Vote
Baca
Komen
Terima kasih dukungan nya.
Dengan wajah memerah menahan emosi Kim Seokjin menghempaskan pinggulnya di sofa, dalam ruang kerja Park Hyunsik yang masih terlihat sibuk dengan banyak kertas di meja nya.
"Kenapa dengan mood mu hm? Wajahmu kusut sekali" Hyunsik terkekeh dengan ekspresi pria muda yang sudah dia anggap seperti anaknya itu, dia ikut duduk di sofa menunggu Seokjin bicara namun dia terlihat masih menahan emosi.
"Lee Hyukjae itu, tadi aku melihat nya memeluk Jihyun di lobby. Makin lama aku makin benci pria sok kaya itu"
"Dia ke tempat ini lagi?"
"Iya, ahk kapan sih aku bisa membinasakan dia dari dunia ini, paman? Dan Jihyun, argh~ aku hampir putus asa bagaimana cara mendapatkan nya"
Hyunsik tertawa dia paham, maksud manager muda itu yang sangat tergila gila dengan keponakan tirinya, namun sama sekali tak di gubris oleh Jihyun.
"Sabarlah sedikit lagi, jika dana dari LG CORP cair aku bisa mengambil nya sebagian besar untuk kita dan Jihyun juga akan jadi milikmu"
"Ck~ sabar? Sudah lama aku sabar paman, dia saja tak peduli dengan ku bagaimana aku bisa mendapatkan nya?"
"Haha~ aku ini pintar anak muda, kau tenang saja dalam waktu dekat Jihyun akan jatuh ke tangan mu dan kita akan kaya raya"
Seokjin mengenyitkan dahinya, lalu Park Hyunsik berbisik padanya dan dua orang itu langsung terkekeh senang dengan rancana pria tua itu.
"Wow rencana paman sungguh hebat, haha aku akan membantu paman dengan senang hati"
"Jangan lupa, kau harus melakukan ini dengan hati hati, jika perlu tiduri dia berkali kali agar dia bisa hamil, dan Lee Hyukjae takkan bisa menikahinya"
Seokjin manggut manggut dengan wajah yang berubah senang, kemudian dua orang itu mulai mengalihkan topik pembicaraan sampai pintu ruangan itu di ketuk seseorang.
"Paman anyeong haseyo?!"
"Woaah.....Jungkook keponakan ku, kapan kau kembali ke Seoul?"
"Beberapa hari lalu aku sudah di Seoul, aku kesini karena merindukan samchon"
Dua orang beda usia itu berpelukan, dan Jungkook juga membungkuk sopan pada Seokjin.
"Apa kabar manager Kim?"
'Haha dia tak terlalu baik keadaan nya, sedang kesal"
Wajah Seokjin memerah lalu tersenyum pada Jungkook yang duduk di sofa depan nya.
"Aku kesini juga ingin mengabarkan hal penting untuk paman. Kalian pasti akan kaget"
"Hal penting apa memang nya? Wajahmu serius sekali sih?"
"Ini soal Jihyun"
"Jihyun?"
Dua pria itu membeo heran dan Jungkook menyeringai licik lalu mengambil amplop besar dari saku jas hitamnya.
"Coba samchon lihat isi amplop yang ku bawa ini"
"Apa ini?"
Park Hyunsik mengeluarkan isi amplop itu dan terkejut ketika mendapati beberapa lembar foto foto.
"Ini? Ahk Kookie kenapa Jihyun bisa ada dua orang?"
Seokjin yang ikut kaget mendekat pada mereka berdua lalu ikut melihati foto foto itu. Terlihat di foto itu ada gadis dengan rambut hitam sebahu, dan di sebelahnya ada gadis yang wajahnya sangat mirip dengan gadis satunya, namun dengan rambut panjang coklat hingga pinggul.
"Wanita yang selama ini berada di sini bukan Park Jihyun"
"Apa...katamu?"
"Hah apa?"
Dua pria itu berteriak shok namun buru buru menutup mulut saat Jungkook mengisyaratkan jangan berisik.
