Warning 21+ part area!!
drrrtt...drrtt....
Eunhyuk hanya menatap nama si penelpon di layar ponsel Iphone 12 pro nya tanpa berminat menerima panggilan dari Donghae yang untuk kesekian kali nya, ikan bawel itu mungkin sudah bersumpah serapah di seberang karena sudah jam sepuluh direktur satu itu belum nongol di kantornya, dan semua panggilan nya diabaikan.
Yang benar saja Eunhyuk bahkan ada meeting penting dengan relasi dari Beijing jam sebelas siang nanti.
Eunhyuk mereject panggilan itu, memasukan lagi ponselnya ke saku celana, dengan tetap mengawasi kegiatan Jinhye dengan seorang pria bernama Kim Suho yang tiba tiba ingin Eunhyuk hajar saat ini juga.
Ini tak bisa di biarkan karena dia bukan patung yang hanya bisa diam di tempat melihat pemandangan menyebalkan itu.
Grep...
"Jinhye!"
"O....oppa?"
Jinhye yang kaget setengah mati dan hampir oleng jatuh menoleh setelah lengan nya di tarik keras oleh Eunhyuk, pria itu menatap tak ramah Kim Suho yang juga terkejut melihat Eunhyuk ada di sini.
"Ngh~ oppa aku bisa jelaskan, dia hanya~"
"Ayo naik ke ruangan mu sayang, sedang apa kau di sini dengan nya hm? Maaf aku harus bawa tunanganku pergi tuan Kim"
Eunhyuk menegaskan kalimatnya, dia menarik tubuh mungil Jinhye tanpa basa basi menuju lift sampai gadis itu hanya bisa menurut dengan sikap takut. Hampir saja dia melayangkan bogem mentahnya jika Eunhyuk lupa dimana mereka berada saat ini.
"Kau sedang apa dengan nya?"
"Sebenarnya dia tiba tiba datang kesini, aku juga kaget tadi...oppa kenapa masih di sini, kenapa kau tak ke kantor?"
Eunhyuk mengambil ponsel Jinhye dari saku jas lalu menunjukkan pada Jinhye yang langsung menutup bibirnya kaget.
"Ah ponselku, kenapa bisa ada padamu?"
"Nde, dan karena benda ini ketinggalan di mobilku aku jadi balik lagi kesini dan bisa melihat aksi pelukan kalian. Teman macam apa dia sebenarnya hah?"
"Dia yang memaksa memelukku, oppa tolong jangan salah paham dulu! Aku sudah berusaha menolaknya"
"Benarkah?"
Jinhye mengangguk keras, mereka jadi berdebat dalam lift hanya karena kadar cemburu Eunhyuk yang kelewatan.
"Bagaimana caramu menolaknya? Aku bahkan melihat kau dengan senang hati membalas pelukannya!"
"Oppa cukup! Aku tak mau bertengkar masalah yang tak penting. Percuma saja ku jelaskan kau takkan mau mengerti!"
Lift berhenti dilantai dua puluh dan Jinhye langsung keluar duluan dengan wajah merah karena kesal, seharusnya Lee Hyukjae tak cemburu buta seperti ini, tadi Suho hanya memeluknya bahkan di tempat umum kenapa hanya karena hal sepele begitu Lee Hyukjae sampai mengamuk begini. Benar benar pacar yang posesif.
"Aku belum selesai bicara Park Jinhye!"
"Aku malas bertengkar dengan mu, ini masih pagi. Seharusnya kau memberiku energi positif bukan malah mengajak ribut"
Jinhye terus berjalan di koridor lantai ini yang cukup sepi, baru kali ini dia kesini dan kenapa Eunhyuk malah membawa nya ke tempat ini.
"Tempat apa ini?"
Jinhye membeo bingung dan menoleh pada pria itu yang masih mengekor di belakang nya dan menatapnya tajam.
"Kenapa oppa membawaku kesini? Dimana ini?"
Jinhye mulai gugup dan cemas, di sekeliling mereka sangat sepi tak ada siapapun, darimana Lee Hyukjae bisa tahu tempat ini.
