Kau adalah masa depanku.
Garis takdir tuhan yang telah mempertemukan kita seakan menandaskan jika kau adalah wanita masa depan ku
*
*
"Siwon-ssi sekali lagi terima kasih, sebenarnya kau tak perlu repot repot memberikan barang berharga ini"
"Hey, aku memberikan ini untukmu sebagai teman baikmu. Karena kau baru sembuh jadi jangan lupa minum tonik ginseng merah dan vitamin nya, jangan kelelahan bekerja ya"
"Siap tuan Choi terima kasih banyak"
Dua orang itu terkekeh bersama, lalu Siwon berpamitan dan mengusap rambut panjang Jinhye, dia mencoba untuk menjadi teman yang baik seperti yang di inginkan gadis itu.
"Khanda Jinhye-ssi. Sampai jumpa"
"Nde hati hati, sekali lagi terima kasih"
Eunhyuk masih menatap di kejauhan, dia berdiri mematung memasukkan kedua tangan nya dalam saku celana, ketika Jinhye berbalik hendak pergi baru Eunhyuk melangkah lebar mendahului gadis itu dan menghadang nya.
"Kau?"
Jinhye terkejut dan hampir saja menjatuhkan tas paper bag yang dia bawa, gadis itu langsung pucat ketakutan melihat Lee Hyukjae di depan nya.
"Apa kau sudah sembuh? Bagaimana keadaan mu, apa kabar?"
Eunhyuk menyapa ramah meskipun gugup juga, seakan tak ada kejadian hal buruk pada mereka sebelum nya, dia tak tahan ingin tersenyum melihat wajah cemas Jinhye.
"Aku kesini, karena ingin minta maaf dengan mu...dengan tulus" Jinhye meremas tas paper bag nya, masih diam membisu namun Eunhyuk segera membungkuk dan berkata maaf lagi.
"Sekali lagi aku minta maaf, sikapku kemarin sudah keterlaluan dan lancang, Aku hanya tak tahu jika kau itu Jin~"
"Gwenchana, itu bukan salah tuan Lee sepenuhnya....saya sudah memaafkan anda sejak kemarin"
'Tuan Lee?'
Eunhyuk membeo bingung, sikap gadis itu berubah jadi formal padanya. Padahal Eunhyuk berusaha bersikap akrab tadi meski jantung nya berdebar tak karuan. Ayah dan ibu nya benar dia sudah mirip anak muda kasmaran sekarang.
"Saya juga minta maaf karena sudah berani membohongi anda. Mungkin anda sudah tahu semua nya, jadi maafkan saya. Jeongmal mianhamnida tuan Lee" Jinhye balas membungkuk, astaga Eunhyuk benar benar tak tahan, kemarin dia masih bisa menggandeng tangan Jinhye dengan mesra meski dia mengira itu Jihyun. Bahkan kemarin dia masih bisa mencium bibir gadis itu, tapi sekarang kenapa mereka jadi jauh?
"Jinhye-ssi~"
"Ah direktur Park, untung anda masih di sini, manager Han sudah menunggu anda di atas Ada laporan proyek yang akan dia laporkan"
"Oh nde eonni, aku akan ke atas dulu, terima kasih ya"
Han Sejung tiba tiba menghampiri dua orang itu, dan Eunhyuk terpaksa mengurungkan niatnya mengajak Jinhye bicara banyak.
"Hm sajangnim Lee juga ada disini rupanya? apa mau menemui Jinhye--ssi?"
Han Sejung tersenyum saat berhasil menggoda Eunhyuk yang wajahnya sudah memerah. Aduh kenapa dia bisa salah tingkah begini padahal hanya mau minta maaf pada Jinhye.
"Noona sudah tahu?"
"Tentu saja, aku tahu lebih dulu daripada kau, hehe~ rupanya kata sajangnim Park dan Donghae itu benar ya?"
"Apa yang benar? Ikan ember itu bilang apa saja padamu?" Eunhyuk menaikkan alisnya sebal namun Han Sejung malah terkekeh, kekasih Donghae ini memang suka sekali menggodanya.
"Katanya sahabatnya sampai mabuk berat hampir mati sekarat, gara gara minum soju sepuluh botol dan wine dua botol, wah Jinhye luar biasa ya bisa membuat kau kacau"
"Yak....itu bukan karena dia!"
"Masih sok berkelit? Jika suka dia mengaku saja. Saya tak keberatan kok membantu sajangnim.....hehe"
"Aish noona!"
Eunhyuk berdecak sebal, semua orang jadi hobi menggodanya, kenapa sih hati nya jadi makin tak karuan begini, mengingat soal tadi gadis itu bisa mengobrol ramah dengan siwon, jujur membuat Eunhyuk cemburu.
