Chereads / SANG PENYAMAR | Beautiful liar / Chapter 17 - I Hate You (17)

Chapter 17 - I Hate You (17)

"Apa....katamu?"

"Nde....dia! Si bajingan yang selama ini menjadi suami noona adalah selingkuhan tunangan ku, bukankah mereka hebat sekali membohongi kita semua!?"

Sora jatuh tersungkur di lantai setelah mendengar pernyataan mengejutkan dari adiknya, bahkan dia menatap nanar sang suami yang hanya bisa menunduk dengan wajah babak belur dan tubuh luka karena baru di hajar adik iparnya tadi.

"Oppa? Jelaskan padaku, yang di katakan Hyukie bohong kan?" Hyunbin hanya bisa mengangguk lirih, dia tak punya keberanian lagi untuk menyangkal dan Eunhyuk dengan seenaknya pergi setelah melihat noona nya murka memukul suaminya dengan benda apapun yang di dekatnya.

"Oppa teganya kau!!"

Prang.....

Prang....

Suara benda benda jatuh dari dalam rumah kakaknya yang besar dan megah itu terdengar dari dalam, dapat di bayangkan seperti apa ricuhnya di dalam pertengkaran pasangan suami istri itu, Eunhyuk hanya bisa menggeleng menatap nanar pintu kokoh di belakang nya lalu mengusap air matanya dengan siku nya. Semua sudah berakhir, jalinan cintanya dengan Jihyun di pastikan kandas, dan rumah tangga Sora takkan baik baik saja.

"Yatuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?" Eunhyuk menelungkupkan wajahnya pada kemudi, dia menangis sendirian masih tak habis pikir kenapa Jihyun tega mengkhianatinya, padahal dia sudah memberikan semua untuk gadis itu, kesetiaan nya juga dia berikan untuk Jihyun apalagi soal harta, Eunhyuk tak pernah keberatan memberi berapa banyak nominal uang yang di minta kekasihnya, tapi masih saja Jihyun tega mempermainkan perasaan nya.

*

*

Tepat pukul tujuh malam Jungsoo baru saja sampai di kantor LG corp, bertemu dengan Seo Daeyon yang merupakan pengawal pribadi presdir, dengan di antar pria itu Jungsoo bergegas menuju lift untuk bertemu dengan Lee Kanghun, sesuai janji mereka bertemu di telepon tadi.

"Anyeong haseyo presdir, maaf jika malam begini saya mengganggu anda di sini"

Lee Kanghun yang menyambut ramah adik dari mendiang sahabatnya hanya tersenyum, lalu menepuk bahu Jungsoo setelah mereka saling menyapa.

"Gwenchana, ayo silahkan duduk. Kebetulan hari ini aku sedang lembur di kantor. Ada keperluan apa menemuiku Jungsoo-ssi?"

"Ini soal keponakan ku Jihyun dan Lee Hyukjae, putra presdir"

"Soal mereka? Memangnya mereka ada masalah apa?"

"Bukan, hanya saja saya ingin memberi tahu dengan jujur kabar yang mengejutkan pada anda"

"Hah, kabar apa memang nya?"

"Jinhye"

Wajah tua Lee Kanghun terlihat terkejut, dia menatap Jungsoo yang  mengangguk lirih.

"Jinhye masih hidup, dia sudah saya temukan dan sudah bersama kami sekarang"

"Apa katamu? Ya tuhan~"

Jungsoo menceritakan semua nya, dia tak melewatkan satu ceritapun dan Lee Kanghun yang masih terkejut hanya bisa menyimak cerita itu, rahang nya mengeras dengan dahi berkerut, terlihat jika umurnya sudah tua lewat setengah abad lebih.

"Itulah kenapa Yonghun selalu yakin jika putri bungsu kembar nya masih hidup? Dia tak mau membuat pusara untuk Jinhye. Ya tuhan, lalu dimana Jihyun sekarang?"