"Kau tahu kan jika ini lantai dua puluh dari gedung kantormu?" Jinhye berpikir keras, jika ruang kerja nya berada di lantai sepuluh dan ruang presdir berada di lantai empat belas, berarti tempat ini berada cukup tinggi, karena mereka ribut di dalam lift tadi Jinhye sampai tak sadar sudah naik lift sejauh ini.
"Aku~ minta maaf, tolong jangan marah, kenapa oppa membawaku kesini?" Lee Hyukjae tak bermaksud buruk dengan nya kan? Apa pria itu bisa memiliki kepribadian ganda lalu tega menyakiti Jinhye seperti misal membunuh atau menganiaya, Jinhye bergidik setelah berusaha mengenyahkan jauh isi aneh dari pikiran nya.
Grep....
"Oppa! Ahk lepaskan"
"Maaf~"
Jinhye shok dan melotot namun berubah bingung setelah Eunhyuk menarik lengan nya lalu mengurung tubuhnya dalam kuasanya, hingga Jinhye terhimpit di tembok dengan posisi Eunhyuk yang memeluknya erat.
"Mianhae....aku seperti ini karena terlalu takut di khianati lagi"
Jinhye menghela nafasnya, lalu mengusap pipi Eunhyuk yang basah, dia kaget melihat pria itu menangis di depan nya.
"Oppa~ aku takkan mungkin mengkhianati mu"
"Nde~ sekarang aku percaya, aku janji takkan cemburu buta lagi seperti tadi, maafkan aku"
"Iya, uljima hm~ kenapa oppa malah menangis?"
"Biarkan aku memelukmu dulu....aku ingin menenangkan hatiku setelah marah marah tadi"
Dia tersenyum dan mengusap punggung kokoh pria itu, lalu balas memeluk Eunhyuk dan sesekali membelai rambut hitam pria itu yang halus.
"Kim Suho hanya temanku, dulu mungkin kami pernah dekat karena kami tumbuh besar bersama di panti asuhan, mungkin juga bisa di bilang kami pernah pacaran. Tapi oppa harus percaya saat ini hanya kau yang aku cintai"
"Sudah ku duga? Ckck dia menatapmu seperti melihat wujud bidadari. Sekarang dia pasti masih mengharapkan mu?"
Eunhyuk berdecak dan Jinhye hanya tersenyum mengusap lembut rahang pria itu.
"Aku takkan peduli seperti apa dia menatapku, atau mengharapkan aku. sekarang dan selamanya aku hanya akan menatap oppa saja"
"Kau manis sekali sih? Gombalan mu bahkan luar biasa pintarnya"
Eunhyuk membingkai wajah Jinhye, mencium bibir ranum itu dengan lembut dan sesekali menghisap nya, kedua lengan gadis itu meremas jas hitam milik Eunhyuk lalu perlahan beralih memeluk leher kokohnya, dia sedikit berjinjit dengan kedua tubuh mereka yang saling menempel lekat.
Ciuman mereka yang tadinya lembut berubah sedikit memburu, dan makin panas. Suara dencapan bibir dua orang itu makin menggema di lorong koridor sepi ini, dengan tangan Eunhyuk yang mulai meremas dada penuh gadis itu dengan lembut dari luar dres yang di pakai Jinhye, dia melepas dua kancing atas dres putih dan meremas bulatan payudara Jinhye yang terbuka. Tangan kiri nya menekan tengkuk Jinhye makin dalam.
Dengan masih mencecap bibir ranum itu makin semangat dengan lidah Eunhyuk ikut mengeksplor isi mulut Jinhye dan mengigit bibir gadis itu atas dan bawah dengan bergantian.
"Sayang buka mulutmu ssh shit palli"
Eunhyuk bergumam dengan kepala pening, dia berusaha menahan hasratnya yang makin menggebu. Kejantanan nya sudah meronta tak karuan karena aksi nekatnya menciun Jinhye seintim itu.
