"Uhuk uhuk...hoek"
Jinhye segera berlari menuju wastafel di dapur, wajah gadis itu memerah dengan perut bergejolak bahkan dia memuntahkan semua makan siang nya tadi, bersamaan dengan cairan milik Eunhyuk yang tertelan tanpa bisa dia cegah.
"Gwenchana? Sayang kau kenapa, aduh Maafkan aku ya....."
Eunhyuk yang iba ikut memijit tengkuk Jinhye dan mengusap punggung gadis itu, dia lalu mengambil handuk serbet di lemari dapur dan memberikan pada Jinhye. Sepertinya Jinhye kapok begini lagi.
"Ngh~ aku baik baik saja uhuk...."
Jinhye menggeleng, lalu membersihkan bibirnya dengan serbet dan mengusap dada nya. Rasa aneh cairan tadi masih saja tertinggal di lidahnya, dia masih mual.
"Harusnya tadi aku nggak egois minta seperti itu, maaf sayang"
Jinhye tersenyum lalu membalas memeluk lengan Eunhyuk yang merangkul pinggang nya.
"Nggak masalah kok, ahk oppa aku mau numpang mandi dulu ya, ini sudah hampir malam kita bisa telat ke rumah eommonim"
"Hm arra, kau pakai kamar mandi di kamarku saja, letaknya di koridor sana. Masuk saja di pintu yang warna hitam sayang itu kamarku"
"Nde gumawo oppa....aku mandi dulu" Jinhye segera berjalan buru buru ke arah koridor yang di tunjuk Eunhyuk, jujur saja perutnya masih bermasalah dengan rasa aneh cairan yang sungguh tak enak menurut Jinhye.
Drrt....drrrt....
Ponsel milik Jinhye yang berada di atas meja bergetar keras, saat Eunhyuk membiarkan begitu saja benda itu malah terus berkedip kedip dan bergetar, dia akhirnya memberanikan melihat siapa si penelpon itu.
"Tidak ada nama kontak nya? Siapa sih ini? Jinhye juga masih mandi"
Eunhyuk yang merasa risih mengangkat panggilan itu dan mendengarkan suara siapa di seberang.
"Jinhye~ halo, ini Suho oppa, maaf aku menelpon mu.....tadi aku hanya sempat memberimu kartu nama. Aku dapat nomer ponselmu dari teman ku yang katanya kenal dengan Lee Hyukjae dan bekerja di Park company.....kau dan dia sungguh pacaran? Kenapa teman ku bilang pacar Lee Hyukjae itu Park Jihyun? Ini aneh....."
Eunhyuk masih belum menjawab apapun, dia hanya mendengarkan seseorang yang masih mengoceh di seberang sana. Jujur saja Eunhyuk jadi tak suka dengan pria sok tahu yang mengaku teman lama Jinhye.
"Ah maaf jika aku lancang menelpon mu, bisa kita ketemu lain waktu? Aku ingin bicara serius dengan mu, jika kau tak sibuk...."
"-"
"Halo Jinhye? Kenapa kau diam saja sih? Kenapa tak menjawabku?"
"Ehem...."
Suho di seberang sana langsung terdiam, mungkin terkejut karena yang berdehem menjawab ocehan nya bukan suara Jinhye tapi malah suara seorang pria.
"Halo~ apa saya salah menelpon nomer? Ini dengan siapa ya?"
"Aku Lee Hyukjae, ini memang nomer Jinhye, tapi tunangan ku itu masih mandi. Ada keperluan apa menelpon Jinhye?"
Suho terkejut lalu langsung berubah gugup, dia sempat mengoceh soal Lee Hyukjae itu tadi, dan malah pria itu yang mendengarkan ocehan nya.
"Ahk gwenchana, sampaikan saja padanya jika saya menelpon...maaf sudah mengganggu" Suho menjawab dengan pikiran tak karuan, Jinhye mandi katanya dan ponselnya berada di tangan Lee Hyukjae? Sampai sejauh apa hubungan mereka, sampai ponsel bisa di bawa pacar Jinhye juga.
"Tolong jangan sering menelpon kekasihku, dan soal urusan pribadi kami sebaiknya kau jangan ikut campur. Aku tutup dulu"
Klik....
"Dasar!! Sok ikut campur segala siapa sih dia?"
