Malam ini akhir bulan januari, di Hongkong yang dingin nya bisa menyentuh minus derajat celcius, ternyata tak jauh berbeda dengan di Seoul dan malah di sini jauh lebih dingin.
Dua orang itu sudah berada di dalam mobil dengan Eunhyuk yang mengemudikan nya, untung saja malam ini salju belum turun lagi seperti beberapa hari lalu, namun suasana di dalam mobil berubah canggung karena sejak tadi dia dan Jinhye hanya saking diam, larut dalam pikiran masing masing setelah menonton pertunjukan mesum gratis dari dua teman jahilnya tadi di club malam.
"Aku akan langsung mengantarmu pulang saja ya"
"Nde...oppa juga langsung istirahat saja nanti setelah sampai hotel. Ini sudah larut juga"
Jinhye mengigit bibirnya, sembari menggeleng keras berusaha melupakan kejadian yang tadi, dia meremas tangan nya sambil melirik Lee Hyukjae yang entah kenapa jauh lebih lebih mempesona dan tampan sampai bisa membangkitkan hasrat sensual nya.
Seharusnya Eunhyuk dan Jinhye tadi tak menuruti tawaran Chris dengan pergi ke karaoke, yang malah membuat mereka ikut terdampar dalam sebuah club malam, bagaimana pun Lee Hyukjae pria normal yang akan terangsang juga jika melihat pemandangan mesum dan gila yang di pamerkan dua pria tadi, namun Eunhyuk masih waras jika menyerang Jinhye sekarang hanya demi menuruti hawa nafsunya.
"Oppa jangan mengebut membawa mobil nya, aku takut"
"Sebentar lagi kita sampai, duduk saja yang tenang. Pakai safebelt mu dengan benar"
Jinhye mengangguk dan berpegangan pada jok kursi dengan was was, jalanan Hongkong memang sepi sekali ketika mereka mulai masuk ke area jalan tol, namun sejak tadi Jinhye cemas melihat cara Lee Hyukjae yang menyetir dengan serampangan bahkan ngebut.
"Oppa apa penghangat nya mau aku kecilkan? Kau keringatan banyak begitu?"
"Nde... terserah saja"
Eunhyuk menjawab tanpa menoleh, bisa gawat jika dia menatap wajah makhluk wanita di samping nya, Jinhye yang masih tak paham hanya mengeleng sebal karena pria itu jadi dingin padanya.
Padahal pria itu hanya berpikir cepat mengantarkan Jinhye pulang tanpa membuang waktu, lalu dia segera kembali ke hotel, dan mentuntaskan libido nya yang makin mengganggu.
Eunhyuk sesekali mengusap dahinya yang berkeringat makin banyak, kejantanan nya di bawah sana yang tak bisa di ajak kompromi makin berontak bangun membuat kepalanya jadi pusing dan tubuh nya makin kepanasan, dalam hati Eunhyuk merutuki dirinya kenapa mesum nya kambuh di saat tak tepat, dan hanya berdua saja dengan Jinhye yang menggemaskan seperti ini.
"Oppa"
Eunhyuk menggeleng, melepas dua kancing atas kemeja nya karena makin gerah, dia masih berkonsentrasi menyetir, namun dia yakin jarak ke rumah Jinhye yang masih harus di tempuh sekitar lima belas menit takkan sanggup dia lakukan lagi, Eunhyuk tiba tiba meminggirkan mobilnya di bahu jalan lalu bernafas panjang dengan dahi menempel di setir, seandainya saja jika dengan membenturkan kepala bisa membuat adik kecilnya tidur lagi alangkah bagusnya, tapi ini sia sia saja karena adik kecilnya yang bandel malah masih saja bugar.
"Oppa kau kenapa? Kenapa kita malah berhenti di sini?" Jinhye yang cemas dan kelewat polos malah mengusap dahi pria itu, sialnya Eunhyuk makin kepanasan. Entah minuman apa yang sudah dia minum tadi sampai jadi begini, masa sih dia bisa mabuk hanya karena minum bir dan wine saja.
"Ya tuhan oppa, apa kau sakit?"
Eunhyuk menggeleng lalu menoleh pada gadis itu dengan wajah memelas, dia sungguh tak sanggup bertahan lagi ini harus segera di tuntaskan.
