Eunhyuk mengantar Jinhye ke rumah sakit agak siang setelah mereka dari kantor kejaksaan untuk memberikan kesaksian soal kasus penyekapan Jinhye kemarin.
Kyuhyun dan Tim nya berjanji akan berusaha sekuat tenaga untuk menemukan dalang dari aksi penculikan itu, lalu apa tujuan mereka menukar posisi Ji-hyun dan Jinhye lagi diam-diam.
Eunhyuk juga memberikan informasi pada adik sepupu nya itu jika dua hari yang lalu dia sempat menguping pembicaraan asisten Yoon dan sekertaris nya Park Jungsoo tentang sebuah rencana besar.
Meski belum tahu rencana apa itu tapi Eunhyuk yakin itu bukan hal yang baik untuk keluarga Park.
Jinhye memasak di apartemen Eunhyuk tadi pagi dan membawa kan bekal makan siang hasil masakan nya untuk paman Jungsoo dan bibi Soraa, mereka menyambut keponakan nya itu dengan haru dan memeluk Jinhye lega begitu melihat gadis itu sampai di rumah sakit bersama Eunhyuk.
"Hyuk terima kasih banyak, kau sudah menjaga keponakan ku juga menolong nya kemarin, kami benar-benar berterima kasih padamu"
"Sama-sama paman, itu sudah kewajiban ku karena Jinhye tunangan ku, juga calon istri ku" Eunhyuk menjawab dengan senyum lebar sementara Jinhye terkejut dan memukul lengan pria itu.
"Oppa mulai lagi kan? Kau selalu saja~"
Soraa yang melihat mereka terkekeh lalu mengangguk setuju.
"Eunhyuk benar juga dear, setelah ini kalian harus Cepat menikah, Ji-hyun sudah kita temukan jadi tak ada alasan lagi pernikahan kalian di tunda tunda terus"
Jungsoo ikut manggut-manggut sementara Jinhye menunduk cemas dan meremas ujung rok nya, dia sebenarnya masih memikirkan nasib kakak kembar nya yang saat ini tergolek tak berdaya di ranjang pesakitan.
"Tapi eonniku masih sakit samchon, aku mencemaskan keadaan nya" Jinhye hampir menangis saat Eunhyuk mengusap rambut indah terurai nya.
"Nan gwenchana yang penting dia sudah kembali di sisi keluarganya, kita obati Jihyun sekuat tenaga sampai dia sembuh seperti sedia kala"
"Gumawo oppa, kau sudah mau memaafkan semua kesalahan eonni"
Eunhyuk mengangguk lirih, dia juga merasa tak ada gunanya nya menyimpan dendam pada orang sakit, yang penting saat ini dia sudah bersama Jinhye tunangan nya yang sesungguhnya.
"Hyuk lalu bagaimana perkembangan kasus itu, apa pelaku nya Sudah di tangkap? Siapa dia sebenarnya? Aku takkan mengampuni nya jika mereka tertangkap, Jinhye sampai luka-luka karena penculik itu"
"Belum paman, saat ini tim nya Kyuhyun masih berusaha, mereka menahan semua orang-orang yang kemarin menyekap Jinhye hanya saja susah sekali tikus-tikus itu mengaku, aku sudah memberi Kyuhyun informasi juga soal sekertaris paman"
"Hah~ syukurlah, Untung saja kau cepat menghubungi ku, di kantor kau juga menempatkan asisten Kim aku jadi lega, semua sudah ku duga, untuk mencari dalang nya pasti sulit, yang penting dua keponakan ku sudah kembali di sisiku, itu sangat melegakan"
"Nde jika di sana ada asisten Kim sekertaris Jang tidak akan punya ruang gerak luas, aku sudah meminta dia menempatkan banyak alat sadap agar kita bisa tahu kegiatan nya" Eunhyuk mengangguk, saat ini mereka semua duduk di bangku koridor dan terlihat mengobrol serius.
