"Direktur Park, maaf sepertinya saya perlu membahas soal file ini sebentar"
"Soal pengadaan properti di proyek Jeju saya sudah meminta sekertaris Han untuk mengurusnya, anda bisa meminta bantuan nya"
"Baiklah, nanti akan saya bicarakan dengan nya, ah sepertinya sudah jam satu waktu jam makan siang?"
"Nde benar juga....cepat sekali sudah sesiang ini"
Jinhye ikut melihat jam tangan nya, meeting sejak tadi pagi sehari setelah dia kembali ke Seoul memang cukup melelahkan, apalagi kondisi Jinhye yang masih sedikit jet lag dengan kepala pusing.
"Direktur sakit? Kau baik baik saja kan?"
"Ngh ye~ hanya sedikit pusing saja, saya akan ke atas dulu"
"Hati hati jalan nya...."
Jinhye berusaha tersenyum dan mengangguk, namun dia tak tahan memijit dahinya, saat akan berjalan tiba tiba dia limbung dan sempoyongan, Jinhye heran apa darah rendahnya sedang kambuh, kenapa pandangan nya jadi berputar putar dan kepalanya makin pusing.
"Direktur?"
Jinhye menoleh dan buru buru melepas lengan Seokjin yang memegangi nya, dia jadi kaget begitu merasa banyak orang yang memperhatikan mereka berdua.
"Saya antar ke atas saja ya? Sepertinya kau sakit?"
"Ngh tidak usah saya baik baik saja kok. Biar saya ke atas sendiri"
"Tapi wajahmu pucat...ayo saya pegangi"
"Biar saya saja yang mengantar tunangan saya keatas!"
"O....OPPA?"
Seokjin dan Jinhye menoleh kaget saat ada suara keras menginterupsi, Jinhye jadi takut jika Eunhyuk bisa salah paham karena melihat Kim Seokjin memegangi lengan dan pinggang nya tadi.
"Biar saya saja yang antar dia keatas, dan manager Kim bisa menyelesaikan kerjaan anda tadi"
"Nde...baiklah. maaf sajangnim Lee"
Kim Seokjin hanya mengangguk kesal dan menatap dari jauh dua orang itu. Dia berdecak kesal, rupanya sulit sekali mengalahkan Lee Hyukjae hingga saat ini. Dulu dia kalah sebelum berperang dan sekarang meskipun bukan lagi Jihyun yang berada di sini, dia kalah lagi.
"Kenapa kau bisa sama manager itu sih?"
"Maksud oppa manager Kim? Dia hanya menawarkan bantuan saja padaku kok"
"Bantuan apa? Dia sampai pegang pegang pinggang mu, kau bilang bantuan?!"
Jinhye menghela nafasnya, saat berada di lift dan hanya berdua Lee Hyukjae itu benar benar menunjukkan kecemburuan nya.
"Oppa, jangan salah paham dulu aku mohon. Tadi dia hanya berniat membantuku"
"Hhah~ sudahlah, aku harap kau berhati hati dengan nya. Dia itu pria brengsek"
"Oppa.... tapi dia tak bersikap kelewat batas kok. Dia cukup sopan padaku"
"Terserah kau, aku tak mau berantem dengan mu karena hal yang sepele begini, pokonya hati hatilah dengan dia"
Pria itu menghela nafasnya, sulit sekali mempercayai seseorang seutuhnya setelah dia pernah di khianati Jihyun, bukan saja saat dulu menjadi tunangan Jihyun saja Eunhyuk harus ekstra sabar menghadapi banyak kumbang pria yang mengelilingi wanitanya, kali ini dia justru lebih kesal lagi karena manager Kim Seokjin yang sangat Eunhyuk tahu dulu menyukai Jihyun, namun sekarang terlihat menatap Jinhye dengan lapar dan tanpa berkedip, rasanya dia ingin mencongkel mata manager playboy itu.
"Oppa jangan marah lagi ya, ahk~ kepalaku kok tambah sakit sih"
Eunhyuk mengangguk, lalu langsung memeluk Jinhye yang hampir saja jatuh, ketika pintu lift terbuka di lantai ruang kerja Jinhye, dia segera membopong Jinhye keluar dari lift, dan berteriak keras memanggil Han sejung.
"Sayang kita kerumah sakit saja ya, atau aku telepon dokter Hwang saja agar kesini, wajahmu tambah pucat begini"
"Iya....aku juga cemas Jinhye-ya, sajangnim benar. Sekarang biar aku telepon dokter Hwang ya"
"Tidak usah, aku baik baik saja, lagipula sudah minum obat kok nanti juga pusing nya hilang eonni" Jinhye berbaring di sofa dan memakai selimut yang di ambilkan Han Sejung, lalu sekertaris cantik itu segera berpamit keluar, begitu paham mereka berdua butuh privasi.