"Ugh oppa.....sshh jangan disini, jebal berhenti....sudah"
Jinhye mendesah pelan, penampilannnya sudah berantakan karena ulah Lee Hyukjae, bahkan telinga pria itu seperti tuli terus saja menggeluti tubuhnya dan memainkan payudara menggoda dengan bibir mereka terus saling mencecap.
Jinhye hampir saja lupa diri juga karena di tempat ini sepi dan mendukung kegiatan ciuman panas mereka.
"Oppa~ geumanhe"
"Kenapa memang nya sayang? Sebentar saja..... Aku ingin mencium mu"
"Andwe, kau nanti pasti minta macam macam, nanti kau bisa telat ke kantor, kau bilang hari ini ada meeting kan. Mencium model apa yang seperti ini hah?"
"Hehe~ im sorry aku hampir kelepasan"
Di ingatkan soal meeting Eunhyuk jadi terkekeh, lalu berdecak sebal melirik jam tangan nya, ini sudah hampir jam sepuluh karena tadi dia menonaktifkan ponselnya, pasti Donghae di kantor sudah mencak mencak kesal karena tak bisa menghubungi bos nya sama sekali.
"Apa kau takut karena ini masih dikantormu?"
"Nhh~ nde....sudah kita turun saja sekarang ya"
Jinhye mengangguk was was, dia tak terbiasa berbuat mesum di tempat umum, bagaimana jika tiba tiba ada yang datang lalu memergoki dan Eunhyuk yang berciuman dengan posisi vulgar begini, apalagi penampilan nya sudah kacau begini.
"Baiklah, aku akan langsung berangkat ke kantor, sore nanti aku jemput kesini. Kita makan malam berdua"
"Oke oppa"
Jinhye mengangguk lalu membenahi kancing dres dan penampilan rambut nya yang berantakan, dan Eunhyuk harus menahan hasratnya, dia berpikir ke toilet dulu nanti untuk menenangkan adik kecil bandel nya sebelum pergi.
Baru saja mereka berjalan ke lift tiba tiba terdengar suara langkah kaki mendekat; hingga membuat dua orang itu kaget dan Eunhyuk reflek menarik lengan Jinhye masuk ke sebuah pintu di dekat lift untuk bersembunyi.
"Oppa....kenapa?"
"Sssh~ ada orang yang berjalan kesini, jangan berisik sayang"
Eunhyuk menajamkan pendengaran telinganya, rupanya ada suara dua langkah kaki, itu berarti bukan saja satu orang yang berada tepat di depan pintu ini.
"Asisten Yoon bagaimana? Kau sudah dapat kabar tidak dari wakil CEO? Ini sudah bulan februari, dana milyaran dari LG CORP bisa tak kita dapatkan jika terlalu lama"
"Ssst~ jangan keras keras, hal ini sangat rahasia tak boleh ada satupun yang tahu soal ini selain kita"
"Hehe~ maaf, aku hanya cemas karena rencana kita tinggal selangkah lagi, apa manager Kim sudah dapat kabar juga dari wakil CEO?"
"Oppa, itu suara sekertaris Jang, aku hapal suaranya?"
Jinhye berbisik pada Eunhyuk yang masih mengkode agar gadis itu tak berisik, Jinhye dan Eunhyuk yang makin penasaran apa yang dua orang itu bicarakan masih memasang telinga nya baik baik. Posisi Eunhyuk tengah menghimpit tubuh Jinhye di sebelah pintu, tujuannya jika pintu sampai di buka dari luar dia bisa melindungi Jinhye di belakang tubuh nya.
"Dia akan kembali ke Seoul secepatnya, begitu dia kembali kita akan membuat perusahaan ini jatuh ke tangan wakil CEO"
"Hm aku tak sabar lagi, presdir Park Jungsoo akan jadi gelandangan dan kita akan menguasai perusahaan dan semua aset nya. Ahh aku benar benar tak sabar lagi"
"Tenang saja chagi, kita pasti dapat bagian yang banyak sekali. Kita bisa menikah lalu tinggal di luar negeri dan keliling dunia"
Yoon Siyon asisten dari Park Hyunsik itu tersenyum, dan Si wanita yang merupakan sekertaris dari Park Jungsoo itu mengangguk senang, setelah mereka mengobrol suasana berubah sunyi, kemudian tak ada suara lagi dari luar, hanya terdengar bunyi dencapan bibir dan suara desahan terdengar seperti orang berciuman.