"Hye, ada yang ingin imo tanya kan soal kejadian saat kau kecil apa kau ingat seperti apa pria yang membawamu ke panti asuhan dan menitipkan kau di sana?" Jinhye nampak berpikir keras, dia mengerutkan dahinya lalu menjawab ragu.
"Aku curiga pelaku nya sama dengan yang mencelakakan Hyerin eonni dulu dan memisahkan Jinhye jauh dari keluarga nya" ujar Soraa cemas.
"Soal kecelakaan eomma? Apa kecelakaan itu di rekayasa paman?" Tanya Jinhye kaget.
"Nde ada kecurigaan seperti itu, tapi kepolisian kesulitan mencari pelaku nya, akhirnya kasus itu di tutup dan hanya di anggap kecelakaan biasa karena kelalaian mendiang sopir Han" jelas Jungsoo.
Jinhye-ya coba kau ingat wajah pria itu apa kau bisa mengingat nya?" Tanya Soraa.
"Anniyo, aku tak ingat, ibu panti asuhan hanya bilang jika aku anak yatim-piatu yang orang tua nya sudah meninggal, pria asing itu memberikan sebuah kalung emas berbandul huruf Jinhye, namaku pada ibu panti yang katanya dia temukan di tubuhku"
"Mwo?? Kalung?" Sentak mereka.
"Oppa~ apa mungkin itu kalung hadiah untuk Jinhye dari Hana eonni? Jinhye memang tak pernah melepas kalung itu kan?" Gumam Soraa kaget
"Benar juga? Dia juga memakai nya saat kecelakaan itu terjadi, Aku sempat lupa soal kalung itu" Jungsoo dan istri nya saling berpandangan, pun Eunhyuk yang baru tahu soal itu ikut terkejut.
Mereka berdua baru ingat jika ada sebuah kalung yang sempat Lee Hana, ibunya Eunhyuk berikan pada Jinhye saat ulang tahun Jinhye yang ke dua tahun, jadi itulah benda yang membuat Jinhye yakin itu Kalung yang berharga. "Jadi eomma ku pernah memberikan hadiah kalung pada Jinhye?" Ujar Eunhyuk.
"Iya ....itu hadiah saat Jinhye ulang tahun yang ke dua, dia memberi kalung itu pada Jinhye sebagai tanda Jinhye calon menantu nya" Jelas Soraa
"Nde benar tak salah lagi pasti kalung itu? Apa kau masih menyimpan nya Hye?" Tanya Jungsoo lagi dengan serius.
"Nde aku masih menyimpan Kalung itu, paman" Eunhyuk mengangguk lega dengan jawaban Jinhye, dia rasa semua teka teki ini makin terkuak banyak, jika saja Eunhyuk tak pernah bertemu Jinhye selamanya, pasti dia takkan pernah tahu rahasia lama itu.
"Jadi mungkin saja pelaku yang sekarang ada hubungannya dengan pelaku kecelakaan bibi Hyerin dua puluh tiga tahun lalu?" Tanya Eunhyuk makin curiga.
"Apa mungkin?" Soraa mengigit bibirnya cemas.
"Itu bisa saja, sampai sekarang tak ada yang tahu siapa pelakunya" Jungsoo dan Eunhyuk sama-sama berpikir keras.
Sora tiba-tiba menggenggam tangan Jinhye.
"Dear, jaga diri mu baik-baik ya, kau masih dalam bahaya, imo sungguh takut jika mereka berusaha mencelakai mu lagi"
"Bibi tenang saja aku takkan jauh-jauh dari Jinhye kok, jika perlu aku akan menjaganya 24 jam" ucapan Eunhyuk itu membuat pipi Jinhye bersemu.
"Oppa kita harus mengajak keluarga Lee berunding secepatnya soal pernikahan mereka, aku takut jika penjahat itu masih mengincar keponakan kita, lagipula selama ini semua orang hanya tahu jika Ji-hyun tunangan nya Eunhyuk bukan Jinhye" usul Soraa pada suaminya.