"Kenapa oppa kesini? Memangnya kau tak banyak kerjaan?"
"Tadi eomma menelponku, dia mengundang kau nanti malam di rumah kami, jadi aku kesini sekalian mau mengajakmu makan siang lalu membeli gaun baru untuk acara makan malam nanti"
"Aigoo, maaf....aku sakit begini takkan bisa makan malam nanti, jadi tak enak dengan eommonim"
"Gwenchana, eomma pasti paham dan maklum kok sayang. Yang penting kau sembuh dulu, baru bisa makan malam bersama keluargaku. Aku antar pulang saja ya agar kau bisa istirahat di rumah"
Jinhye mengangguk setuju, lalu beranjak duduk di sofa, meski pusing nya sudah sedikit reda namun tubuhnya masih lemas. Eunhyuk berinisiatif membereskan tas milik gadis itu di meja, dan memasukkan ponsel, lalu mengambil mantel Jinhye di gantungan.
"Aku gendong ya sayang, ayo sini"
"Aissh aku bisa jalan sendiri oppa. Tidak usah, huh~ bisa semua orang melihati kita jika kau menggendongku sampai lobby bawah"
"Hahaha memang nya kenapa? kau kan pacarku"
"Isssh jangan lebay~"
Eunhyuk terbahak lalu memakaikan mantel pada tubuh Jinhye dan menggandeng gadis itu agar tidak limbung saat berjalan.
*
*
TIGA HARI KEMUDIAN.
"Sayang kau masih didalam ya!? Bibi Soraa menyuruh mu cepat turun! Sudah bangun belum sih?"
Tok....tokk.....tok...
"Aish kenapa tak di jawab sih? Jangan jangan dia sakit lagi?"
Eunhyuk langsung nyelonong masuk kedalam kamar itu dengan cemas, setelah bosan mengetuk pintu kamar Jinhye. Pria itu berjingkat masuk dan menatap seluruh isi kamar mencari cari Jinhye.
"Jinhye!"
Kamar kecil dengan perabotan berdesain simple itu itu terlihat kosong, tirai jendela nya berwarna abu abu sudah terbuka lebar, namun sprei putihnya masih berantakan, dan memang benar benar sederhana untuk ukuran nona muda di rumah ini, berbeda jauh dengan kamar yang di tempati Jihyun selama ini, yang lebih besar dan mewah.
"Sayang??"
Eunhyuk melihat tas, make up dan kertas file kantor masih berserakan di atas meja tulis, lalu suara air shower yang masih terdengar dari arah kamar mandi. Rupanya Jinhye masih menyelesaikan ritual mandinya. Di atas sofa kecil pakaian ganti dan baju dalam bersih milik Jinhye tergeletak begitu saja, dan membuat Eunhyuk mengusap tengkuk nya sebal.
"Ckckc~ sembarangan naruh Bra dan panty di sini, benar benar dia heuh? Jika paman Jungsoo yang masuk kesini, bagaimana?"
Pria itu geleng geleng lalu duduk di ranjang, dia bersandar di kepala kasur memposisikan tubuh menjadi berbaring sembari mengecek ponselnya, dan menunggu Jinhye yang masih berada di kamar mandi.
Cklek....
Jinhye baru keluar dari kamar mandi setelah menyelesaikan rutial mandinya, dia berdendang mengikat tali bathrobe nya dan mengeringkan rambut panjangnya yang masih basah dengan handuk kecil, belum menyadari jika ada seseorang yang mengawasi tingkahnya sejak tadi.
"Astaga.....kyaa...mmppt!! Oppa..."
Jinhye menutup mulutnya shok, namun berubah kesal karena pria itu malah terkekeh dan beranjak dari ranjang. Sejak kapan Lee Hyukjae di sini. Malah duduk dengan santai dikasur sejak tadi.
"Kenapa mandi lama sekali sih nyonya Lee? Kau baru keramas ya? Astaga kau kan baru sembuh sayang, kenapa malah keramas?"
"Hissh aku tak sakit parah, apa yang salah dengan keramas, dan oppa juga kenapa kesini, lalu main nyelonong saja masuk kamarku heuh?"
"Hehehe~ tadi bibi Soraa bilang kau belum bangun, jadi aku langsung kesini, dari tadi aku ketuk pintu nya tak kau buka juga, sampai aku cemas jangan jangan kau sakit lagi"
Jinhye menggembungkan pipinya, lalu menyisir rambut panjang nya yang masih basah, bau harum tubuh gadis itu membuat saraf Eunhyuk seketika blank, dan dia sukses bengong di tempat.
"Sayang~"
Gadis itu menoleh, sedikit kaget karena Eunhyuk langsung memeluk pinggang nya dan memuaskan penciuman nya di ceruk leher Jinhye, lalu mencium leher gadis itu.
