, berjatuhan sebelum sempat menyentuh tameng pasukan yanisari.sebuah pembantaian sangat jelas terlihat di garis depan yanisari.
Dibalik tameng-tameng besi itu air mata menetes melihat wajah-wajah yang penuh keberanian dan semangat harus tumbang oleh timah panas.
"Hentikan!", teriak salah satu pasukan, namun deru suara senapan mesin mengalahkan suaranya, ratusan mayat menumpuk di depan tameng pasukan yanisari.
Sebuah ronde baru ketika senapan mesin itu kehabisan peluru, ratusan penunggang kuda orde naga secepat kilat menyerang tanpa ampun, memporak-porandakan pasukan garis depan yanisari.
Namun tidak berlangsung lama.para penunggang kuda yanisari yang tidak tau datang nya dari arah mana.
Berhamburan bertempur melawan orde naga. Suara tembakan terdengar berkali kali diiringi gesekan pedang.
Suasana sungguh mencekam asap hitam membumbung tinggi. setelah lama berselang hujan turun dari langit dan Sungai-sungai menjadi merah karena darah.
Suara peluit terdengar dari suatu arah, kemudian pasukan yang tersisa mundur berhamburan.
Kocar kacir entah kemana, sebagian yang tertangkap dipenjara dan mayat-mayat segera dimakamkan.