"Nde kau benar, kalian juga jangan ragu lagi untuk secepatnya menikah, aku akan meminta Kanghun Sunbae mengumumkan soal ini juga, soal Jihyun biar jadi urusan kami, dia akan baik-baik saja dan mendapatkan perawatan yang terbaik"
"Sayang kau dengar juga kan? bibi dan paman mu sudah setuju? Jadi kita temui bersama kedua orang tua ku nanti ya, agar semua orang juga tahu calon istri ku itu Park Jinhye"
Jinhye yang masih belum menjawab apapun masih menunduk, Eunhyuk menggenggam tangan nya dan meyakinkan kekasih nya.
"Jadi aku juga bisa menjagamu sepenuhnya jika kita sudah menikah nanti, aku yakin penjahat itu takkan bernyali besar mencelakakan mu jika kau bersama ku" Jungsoo mengangguk setuju, ikut membujuk Jinhye.
"Nde, Eunhyuk benar"
"Baiklah, kita temui paman dan bibi Lee nanti, tapi aku ingin menemui Ji-hyun eonni dulu sebelum pergi kesana" Jinhye berdiri dari kursinya setelah setuju dengan usul mereka, dia berjalan ke pintu ruangan rawat dimana Jihyun terbaring tak berdaya.
*
*
*
"Eonni, bagaimana kabarmu?"
Jinhye duduk di kursi kecil di pinggir ranjang rawat, mengusap tangan kakak kembarnya dengan handuk basah dan menahan tangis nya.
"Aku minta maaf karena tak bisa menolong mu saat kau sakit, aku juga minta maaf karena berani merebut tunangan mu, eonni pasti akan sangat marah dan membenciku kan?"
Jinhye mengusap air mata nya, tak ada reaksi apapun dari Jihyun sedikit pun, gadis itu hanya duduk bersandar di bantal tinggi, dengan alat infus menancap di lengan kirinya, lalu selang oksigen di hidung nya juga alat detak jantung di tubuh nya, dia hanya bisa menatap kosong ke depan, dan bagaikan sebuah boneka hidup.
Diagnosa dokter yang mengatakan jika saraf motorik Jihyun rusak parah dan juga ada kerusakan pada sebagian saraf otak nya untuk merespon sekitar nya, hingga membuat kondisi nya jadi mengenaskan seperti ini.
"Eonni, aku sungguh ingin kau sembuh agar aku bisa minta maaf padamu dengan benar, jika saja aku bisa menggantikan sakit mu ini, aku rela"
Jinhye sesenggukan, ikatan batin sebagai saudara kembar membuat dia mencintai Jihyun dan memaafkan semua kejadian kemarin, Jinhye hanya ingin kakak kembarnya ini sembuh dan bisa hidup normal, juga bertobat dari semua dosanya.
"Eonni, aku sangat menyayangimu, kita memang tak tumbuh besar bersama tapi selama sembilan bulan kita bersama di rahim eomma kita, aku janji akan menjagamu eonni" Jinhye akhirnya menghela nafas pasrah setelah tak ada sahutan apapun, dia berdiri lalu membelai rambut Jihyun yang tertutup kain hijau rumah sakit.
"Cepat sembuh eonni, maafkan aku karena sudah berani mencintai tunangan mu" Eunhyuk yang baru masuk ke ruangan ini dan memakai baju steril juga, mendekati Jinhye yang masih terisak, dia memeluk gadis itu dari belakang dan menatap Jihyun.
"Uljima hm~ dia pasti akan segera sembuh" hibur Eunhyuk.
"Dia pasti akan membenciku oppa? Saat dia tahu kita menikah dia pasti akan sangat membenciku?" Tangis Jinhye.