Dengan minat Eunhyuk juga meremas dada penuh gadis itu yang hanya tertutup bathrobe, gerakan rangsangan itu membuat Jinhye terkejut namun tak bisa menolak, dia memejam menikmati cumbuan Eunhyuk di leher nya yang beberapa kali menjilat dan menggigit lembut, lalu remasan tangan pria itu juga di kedua payudara nya.
"Oppa? Ssh sudah ah geli....."
"Hm....kau belum pakai bra ya?"
"Issh aku baru selesai mandi, belum ganti baju dan dandan juga"
"Tapi kau tetap cantik kok...."
Jinhye mendengus sebal, pria itu makin berani saja, melepas tali bathrobe yang di pakai Jinhye, sampai dia kelabakan karena payudara nya jadi terbuka, demi tuhan Jinhye bahkan belum memakai celana dalam juga.
"Oppa, argh lepaskan, aku mau mengeringkan rambut dulu"
"Nanti saja, aku masih ingin memelukmu, kau benar benar sudah sehat kan? Masih demam tidak, sini aku periksa"
"Hm~ kemarin itu cuma efek jetlag saja, sejak semalam aku sudah sembuh kok, malah kemarin malam aku makan banyak"
Eunhyuk manggut manggut lega masih memeluk pinggang Jinhye, dia membawa Jinhye duduk di pahanya, dan melingkarkan lengan gadis itu di lehernya.
Eunhyuk menarik dagu gadis itu lalu mencium bibir Jinhye, hanya lumatan ringan namun sukses membuat gairah nya mulai meletup.
"Oppa.....jangan ahkk"
"Sebentar saja sayang....kau bilang aku boleh minta kapan saja....aku ingin nyusu sebentar"
"Nghh....iya"
Jinhye hanya bisa mendesah sebal dan terpaksa menurut, dia memeluk leher Eunhyuk yang tengah sibuk menghisap kedua dadanya secara bergantian dengan nafas memburu.
"Oppa udah ah~ geli.....issh"
"Sebentar~...tapi kau suka kan? Kau pasti jadi ketagihan"
"Isssh oppa yang begitu, dasar mesum....lama lama aku bisa habis karena kau minta terus"
"Hahaha~ jika jadi istriku pasti aku akan minta terus" Jinhye geleng geleng dengan wajah merona, lalu langsung melepaskan pelukan Eunhyuk dan buru buru berdiri, karena takut mereka makin lupa diri, dia hanya memakai bathrobe tanpa dalaman apapun, dan Eunhyuk menggelutinya seintim ini.
"Oppa kenapa kesini pagi pagi sekali?"
"Mau mengajakmu ke mall untuk belanja gaun, masa kau lupa sama undangan makan nya eomma nanti malam sih?"
"Aigoo~ maaf aku lupa hehe~ yasudah aku ganti baju dan siap siap dulu ya, sana oppa tunggu diluar dulu"
"Ah shireo, aku tunggu kau ganti baju di sini saja, masa harus keluar juga sih?"
"Yak....Lee Hyukjae!! Jangan macam macam!"
"Aku cuma mau satu macam saja kok sayang hahaaha lagian aku sudah lihat itu mu kok....palli ganti baju cepat"
"Heish diam! Oppa harus keluar dulu sana!" Jinhye berteriak kesal dan menunjuk pintu dengan wajah merah.
"Hehehe oke oke~ hissh kau kejam sekali? Baiklah aku keluar, ingat jangan lama lama dandan nya nyonya Lee"
"Cih....nyonya Lee kepalamu...sana kharago!"
Jinhye mendorong tubuh Eunhyuk yang jauh lebih tinggi darinya hingga pintu, meski pria itu masih terbahak dengan sikap panik nya Jinhye.
*
*
*
Bonjour Apartemen, Paris*
"Kau yakin akan membawanya kembali ke Korea minggu depan? Apa dokter sudah memperbolehkan dia di pindahkan ke rumah sakit Seoul?"
"Jika dia disini terus tak ada gunanya samchon, biayanya juga makin banyak. Aku bahkan sudah menghabiskan hampir seluruh uang Jihyun di bank yang dia simpan kemarin"
"Haaah.....repot juga sih jika dia terus sakit begini? Dia itu sudah mirip boneka hidup, matanya melek tapi dia seperti patung" Hyunsik memijit dahinya kesal, hampir sebulan dia berada di Paris karena terpaksa untuk mengawasi perkembangan Jihyun, namun Gadis itu malah sejak siuman hanya bisa diam di atas ranjang mirip patung hidup.
