Chereads / SANG PENYAMAR | Beautiful liar / Chapter 3 - Secret Work for me (3)

Chapter 3 - Secret Work for me (3)

"Park Nari! Apa kamu gila hah? Kamu mengirim wanita itu ke Seoul untuk melakukan tugas menggantikan tempatmu di sana??!" Ucapan Jungkook yang marah dan berapi api itu hanya di tanggapi Nari dengan santai tanpa beban.

"Kenapa kamu yang malah panik, tenang saja dia bisa kok melakukan tugas ini dengan baik. Hanya tiga bulan setelah itu aku akan mengambil lagi posisiku"

"Bagaimana jika dia kabur?! Dia bisa saja melakukan itu kan?"

"Ibunya ada padaku, kamu tenang saja dia takkan berani kabur selama wanita tua itu ada di tangan ku"

"Ahk aku bingung dengan jalan pikiran mu itu?! Kamu memberikan tempatmu untuk gadis itu, kamu yakin semua akan baik baik saja?"

"Dia membawa buku harianku, takkan ada kesulitan besar jika dia membaca semua isi buku harian ku, dia pasti bisa memerankan peran nya dengan baik dan takkan ada yang tahu rahasia ini"

"Lalu Eunhyuk hyung! Dia bisa murka jika tahu wanita yang balik ke Seoul tadi pagi itu bukan kamu tapi si penyamar itu!?"

Nari terkekeh enteng, duduk dengan anggun di sofa dalam kamar hotel nya. Dia menyesap wine putih. Jika di hitung mungkin dalam dua jam kedepan si penyamar itu sudah sampai di bandara Incheon Korea selatan.

"Aku tak mau mati konyol dengan kembali ke Seoul, kamu tahu sendiri bagaimana tamaknya paman tiri ku itu, iya sih Paman Jungsoo dan bibi Sora mungkin akan selalu melindungiku, tapi itu tak bisa menjamin aku akan baik baik saja, dan aman"

"Eunhyuk hyung bukankah bisa melindungimu juga?"

"Tunangan ku itu? Hahaha~ dia bisa apa? Dia itu cuma pria tolol yang suka tubuhku, dia maniak seks dan mesum" Jungkook mendelik kaget, sungguh tak menyangka jika hubungan Nari dan Eunhyuk bukan hanya sekedar bertunangan saja. Mereka juga sering tidur bersama.

"Apa katamu?"

"Hm~ aku memang sering tidur dengan nya, sedikit bosan karena sekarang dia makin bersikap mesum parah, aku jadi muak dengan nya"

Wajah tampan Jungkook berubah senang, dia memang hanya sahabat Nari selama ini, jangan lupa jika dia juga menyukai gadis cantik itu sejak lama.

"Lalu apa yang akan kamu lakukan selama di sini, Tiga bulan itu cukup lama"

"Liburan, bersenang senang mungkin. Apa kamu mau menemaniku liburan di sini atau keliling dunia dan ke eropa?"

"Kamu yakin mau mengajakku liburan ke Eropa?" Nari mengangguk, lalu merangkul leher pria tampan tinggi yang tiba tiba memeluk pinggang ramping nya.

"Tentu saja, kita bisa menghabiskan waktu bersama tanpa ada yang mengganggu"

"Kamu cukup nakal ternyata ya?"

Jungkook menyeringai, mencium bibir merah seksi itu dengan lembut dan di balas Nari dengan bernafsu. Dia mengikuti nalurinya membawa gadis itu berbaring terlentang di ranjang lalu menindih di atasnya.

"Seharusnya katu cerita padaku jika di Seoul keadaan mu tak aman. Jadi aku bisa melindungimu"

"Iya maaf, itu karena Kemarin aku hampir mati konyol, si Park Hyunsik itu memberikan racun dalam minuman ku dan aku beruntung karena asisten pribadiku tahu hal itu, hidup di keluarga Park itu berat dan nyawaku bisa melayang sewaktu waktu"

"Bagaimana jika Park Hyunsik bisa membunuh si Nara karena mengira dia itu kamu? Bisa runyam nantinya kan?"

"Hehe~ tak masalah, jika dia mati berarti nasib nya sial. Sasaran paman ku yang bodoh itu salah, karena aku masih hidup dan baik baik saja"

"Hm~ kamu pintar, seperti nya kamu menjadikan si penyamar itu umpan atau tumbalmu kan?" Nari mengangguk, melepasi kancing kemeja yang di pakai Jungkook dan membiarkan pria itu mencium leher mulus nya.

"Lalu apa tugas yang kamu berikan pada si penyamar itu? Kamu tak mungkin hanya menyuruhnya menggantikan mu saja dan jadi tumbalmu kan?"