*
*
Jinhye baru masuk ke ruangan nya lagi setelah satu jam meeting dengan manager Han, tapi dia terkejut karena mendapati Lee Hyukjae ternyata masih menunggunya di sini. Pria itu berdiri dan membungkuk padanya, terlihat formal, namun Jinhye terpaksa balas tersenyum pada Eunhyuk.
"Saya kira anda sudah pergi ternyata~"
"Masih banyak yang ingin ku bicarakan denganmu, sejak kemarin aku hanya mendengar semua cerita ini dari eomma dan aboeji, jadi kali ini aku ingin mendengarnya langsung darimu"
Jinhye duduk di sofa tak jauh dari Eunhyuk dan menghela nafasnya.
"Tak ada yang menarik soal hidup saya, bahkan saya baru tahu jika Jihyun eonni adalah kakak kembar saya"
"Ternyata selama ini aku tak mengenal Jihyun dengan baik, dia memiliki banyak rahasia yang tak aku tahu, bahkan aku baru sadar sekarang harus lebih mengenalmu dengan baik"
"Saya?"
"Apa kau tumbuh besar di Hongkong?" Jinhye mengangguk, dia akhirnya bercerita singkat pada Eunhyuk, jika selama ini dia tinggal bersama ibu angkatnya, dan wanita itu juga yang sudah banyak berjasa membesarkan nya selama ini.
"Saya akan menjemput eomma secepatnya ke Hongkong, kemarin saya sudah berhasil menghubungi teman saya di sana, dan dia bilang keadaan eomma sudah membaik"
"Kapan kau akan berangkat ke Hongkong?"
"Mungkin hari minggu besok, dan di temani bibi Soraa"
"Apa sesudah acara konferensi pers perusahaan?"
"Nde benar"
Jinhye mengangguk, besok lusa memang Jungsoo mengatakan Jika LG CORP akan mengadakan konferensi pers terbuka soal kerjasama dua perusahaan mereka, juga serah terima secara simbolis dana investasi 100 milyar yang di berikan LG CORP dan akan menjadi tanda awal kerjasama mereka kali ini.
"Aku harap ibumu segera sembuh, lebih baik kau membawanya ke Seoul juga, agar kalian bisa berkumpul lagi"
"Nde itu memang rencanaku, terima kasih usulnya sajangnim"
"Jangan memanggilku sajangnim seperti itu, panggil saja Eunhyuk, jika kau masih segan memanggilku oppa"
"Nde Eunhyuk-ssi"
Jinhye mengangguk kikuk, dia jadi segan dan gugup berinteraksi dengan pria itu. Sejak dia menjadi Jinhye yang sebenarnya, rasanya aneh jika dia bersikap mesra lagi pada Lee Hyukjae.
*
*
*
Incheon Airport.
Eunhyuk berlarian di bandara Incheon setelah turun dari mobil MERCEDES hitam yang membawa nya, Seo Daeyon ikut berlari di belakangnya menemani tuan muda nya yang buru buru tancap gas mobilnya ke bandara, begitu mendengar dari ibunya jika Jinhye akan pergi ke Hongkong siang ini.
Setelah acara konferensi pers tadi pagi Lee Hana tiba tiba menghubungi anaknya, mengatakan jika siang ini Jinhye akan berangkat ke Hongkong. Maju dua hari dari rencana awal nya di hari minggu lusa.
"Tuan muda, nona Jinhye duduk di sebelah sana!"
Eunhyuk menghela nafas lega begitu melihat Jinhye dan Soraa masih duduk di kursi ruang tunggu bandara, dan terlihat mengobrol.
"Anyeong haseyo bibi Park"
"Eoh Hyuk-ah kau kesini? Aigoo kau tahu darimana kami ada di sini?"
Eunhyuk masih bernafas ngos ngosan, sejak turun dari mobil dia sudah lari lari seperti orang gila, bahkan Jinhye ikut kaget ketika melihat pria itu juga di sini.
"Eomma, ahk eomma menelponku tadi. paman Jungsoo juga menyuruhku kesini"
"Jungsoo oppa Yang menyuruhmu?"
Soraa berkenyit heran, namun Eunhyuk cuek saja dan meminta Daeyon mengambil tas travelnya pada sopir Shin.
"Aku akan menemani Jinhye-ssi ke Hongkong seperti perintah paman Jungsoo tadi, bibi tenang saja aku akan menjaganya, dia akan baik baik saja bersamaku"
"Jadi suamiku bilang begitu padamu?"