"Kami masih berusaha mencarinya, Jinhye juga tak tahu dimana keberadaan Jihyun sekarang. Saya yakin dia tak berbohong soal ini"

"Hm nde.....jika memang dia benar benar telah meninggal paling tidak kita harus menemukan makam nya kan? Kita harus memakamkan Jihyun dengan layak. Ahk saya ikut sedih dan berduka semoga masalah keluarga Park ini cepat selesai"

"Terima kasih presdir, saya menceritakan semua ini karena tak ingin keluarga Lee mendengar kebenaran ini dari pihak lain dan mendapat cerita yang berbeda lalu salah paham. Saya takut Jinhye akan di tuduh menipu keluarga Lee, Jalinan persahabatan presdir dengan mendiang Younghun Hyung sangat dekat karena itu saya memilih jujur pada anda dan meminta saran terbaik"

"Gwenchana, kau memang mirip dengan kakakmu hehehe jujur dan sangat setia kawan"

Lee Kanghun terkekeh dan mempersilahkan tamunya menikmati kopi yang baru di hidangkan pegawainya.

"Justru ini kabar baik, syukurlah jika calon menantu yang asli masih hidup, istriku pasti bahagia sekali begitu mendengar kabar baik ini" Jungsoo manggut manggut setuju, sebenarnya dimasa lalu Jinhye lah yang di jodohkan dengan Lee Hyukjae, saat Jinhye baru saja lahir Lee Hana sudah menginginkan Jinhye bayi untuk menjadi menantunya. Mereka sama sama anak bungsu, dan Lee Hana sudah menyukai Jinhye sejak dia masih bayi.

Karena kedua keluarga mereka sudah sepakat, maka saat mereka dewasa kedua belah pihak akan menjodohkan Jinhye dan Eunhyuk. Tragedi kecelakaan tragis yang menimpa Hyerin dan kedua putri kembarnya merubah segalanya.

Jinhye yang saat itu di nyatakan sudah meninggal takkan bisa di jodohkan lagi dengan putra bungsu keluarga Lee, jadilah perjodohan itu di alihkan pada Jihyun karena Park Yonghun ingin tetap menepati janjinya pada sahabatnya.

"Lalu bagaimana dengan Lee Hyukjae? Dia pasti belum tahu soal Jinhye dan kecelakaan itu"

"Nde....sejak dia kecil sampai detik ini kami tak pernah cerita soal itu, kami pikir Jinhye sudah tewas saat kecelakaan itu, ahk bocah itu bahkan belum tiga tahun saat tragedi itu terjadi, malang sekali nasib keponakan mu Jinhye"

"Nde presdir karena itulah kami ingin menebus semua nya. Saya dan Soraa ingin menjaga Jinhye sekarang dengan sepenuh hati"

"Jungsoo-ssi, kau tenang saja soal masalah ini. Aku akan mengajak Eunhyuk bicara dari hati ke hati dan menceritakan semuanya. Aku akan memberi pengertian padanya, mungkin dia belum tahu jika yang bersamanya akhir akhir ini itu Jinhye bukan Jihyun. Jadi akan wajar jika awalnya dia akan kaget"

"Nde presdir sekali lagi terima kasih. Saya lega sekarang"

*

*

*

"Aigoo kenapa pintu nya tak mau terbuka juga?" Jinhye mencoba memasukkan lagi kombinasi pasword yang sangat dia hapal. Tanggal lahirnya, tapi usahanya nihil, kemungkinan ada yang sudah mengganti sandi pintu apartemen nya. Apa itu Lee Hyukjae? Jinhye mencoba menghubungi pria itu, tapi tak diangkat sama sekali bahkan setelah itu hanya terdengar nada mailbox dari seberang.

"Ada apa? Ahk apa yang terjadi? Aku harus mengambil buku Jihyun eonni di dalam, bagaimana ini?"

Gadis itu meremasi tangan nya cemas, kemudian ponselnya dia masukkan lagi kedalam tasnya.