"Aku menyuruh dia berusaha mengulur waktu pernikahanku dengan Lee Hyukjae sampai aku kembali, dia itu bodoh tapi sangat kaya. Lee Hyukjae itu tambang emasku yang harus aku miliki dan tak boleh lepas"

"Hm lalu aku bagaimana?"

"Kookie...katu itu lebih segalanya dari dia, kamu bukan saja sahabat ku tapi kamu juga pria-ku" Jungkook terkekeh dan melanjutkan kesenangan nya, tangan nya sibuk melepas kancing dres Nari, lalu menikmati juga payudara Wanita muda di bawah nya yang sepertinya telah pasrah, dia hanya mendesah dan menikmati momen mereka ini.

*

*

Flashback On*

Tok....tok....

"Suho, oppa buka pintunya! Ini aku Nara! Oppa di dalam kan?!" Dari dalam kamar flat yang di sewa Suho selama ini tak ada jawaban apapun, Nara terus mengetuk pintu itu dengan cemas, karena sejak tadi pagi ponsel kekasihnya tak aktif dan dia tak bisa menghubungi Suho.

"Nona Nara?"

Nara menoleh kaget saat melihat bibi Tong pemilik kamar flat ini yang tersenyum ramah menyapanya.

"Bibi, apa Suho oppa di dalam? Dia tak bisa ku hubungi sejak tadi pagi" Nara butuh bantuan kekasihnya, dia takut sekali ketika Park Nari mengancam nya tadi dengan memanfaatkan kelemahannya, dan memaksa nya menjadi penyamar.

"Nona tidak tahu ya? Suho sudah pindah dari sini tadi pagi, dia bilang akan bekerja di luar negeri, dia berangkat ke bandara tadi pagi"

"Apa?"

Nara tersentak, dia menggeleng tak percaya dan hampir jatuh limbung. Kekasihnya pergi, kenapa saat mereka bertemu kemarin Suho tak mengatakan apapun. Tega sekali kekasihnya pergi begitu saja di saat kondisi Nara susah begini.

"Bibi, apa dia sungguh sudah pergi? Kenapa dia tak pamit dan bilang apapun padaku?"

Nara menangis, berjongkok di depan kamar kosong itu, dan wanita tua tadi mengusap punggung nya iba.

"Sabar, jangan menangis ya. Suho tiba tiba bilang dia mendapat pekerjaan yang bagus di tempat yang jauh, bibi pikir dia sudah bilang padamu?"

"Tidak, dia janji akan menikahiku secepatnya, aku sudah menunggu nya sejak lama bi" Nara menggeleng sedih, kenapa banyak sekali musibah yang dia terima hari ini. Kekasihnya pergi tanpa pamit, dan ada wanita yang mengancam nya, menjadi orang miskin seperti dia benar benar menyedihkan.

Drrtttdrrt.....

Ponsel di tas slempang yang di pakai Nara berdering keras, dia melihat nama Sunhee di sana dan langsung mengangkatnya.

"Wei"

"Ya tuhan syukurlah akhirnya aku bisa menghubungimu!"

Nara keheranan dengan suara sahabatnya yang terdengar serak di seberang.

"Ada apa Sunhee? Kenapa suaramu panik begitu?"

"Ibumu!! Ahk bibi Hyewo! Dia pingsan dan tetangga membawa dia ke rumah sakit"

"Apa? Ibuku masuk rumah sakit??!!"

Flashback Off*

*

*

Nara sama sekali tak mengerti dengan takdir dan garis hidupnya, tadinya dia memiliki seorang kekasih yang mencintainya. Bahkan mereka sudah berencana akan menikah. Lalu tiba tiba Kim Suho pergi entah kemana, dan ibunya harus masuk rumah sakit dengan kondisi kritis, karena sakit jantung nya makin parah.

Di tengah semua musibah beruntun itu, Park Nari datang dan meminta nya melakukan pekerjaan mustahil. Bayaran nya sekarang wanita itu bersedia membiayai operasi jantung Ibu nya hingga sembuh. Nara bingung jika dia tetap menolak maka nyawa ibunya bisa tak selamat, pekerjaan nya hanya di restoran dengan gaji kecil. Nara terpaksa menyetujui keinginan Nari asalkan ibunya bisa di operasi secepatnya.

"Ya tuhan, apa yang telah ku lakukan? Aku benar benar pergi ke Seoul dan menjadi seorang penipu" Nara menangis selama dalam perjalanan, dia menatap kaca jendela pesawat dan mengusap nya.