"Jinhye....ya akh~ tolong bantu aku"
Jinhye mengerjapkan matanya heran, dengan gerakan cepat Eunhyuk menarik pinggang dan tengkuk Jinhye lalu melumat kasar bibir gadis itu yang memekik kaget dan belum siap dengan reaksi Eunhyuk. Akhirnya Jinhye pasrah dan memeluk leher pria itu, mengimbangi ciuman Eunhyuk yang tumben panas sekali malam ini.
"Kau kenapa oppa? Badanmu kenapa hangat..."
Eunhyuk bernafas putus putus setelah melepas bibir mereka, hanya berciuman saja takkan menidurkan milik nya.
"Bantu aku Hye....ahk aku tak tahan lagi, dia bangun dari tadi, argh~ dasar sialan mereka membawa kita ke club malam tadi"
Eunhyuk menunjuk selangkangan nya dimana penisnya yang membesar bangun tercetak sampai terlihat jelas di celana jeans hitam ripednya.
"A...apa?"
Jinhye yang kaget hanya bisa meneguk ludah dan menggeleng lirih. Dia ingin menolak, namun sebagai kekasih dia tak tega juga melihat wajah Eunhyuk yang memelas, dan seperti menahan sesuatu.
"Tapi...ba...bagaimana caranya oppa, aduh?"
Jinhye membeo bingung, jika pria itu meminta seks jujur saja dia belum siap. Jinhye sungguh takut membayangkan bagaimana rasanya, apalagi janji Eunhyuk padanya untuk tak melakukan seks sebelum mereka menikah.
"Oral saja, atau foreplay nanti aku ajari caranya ahk ~ sayang palli aku bisa mati kepanasan"
Eunhyuk buru buru melepas resleting celananya dan ikat pinggang nya, lalu membebaskan miliknya dari sarung nya.
"Ommo"
Jinhye sampai memejam shok begitu melihat kejantanan besar tegak dengan topi nya yang menakjubkan milik pria itu, yang baru kali ini bisa dia lihat dengan live.
"Jinhye....ahk palli~ sini, ahk sayang palli sini"
"Bagaimana caranya oppa?"
Eunhyuk berdecak kesal, salah siapa bisa punya kekasih selugu ini. Jinhye bahkan tak tahu oral itu seperti apa? Foreplay juga bagaimana.
Eunhyuk memundurkan jok kursinya hingga lengang, lalu menarik tubuh Jinhye agar beralih duduk di atas pahanya.
Gadis itu duduk mengangkang menghadap Eunhyuk dan mendesah saat kedua milik mereka menempel lekat.
Dengan buru buru tanpa aba aba pria itu melepasi kancing atas dres yang di pakai Jinhye, dan mengeram pelan saat miliknya di tekan paha gadis itu, dan membuat gerakan naik turun beberapa kali.
"Sssh~ nde tekan lebih keras lagi sayang.....ndee....sshh begitu baguss....."
Bibir mereka bertaut dengan panas, sesekali pria itu menggesek miliknya di paha Jinhye, tangan nya juga meremas keras payudara gadis itu dari luar dres nya, hingga Jinhye mulai mendesah menikmati interaksi mereka.
"Oppa....ssshh ahk pelan, aduh jangan sampai di masukkan" Jinhye sedikit panik, karena kedua intim milik mereka saling menggesek keras, baju mereka sudah berantakan dengan nafsu makin memuncak
"Ne....nde....aku janji"
Eunhyuk mengangguk, beberapa kali dia merem melek saat paha Jinhye menekan penis miliknya dan tubuh mungil nya naik turun, jika saja Eunhyuk boleh masuk entah bagaimana rasa nikmat nya.
Eunhyuk merasa penisnya mulai berkedut kedut akan orgasme, bibir nya masih mencecapi dengan rakus bibir Jinhye yang sudah bengkak, lalu beralih ke leher Jinhye memberikan banyak kismark merah di sana.
Dia menarik tali bra gadis itu hingga turun dan lepas, lalu meremas dan meraup payudara besar menggoda itu yang sudah terbebas dari tempatnya dengan rakus, gadis itu pasrah hanya bisa mendesah dan membiarkan Eunhyuk menikmati payudara nya bergantian kiri dan kanan.
"Oppa ssshhh~ ahkkk pelan pelan ssshh~ sakit, jangan di gigit"
Jinhye menarik rambut Eunhyuk, meremasnya makin keras, berkali kali dia mengigit bibir menahan nikmat di payudaranya yang di cecapi bibir pria itu dan di hisap makin keras, Eunhyuk juga makin lahap bergantian bermain di puting Jinhye dan menyusu di payudara miliknya.
"Aku mau sampai...tekan lebih keras sayang...."