"SIAL!!"
Eunhyuk berdecak pelan, mereka sepertinya membicarakan sebuah rencana besar dan menyebut nama Park Jungsoo, dia dan Jinhye saling bertatapan cemas ketika suara dencapan ciuman dan desahan dari luar terdengar makin keras.
"Oppa mereka sedang apa?"
"Kenapa mereka bisa mesum di sini sih?"
Eunhyuk geleng geleng tak menyangka jika koridor di lantai dua puluh ini bisa menjadi tempat pegawai kantor ini berbuat mesum.
"Ahk brengsek, rencana apa yang mereka bahas tadi sebenarnya?"
Eunhyuk membatin dengan kepala pening, dia menatap mata Jinhye yang terlihat cemas bertanya tanya dan bibir gadis itu yang sungguh menggoda, karena jinhye mengigit bibirnya menahan nafsu.
"Oppa~ mereka membicarakan soal apa sebenarnya? Kenapa mereka masih di luar?"
"Ssstt~ aku akan segera menyelidikinya, sabar Hye kita tunggu mereka pergi dulu"
Jinhye menggeleng cemas, Eunhyuk menarik lengan nya agak jauh dari pintu, agar bunyi desahan keras dua orang yang bersetubuh di luar pintu ini bisa sedikit menghilang.
"Oppa...kita mau kemana?"
"Ck kita tunggu disana saja, memang nya kau mau mendengar suara begituan terus dari tadi?"
"Iya juga sih, kita sembunyi di sebelah sana saja semoga saja mereka cepat pergi dari sini"
"Uh sial kantor mu ini kenapa bisa jadi tempat mesum begini?"
Jinhye tersenyum lalu duduk di bangku kusam yang sedikit berdebu, dia hampir saja bersin jika Eunhyuk tak segera menutup mulutnya dengan tangan.
"Issh oppa....aku tak bisa nafas"
"Ssh~ nanti kita bisa ketahuan jangan berisik, mereka masih di luar" Eunhyuk jadi kesal sendiri kenapa jadi dia dan Jinhye yang sembunyi disini. Di luar suara desahan persetubuhan dua pegawai tak tahu diri itu makin keras, lalu di iringi dengan pekikan nikmat si wanita yang sepertinya sedang orgasme, Eunhyuk yang mendengar itu telinganya sampai ikut merah, lalu menarik pinggang Jinhye agar jatuh duduk di atas pahanya.
"Oppa ahk...."
"Dia bangun Hye....ahk sial aku jadi ikut horny gara gara mereka"
"A....apa?"
Jinhye melotot dan menggeleng bingung, tanpa ba bi bu Eunhyuk menaikkan rok hitam selutut gadis itu hingga pinggul, lalu mencecap lagi bibir Jinhye dengan rakus, dan membuka kancing kancing dress gadis itu dengan buru- buru dan melepas tali BRA nya, Jinhye sampai tak sempat menolak sama sekali saat payudara nya jadi sasaran Eunhyuk lagi.
"Jangan mendesah keras...sayang"
"Nde ngh~.....oppa ssh"
Jinhye memejam dan menggeliat, jari Eunhyuk sudah masuk ke dalam panty yang Jinhye pakai, dan memainkan intim miliknya yang masih sempit dengan semangat, dengan menahan nafsu gadis itu mengigit bibirnya keras, dia meremas jas Eunhyuk sesekali menggeliat karena geli.
"Punyamu sudah basah Hye, kau mau sampai?"
"Ngh...."
"Palli remas juga punyaku"
"Ahkk oppa pelan,.....aku tak tahan ingin pipis"
Dengan ragu Jinhye meremas keras penis milik Eunhyuk, sedikit sulit karena posisi mereka berhimpitan saling berhadapan.