"Sudahlah jangan berpikir buruk lagi sayang, Jihyun pasti akan mengerti dan maklum dengan kejadian ini, dan jangan terus berkata kau merebut miliknya....sejak awal aku bukan tunangan nya yang sebenarnya, hm~~"
Eunhyuk menggeleng tak setuju, dia yakin Jinhye tak pernah merebut apapun, toh kebenaran Nya dia dan Jinhye memang sudah bertunangan sejak kecil, justru Jihyun yang menjadi pihak ketiga dari mereka.
*
*
Hans boutique, Seoul
"Aigoo agashi cantik sekali?" Pujian itu terdengar di ruang rias butik dari beberapa pegawai yang membantu Jinhye berganti gaun pengantin.
"Nde gumawo, saya sedikit tak percaya diri" Jinhye menggeleng saat menatap cermin besar di depan nya.
"Ah nona Park memang cantik kok, anda justru makin bersinar, gaun ini jadi makin indah jika Anda yang memakai" ahjumma Hwang yang merupakan Desainer gaun pengantin itu ikut memuji tulus, dia yang di minta Lee Hana menyiapkan semua pakaian untuk acara sakral itu.
"Terima kasih nyonya Hwang" Jawab Jinhye lega.
Hari ini Eunhyuk membawa Jinhye ke butik besar daerah Gangnam yang sudah di tunjuk oleh Lee Hana untuk mencoba pakaian pengantin mereka yang sudah jadi.
Pria itu terlihat sangat bahagia setelah penantian nya yang cukup melelahkan menyakinkan Jinhye, akhirnya gadis itu bersedia menikah dengan nya dan tak menunda lagi rencana di mereka itu.
Seminggu lagi mereka akan menikah, awal bulan Maret musim semi ini adalah yang spesial untuk mereka, segala persiapan sudah hampir seratus persen, bahkan gedung resepsi di hotel mewah TLJ world juga sudah di siapkan, meski akhirnya batal, karena Jinhye menolak menikah dengan pesta yang mewah.
Karena Jihyun masih sakit dan tak ada kemajuan apapun pada kondisi kakak kembarnya selama satu bulan ini, Jinhye berpikir lebih baik dia menghargai kakak kembarnya yang masih sakit dan menikah dengan acara yang sederhana saja, yang penting acara itu sakral dan juga berjalan lancar.
Eunhyuk akhirnya setuju meski agar keberatan, dia terpaksa menuruti syarat dari Jinhye asalkan wanita yang di cintai nya itu tak lepas lagi dari jangkauan nya.
"Tuan Lee, silahkan masuk pengantin anda sudah siap, kami akan melakukan foto pre- wedding sekarang"
"Oh nde gamsahamnida agashi"
Eunhyuk yang tadi sudah berganti setelan jas hitam, tengah duduk di luar ruangan ganti, dia menunggu Jinhye bersiap dengan jantung berdebar, pria itu langsung berdiri dari kursi nya begitu namanya di panggil.
Eunhyuk berjalan masuk ke ruangan dengan korden putih itu lalu menemukan Jinhye yang berdiri di depan cermin besar dengan gaun pengantin putih yang mekar di bawahnya dan berenda panjang dengan hiasan pita dan bunga di rambut coklat Jinhye tengah tersenyum pada Eunhyuk.
"Nah saya permisi dulu ya, akan saya suruh fotografer nya bersiap dulu, Kalian tunggu saja di sini" Eunhyuk masih bengong di tempat menatap wajah cantik Jinhye dari cermin besar itu.
"Ngh nde nyonya Hwang, terima kasih" Nyonya Hwang tersenyum dengan reaksi pria muda itu, lalu segera pergi dari ruangan itu bersama dua pegawai nya tadi
"Oppa, kau sudah ganti pakaian kan?" Eunhyuk mengangguk lirih, masih menatap Jinhye dari cermin, dia tak menyangka jika wanita itu bisa menjelma bak bidadari dengan gaun itu.