Eunhyuk meremas salah satu payudara Jinhye dan menekan penisnya makin keras di paha gadis itu, miliknya berkedut kedut makin keras dan dia menggeram saat merasa orgasme melandanya.
"Jinhye~....aaarrgghh"
Jinhye mendongak sembari meremas rambut pria itu, dia merasakan intimnya juga basah dan hampir sampai karena rangsangan hebat ini. Kedua bibir mereka saling mencecap panas lagi, dengan Jinhye yang mendesah saat dia juga ikut sampai. Hanya oral dan foreplay saja mereka berdua bisa orgasme.
"Hosh.....hosh gumawo sayang"
"Oppa baik baik saja?"
Eunhyuk mengangguk bernafas panjang, dia bersandar di dada Jinhye, yang memeluk kepalanya dan membelai rambut hitamnya yang basah oleh keringat mereka yang bercucuran dimana mana.
Baru kali ini Eunhyuk bisa puas orgasme lagi tanpa bantuan 'sabun'. Entah sudah berapa lama dia tak merasakan oral senikmat ini.
"Argh enak, aku lega~"
Jinhye terkekeh, masih membelai rambut lepek pria itu yang masih memeluknya dan menduselkan kepalanya di kedua buah dadanya.
"Lain kali jika oppa tak tahan begini, minta saja padaku, jangan minta pada yeoja lain"
Eunhyuk terkejut lalu menatap Wajah Jinhye, dia membelai dengan lembut bibir ranum gadis itu yang bengkak karena ulah ciuman nya tadi.
"Jinjja? Sungguh boleh?"
"Hm nde....boleh kok"
Jinhye mengangguk pelan, dia maklum karena kekasihnya itu pria normal, takkan mungkin bisa Eunhyuk menahan hormon nya sampai lama.
"Tapi aku takut kebablasan, kau itu menakutkan"
"Cih aku bukan hantu....kau bilang menakutkan"
"Nde....kau itu pacarku yang paling cantik dan sangat aku cintai....gumawo sayang" Jinhye tertawa lalu merenggangkan pelukan nya, dia membenahi kancing dres dan tali BRA nya yang tadi lepas. Eunhyuk menatap payudara itu yang masih menggantung dengan bebas di depan nya, tiba tiba selintas ingatan memenuhi isi otaknya, bentuk payudara milik Jinhye terlihat lebih besar dan bulat dari pada payudara milik Jihyun yang agak kecil dan ada tahi lalat di dekat puting nya.
"Arghh shit kenapa aku jadi horny lagi...Jinhye jebal kau itu menakutkan"
Eunhyuk membatin dan menggeleng kesal karena pikiran mesum nya, bagaimana dia bisa membandingkan payudara milik Jinhye dan Jihyun, mereka jelas jelas beda orang. Lee Hyukjae kau sudah gila. Meski mereka saudara kembar namun Eunhyuk sekarang bisa membedakan kedua nya dengan sangat mudah.
"Oppa kau kenapa lagi?"
"Sebentar saja aku masih ingin memelukmu, nanti aku bersihkan rokmu" Eunhyuk menggeleng dan mendongak menatap wajah gadis itu, dia tersenyum tipis lalu mencium bibir Jinhye sekilas sebelum melepaskan gadis itu agar bisa kembali duduk di kursinya lagi. Dia juga harus membersihkan sisa sperma nya yang pasti berceceran di kursi jok mobil, celana nya dan juga rok milik Jinhye.
"Ayo kita pulang sudah larut malam oppa"
"Nde.....kau menginap di hotel saja dengan ku ya hehe, kau yakin ibumu pasti ngamuk melihat kita baru pulang semalam ini"
"Ish jika bersamamu terus malah bisa gawat, eomma akan makin tanya tanya padaku dan curiga. Antar aku pulang saja sekarang, palli"
Jinhye memakai lagi safebelt nya dan syal di lehernya agar menutupi bekas ciuman Eunhyuk, dia melirik jam tangan nya mendesah kesal, sudah lewat jam dua pagi. Bayangkan berapa lama mereka tadi main oral dan waktu makin beranjak dini hari.
*
*
*
Seatle Hospital, Paris.
Selama hampir dua minggu Jungkook berada di Paris, bersembunyi tentu saja agar Park Jinhye tak bisa menemukan dia lagi, sekaligus mengatur rencana selanjutnya sambil menghabiskan uang lima puluh juta won yang pernah gadis itu berikan.