"Jihyun yang pulang dari Hongkong dua bulan lalu adalah si penyamar, dia Jihyun palsu yang mengantikan posisi Jihyun di sini"
"Astaga ini gila?"
"Lalu Jihyun dimana?! Maksudku Jihyun yang asli?" Seokjin bertanya panik, dia menggeleng bingung saat Jungkook menunjukkan foto lain yang merupakan foto Jihyun tengah koma, dengan banyak alat kedokteran di tubuh gadis itu.
"Dia koma, saat ini dia sedang dirawat di rumah sakit Paris dan dalam pengawasanku, hingga detik ini dia belum siuman"
"Apa? Koma?"
"Bagaimana bisa begitu astaga?"
"Ceritanya panjang samchon, karena itulah aku kesini dan butuh bantuan kalian. Wanita si penyamar yang berada di sini tak boleh mendapatkan semua milik Jihyun, apalagi menikmati harta perusahaan ini"
"Ahk brengsek! Jihyun -ku jadi sedang sakit, dan si penyamar itu memanfaatkan keadaan ini?" Seokjin emosi dan mengepalkan tangan nya, berita ini sangat mengejutkan untuk nya.
"Hm benar"
"Kita harus berbuat sesuatu dan menyingkirkan si wanita penyamar sialan itu!"
"Kenapa wajah mereka bisa semirip ini? Apa penyamar itu melakukan operasi plastik?"
"Aku kurang tahu paman, tapi dia tak boleh sampai menikah dengan Lee Hyukjae dan terus menjadi Jihyun"
Jungkook mengangguk licik dan mendekap lengan nya, isi kepalanya adalah bagaimana membuat Park Jinhye tersingkir lalu dia bisa mengaisnya. Jujur saja dia menyukai si penyamar itu, entah kenapa Park Jinhye membuat perasaan cinta Jungkook dari Jihyun bisa beralih dalam sekejap pada Jinhye. Dalam hati dia senang karena rencana awalnya berjalan lancar.
*
*
*
Heechul mondar mandir sejak tadi di depan pintu kamar berwarna coklat itu, dia mengigit kuku nya sesekali lalu melambai pada Soraa yang baru datang dan menyodorkan sebuah kunci pada nya.
"Ini oppa kuncinya baru bisa ku temukan, tapi untuk apa oppa mau masuk ke kamar Jihyun?"
"Kau kan tahu apa alasan nya, dugaan ku jika dia bukan Jihyun kita harus mendapatkan bukti lebih banyak. Jika dia benar benar Jinhye kita juga harus tahu dimana Jihyun berada sekarang"
"Nde oppa benar juga"
"Ayoo bantu aku menggeledah kamar ini dan kita temukan kebenaran nya!"
Heechul membuka pintu coklat kokoh yang terkunci itu dengan kunci cadangan. Dia menatap nyalang isi kamar itu dan mulai bergerilya mencari apapun yang bisa di temukan.
"Sora! Bantu aku mencari bukti apapun, jangan bengong saja di situ, aigoo!"
"Ah nde oppa baiklah"
Soraa berjalan ke ruang walk in closet dan kamar mandi, mulai membuka lemari besar di tempat itu satu persatu dengan hati berdebar, jujur saja dia masih tak percaya dengan dugaan Heechul jika yang selama ini bersama mereka bukan Jihyun.
"Ahk manisan pemberianku seminggu lalu bahkan masih utuh? Soraa kau menemukan apa di sana?" Heechul masuk ke ruang dimana Soraa sedang membukai lemari baju milik keponakan nya, hanya ada baju baju dan tak ada petunjuk apapun.
"Tidak ada apa apa di sini oppa, baju baju milik Jihyun masih rapi di lemari"
"Coba lihat, manisan ini benar benar tak dia makan. Aneh kan dia bisa tak menyentuh sama sekali makanan kesukaan nya?" Heechul menggeleng kesal, lalu membukai lagi meja nakas dan meja rias, memeriksa beberapa aksesoris di dalam laci, dan sedikit membuatnya berantakan.