"Cantik sekali...astaga aku sempat tak mengenalimu Hye" Eunhyuk membeo lagi, dia menggaruk rambut coklat nya gugup karena Jinhye terkekeh lalu berbalik menghadap nya.
"Oppa kenapa sih? Kau aneh sekali?"
"Hah~ sungguh aku benar-benar tak menyangka kau bisa secantik ini Hye, aigoo~ aku deg deg an"
"Aku gugup, gaun nya agak berat juga dipakai, semoga saja saat pemotretan nanti aku tak pingsan"
Jinhye tersenyum dengan wajah bersemu, Eunhyuk yang terkekeh memeluk pinggang ramping nya dari belakang, lalu mencium bibir merah Jinhye singkat.
"Lipstik dan riasan mu bisa berantakan jika aku kalap mencium mu hm, jadi kita selesaikan pemotretan ini dulu ya" Pria itu berbisik geli di telinga nya dan membuat wajah Jinhye makin merah karena malu.
*
*
The wedding**
Halaman luas Mansion Keluarga Lee sore hari ini disulap menjadi tempat resepsi pesta pernikahan putra bungsu mereka, menjelang matahari terbenam di bulan Maret musim semi ini acara sakral itu di mulai, terlihat cukup sederhana karena mereka tak melakukan pesta resepsi out door itu di hotel mewah, tapi malah hanya merayakan di halaman belakang mansion luas itu.
Keinginan Jinhye yang dihormati oleh Eunhyuk dan keluarga nya mengingat kakak kembarnya masih sakit, dan Eunhyuk juga tak terlalu memusingkan, dimana pun dia menikah asalkan itu bersama Jinhye dia bahagia.
Sejak satu jam lalu dua orang itu telah resmi menjadi pasangan suami isteri, banyak ucapan selamat pada Eunhyuk dan Jinhye yang berdatangan dari undangan yang merupakan keluarga dan teman dekat kedua keluarga, mengingat keluarga Lee memutuskan untuk membatasi Jumlah undangan yang hadir dan menjadikan acara itu privat.
Eunhyuk tak pernah sedikit pun mau jauh dari Jinhye sejak tadi,
Mereka terlihat mengobrol dengan kedua orang tua pengantin pria, mendapatkan banyak nasihat dan wejangan dari kedua keluarga, pun Jungsoo dan Soraa yang sudah bisa berlega hati karena sudah melaksanakan keinginan mendiang kakak mereka.
*
*
*
Setelah acara resepsi sederhana itu berakhir Eunhyuk dan Jinhye sepakat akan menginap di rumah keluarga Lee malam ini sebelum pindah ke apartemen mereka nantinya, jadi setelah paman dan bibinya juga ibu angkatnya berpamitan pulang, Jinhye melepas orang-orang yang dia sayangi itu dengan rela.
"Adeul ajak istri mu istirahat ke kamar mu sana, dia pasti lelah"
Perintah Lee Hana lembut.
"Nde eomma, gumawo. Kami naik ke atas duluan, selamat malam"
"Eomma-nim Terima kasih, kami naik duluan ya, selamat malam" Jinhye memeluk ibu mertua nya itu, sungguh tak menyangka jika hidup nya akan berputar hampir tiga ratus derajat dan tiba-tiba menjadi menantu Keluarga Lee yang cukup di hormati di negara ini.
"Nde sayang, selamat beristirahat juga ya, koper mu sudah di antarkan ahjumma Jung ke atas jadi jangan cemas" Lee Hana tersenyum sembari memperhatikan anak dan menantunya itu naik bersama di tangga besar mansion nya, dia menghela nafas lega lalu menyebut nama Park Hyerin sahabat nya.