Eunhyuk bersungut kesal lalu melempar ponsel itu di sofa dan membereskan kemeja dan jas nya yang berserakan di sofa tadi
*
*
*
Lee Mansion House**
Jinhye duduk di depan kolam renang yang air jernih biru nya bisa membuat hatinya yang sempat bergejolak tadi bisa berubah cukup tenang, dia mencelupkan sebagian kakinya pada air dingin itu, lalu menikmati indah nya langit malam yang gelap diatas kepalanya, dan mendinginkan hati nya.
"Memang tidak seharusnya aku seenaknya minta di undur, tapi alasanku juga cukup kuat meminta itu"
Perdebatan tadi saat makan malam bersama keluarga Lee, meskipun bukan hal yang mengkuatirkan namun juga membuat gadis itu sempat menangis, dan memilih menyingkir untuk menenangkan diri dari makan malam dengan keluarga Lee yang juga di hadiri paman dan bibi nya.
"Ya tuhan, apa aku sudah salah memilih keputusan ini? Aku tak ingin di cap sebagai perebut kekasih orang. Eonni sebenarnya kau dimana? Akhir akhir ini aku sering memimpikan kau. Apa yang terjadi dengan mu?"
Jinhye menghela nafasnya, ada rasa bersalah dalam hatinya pada Lee Hyukjae dan Jihyun yang entah dimana sekarang. Dia sungguh tak mau menyakiti hati kakak kembarnya terlepas dari Jihyun sudah mengkhianati Eunhyuk. Toh itu masalah mereka berdua, Jinhye tak ingin di sebut sebagai orang ketiga yang memanfaatkan situasi ini.
*
*
"Paman bersyukur karena akhirnya kau bisa bertemu dengan keluargamu bahkan kembali ke tengah tengah kami lagi, tapi paman mohon jangan berpikiran seperti itu Hye-ya"
"Paman, jika Jihyun Eonni mungkin masih hidup apa dia rela melihat Lee Hyukjae menikah dengan ku? Aku tak mau menyakiti hatinya"
"Jinhye! Kau tak menyakitinya! Dia akan maklum karena posisi sebenarnya kau yang di jodohkan dengan Eunhyuk sejak kalian masih kecil. Paman dan bibi akan menjelaskan padanya!"
"Tapi mereka pernah bertunangan dan hampir menikah, jika aku tak muncul mungkin mereka sudah menikah dan hidup bahagia"
"Jinhye~ geumanhe"
Soraa menggeleng meminta Jinhye berhenti dan melirik Lee Hyukjae yang wajahnya sudah mengeras karena emosi, ucapan itu seperti menandaskan dia akan bahagia bersama Jihyun, padahal semua yang di lakukan Jihyun penuh dengan kebohongan.
"Aku hanya meminta pengertian kalian semua...terutama eommonim dan aboenim"
"Jinhye~ keluarga Lee juga sedang meminta pengertian kita.....apalagi kau. Apa sih salahnya jika kalian menikah akhir bulan ini, mereka sudah begitu baik pada kita" Jungsoo mencoba menasehati keponakannya, rasanya dia tak tega melihat wajah Lee Hyukjae sejak tadi.
"Paman aku hanya ingin menunda nya setidaknya sampai kita menemukan eonni dan mengetahui kabarnya"
"Jika selamanya Jihyun tak bisa kita ditemukan, kau takkan mau menikah denganku selamanya?"
"Oppa?"
"Itu mau mu kan? Baiklah, aku takkan memaksamu lagi, terserah apa mau mu Park Jinhye. Sekalian saja semua kita batalkan, tidak usah menikah!"
"Hyukie!"
"Aigoo yeobo bocah itu! Kenapa dia jadi ikutan marah?"
Lee Kanghun dan Lee Hana hanya bisa terkejut melihat anak bungsu kesayangan nya yang ngeloyor pergi duluan dari ruang makan gara gara perdebatan Jungsoo dan keponakan nya tadi yang berlangsung alot, Eunhyuk yang tadinya hanya bisa duduk dan membisu tanpa punya argumen untuk membantah, kini berdiri beranjak pergi setelah membanting serbet dan menjawab lantang ucapan Jinhye dengan mata marah, wajah nya terlihat kesal dengan rahang mengeras yang langsung membuat suasana makan malam yang di harapkan bisa berjalan baik, malah menjadi berubah tegang.