"Kau dapat sesuatu?"
Soraa menggeleng, di rak sepatu dan tak mendapat petunjuk apapun, hanya saja dia baru tahu jika Jihyun memiliki banyak sepatu mahal dan bermerk yang entah darimana.
Heecul menarik sprei kasur, hingga beberapa bantal berjatuhan dan mengangkat juga kasur Size Queen itu kemudian mendelik kaget saat menemukan sebuah bungkusan plastik warna hitam.
"Palli sini! Aku menemukan benda yang mencurigakan!"
Soraa tergopoh mendekat, dia memeriksa isi plastik itu dan mereka sama sama menutup bibir karena kaget.
"Ini jelas bukan foto Jihyun? Dia tak pernah memiliki rambut sepanjang ini?"
Soraa mengangguk setuju lalu ada beberapa foto lain yang membuat dua orang itu geleng geleng.
"Oppa siapa wanita tua ini? Kenapa makin aneh saja, bahkan ada foto pria juga" foto pria tampan itu nampak merangkul gadis cantik yang wajahnya mirip Jihyun, kemudian Heechul mengeluarkan isi dompet kulit berwarna hitam dan menemukan sebuah paspor lengkap dengan sebuah kartu identitas..
"Park Jinhye"
"Apa??"
Soraa merampas buku paspor itu, dia nyaris saja jatuh terjengkang saking kagetnya dan bertatapan bingung dengan Heechul.
"Inilah jawabanya kenapa hasil DNA aku dan Jungsoo cocok dengan nya, bagaimana bisa Jinhye masih hidup?"
"Jinhye~ dia benar benar adik kembar nya Jihyun? Ya tuhan Hyerin eonni, putrimu ternyata masih hidup?"
Soraa nenangis dengan tangan gemetar dia membaca kartu identitas negara Hongkong yang tertulis jelas nama Jinhye.
"6 September 1995 bahkan tanggal lahirnya sama persis dengan Jihyun"
"Telepon Jungsoo sekarang juga, suruh dia balik ke sini segera, kita harus berunding sekarang juga!"
"Nde oppa aku paham"
*
*
"Kau apa apan hah? Memberitahu Hyukjae bukan jalan keluar yang tepat Chulie, siapa tahu jika ini hanya posisi sementara dan Jihyun akan mengambil posisi ini lagi, jadi rahasiakan dulu saja arra"
"Tapi dia juga berhak tahu, aku tak mau Hyukjae terus tak tahu apapun siapa gadis yang bersamanya selama ini, bagaimana jika mereka sudah tidur bersama hah? Adiknya merebut tunangan kakaknya"
"Kau gila berpikir Jinhye bisa sejahat itu?"
"Jinhye juga keponakan kita! Ingatlah, Bagaimana jika setelah kau mengadu padanya kemudian Hyukjae berpikir Jinhye telah menipunya, lalu melaporkan dia pada polisi hah?"
"Jungsoo oppa benar, kita tak bisa gegabah oppa, kita harus hati hati masalah besar ini jangan sampai tersebar keluar"
"Apapun alasan nya jika Jinhye bisa berada di sini itu berarti mereka berdua sudah saling bertemu di Hongkong, jadi kita tanyakan pada Jinhye saja dimana Jihyun sekarang berada. Beres kan?"
Heechul terdiam ucapan Jungsoo memang ada benarnya juga, jika skandal ini sampai mencuat keluar bukan saja Jinhye yang mendapat masalah, tapi juga keluarga Park bahkan perusahaan mereka dan imbasnya keluarga Lee juga akan menanggung malu.
"Argh menyebalkan! Aku bahkan tak bisa memarahi bocah itu! Jihyun -ku dimana dia sebenarnya? Kenapa kalian malah melindungi Jinhye terus sih"
Soraa dan Jungsoo saling berpandangan, sebenarnya mereka sama bingung nya dengan Heechul apa akan menyalahkan Jinhye juga, atau malah kesal pasa Jihyun yang menghilang lalu menempatkan adik kembarnya di tempat ini.
