Chereads / SANG PENYAMAR | Beautiful liar / Chapter 28 - Win To Love (28)

Chapter 28 - Win To Love (28)

Jinhye yang sama sekali tak mau menelan makanan yang orang orang itu berikan sejak tadi pagi, dia bahkan menahan rasa laparnya meski nyaris saja mati lemas karena hampir tak sanggup bertahan.

"Wanita itu sungguh keras kepala Hyung, apa yang harus kita lakukan?" Tanya si pria muda itu

"Beritahu bos, biar dia yang mengambil tindakan saja agar dia kapok!" Jinhye menguping pembicaraan orang-orang itu dan terus berharap Eunhyuk akan cepat datang membebaskan nya.

"Oppa kau dimana? Aku mohon datanglah, aku takut di sini" Gadis itu melihat ke sekitar nya, nampak sepi dan terisak tanpa suara, karena tiga pria tadi sudah keluar dari ruangan pengap ini dan salah satunya terlihat nampak menelpon seseorang.

"Kenapa kalian menahanku di sini? Apa salahku sebenarnya?" Gadis itu bertanya terbata, lalu pria yang baru saja usai menelpon dan masuk lagi ke dalam itu mendekati Jinhye dan terkekeh.

"Karena kau sangat berharga untuk bos saya, mungkin kau bisa di bilang tambang emasnya, jadi menurut lah pada kami nona cantik"

"Apa?"

Dahi gadis itu berkerut kerut bingung, dia menoleh pada pintu yang terbuka dan seorang pria masuk membawa nampan berisi nasi dan lauk nya.

"Paksa dia makan Hyung, jika perlu dengan pisau mu itu" Jinhye jadi bergidik ngeri, dia menggeleng takut saat pria bernama Park Siho itu memainkan pisau komando nya.

"Bagaimana nona? Kau masih menolak untuk makan? Apa kau mau mati?"

"Aku tak mau mati konyol dengan makan hidangan dari kalian, pergi kalian!" Jinhye menangis dan menunduk, aksi nekatnya membuat kesabaran mereka mungkin hampir habis, hingga berakhir dengan di seretnya paksa Jinhye keluar dari kamar itu lalu di dudukkan pada sebuah kursi kayu yang cukup besar dengan tangan dan kaki tetap terikat tentu saja.

"Kyaa!! Lepaskan!!!"

"Baiklah, kau memang sangat merepotkan hm! Rupanya kau lebih memilih mati dari pada makan makanan itu"

"Shireo...aku mohon lepaskan aku, salah apa aku pada kalian?"

"Aku akan melepaskan mu nona cantik, tapi nanti setelah bosku datang dan mengurus mu"

"Siapa bosmu itu? Siapa dia??!!"

Jinhye yang sejak tadi penasaran berusaha bertanya dan berteriak terus, dia sungguh lelah, mengantuk dan lapar sekali sekarang, rasanya Jinhye tak sanggup bertahan lagi menunggu bala bantuan datang.

Wajah Jinhye berubah ketakutan saat sebilah pisau tadi di dekatkan ke wajah cantik nya, dia memejam seperti nyawanya akan di tarik saja dan memekik pelan begitu pria tadi menggores pisau itu di lehernya, setetes darah mengalir setelah leher mulus gadis itu tergores pisau tajam itu bersamaan dengan jeritan Jinhye.

"Bagaimana nona cantik? Kau masih bawel minta dilepaskan?"

"Aku mohon" Jinhye mengigit bibir menahan perih di luka kecil itu, meski hanya luka goresan pisau namun perih sekali sampai dia menangis.

"Hyung aigoo jangan menyakiti nona cantik ini, kasihan dia" teman Park Siho terlihat pura-pura iba pada Jinhye namun dia menyulut rokok nya dan dengan tak sopan meniupkan asapnya ke wajah Jinhye sampai dia batuk-batuk.

"Cck kau sungguh cantik nona, jika saja bos tak melarang kami menyentuh mu sudah dari tadi aku menikmati mu"

Jinhye menggeleng panik, dia sungguh takut pada pria menyeramkan ini, wajahnya memang lumayan tampan namun ekspresi nya sungguh mengerikan sampai Jinhye ketakutan.

*

*

Eunhyuk menghentikan mobil sport nya di depan sebuah rumah besar yang terlihat tua dan tak terawat itu, perjalanan nya ke Yongsan tadi dia lakukan dengan ugal-ugalan sampai dia tak peduli dengan nyawanya sendiri dan membawa mobil Lamborghini sport nya dengan mengebut dan serampangan, dengan mengendap Eunhyuk mendekati rumah tua itu lalu mengambil balok kayu cukup panjang di halaman, dan dia segera menyelinap ke belakang rumah tua itu.