"Nde....jadi bibi tak perlu berangkat biar aku saja yang mengurus semuanya, dan membawa ibu angkat Jinhye ke Seoul"
"Yasudah, jika itu rencana suamiku, lebih baik juga. Bibi percaya kau bisa melakukan tugas ini dengan lebih baik. Jinhye-ya biar Eunhyuk saja yang menemanimu ke Hongkong ya. Kasihan pamanmu sendirian di Seoul jika bibi tinggal ke Hongkong"
"Nhh tapi bibi~"
"Eh gwenchana sayang, Eunhyuk akan menjagamu dengan baik kok, lagipula mengurus visa mu dan ibumu juga bukan hal mudah, kau juga harus mengurusnya kan sebelum pindah menjadi warga negara Korea selatan lagi"
"Ngh~ iya"
Jinhye kaget setengah mati, kenapa dia malah harus ke Hongkong bersama dengan Lee Hyukjae, apa apaan paman nya ini. Eunhyuk mengambil tas kopernya dari Daeyon, lalu meminta pengawalnya itu mengurus tiket untuk mereka.
"Bibi titip Jinhye padamu. Jaga dia baik baik. Kalian juga harus hati hati selama di sana"
"Nde bibi tenang saja aku akan menjaga keponakan bibi dengan baik"
"Sayang, Jangan lupa menghubungi kami dan memberi kabar ya. Hati hati di sana"
Soraa memeluk Jinhye yang masih sedikit tak rela jika harus pergi ke Hongkong dengan Lee Hyukjae. Rasanya segan saja, karena sekarang dia sudah tak memerankan diri sebagai Jihyun lagi, dia segan bersikap akrab dengan pria itu.
"Seharusnya kau tak perlu repot repot menuruti keinginan paman Jungsoo. Aku bisa berangkat sendiri Eunhyuk-ssi"
"Gwenchana, pekerjaanku juga sedang tak sibuk. Lagipula jika kau berangkat sendiri paman dan bibimu bisa cemas terus, Kajja kita harus segera boarding nanti ketinggalan pesawat"
Gadis itu mengangguk ragu, sedikit tak nyaman berdekatan dengan Lee Hyukjae. Semua rasa itu masih ada, namun Jinhye sadar ini tak boleh, pria itu sama sekali bukan untuk nya.
Jinhye menarik koper putihnya dan berjalan duluan, Eunhyuk diam diam tersenyum memakai masker dan topi hitam, lalu mendorong koper hitam nya juga.
*
*
Setelah melakukan perjalanan dengan pesawat selama berjam jam, akhirnya saat langit sudah gelap mereka baru sampai di bandara besar negara Hongkong, kawasan yang dulu sempat menjadi jajahan Inggris selama berpuluh puluh tahun dan menjadi negara bagian dari Inggris, lalu baru di kembalikan ke Cina sekitar 20 tahun lalu.
"Setelah ini kita akan kemana?"
Eunhyuk berjalan menarik koper nya dan milik Jinhye lalu memasukkan ke troli dorong. Mereka berjalan keluar menuju parkiran depan bandara bersama.
"Kita akan naik taksi saja, aku akan ke rumah dulu menyimpan barang barang kita, baru melihat eomma kerumah sakit, sebentar aku hubungi Sunhee dulu"
Jinhye menghubungi sahabatnya, mengangguk lega setelah mendapat kabar dari ibunya, dia menghampiri Eunhyuk yang masih menunggunya di depan taksi.
"Sudah bisa menghubungi teman mu. Bagaimana hasilnya?"
"Besok pagi seperti nya kita baru bisa kerumah sakit. Jam besuknya sudah habis"
"Nde mungkin ini sudah jam sembilan malam waktu Hongkong?"
Jinhye mengangguk lalu menaiki taksi yang di pesan Eunhyuk dan memberikan alamat rumahnya pada sopir itu.
"Kita ke rumahku dulu saja"
"Baiklah, ah aku mengantuk sekali. Disini sama dingin nya dengan Seoul" Eunhyuk bergidik mengeratkan syal nya meski di taksi itu sudah di pasangi penghangat.
*
*
"Ayo masuk, di luar dingin?"
"Ini rumahmu?"
"Nde selama ini aku dan eomma tinggal di sini"
Rumah yang di katakan Jinhye sebagai tempat tinggalnya bersama ibu nya selama ini, ternyata cukup mungil dan sederhana, hanya memiliki satu kamar tidur dilantai atas yang bisa di capai dengan tangga kayu, dan ruang tamu kecil yang menyatu dengan dapur sekaligus ruang makan, ada ruang cucian dan tempat jemuran di belakang lalu halaman penuh tanaman hias yang cukup asri. Baru masuk dan duduk di sofa ruang tamu mata pria itu sudah sangat berat, menahan kantuk. Eunhyuk beberapa kali memijit dahinya saat Jinhye menghidangkan kopi di meja.
"Kau pasti lelah sekali? Maaf aku jadi merepotkan mu juga, biar aku ambilkan bantal agar kau bisa istirahat"
"Duduk sini saja, aku ingin mengobrol dulu dengan mu"
Jinhye duduk lagi, sedikit menjaga jarak karena berduaan saja dengan Eunhyuk tak urung membuat dia gugup, jujur saja Jinhye segan untuk bersikap akrab mengingat pria itu bukan siapa siapa untuknya, saat ini dia hanya menawarkan bantuan ikut ke Hongkong untuk membawa Park Hyewoo ke Seoul.