Heechul keluar dari ruangan itu dengan bibir bersungut dan mengomel, dia berjalan turun di tangga hal yang kebetulan sekali karena dia melihat gadis yang selama ini mengaku sebagai Jihyun baru masuk di pintu depan lalu menyapa nya.
"Paman Chulie kapan kau datang, apa kabar paman?"
"Tidak usah basa basi!" Ucapan jutek Heechul itu membuat Jinhye heran lalu menautkan alisnya, dia hanya memandangi Heechul yang berjalan ke arah koridor, namun tiba tiba berbalik dan memanggil nama gadis itu.
"Park Jinhye!"
Jinhye terkejut setengah mati dia berhenti di undakan tangga kedua dan meremas tas hitam nya dengan wajah shok, dan tak berani melihat Heechul yang terkekeh sinis lalu mendekati.

"Kau kaget begitu aku memanggilmu? Kenapa? Kau tak menyangka"
"Paman? Ngh~ siapa yang paman panggil?"
"Kau....tentu saja, apa ada orang lain di sini?" Jinhye masih berusaha menutupi identitasnya, perasaan nya curiga pada Jungkook yang mungkin telah mengadu soal identitasnya. Si pengkhianat itu bahkan sudah menikmati 50 juta won dari Jinhye.
"Kau pikir aku bodoh untuk percaya kau itu keponakan kesayangan ku Jihyun? Bahkan semua tindak tandukmu sama sekali tak seperti Jihyun!"
Heechul berteriak sinis bahkan si pelayan Sena dan bibi Jung ikut menguping dan sama sama kaget menutup bibirnya.
"Paman?"
"Tak suka makan manisan Cina! Tak alergi bulu Heebum lagi dan paling aneh kau tak tahu panggilan kesayanganmu untukku, hah dan kau bahkan tak tahu aku alergi minum kopi? Jihyun takkan melupakan hal itu. Lalu ini, sejak kapan Jihyun tidak memotong rambutnya sampai sepanjang ini hah?"
"Aku~" Tenggorokan Jinhye tercekat, air matanya nyaris jatuh dengan sekujur tubuh gemetar.
"Apa....apa lagi hah?! Mengaku saja sebelum aku memaksamu mengaku, meskipun harus dengan kasar!"
"Paman, aku Jihyun~"
"Bocah ini benar benar hah?! Apa aku harus menyeret mu dulu ke kantor polisi baru kau mengaku!?"
"Paman~ hiks jebal jangan...aku....mengaku"
"Aish~ dasar bocah sialan"
"Heechul oppa!"
"Cukup! Chulie jangan kasar dan menghakiminya lagi!"
Soraa dan Jungsoo sama sama berteriak lalu buru buru turun dari tangga dan mendekati Jinhye yang sudah pucat ketakutan dengan air mata meleleh.
"Maafkan kami nak, sudah jangan menangis lagi" Soraa memeluk bahu Jinhye menenangkan dan Jungsoo melotot pada iparnya.
"Bukan begitu cara bertanya padanya, kau terlihat seperti sedang menginterogasi penjahat"
"Dia memang penjahat! Dia juga penipu!"
"Cukup! Aku bilang jangan menuduh Jinhye lagi. Dia juga keponakanmu sendiri apa kau lupa hah?!" Jinhye yang masih di tenangkan Soraa terkejut, dia meminta penjelasan pada Jungsoo yang mengangguk lirih.
"Jinhye....benar kan itu namamu nak?" Jungsoo menunjukkan sebuah dompet hitam yang menjadi tempat Jinhye menyimpan paspor dan kartu identitas nya sebagai warga Hongkong, dia juga terkejut dan tak percaya Jungsoo bisa menemukan semua itu.
"Jinhye jangan takut, ayo jujurlah pada kami"
"Iya....bibi Soraa....paman Jungsoo hiks~ paman Heechul. Benar dugaan kalian. maafkan saya"
Jinhye langsung jatuh berlutut dengan lemas dan terisak, dia sudah langsung membayangkan pasti akan di penjara sebentar lagi karena penyamaran nya sudah terbongkar.