Brak.....

Dengan sekuat tenaga Eunhyuk menggebrak pintu kayu di belakang rumah itu hingga terjeplak lebar, tiga orang di dalamnya yang tengah berjaga dan memainkan mahyong sembari merokok itu kaget, lalu langsung menyerang Eunhyuk yang memang sudah siap akan menerobos penjagaan mereka, dengan balok kayu yang dia bawa, dengan keahlian taekwondo nya Eunhyuk memukuli beruntun tiga orang itu hingga menyerah dan minta ampun, lalu yang satunya hampir saja kabur, dan segera Eunhyuk lempar punggung nya dengan balok kayu nya hingga dia jatuh juga.

"Dimana Park Jinhye hah?" Dua orang itu menggeleng ketakutan, yang satunya lehernya Eunhyuk cekik dengan dasinya dan yang lain dia tendang keras hingga jatuh pingsan mengikuti satu teman nya yang sudah pingsan duluan.

"Katakan cepat!"

"Dia di lantai dua, ngh~ tawanan kami di lantai dua"

"Bagus! Sekarang kau tidurlah juga seperti mereka" Eunhyuk mengangguk lalu segera memukul keras tengkuk pria muda itu hingga ikut jatuh pingsan seperti dua teman nya.

Setelah membereskan tikus-tikus kecil itu Eunhyuk naik ke tangga kecil di sudut ruangan tadi, dia mendengar sayup-sayup suara tangis wanita dan suara tawa juga seorang pria dari ruangan paling ujung, Eunhyuk hapal suara wanita itu, dia sungguh lega mendengar Jinhye masih hidup dan bisa menangis keras seperti itu.

"Sayang, aku akan menyelamatkan mu" Eunhyuk berjalan hati-hati mengendap mendekati ruangan itu.

"Makan!! Atau lehermu akan aku gorok lagi sampai putus!!" Jinhye yang mendapat ancaman itu membuka mulutnya, lalu dengan tubuh gemetar dia mengunyah makanan yang terpaksa masuk ke mulut nya.

"Bagus! Akhirnya kau mau makan juga" air mata Jinhye berlinangan dia sungguh takut di racuni oleh pria-pria asing itu, siapa yang tak takut di ancam seperti ini dengan tangan dan kaki terikat tali tambang.

"Kita bawa dia segera pada bos sebelum ada yang menemukan tempat ini, kau siapkan mobil cepat! Suruh mereka yang di bawah bersiap!" Park Siho itu terlihat memerintahkan pria satu nya, Eunhyuk yang tengah menguping di luar tak tahan lagi lalu segera menendang keras pintu kokoh yang tertutup itu.

"Kau?!"

"Siapa kau hah!?"

"Berani sekali kalian menyekap Park Jinhye hah?! Apa kalian ingin mati berani menyekap wanitaku?!" Dua pria muda itu kaget, bagaimana mungkin ada orang yang bisa menemukan tempat ini bahkan menyebut nama Jinhye tanpa ragu.

"Jinhye?" Eunhyuk meringis iba melihat wajah wanita terkasihnya hang mengenaskan, Wajah Jinhye yang tadi kaget setengah mati berubah senang dan lega, akhirnya dia melihat pria nya di sini, akhirnya Eunhyuk datang menolong nya.

"Habisi dia cepat!!" Pria yang tadi langsung mengambil pentungan di atas meja, Eunhyuk yang sudah siap langsung menghindari pukulan itu dan menyerangnya balik dengan kuda-kuda nya, dengan keras Eunhyuk menendang wajah pria muda itu hingga tersungkur jatuh dan pingsan.

"Sial!! Dimana semua anak buahku?!" Park Siho mengerang kesakitan setelah wajahnya di  hajar oleh Eunhyuk dan kalah telak dari pria itu, karena terdesak dengan kesal pria muda itu menodongkan pisau komandonya di leher Jinhye yang sudah lecet tadi untuk mengancam Eunhyuk.

"Jangan coba-coba maju lagi, atau dia mati" Jinhye menggeleng lirih, dia sungguh takut pisau tajam itu akan benar-benar memutus lehernya, Eunhyuk yang tak berdaya karena Jinhye di sandera segera membuang balok kayu tadi dan menatap wajah Jinhye.

"Tolong bebaskan dia, aku akan membiarkan kau pergi jika kau bebaskan Jinhye" bujuk Eunhyuk putus asa agar pria muda itu mau melepaskan Jinhye.

"Aku takkan membunuh dia dan akan membawa gadis ini, jadi jangan berani maju kesini!!"

"Shit!"