"Ahk .....ngh nde begitu lebih keras remasnya"
"Ngh....."
Jinhye mengangguk dengan mata memejam, Eunhyuk melepas jas yang di pakai nya, membuka resleting celana nya, juga ikat pinggang nya, benda panjang besar itu sudah terbebas sekarang dan berada di genggaman tangan kiri Jinhye.
Jari Eunhyuk masih menusuki milik Jinhye yang sedang duduk di paha kokoh nya, dia juga meremas penis milik Eunhyuk yang sudah membesar dan bangun sempurna
"Nanti kita ketahuan...tahan suaramu ssh~ ahk shit enak kan?"
Jinhye mengangguk beralih meremas rambut lepek pria itu dan menggeliatkan pinggulnya, karena lengan Eunhyuk yang satu nya menahan pinggang nya. Bibirnya sudah berubah bengkak karena aktivitas ciuman gila ini.
"Nde....remas lebih keras Hye"
"Oppa...ahk sakit jangan di gigit...."
"Aku mau sampai.....sayang....."
"Lebih cepat....uhk aku..... sampai"
Jinhye menahan suara nya meski nikmat luar biasa karena payudara nya yang dicecapi oleh Eunhyuk, dan milik Jinhye yang di tusuk dengan jari secara menggebu, bahkan tanpa sadar Eunhyuk juga mengigiti payudara nya.
Eunhyuk merasa jarinya basah karena Jinhye mungkin orgasme, dan dia ikut sampai di puncaknya setelah hampir sepuluh menit Jinhye mengoral penisnya, dengan wajah lelah pria itu bersandar di bahu Jinhye, mereka berdua sama sama mengatur nafas.
*
*
*
Punya kekasih semesum itu benar benar merepotkan Jinhye, gara gara harus mendengar suara live orang bersetubuh Jinhye jadi kerepotan, karena harus mengoral milik Lee Hyukjae dan berakhir dengan aktivitas gila mereka, hanya saja dia masih menolak jika Eunhyuk meminta lebih dari sekedar yang tadi.
Pria itu sekarang sudah pergi, tadi dia langsung ngacir pergi ke kantornya, setelah di amuk Donghae yang terpaksa menelpon ke ponsel milik Jinhye dan marah marah pada Eunhyuk.
Eunhyuk tadi bilang dia harus meeting marathon sampai sore, dan baru bisa menjemput Jinhye sekitar jam enam sore nanti.
Jinhye turun ke lobby kantornya siang ini bermaksud untuk makan siang, dia berjalan membawa ponselnya saja, akan pergi ke kantin untuk makan yang terletak di depan gedung utama Park Company dan tak jauh dari parkiran gedung, ketika baru saja keluar dari lobby dan Jinhye berjalan di parkiran, tiba tiba sebuah mobil Van berwarna hitam berhenti di depan nya, lalu seorang pria dengan jaket kulit hitam dan memakai masker terlihat turun dari pintu tengah mobil itu.
"Kau...si...siapa?"
Jinhye terkejut, dia tak mengenal pria asing itu yang baru turun dari mobil dan tersenyum miring, langsung bertanya.
"Kau nona....Park Jinhye?"
"Mwo?"
Jika ada yang memanggil nama aslinya berarti orang itu tahu jika dia bukan Jihyun, dan wajah Jinhye berubah takut saat lengannya di tarik dengan paksa mendekat ke pintu mobil.
"Kyaa....kau mau apa?"
"Bos saya ingin bertemu dengan mu sekarang, ayo ikut kami nona"
"Apa?! Ahk tidak saya tak mau ikut kau! Siapa kau?! Siapa bosmu?!"
"Paksa saja dia masuk, palli!! Sebelum ada yang melihat kita disini!"
"Ayo ikut kami cepat jangan bawel....."
"Kyaaa.....tolong ahkk~....saya tidak mau!!!"
Pria asing itu langsung menarik Jinhye paksa lalu memasukkan kedalam mobil, dan membawa kendaraan Van itu menjauh dari parkiran area kantor Park Company.