"Hyerin-ah kau lihat kan? Yonghun oppa, kau pasti juga bahagia disana? Anak anak kita akhirnya bisa menikah, aku bahagia dan lega menantuku akhirnya kembali dan kita sudah menjadi satu keluarga"
Wanita tua itu mengusap air matanya, seminggu yang lalu dia memang mendatangi makam kedua orang tua Jihyun dan Jinhye di kota Busan, dia juga meminta pasangan Park itu merestui rencana nya agar pernikahan anak anak mereka berjalan lancar.
*
*
*
Jinhye tengah membuka koper putih yang tadi sengaja dia bawa, gadis itu terlihat mengambil baju piyama coklat dan dalaman, juga menggelung rambut panjang nya di depan cermin, setelah ini Jinhye berencana akan mandi dulu sebelum pergi tidur.
"Oppa, piyama mu ada di atas meja situ, ah aku bingung kau suka pakai piyama yang mana biasanya?" Eunhyuk baru saja selesai mandi, hanya memakai bathrobe putih dan tengah mengeringkan rambutnya.
"Piyama yang ini juga boleh kok" dia menganggguk lalu menatap dari belakang wanita yang saat ini telah resmi menjadi istri nya dan sedang sibuk menggelung rambut nya di depan cermin.
Cantik sekali sampai Eunhyuk berkali kali terus terpesona pada wanita yang mengambil seluruh hatinya itu.
"Sayang...kau belum mandi hm?"
"Belum, sebentar lagi"
Jinhye menghentikan kegiatan tangan nya merapikan rambut nya, dia tiba-tiba berdebar saat Eunhyuk memeluknya dan menghirup wangi rambut nya.
"Ada apa oppa?"
"Kau sudah wangi kok, aku suka harum mu"
Pujian itu membuat wajah Jinhye merona.
"Kau juga cantik sekali hm~ Donghae dan Minho terus menggoda ku tadi, Chris juga iri luar biasa karena istriku Lee Jinhye Sangat cantik"
Eunhyuk terkekeh sembari bercerita soal bercanda nya dengan teman-teman nya di pesta resepsi pernikahan nya tadi.
"Ah Donghae Sunbae kan sudah punya Sejung eonni, jika Minho-ssi aku tak tahu siapa pacarnya, lalu Chris juga menggandeng pacarnya kan tadi?" Tanya Jinhye asal.
"Minho itu pacar nya Taemin~ memang nya dia minat pacaran, jika di otaknya itu hanya ada mengurus kasus dan kasus kejahatan, mana ada waktu dia untuk pacaran" cerita Eunhyuk lagi agar Jinhye tak terlalu gugup dengan suasana romantis ini.
"Chris bilang yeoja yang dia ajak tadi hanya teman kerja nya, dia masih suka kencan sana sini ckck~ masih saja seperti dulu"
"Benarkah oppa?"
"Nde ....." Angguk Eunhyuk yakin.
"Hm Minho-ssi seperti itu karena dia seorang polisi kan? Aku dengar dia rekan kerjanya Kyuhyun-ssi"
"Hm nde pajeo, mereka satu tim di kantor kejaksaan, mereka juga yang sudah membantu ku mencari mu saat kau di culik" Jinhye manggut-manggut paham lalu berbalik pada Eunhyuk yang masih memeluk pinggang ramping nya.
"Oppa sudah mengantuk?" Tanya Jinhye dan memeluk leher kokoh pria itu.
"Belum sih~"
Eunhyuk menggeleng masih menatap wajah cantik istri nya itu lekat, seperti mimpi jika akhirnya dia menikah dengan Park Jinhye bukan Park Jihyun
Tapi mulai saat ini Jinhye adalah istri nya, wanita yang akan selalu dia jaga dengan segenap hati nya karena tadi dia telah berjanji di hadapan tuhan meletakkan Jinhye di atas segala nya dan di bawah kecintaan nya pada tuhan.
"Saranghae sayang...." Eunhyuk mencium lembut dahi gadis itu, beralih juga mencium bibir Jinhye dan memeluk istrinya makin erat yang juga balas memeluk nya.
"Nado oppa"