Dokter bilang ada kerusakan di sebagian saraf motoriknya yang membuat Jihyun terus diam seperti itu, dia hanya akan menatap kosong di depan nya dan menerima nutrisi di tubuhnya dari cairan infus.
"Lalu apa rencanamu Kookie? Kita harus bergerak cepat, dan segera menyembuhkan Jihyun"
"Nde...menyembuhkan dia memang harus, tapi jika dia terus begini aku harus memulangkan dia pada keluarganya"
"Mwo?! Yak....kau itu bagaimana sih? Kenapa malah mengembalikan dia pada keluarganya. Semua rencana kita bisa berantakan semua!"
Park Hyunsik berdecak marah, tujuan nya merawat Jihyun agar gadis itu mau menjadi sekutunya setelah dia sembuh, satu satunya cara menguasai Park Company adalah bersekutu dengan Jihyun yang merupakan pewaris utama perusahaan itu. Jika Jihyun memihak Hyunsik maka Jungsoo bisa saja di lengserkan dari posisi presdir dan dia bisa menduduki tahta itu. Jelas sekali tertulis di surat wasiat Park Yonghun jika Jihyun putri nya adalah pemilik hampir 40 persen dari aset Park Company.
"Jika dia sembuh kita bisa mendepak si penyamar itu jauh jauh dari perusahaan, jika perlu Park Jungsoo juga yang selama ini diatas awan"
"Gureu, setelah kita bawa dia ke Seoul aku akan tetap menyembunyikan Jihyun"
"Nah itu baru keponakan ku yang pintar hahaha"
*
*
*
COEX MALL, JEWELERY DEPT STORE. SEOUL*
Jinhye memasukkan belanjaan nya ke dalam troli, mengecek sebentar apa ada yang kurang lalu mengetuk dagunya dengan jari sembari mengingat ingat apa ada yang perlu dia beli lagi, tadi dia sudah membeli beberapa dres dan rok, juga baju baju dalaman wanita, tidak lupa juga gaun untuk acara makan malam dengan keluarga Eunhyuk nanti malam.
"Sayang, sudah di beli semua belum? Apa yang di beli masih ada yang kurang?"
Eunhyuk tiba tiba nongol saja di dekatnya, padahal tadi pria itu sedang mengobrol manager dept store dan Jinhye yang kaget langsung menggeleng keras.
"Sudah semua kok, gaun nya juga sudah beli tadi kan"
"Sepatu, kau sudah beli sepatu belum? Aigoo perhiasan juga kita belum beli"
"Aigoo oppa, tidak usah beli, sepatuku sudah banyak bibi Soraa sudah belikan kemarin"
"Ck~ tapi aku belum membelikan kau sepatu baru kan?"
Eunhyuk melambai pada pegawai dept store lalu menyuruhnya merekomendasikan sepatu yang paling bagus untuk Jinhye.
"Ayo sayang kita ke etalase tempat area sepatu, kau juga harus beli sepatu baru juga kan, setelah itu baru kita ke toko perhiasan"
"Yasudah ayo"
Jinhye terpaksa menurut, jika sudah ada mau nya Lee Hyukjae itu susah di bantah dan dia juga malas berdebat dengan Eunhyuk di tempat ini.
Pria itu berdiri tak jauh dari Jinhye yang tengah mencoba beberapa pasang sepatu, kesal sekali karena memilih begini membuat Jinhye galau. Semua sepatu itu bagus bagus dan Jinhye jadi bingung untuk memilih.
"Kaki agashi cocok memakai sepatu model apapun, anda benar benar cantik memakai ini"
"Nde sepatu yang itu bagus sayang. Aku juga suka modelnya"
"Iya.... modelnya simple dan elegan, bagus"
"Beli saja semua, kau pantas memakai semua nya kok"
"Aigoo oppa, beli satu sepatu saja sudah cukup"
"Agashi...tolong di bungkus yang rapi tiga sepatu ini ya. Juga semua belanjaan ini"
"Nde sajangnim, akan saya siapkan"
Jinhye tersenyum geleng geleng dengan perintah Eunhyuk, setelah pria itu meminta pegawai dept store membungkus tiga sepatu tadi dia juga memilih satu sepatu pria berwarna hitam di dekatnya.
"Ini bagus.....ah aku mau sepatu ini juga"
"Apa sajangnim ada pilihan lain? Yang model ini juga bagus"
"Hm boleh saya ambil kedua nya saja. Masukkan semua tagihan nya tadi ke sini"
Jinhye hanya bisa bengong dan geleng geleng saat Eunhyuk memberikan Black cardnya pada pegawai dept store, sungguh beruntung sekali Jinhye bisa memiliki kekasih sebaik Lee Hyukjae, dia jadi bisa bebas belanja apapun di tempat ini karena dept store ini milik keluarga Lee. Betapa senang nya memang punya kekasih yang kaya.