"Saat kau menjadi Jihyun kita sering mengobrol dan cukup dekat, tapi sekarang sepertinya kita jadi jauh?"
"Maaf, aku tak bermaksud begitu"
Jinhye menunduk gugup dengan wajah merona, dia meremas tangan nya, Eunhyuk meraih tangan lentik itu dan menggenggam nya.
"Maaf, jika aku sudah bersikap kasar kemarin dan membuat mu menangis"
"Sudahlah jangan di ungkit lagi, aku hanya memohon kau mau memaafkan eonniku, meskipun kita tak tahu dia sekarang dimana aku berharap dia masih hidup" Eunhyuk mengangguk, jika Jihyun masih hidup dia ingin mengakhiri hubungan mereka dengan benar agar dia bisa bebas mencintai Jinhye juga.
"Jinhye"
"Nde...."
"Jika saja aku dan Jihyun putus, apa kau mau~ ngh maksudku. Aku menyukaimu"
"Nde?"
*
*
Makan malam di rumah keluarga Lee kali ini lebih berisik dari biasanya, ada kedua anak Sora yang ikut makan juga dan sesekali bercelotoh sembari di suapi ibunya.
"Hyunra jangan nakal, ayo habiskan sayurnya juga. harus makan banyak agar pintar"
"Hyuk samchon mana mama? aku mau main sama samchon"
Lee Hana tersenyum lalu mengusap rambut hitam bocah yeoja itu yang imut dan menggemaskan, wajah cantiknya mirip dengan Sora.
"Samchon sedang pergi keluar negeri sayang, nanti main dengan kakek dan nenek saja ya"
"Kalo papa kemana? Kok papa juga ndak ada di sini?"
Sora dan Lee Hana saling bertatapan gusar, bingung menjelaskan nya pada anak yang masih berumur dua tahun itu.
"Papa sedang kerja jauh adek, jangan nakal ya nanti kasihan mama bisa sedih" si Hyung Park Hyunwo yang umurnya sudah empat tahun malah menjawab dengan lugas pertanyaan adiknya, Sora mengusap rambut hitam putra sulung nya sembari menahan air matanya.
"Sudah jangan menangis di depan anak anakmu lagi, kau sudah janji dengan eomma tak menangis lagi kan?"
"Nde eomma, maafkan aku~"
"Kau harus ingat jika masih punya keluarga mu yang akan selalu mendukung mu, buka lembaran baru hidupmu dan kita besarkan bersama Hyunwo dan Hyunra"
Nasihat Lee Kanghun itu membuat Sora tersenyum lalu segera mengusap air matanya, dia tak boleh bersedih dan menangisi lagi pria brengsek semacam Park Hyunbin.
"Omong omong apa Hyukie sudah menghubungi mu yeobo?"
"Belum~ dia dan Jinhye mungkin sudah sampai di Hongkong. Semoga saja dengan sering bersama hubungan mereka jadi dekat, dan mereka bisa pacaran"
"Hah terserah kau saja, aku ikut saja dengan rencanamu"
Lee Kanghun geleng geleng dan meneguk air minumnya setelah makanan dalam piring nya tandas.
"Ide eomma itu juga aneh aneh saja, bagaimana bisa memaksa Hyukie ke Hongkong dengan Jinhye? Mereka bisa saling canggung" Sora protes dengan kekehan geli, membayangkan bagaimana repotnya adiknya yang jauh di Hongkong hanya bersama Jinhye.
"Hahaha~ awalnya mungkin canggung tapi nanti pasti mereka terbiasa. Siapa tahu setelah mereka kembali ke Seoul ada kabar baik"
"Benar juga kata eomma sih, ini agar mereka jadi dekat lagi kan?"
"Hm~ lihat saja adikmu itu setiap menyinggung nama Jinhye pasti gugup dan wajahnya merah"
"Dasar Hyukie"
"Ah~ adikmu bodoh seperti siapa sih?"
"Mungkin seperti aboeji hahaha"
"Aish ayahmu ini pintar, buktinya ibumu ini bisa tergila gila dengan Aboeji sampai rela ikut kemana mana. Sampai bisa ada kau dan adikmu juga" Lee Hana terkekeh malu, namun reaksi Sora malah mencebik sebal dengan sikap lebay ayahnya.
"Huh, dasar kalian"
"Yeobo, jika dia tidak gerak cepat Hyukie bisa kehilangan, kau tahu sendiri kan Hyukie itu meski pintar tapi kalau urusan asmara dia itu terlalu lugu. Bisa saja dia di bodohi Jihyun sampai begitu lama"