"Sudah.....biarkan dia sendirian dulu. Aku yakin anak kita sudah dewasa dan bisa berpikir panjang"
Lee Kanghun menggeleng melarang istrinya mengejar Eunhyuk yang keluar dari ruang makan dan terlihat naik ke atas tangga, Jinhye mengusap air matanya dengan wajah shok karena tak menyangka Eunhyuk akan semarah itu hanya karena dia mengusulkan pernikahan mereka di tunda sampai Jihyun bisa di temukan, baik dalam keadaan hanya berupa makamnya sekalipun.
Acara makan malam yang di rencanakan keluarga Lee untuk menentukan tanggal pernikahan anak anak mereka akhirnya harus berakhir seperti ini, dan Lee Hana yang kini sedih terlihat di tenangkan suaminya.
"Permisi, saya akan kebelakang dulu"
Jinhye ikut berdiri dan pergi dari ruangan itu. Lalu para orang tua hanya bisa tercenung dengan wajah frustasi, melihat akhir dari makan malam bersama mereka.
*
*
Disinilah sekarang Jinhye berada, duduk di depan kolam renang entah berapa lama untuk merenung, padahal awal februari ini dingin nya udara Seoul sama sekali belum berubah, Jinhye merasa kakinya mulai mati rasa dan dia memutuskan berdiri setelah mengeluarkan kakinya dari air kolam.
"Ahk aku ingin sekali curhat pada appa dan eomma. Seandainya saja mereka masih hidup pasti bisa memberiku nasihat, kalian berdua pasti paham perasaan ku yang tak karuan sekarang. Aku kangen Hyewoo eomma hiks~ ingin sekali pulang dan memeluk nya"
Jinhye mendongak lagi pada langit malam, dia juga merindukan ayah dan ibu kandung nya, sejak tinggal di rumah keluarganya Soraa banyak menceritakan soal Park Yonghun dan Kim Hyerin bahkan Jinhye sekarang memasang foto kedua orang tua nya di samping ranjang kamarnya. Ibu angkatnya memang tinggal juga bersama Jinhye karena dia ingin merawat Hyewoo yang sudah begitu baik membesarkan nya sejak kecil.
"Appa....eomma, aku sangat merindukan kalian"
"Kenapa kau masih di sini? Eomma-ku mencarimu dan kuatir dengan mu"
"Oppa~"
Jinhye menoleh kaget, Lee Hyukjae berdiri tak jauh dari nya membawa mantel coklat tebal dan mendekat pada Jinhye, lalu memakaikan mantel itu pada nya. Pria itu masih memakai setelan jas hitam nya, di tambah dengan mantel hitam juga yang cukup tebal. Tampan, Jinhye tak bisa mendeskripsikan setampan apa Lee Hyukjae saat ini, rasa cintanya pada pria ini yang besar selalu bisa membuat perasaan nya naik turun.
"Pakai mantel ini, udaranya dingin kau bisa jatuh sakit nanti"
"Oppa kenapa mencariku kesini? Aku kira kau sudah tidur?"
"Belum, eomma bilang dia sudah menyiapkan kamar tamu untukmu, istirahatlah disana"
"Gumawo~"
Jinhye tersenyum, wajah Eunhyuk terlihat sudah lebih ramah, tidak sangar lagi seperti dua jam lalu saat mereka bertengkar tadi.
"Oppa, aku minta maaf soal yang tadi.....tolong jangan marah lagi, semua itu aku lakukan karena alasan yang kuat"
"Aku tahu~ aku akan menunggu"
"Oppa~"
Eunhyuk duduk di semen undakan kolam yang cukup lebar, lalu Jinhye memilih duduk di sebelahnya dan meraih tangan nya.
"Lupakan saja soal masalah tadi, itu buruk sekali sampai aku merusak makan malam keluarga kita. aku juga tak serius dengan ucapanku tadi. Maafkan juga ucapanku tadi"
"Terima kasih...dan kau tak perlu minta maaf. Itu bukan salah oppa. Aku hanya meminta waktu padamu dan pengertian mu"
Jinhye mengangguk, lalu bersender di bahu kokoh Eunhyuk di sebelahnya sembari memeluk lengan kekar pria itu. Eunhyuk balas memeluk juga menepuk bahu Jinhye, dan mereka saling diam beberapa saat.