"Sudah berdiri, jangan berlutut lagi begini sayang"
"Cih, sudah kuduga. Sekarang katakan cepat dimana Jihyun?! Jangan bilang kau sudah mencelakai keponakan kesayanganku itu!"
"Kim Heechul aku sudah bilang jangan kasar! Atau aku akan mengusirmu dari sini"
Heechul mencebik dia memang tak berdaya jika Jungsoo sudah marah lalu menepuk bahu Jinhye yang masih bergetar.
"Kita bicara di atas saja agar kau bisa sedikit tenang"
*
*
"Jihyun menyuruhku menggantikan tempatnya selama tiga bulan, aku juga tak tahu apa alasan nya saat itu" Jinhye duduk di sebelah Soraa yang terlihat perhatian menggenggam tangan nya, Sampai Jinhye heran kenapa wanita itu bersikap begitu.
"Bagaimana kalian bisa bertemu? Dan kau kenapa kau mau jadi penipu seperti ini?!"
"Chuulie diamlah! Jangan ikut bertanya cukup kau dengarkan saja!" Heechul bungkam, lalu memalingkan wajah kesal dengan masih terisak Jinhye menceritakan semua nya, awal pertemuan nya dengan Jihyun dan Jungkook, juga termasuk soal tugas aneh ini dengan bayaran biaya operasi ibu angkatnya yang masih di sandera oleh Jihyun.
"Yatuhan, lalu bagaimana sekarang keadaan ibumu?"
"Jungkook, jadi bocah itu juga tahu soal ini"
"Eomma~ masih di Hongkong. Aku berencana akan melihatnya jika ada kesempatan, tapi karena saat perjanjian awal Jihyun-ssi melarangku jadi aku tak berani menghubunginya. Aku takut eomma celaka"
"Nak, lalu sekarang dimana Jihyun? Apa dia masih di Hongkong sampai sekarang, kau bisa menghubunginya kan?"
Soraa bertanya dengan sabar namun Jinhye menggeleng sedih.
"Seminggu lalu Jungkook menemui ku dia memberi kabar jika Jihyun kecelakaan dan sudah meninggal"
"Apa katamu?!"
"Me...ninggal?"
"Aku sungguh tak tahu dia kecelakaan dimana, Jungkook hanya menunjukkan foto foto Jihyun saat kritis dan ponsel Jihyun juga sudah tak bisa kuhubungi lagi akhir akhir ini"
"Argh! Jihyun? Ini tak benarkan?"
"Kita tak bisa langsung percaya hal ini, pasti Jihyun masih hidup"
"Maafkan aku.....bibi sungguh aku minta maaf" Jinhye sesenggukan, dia sebenarnya ingin memberi tahu keluarga Jihyun soal kabar gadis itu tapi Jinhye takut posisinya akan terlihat bersalah.
"Ya tuhan, semoga saja Jihyun baik baik saja"
Jungsoo mendekati Jinhye dan meraih tangan gadis itu.
"Tapi kami bersyukur bisa menemukan kau akhirnya, Yonghun Hyung dan Hyerin noona pasti akan lega di atas sana melihat kau bisa berada di tengah tengah kami lagi"
"Paman?"
"Jinhye~ sebenarnya.....kau adalah adik kembar Jihyun. Kau adalah keponakan kami juga" Gantian Jinhye yang tersentak kaget dia menatap Jungsoo dan Soraa bergantian juga Heechul yang masih terlihat shok dan kesal.
"Aku....?"
"Nde...akhirnya kami menemukan mu sayang, hiks~ Jinhye bibi lega. Bibi benar benar tak menyangka kau masih hidup" Soraa menangis dan membingkai wajah Jinhye, dia ingat jika bola mata Jinhye berwarna coklat tua dan retina Jihyun hitam legam. Dia sempat melupakan perbedaan si kembar ini.