Jinhye memilih turun ke lobby apartemen, bermaksud bertanya pada security apa mereka melihat Lee Hyukjae datang ke tempat ini tadi dengan gigih Jinhye mencoba terus menghubungi ponsel pria itu dan akhirnya di angkat di seberang.

"Oppa! Kau dimana sekarang? Kenapa aku tak bisa masuk ke dalam apartemen ku? Kau mengganti paswordnya ya?" Eunhyuk tak menyahut apapun hanya helaan nafas yang terdengar membuat Jinhye makin bingung.

"Oppa? Kau baik baik saja kan?"

"Kita harus bicara sekarang, aku tunggu kau di parkiran depan apartemen" tak berapa lama panggilan terputus Jinhye hanya bisa menghela nafas lalu berjalan keluar menuju parkiran dan ternyata benar benar menemukan mobil Lamborghini hitam milik Eunhyuk di tempat ini.

"Oppa"

Tok...tok..

Jinhye mengetuk jendela kaca mobil itu dan Eunhyuk yang berada di dalam langsung membuka pintu mobil nya tanpa ikut turun.

"Masuklah, kita bicara di tempat lain" Pria itu berucap dingin, jauh berbeda dari biasanya dia memperlakukan kekasihnya, dengan heran Jinhye masuk dan duduk di kursi penumpang.

"Oppa....kau? Wajahmu kenapa? Kenapa bisa luka~"

"Aku baik baik saja, di kantor tadi aku jatuh" Jinhye tak berani bertanya lagi karena sikap Eunhyuk jutek dan dingin padanya, dengan cepat mobil itu mengebut di jalanan aspal kota Seoul.

*

*

Dua orang itu sampai di taman sungai Han yang sepi malam ini, Eunhyuk yang duduk di kap mobilnya dan menahan dingin, lalu Jinhye yang berdiri di dekatnya dengan tubuh bergidik kedinginan, kerena hanya mengenakan satu lapis mantel hodie tanpa memakai syal tebal.

Hujan salju terlihat mulai turun, namun dua orang itu hanya tetap saling diam membisu, Jinhye yang masih menunggu pria itu bicara dan Eunhyuk dengan aksi diam nya.

"Memang nya oppa tak kedinginan di sini? Kita masuk ke mobil saja ya, dan bicara di dalam, di sini dingin" Sungai Han di depan mereka mungkin sebentar lagi akan membeku, bulan januari ini Salju memang turun makin sering terutama malam ini.

"Seandainya aku melihat salju pertama ini turun dengan orang yang aku cintai, mungkin kisah cinta ku akan abadi, tapi jika melihat salju bersama orang yang aku benci, perasaan benci ini juga mungkin akan abadi. Dan sekarang aku melihatnya bersama mu"

Jinhye yang mendengar kalimat itu mengenyit heran, sebuah filosofi yang akrab di telinga nya tapi kenapa kalimat Eunhyuk kali ini terdengar aneh. dengan wajah bingung dia menatap Lee Hyukjae.

"Kenapa kau lakukan ini Jie-ya? Kenapa kau tega? Apa salahku padamu, apa cintaku belum cukup untukmu?"

Jinhye meremas tangannya makin cemas, dia sungguh kuatir melihat ekpresi Eunhyuk yang memelas, bahkan pria itu menangis dan menengadah menatap langit hitam Seoul yang gelap dengan berlinangan air mata.

"Aku sudah berusaha menjadi pacar yang baik untukmu, aku berusaha memegang teguh kesetiaan bahkan menuruti keinginan mu untuk tak tidur bersama lagi sampai kita menikah, tapi ini balasan nya?"

"Oppa apa maksudmu?"

"Apa belum cukup kesetiaan yang aku berikan untukmu? Apa belum cukup perasaan cintaku untukmu kenapa kau tega berselingkuh? Jawab aku kenapa?!"

Deg...