Eunhyuk mengusap bibirnya yang lecet, dia kesal sekali karena tak bisa mendekati posisi Jinhye yang duduk terikat di bangku kayu tadi

"Tolong jangan sakiti dia" Eunhyuk memohon lagi, dia berharap Kyuhyun dan anak buahnya segera sampai ke lokasi ini, jika tidak Jinhye bisa mati konyol di tangan pria itu.

Dor ...

"Angkat tangan cepat, ini kepolisian!!" Xiumin dan Minho menyergap masuk setelah menembakan pistol nya ke udara, wajah Park Siho langsung kaget dia belum sempat melukai leher Jinhye karena Eunhyuk langsung maju dan menarik kaki Jinhye, hingga kursi itu jatuh dan Jinhye selamat meski tubuh dia terbentur lantai.

"Argh!!" Siho jatuh berlutut setelah kakinya di tendang keras oleh Minho, dia langsung memborgol pria muda itu dan menyeretnya keluar.

"Hyung!!! Kau baik-baik saja?"

Kyuhyun baru berlari masuk ke kamar itu setelah di bawah tadi menangkap tiga orang yang telah pingsan di bereskan Eunhyuk sebelum nya.

"Jinhye, gwenchana?" gadis itu menangis lalu dengan lega Eunhyuk melepasi semua tali yang mengikat tangan dan kaki Jinhye. "Oppa, aku takut"

"Sekarang kau aman sayang, ada aku hm uljima" Jinhye mengangguk dan memeluk Eunhyuk yang mengusap punggung nya.

"Bagaimana keadaan pacarmu?" Tanya Kyuhyun cemas karena sejak tadi Eunhyuk hanya mengacuhkan nya.

"Nan gwenchana, Jinhye juga tak luka berat, terima kasih sudah datang cepat Kyu...."

"Ah syukurlah, bawa dia turun Hyung, di depan ada ambulan obati dulu luka-luka nya"

"Nde gumawo Kyu" Eunhyuk mengangguk lalu segera memeriksa lengan dan kaki Jinhye yang luka karena tali tambang tadi.

"Hissh perih....Ahk~appo, ini sakit"

"Ayo ke bawah, ini harus di obati dulu Hye, lehermu juga berdarah" gadis itu mengangguk lalu Eunhyuk segera membopong gadis itu untuk turun.

*

*

Eunhyuk di tanyai oleh dua petugas polisi yang tadi membantu mengevakuasi Jinhye, dengan semampu nya dia menjelaskan kronologi kejadian tadi, harapan nya dalang dari penculikan ini segera bisa tertangkap.

"Gumawo bantuan nya Xiumin-ssi"

"Nde tuan Lee, kami akan bekerja keras untuk menemukan penjahat nya" Eunhyuk menepuk bahu polisi muda itu, mereka adalah tim high criminal yang di pimpin oleh Kyuhyun dan sepak terjang nya di dunia hukum cukup baik.

"Kau akan pulang sekarang Hyung?" Eunhyuk mengangguk setelah meminum air mineral yang di sodorkan Kyuhyun, dia juga mengompres luka lebam di pipinya dengan es batu.

"Nde aku akan bawa Jinhye pulang setelah dia di obati, besok aku akan mengantar dia ke markas mu untuk memberi kesaksian"

"Hm baiklah, hati-hati di jalan ya, jangan ngebut....." Kyuhyun mengangguk dengan senyum menggoda.

Donghae yang datang berlari ke arah Eunhyuk dengan cemas setelah di lapori oleh beberapa orang di depan tadi

"Hyuk! Aigoo Untunglah kau tak terluka? Aigoo pipimu lebam ya?" Cemas Donghae dan meraba wajah Eunhyuk.

"Ish aku ini kuat, sejak kuliah aku ahli menghajar orang sampai babak belur" Donghae terkekeh yakin, jika sahabat nya ini takkan bisa mudah di kalahkan jika baku hantam dengan musuh.

"Donghae-ya Tolong kau hubungi paman Jung Soo dan bibi Sora, katakan padanya Jinhye sudah aman bersamaku" pesan Eunhyuk pada asistennya ini.

"Nde bos, akan aku sampaikan, kau mau kemana? Apa perlu aku minta Daeyon Hyung ke sini?"

"Tidak usah, biar pengawal ku itu menemani keluarga Jinhye, aku akan pergi bersama Jinhye, katakan juga pada mereka tidak usah cemas lagi, keponakan nya sudah aman bersama ku"

"Arraseo, tapi wajahmu juga luka jangan lupa bibirmu juga harus di obati" nasihat Donghae

"Nde ....aku akan kembali ke apartemen bersama Jinhye setelah di obati medis"

Eunhyuk hanya mengangguk saja pada Donghae setelah mereka berhigh five dan Donghae pamit, dia mendekati Jinhye lagi yang masih duduk di dalam kursi penumpang mobilnya, dan memakai selimut yang di berikan petugas medis tadi, untung saja luka Jinhye tak terlalu parah dan tangan nya sudah di perban tadi, juga kedua kaki nya.

