Chereads / Hal Yang Sulit Dilupakan / Chapter 4 - #3 MENDADAK PULANG

Chapter 4 - #3 MENDADAK PULANG

Disaat aku sedang memikirkan soal itu, Rendi mengirim pesan kepadaku di Whatsapp.

[Rendi]

"Assalamualaikum. Alisya sudah dirumah?"

[Alisya]

"Wa'alaikumsalam. Alhamdulillah. Baru saja aku sampai Rendi."

[Rendi]

"Syukurlah kalau kamu sudah dirumah. Kalau gitu kamu mandi dulu sana ya. Baunya sampai sini nih hahaha."

[Alisya]

"Hahaha tidak sadar diri kamu juga mandi sana. Bau banget nih sampai-sampai aroma terapi di kamarku aja tidak bisa aku cium haha."

[Rendi]

"Haha dasar kamu ini. Iya udah deh kamu mandi sana ya jangan lupa sholat magrib."

[Alisya

"Siap komandan!"

Syukurlah Rendi tidak curiga selama chattingan tadi, aku langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena bau keringat yang menempel diseluruh badan yang membuat badan menjadi bau apek. Setelah mandi, aku langsung siap-siap pakai baju tidur dan turun kebawah. Ternyata Ayah dan Kakak sudah pulang dari sejak aku berada didalam kamar tadi.

"Wah Ayah dan Kakak sudah pulang," ujarku sambil salim tangan Ayah dan Kakak.

"Iya. Alisya di kamar ngapain aja kok baru turun ke bawah?" tanya Ayah sambil senyum

"Mungkin Alisya sedang bersemedi Ayah hahaha," ucap Kakakku sambil tertawa.

"Hehe maaf Ayah, tadi main Handphone sebentar baru mandi dan siap-siap pakai baju tidur lalu turun kebawah untuk sholat bersama," ujarku sambil tersenyum dan memeluk Ayah.

"Iya tidak apa-apa nak. Oh iya gimana kabar Adrian? Apa kuliahnya lancar?" tanya Ayah

"Tadi siang dia habis curhat sama Alisya Ayah. Dia bilang kalau dia capek karena tugas buat laporan dan hampir setiap hari ke lab. Ini saja Alisya chatting Adrian belum ada dibalas," jawabku sambil cemberut.

"Mungkin saja dia sibuk atau mungkin sedang refreshing dengan teman-temannya. Positif thinking saja," ucap Ayah yang meyakinkan diriku.

"Iya Ayah," ujarku sambil senyum.

"Ayo sudah azan magrib ini, ayo kita sholat,"

Pagi hari yang masih belum cerah, aku membangkitkan diriku untuk lepas dari kasurku yang terus ingin aku menempel padanya untuk tidur kembali. Aku mengambil Handphone ku untuk mengecek apakah ada pesan di Whatsapp. Ternyata ada sebuah pesan dari Adrian. Saat aku membuka pesan itu, aku langsung terkejut. Pesan yang aku kirim ke dia kemarin dibalas jam 11 malam.

[Adrian]

"Wa'alaikumsalam sayang. Maaf baru bisa chat kamu sekarang ya. Aku tadi sedang berada di jalan pulang ke Samarinda dan Handphone langsung aku non-aktifkan. Sekarang Alhamdulillah aku sudah sampai di Samarinda sekarang."

Aku seketika langsung terkejut dan rasa sedikit ngantukku tadi semuanya hilang ketika membaca pesan dari Adrian. Benar-benar mengejutkanku. Tanpa berpikir panjang, aku langsung membalas pesan Adrian yang baru bisa aku balas di pagi yang belum cerah ini di jam 04.30.

[Alisya]

"Kenapa tiba-tiba sayang ada di Samarinda? Lalu bagaimana kuliah sayang? Apakah semuanya baik-baik saja?"

Aku langsung beranjak dari kasur tersebut dan langsung membuka pintu kamar. Saat aku sedang jalan turun dari tangga ternyata Ayah, Ibu, dan Kakak sudah bangun sejak tadi. Mereka heran melihatku turun dari tangga sambil terburu-buru.

"Ada apa nak? Kenapa turun dari tangga buru-buru? Apakah terjadi sesuatu?" tanya Ibu dengan wajah yang penuh khawatir

"Aku mendapat pesan dari Adrian tiba-tiba dia sudah di Samarinda," jawabku dengan perasaan yang masih terkejut.