"Hubungan kita memang tak bisa terlepas dari Jihyun, aku memahami soal itu, hanya saja aku mohon satu hal padamu"
Jinhye menoleh lalu menatap mata mono pria itu.
"Terlepas dari kau hadir atau tidak dalam hidupku, seandainya aku dan Jihyun mungkin menikah, hubungan kami pada akhirnya juga akan berantakan dan berakhir tragis, jadi jangan merasa lagi kau menjadi pihak ketiga di antara kami"
"Oppa paham dengan perasaan ku?"
"Hm~ aku tahu pasti itu yang mengganggumu sejak tadi sampai kau punya banyak alasan meminta waktu untuk menikah denganku. Lalu sampai kapan kau meminta waktu hm?"
"Aku juga punya alasan lain nya, hm~ Aku ingin kuliah dan paman Jungsoo sudah setuju, jadi aku sedikit ragu apa bisa menjadi istrimu yang baik jika aku sendiri sibuk dengan kuliah.....hanya sampai Jihyun eonni pulang, kau mau menuggu kan?"
"Jika dia tak pulang juga bagaimana? Kau tega? Hanya sampai tiga bulan kedepan? saat bulan April tepat hari ulang tahunku, kau mau tak mau aku akan memaksa menikahimu"
"Oppa maafkan aku~ baiklah paling lama sampai bulan April....aku setuju"
Jinhye menunduk dan meremas tangan nya, lalu Eunhyuk menggenggam nya lagi dengan lembut.
"Satu hal yang harus kau tahu, aku mencintaimu....Park Jinhye-ssi, soal kuliah mu kan kau bisa mengambil jalur daring, itu tak masalah untukku dan aku akan selalu mendukung mu"
Eunhyuk membuat pengakuan itu, meski bukan pertama kali dia mengucapkan kalimat cinta itu pada Jinhye
"Aku mencintaimu bukan karena kau adik kembar Jihyun atau karena wajah kalian yang sangat mirip. Kau pasti berpikir seperti itu juga kan?"
"Oppa, maafkan aku~ iya, hhah..... jujur saja aku takut kau seperti itu, Jihyun eonni bagaimanapun pernah jadi pacarmu dan mungkin saja masih ada dia di antara kita"
"Aku juga sering bertanya pada hatiku, aku juga ingin menyakinkan perasaanku apa aku benar benar mencintaimu, bukan karena kau adik kembar Jihyun yang wajah kalian sulit dibedakan""
"Lalu?"
"Jangan meragukan perasaanku lagi hm...kau dan Jihyun itu berbeda, kalian dua orang.....dan sama sekali tak sama. Aku sangat bisa membedakan kalian berdua sekarang"
Jinhye mengangguk dan tersenyum sumringah, dengan lega dia memeluk pinggang Eunhyuk, yang kini mengusap punggung sempitnya.
"Terima kasih, aku juga mencintaimu Lee Hyukjae"
"Tuhan mempertemukan kita karena takdir, jangan berpikir lagi aku masih memiliki perasaan cinta pada kakakmu"
"Nde...aku janji takkan meragukan mu lagi"
Eunhyuk tersenyum lalu menarik dagu Jinhye hingga kedua wajah mereka saling berdekatan dengan mata saling menatap lembut, pria itu menarik tengkuk Jinhye lalu melumat bibir ranum itu yang kini menjadi candu nya. Kedua lengan gadis itu beralih memeluk leher kokoh dan duduk dengan nyaman di paha Eunhyuk dengan bibir mereka saling mencecap dan melumat dengan nikmat, tangan Eunhyuk juga mengusap punggung Jinhye masuk kedalam mantel dan dres gadis itu lalu meremas pinggang Jinhye.
"Saranghae"
*
*
*
"Apa tuan mudamu sudah bangun ahjumma? Sekalian panggilkan Jinhye juga, bilang pada mereka kami sudah menunggu di ruang makan"
"Nde nyonya besar saya akan ke atas, memanggil tuan muda dan nona Jinhye"
"Tidak usah~ tunggu saja mereka turun dan kesini, kenapa kau masih resah saja memikirkan mereka yeobo?"
Lee Hana menghela nafasnya, dia melirik sang suami yang tengah membaca koran pagi dan menyeruput kopi nya.