Wajah Jinhye berubah shok, dia mundur dua langkah dengan bibir bergetar, kali ini Eunhyuk benar benar menangis terisak lalu menatapnya nanar.

"Kenapa kau berselingkuh dengan kakak iparku sendiri? Apa tak ada pria lain yang bisa kau ajak selingkuh selain Hyunbin hyung?" Jinhye menggeleng takut, bukan dia yang berbuat jahat dan menyakiti pria itu tapi kenapa Jinhye yang merasa bersalah. Dia tak tega melihat ekspresi terluka Eunhyuk sekarang.

"Oppa?"

"Kenapa? Apa salahku? Apa kau merasa tertekan selama ini menjadi tunangan ku? Apa sejak lama kau tak menginginkan hubungan ini?" Jinhye menggeleng lirih dengan tubuh lemas, dia tak pernah berpikir untuk menghentikan cintanya apalagi menduakan Lee Hyukjae, demi tuhan Jinhye bahkan rela jika nyawanya bisa di tukar demi melihat pria itu bahagia.

Sekarang pria itu bertanya dengan terisak seakan luka yang di torehkan itu sangat dalam, dan Jinhye makin merasa bersalah karena kelakuan kakak kembarnya. Catat itu.m.

"Maafkan aku ~ atas nama eonni maafkan aku" Jinhye hanya bisa mengatakan kalimat akhir dalam hati nya.

"Jika itu Siwon saja mungkin aku masih bisa memaafkan mu, tapi ini juga suami noonaku, kau tahu aku sangat kecewa. Aku benci kenapa aku masih tak tega mencekikmu atau membunuhmu" Eunhyuk meremas rambutnya, dengan wajah iba Jinhye bermaksud mendekat namun Eunhyuk berdiri dan menunjuk wajahnya.

"Pergilah Park Jihyun! Kita putus mulai detik ini! Jangan menunjukkan wajahmu lagi di depan ku!"

"Oppa? Maafkan aku hiks~"

Jinhye mundur dengan shok, dengan mata basah gadis itu ingin berteriak jika dia tak bersalah, dia bukan Jihyun. namun Jinhye tak sanggup mengucapkan apapun, dia hanya bisa terisak sesenggukan dan berkata maaf berkali kali.

"Jangan sok berakting lagi, buku laknat ini sudah menceritakan monster seperti apa kau sebenarnya! Pergi!!"

Pluk.....

Eunhyuk melempar buku harian itu tepat di muka Jinhye, dan dia yakin pasti pria itu sudah membaca seluruh isinya, yang Jinhye takutkan kali ini benar benar terjadi. Lee Hyukjae terluka saat ini karena Jihyun.

"Oppa aku mohon, dengarkan penjelasan ku dulu! Aku bukan Jie~"

"Pergilah! Aku tak sudi melihatmu lagi, bawa buku terkutuk itu pergi bersama mu dan jangan sok menyesal dengan menunjukkan wajah sok suci mu!!" Jinhye menggeleng lalu mundur perlahan, dia berlari pergi drngan tangis yang berderai dan hati yang sakit. Kenapa di benci pria yang dia cintai rasanya sesakit ini. Jinhye menarik nafas panjang nya memejam dengan air mata terus mengalir membiarkan hujan salju berjatuhan di rambutnya dan seluruh tubuhnya gemetar hingga dia jatuh berjongkok karena tak sanggup berdiri lagi.

"Eomma, hiks~ aku tak sanggup begini?  Aku merindukan mu, aku ingin eomma memelukku" Jinhye menatap langit gelap di atasnya, tubuhnya bergetar bukan karena kedinginan tapi karena sakit seluruh tubuhnya sakit terutama hati nya.