"Sayang apa kita perlu ke rumah sakit, aku cemas dengan luka-lukamu, ini cukup parah"

Eunhyuk masuk ke mobil nya lalu duduk di jok kemudi dan memeriksa leher Jinhye yang di plester perban karena goresan pisau tajam tadi.

"Aku sudah baikan kok, tidak usah oppa, lebih baik kita pulang saja" tolak Jinhye karena dia tak suka dengan rumah sakit.

"Baiklah, aku akan membawa mu ke apartemen, kau bisa istirahat di apartemen ku malam ini"

"Oppa, keadaan samchon dan imo bagaimana?"

"Akan aku ceritakan nanti, Mereka baik-baik saja kok justru yang mereka cemaskan itu kau"

"Apa terjadi sesuatu pada mereka?" Eunhyuk menggeleng, dia segera menyalakan mesin mobil nya dan membawa kendaraan itu pergi dari lokasi ini.

*

*

Setelah sampai di apartemen kemarin Eunhyuk bercerita semua nya pada Jinhye, soal Jihyun yang sudah di temukan namun dalam kondisi koma dan parah, karena kakak kembar Jinhye tak bisa merespon apapun di sekitar nya meski matanya terbuka selepas dia di operasi, dokter bilang ada kerusakan besar pada saraf otak gadis itu karena benturan kecelakaan, dan paman bibinya juga masih berada di rumah sakit untuk menunggui Jihyun.

"Sayang eodiga!?!" Eunhyuk menguap karena masih mengantuk setelah dia turun dari tangga apartemen nya, sepagi ini begitu bangun tidur dia langsung mencari Jinhye, sekarang dia jadi sering cemas jika Jinhye sedikit jauh saja dari jangkauan nya, entah kenapa dia sering ketakutan Jinhye akan hilang lagi dari sisinya seperti kemarin.

"Aku disini oppa" gadis itu menjawab dari arah dapur terlihat sibuk di depan meja pantry menyiapkan sarapan dan membuat kimbhap, lalu memasukkan semua hasil masakan nya ke dalam kotak bekal.

"Aku mencarimu kemana-mana hm~ tadi kamarmu juga kosong" Eunhyuk yang lega memeluk punggung gadis itu, dia menghirup harum rambut panjang coklat Jinhye, gadis cantik itu masih menata nasi goreng hasil masakan nya di piring.

"Ayo kita sarapan dulu, oppa sudah mandi belum?"

"Belum, masih malas udaranya dingin sih" Eunhyuk menggeleng manja, dia menyuruk kan wajahnya di ceruk leher gadis itu.

"Lukamu di leher masih sakit? Ah sayang nanti kita periksa itu ke dokter saja ya?"

"Sudah baikan kok, kemarin kan aku sudah di obati, hanya Tinggal mengganti plester nya saja nanti" Eunhyuk mengangguk lalu menarik Jinhye agar duduk di pangkuan nya di kursi kecil dapur dan dia mencium bibir gadis itu.

"Aku lega sekali bisa menemukan mu Hye, hampir putus asa aku mencarimu" keluh Eunhyuk setelah melepas bibir nya, dan memeluk Jinhye lagi, lalu gadis itu mengusap bibir pria itu yang masih lecet ujung nya.

"Aku sampai meminta bantuan Kyuhyun dan tim nya, kau sungguh membuat ku cemas setengah mati"

"Oppa, gumawo aku sungguh berhutang Budi banyak padamu" puji Jinhye tulus.

"Sudah kewajiban ku melindungi mu hm~ mulai saat ini jangan jauh-jauh dariku Hye, kau itu milikku"

"Jika kau tak datang tepat waktu saat itu, entah bagaimana nasibku, nde aku janji takkan membuat mu cemas lagi" Jinhye mengecup bibir pria itu lalu mengusap nya lembut lagi, pipi Eunhyuk yang kemarin lebam memang masih terlihat jelas memarnya, dia sungguh berterimakasih karena pria itu benar-benar penyelamat nya.

"Bibir oppa masih sakit nggak? Aigoo biar aku kompres lagi pipimu ya ini masih memar?"

"Jika kau cium pasti sakitnya hilang, cium saja bibir dan pipiku ini sayang" Jinhye berdecak karena permintaan aneh pria itu, tapi tetap saja dia mencium lagi bibir Eunhyuk dan juga wajah tampan pria itu.