"Yeobo~ kau lupa bagaimana Hyukie langsung pergi setelah marah pada Jinhye kemarin, lalu Jinhye aku lihat dia melamun di kolam renang sendirian, Jungsoo dan istrinya bahkan tak bisa pamit pada mereka semalam"
"Sudahlah, mereka itu bukan anak kecil lagi yang harus kita atur, biarkan saja mereka yang memutuskan masa depannya sendiri, kita orang tua hanya bisa mendukung apapun keputusan mereka"
"Yeobo~ ahk kau bagaimana sih, jika mereka batal menikah aku yang akan sedih dan stres"
Lee Kanghun terkekeh dengan rengekan istrinya, sepertinya yang sangat semangat dan antusias dengan pernikahan putranya dan Jinhye malah Lee Hana.
"Pagi eomma sayang, pagi aboeji sayang" Lee Hana dan suaminya kontan menoleh, sedikit terkejut karena Eunhyuk masuk ke ruang makan ini tak sendirian, melainkan bersama Jinhye yang dia gandeng erat dengan penampilan mereka yang sudah rapi.
"Selamat pagi eommonim dan aboenim"
"Ayo duduklah sini Jinhye, sarapan dulu bersama kami. Bagaimana tidurmu nak? Nyaman tidak kamar nya?"
"Nde gamsahamnida eommonim, kamarnya nyaman sekali"
"Sepertinya ayah dan ibumu ketinggalan berita penting ya?"
"Kalian turun bersama, apa sudah baikan?"
Wajah Jinhye menunduk bersemu karena godaan ibu dan ayah calon mertuanya, dia menoleh pada kekasihnya, namun Eunhyuk malah acuh saja menyesap kopi espresso nya yang baru di hidangkan ahjumma Han.
"Aku takkan tahan ngambek lama lama dari Jinhye, kalian lihat sendiri kan kalau kami sudah baikan lagi"
"Haish~ dasar bocah kekanakan seharusnya kau tidak mengacaukan acara makan malam kemarin dengan ngeloyor pergi begitu saja"
"Mianhae eomma, nanti aku akan minta maaf juga dengan paman Jungsoo. Hm sudah hampir jam delapan kami berangkat duluan ya"
"Jangan lupa jam sebelas nanti kita ada meeting penting. Aboeji tunggu kau di kantor"
"Nde aboeji aku takkan lupa kok, aku akan antar Jinhye dulu sebelum berangkat ke kantor, kajja sayang nanti kita kesiangan"
"Saya pamit dulu, terima kasih sudah mengijinkan saya menginap di sini"
"Hati hati ya, jangan lupa menginap lagi di sini lain waktu chagi"
"Nde eommonim terima kasih"
Lee Hana ikut berdiri lalu memeluk Jinhye yang berpamitan dan membungkuk pada kedua calon mertua nya.
*
*
Eunhyuk berdecak sembari melihat jam tangan Daniel Wellington di lengan kirinya, setelah menurunkan Jinhye di kantor Park company dia baru sadar jika ponsel gadis itu tertinggal di mobilnya, ini salahnya juga karena dia selalu minta ciuman yang sedikit frontal tadi sampai Jinhye buru buru turun dari mobil nya.
"Ah sial~ aku harus putar balik lagi deh, Huhh kenapa Jinhye ceroboh sekali meninggalkan ini"
Eunhyuk berharap semoga dia tak telat ke kantornya, mengingat sejak tadi Donghae sudah bawel menelpon nya.
"Tolong biarkan mobilku di sini saja ahjussi, aku hanya sebentar"
"Nde siap sajangnim"
Ketika sampai di lobby kantor Eunhyuk langsung turun dari mobil dan masuk ke pintu kaca, dia berjalan buru buru di lobby bermaksud naik ke atas dimana ruangan kerja Jinhye berada.
"Oppa kenapa kau kesini? Aku kira~"
"Aku merindukan mu Jinhye-ya"
Suho yang mencegat Jinhye di depan lift langsung memeluk gadis itu tanpa ijin, dengan kaget Jinhye tak sempat menolak dan hanya bisa diam.
"Oppa~"
"Maaf, aku menyesal sudah pergi darimu saat itu, seharusnya aku setia padamu dan tetap mempertahankan cinta kita"
"oppa~ tolong lepaskan aku, jangan seperti ini" Eunhyuk berdiri tak jauh dari tempat itu, dia meremas ponsel milik Jinhye dan menatap nanar dua orang itu yang sedang berpelukan.