Sejak tiga hari yang lalu Park Hyunsik datang ke sini untuk membuktikan jika Jihyun memang sedang koma dan di rawat di rumah sakit ini. Lalu Kim Seokjin tetap berada di Seoul untuk mengawasi keluarga Park. Sejak seminggu lalu ada kabar berhembus jika Jihyun palsu dan Hyukjae sedang liburan keluar negeri mempersiapkan pernikahan mereka.
Karena hal inilah Hyunsik sangat berharap Jihyun yang asli segera bangun dari koma nya.
"Sudah lebih dari satu bulan dia terus begini, argh aku pesimis jika dia bisa bertahan"
"Apa tak ada kemajuan sama sekali dari kondisinya? Dokter bilang apa?"
"Dia meminta kita menunggu saja paman, segala alat kedokteran penunjang hidup masih terpasang jadi semoga saja Jihyun bisa bertahan"
"Ckck~ gadis ini benar benar merepotkan, kemarin dengan santai nya keluarga Park masih menutupi rahasia besar itu, semua orang mengira yang berada di Seoul itu Jihyun"
"Mereka tahu tidak yang sebenarnya?"
"Sepertinya tidak, kemarin bahkan LG CORP sudah mencairkan dana investasinya, itu artinya Lee Hyukjae akan menikahi si penyamar itu secepatnya. Aku dengar kabar juga jika dia membawa gadis penyamar itu liburan keluar negeri dia pasti masih mengira si penyamar itu Jihyun"
"Argh lalu mereka kemana? Bisa gawat jika mereka menikah, ini tak boleh terjadi. Aku akan sekuat tenaga menghancurkan rencana pernikahan itu"
"Si penyamar itu sepertinya makin besar kepala, aku sama sekali tak menyangka dia bisa bermain peran dengan sebaik itu"
"Apat mereka sudah tidur bersama? Brengsek, jika aku sudah keduluan Si Eunhyuk itu, lihat saja"
Jungkook membatin geleng geleng dengan isi pikiran nya dan ucapan Hyunsik juga, dia harus berusaha membuat Jihyun bangun agar si penyamar itu bisa ketahuan dan Jungkook bisa membawa Jinhye kabur jauh dari si Lee Hyukjae, dia tertarik pada Park Jinhye, tubuh dan wajah si penyamar yang cantik itu memang menggiurkan, sayang sekali untuk di lewatkan.
"Mmhh.....mmmhhh"
Dua pria yang tengah mengobrol di ruangan rawat yang di tempati Jihyun menoleh ketika sebuah suara lirih tak jelas menarik atensi mereka, kedua mata Jungkook melotot duluan ketika melihat kedua mata Jihyun mulai terbuka perlahan.
"Jie....ya kau sudah bangun?"
"Aigoo apa dia sungguhan sudah siuman?"
"Nghh...hmmm"
Jihyun membuka matanya makin lebar, dengan wajah shok Jungkook langsung melesat keluar dari ruangan rawat itu.
"Dokter!!! Dokter cepat kesini....pasien sudah sadar!!"
*
*
*
Eunhyuk dan Jinhye juga Hyewoo baru saja keluar di terminal kedatangan di bandara Incheon ketika sudah menjelang sore hari, setelah melakukan perjalanan panjang berjam jam dari Hongkong akhirnya mereka tiba di bandara besar di Korea selatan ini.
"Selamat datang kembali tuan muda dan nona"
"Nde gumawo hyung, tolong bawakan ini saja, biar kursi roda bibi Hyewoo aku yang dorong"
Seo Daeyon yang kali ini menjemput Eunhyuk dan Jinhye mengangguk patuh, pria tampan pengawal pribadi keluarga Lee itu langsung membawakan troli koper koper dan barang dari bagasi majikan nya, lalu mereka berjalan bersama menuju mobil di parkiran.
"Hyung tolong temani Bibi Hyewoo, biar Jinhye naik mobil bersamaku"
"Algeumsemnida tuan muda....siap"
"Ayo naik, aku akan mengantarmu dan bibi pulang dulu sayang, paman Jungsoo sudah mengirim pesan ke ponselku ribut menanyai kabarmu dan ibumu"
"Nde....baiklah, tapi oppa jangan lupa besok berkunjung ke rumah ku ya"
"Nde pasti"
Eunhyuk membimbing Jinhye saat naik ke jok penumpang di mobil hitam Lamborghini miliknya, dan Hyewoo bersama Daeyon naik ke mobil hitam MERCEDES satunya, dua mobil mewah itu segera pergi dari parkiran luas bandara Incheon.