Seketika keluargaku terkejut mendegar hal tersebut. Karena setahu mereka, Adrian biasanya memberi kabar kepadaku ketika mau pulang ke Samarinda.

"Bagaimana bisa tiba-tiba ada di Samarinda? Apakah dia tinggalkan kuliahnya?" tanya Ayahku dengan wajah terkejutnya

"Aku juga tidak mengerti Ayah. Aku barusan bertanya hal itu padanya melalui chat tadi dan belum dibalasnya," jawabku dengan masih perasaan terkejut.

"Nanti dia pasti akan jawab. Sekarang jangan panik ya. Mungkin ada alasannya. Tanyakan saja nanti padanya," ucap Kakakku dengan perasaan yang juga terkejut karena mendengar kabar ini.

"Iya kak," ujarku dengan wajah murung

"Ayo jangan murung begitu bentar lagi adzan sholat subuh, siap-siap wudhu ya," ucap Ayah.

Selesai sholat subuh aku langsung salim pada Ibu, Ayah, dan Kakakku kemudian aku pergi ke keluar untuk mencari angin sekaligus memikirkan hal tadi dengan jernih. Mengapa dia pulang ke Samarinda tidak mengabari ku? Padahal sejak kemarin sore aku selalu menunggu kabar dari dia apakah dia sudah sampai di kos atau belum. Karena aku begitu khawatir dengan keadaannya, aku tidak ingin dia sampai kenapa-kenapa disana.

Aku sudah berusaha untuk tidak bucin selama aku berpacaran, tapi entah mengapa hati ini selalu memintaku untuk melakukannya. Memang hubungan kami tidak seperti dulu sejak masih PDKT. Dulu saat masih PDKT, dia sangat fast respon membalas chatku hingga selalu mengabari jika dia mau pergi kemana dan pulang jam berapa. Tetapi kali ini dia tidak seperti dulu saat PDKT.

Memang benar awalnya saja indah. Ternyata saat menjalin suatu hubungan yang lama, ujung-ujungnya akan berubah dan tidak seperti dulu lagi. Tiba-tiba saja di selang aku sedang berfikir, Kakakku ternyata ada dibelakangku sambil membawa air hangat untukku.

"Masih memikirkan soal tadi ya?" tanya Kakakku yang selalu mudah membaca pikiranku

Walaupun kami berdua sering berantem, tapi kakakku begitu sayang padaku. Hingga aku sedang dalam masalah dia pun langsung bisa menebak dengan benar hanya sekali menatap mataku.

"Iya kak," ujarku sambil murung.

"Apakah akhir-akhir ini dia mulai berubah terhadapmu?" tanya Kakakku dengan nada yang sangat khawatir sambil mengelus kepalaku

Aku tidak bisa merahasiakan ini dari kakak ku. Hingga aku berkata jujur kalau Adrian akhir-akhir ini seperti berubah padaku. Aku merasa Adrian menyembunyikan sesuatu dariku. Tapi aku tidak bisa bertanya pada Adrian soal aku curiga padanya.

"Untuk apa Alisya takut?. Jika memang didalam hatimu ada keraguan terhadapnya, maka katakan pada Adrian. Selagi masih bisa dibicarakan baik-baik mengapa tidak? Insya allah dengan Alisya berbicara kepada Adrian mungkin dia bisa introspeksi dirinya kembali. Jika dia tidak bisa, berarti dia tidak mau berusaha dan tidak mau berjuang bersama Alisya," ucap Kakakku

"Aku tidak tahu harus mengucapkan apa terhadap Kakak selain terima kasih," ujarku sambil memeluk Kakakku.

"Iya sama-sama tapi nanti traktir Kakak es krim ya haha," ucap Kakakku sambil tertawa dan mengelus kepalaku.

"Hehe siap Kakak," ujarku sambil tersenyum.

"Sekarang kamu balik ke kamar lalu siap-siap untuk berangkat kuliah. Jangan lupa mandi dulu, entar malah tidak mandi lagi tau-tau udah ganti baju aja nanti hahaha," ucap Kakakku sambil tertawa.

"Mulai deh meledek. Ini masih pagi tau kak," ujarku sambil tertawa.

"Emang pagi Adekku tercinta siapa bilang ini masih malam, ini sudah mulai terang haha," ucap Kakakku sambil meledek.

"Hahaha Kakak nih meledek mulu," ujarku sambil cubit tangan Kakakku.