*

*

*

Soraa terlihat mondar mandir di depan pintu kamar berwarna putih yang sekarang di tempati Jinhye, sejak beberapa hari lalu Jinhye memang meminta pindah kamar, dia tak mau memakai apalagi merusak benda apapun milik Jihyun karena itu bukan miliknya. Jungsoo dan Soraa yang maklum dengan keinginan Jinhye akhirnya menyiapkan sebuah kamar untuk Jinhye tempati, tak lupa membelikan juga beberapa baju, perlengkapan wanita dan kebutuhan lain untuk Jinhye kenakan juga setiap hari.

"Oppa apa kata dokter Shin? Bagaimana kondisi Jinhye?"

"Sabarlah, dokter masih memasang infus. Dia terus mengigil dan katanya tekanan darah Jinhye juga drop, semoga baik baik saja"

Sora bertanya begitu suaminya keluar dari kamar itu, Sena masih di dalam menemani Jinhye yang tengah di infus dokter, karena tak tega melihat keponakan nya itu terus kesakitan dan menangis akhirnya Soraa memilih menunggu di luar.

"Dokter"

Pasangan suami istri itu menatap cemas dokter Shin yang baru keluar setelah melakukan tugasnya.

"Syukurlah dia baik baik saja, hanya saja karena lama berada di luar dan kedinginan jadi demam tinggi, saya sudah menyiapkan obat yang harus nona Park minum, dan ingat ganti terus kompres nya jangan lupa paksa dia makan dan minum susu agar segera pulih"

"Nde terima kasih dokter akan kami patuhi" Jungsoo mengantar dokter wanita itu ke tangga hingga pintu keluar dan Sora bergegas masuk ke kamar Jinhye.

"Sena tolong buatkan bubur dan bawakan air putih ya, agar nona mu bisa minum obat"

"Baik nyonya. Akan saya siapkan segera"

"Sena gumawo sudah menemaniku"

"Nde nona istirahat saja ya. Lalu makan buburnya nanti"

Pelayan cantik yang biasanya menjadi asisten pribadi Jihyun kini berganti melayani Jinhye, entah kenapa Sena merasa lebih nyaman dengan Jinhye yang selalu mengajaknya bicara tanpa batasan dan kurang suka di layani terus, Sena seperti di anggap adik atau sahabat bukan pelayan jadilah dia cukup dekat dengan Jinhye sekarang.

"Jinhye~ kenapa kau jadi begini sayang? Apa yang terjadi semalam? Kau pulang larut malam sampai ahjumma akhirnya menemukan kau pingsan di teras rumah. Apa yang terjadi sayang?"

"Imo, hiks Eunhyuk oppa sudah tahu semua nya. Dia minta putus kemarin dan mengusirku"

"Hah? Maksudmu apa sayang? Apa Eunhyuk dan kau bertengkar?"

Soraa mendelik kaget, dia ingat jika Jungsoo menemui Lee Kanghun kemarin malam untuk menceritakan soal Jinhye, apa Lee Hyukjae marah karena merasa tertipu dengan Jinhye selama ini.

"Jinhye apa yang terjadi? Dia sudah tahu jika kau bukan Jihyun?"

"Bukan soal itu"

Sora kebingungan, lalu Jinhye mengambil buku harian milik Jihyun dari laci meja dan membuka halaman yang di lipat dengan tangan gemetar dia memberikan buku itu pada bibinya.

"Imo bacalah ini, itu yang membuat Lee Hyukjae memutuskan Jihyun, dia masih menganggap aku ini Jihyun" Jinhye tak punya pilihan lain membiarkan bibi nya tahu semua nya rahasia Jihyun sekarang. Jika Jinhye terus melindungi kakak kembarnya maka dia yang akan terus di cap bersalah.

"Ya tuhan!? Park Hyunbin kakak iparnya Lee Hyukjae??"

"Nde....Jihyun menjalin hubungan gelap dengan Park Hyunbin dan semua nya sudah terbongkar"

"Astaga anak itu?! Kenapa dia bisa segila ini?! Lee Kanghun dan istrinya pasti marah besar, sayang kenapa kau menutupi semua ini?"