"Syukurlah eomma sudah bisa di operasi, ya tuhan tolong jaga ibuku di sana selama aku tak bersama nya" Nara menghela nafasnya, dia sediki tenang karena ada sahabatnya Sunhee yang berjanji menjaga ibunya. Dia hanya bilang pada Sunhee jika bekerja jauh, dan mencari uang untuk biaya operasi ibunya.

"Sebentar lagi aku sampai seoul, Sudah sepuluh tahun aku tak kesana lagi, apa aku bisa menjalankan semua kebohongan ini dengan baik?"

Nara mengambil sebuah buku tebal dari tas kulit nya, itu buku harian milik Nari. Dia membuka halaman demi halaman buku itu, lalu melihat sebuah foto.

"Namanya Lee Hyukjae, panggil saja dia Eunhyuk oppa. Dia kaya sekali dan lihat dia tampan kan, umurnya saat ini 35 tahun, dia adalah tunanganku, sekaligus calon suamiku"

"Kamu menyuruhku menggantikan mu di Seoul bahkan menipu tunangan mu sendiri?!"

"Aku tak terlalu peduli, ada alasan besar kenapa aku melakukan ini, cukup jalankan saja tugasmu dengan baik disana, ktau takkan ketahuan jika pintar. Ingat jangan macam macam dengan kekasihku. Awas saja jika kamu berani tidur dengan nya!"

"Tidak! Aku takkan sudi tidur dengan tunangan orang!"

"Baguslah, aku percaya kamu gadis baik. Lakukan dengan baik tugasmu"

"Nona Nari, aku tak mau melakukan nya. Dia tunangan mu aku tak bisa menipu orang yang tak salah apapun"

"Jika kau mau menolak lagi ibumu akan mati! Ingat hanya aku yang bisa menolong nyawa ibumu!"

Nara menangis dan mengusap foto pria itu,  dia tak kenal pria itu. Sama sekali tak kenal, namun dia harus berpura pura menjadi Nari, Kejam sekali wanita itu memaksa nya.

"Maafkan aku tuan Lee Hyukjae, aku terpaksa melakukan ini. Jika nanti kamu marah, tolong marah saja pada tunangan mu" Nara memasukkan lagi foto itu ke dalam buku tadi, dia memasukkan lagi buku itu juga ke dalam tasnya dan menghela nafas.

*

*

Incheon Airport. South Korea.

Bandara besar itu cukup ramai malam ini, saat matahari sudah meninggalkan tahta nya Nara baru sampaii, dia keluar dari pintu kedatangan dan mendorong tas travel milik Nari. Dengan wajah cemas dia melihat ke sekeliling bandara besar itu, tadi pagi wanita jahat itu bilang jika dia akan di jemput oleh sopir keluarga Park. Tapi Nara bingung seperti apa wajah sopirnya.

"Nari-ya.....babe!"

Nara tersentak, dia menoleh saat lengan mulus nya di pegang seseorang dan seketika Nara terpaku saat melihat seorang pria tampan tersenyum bahagia di dekatnya.

"Babe....I Miss You. Akhirnya kamu pulang" Nara tak bergeming karena kaget, saat di peluk pria itu, dia menahan nafasnya karena aroma wangi maskulin itu begitu membuai.

"Kamu?"

Nara baru ingat ketika melihat wajah pria itu, dia pasti Lee Hyukjae, tak salah lagi, wajah aslinya bahkan lebih tampan dari fotonya. Lee Hyukjae memakai jaket kulit dengan celana jeans, dan Nara yakin semua atribut yang terpasang di tubuh pria tampan itu pasti semua nya bermerk.

"Kamu jahat, kenapa pulang lama sekali? Aku sangat merindukan mu, hm" Nara masih mematung, dia belum siap di peluk seperti ini oleh pria.....

Chup....

"Bagaimana kabarmu? hei kenapa sejak tadi kamu diam terus sih?" Mata Nara mengerjap gugup, baru saja menginjakkan kakinya di Seoul bibirnya sudah di cium pria, dan ini bukan Suho. Bibir itu begitu manis dan nikmat, meski hanya mengecupnya sampai wajah cantik nya merona begitu menyadari nya.

"Oh ya aku baik baik saja tu~ eh oppa" Eunhyuk terkekeh, lalu mengambil alih koper putih milik kekasihnya dan menggandeng tangan lentik Nara.

"Bibi Sora memintaku menjemputmu langsung dan aku setuju, karena aku rindu sekali dengan mu babe. Mereka semua sudah menunggumu di rumah"

Nara yakin pasti keluarga gadis bernama Nari itu sudah menunggu kepulangan nya, tapi kenapa dia malah mengirim Nara ke sini.

"Ngh ye. Terima kasih"

Eunhyuk berkenyit heran, biasanya kekasihnya ini akan menjawab dengan genit ucapan cintanya dan langsung merangkul lehernya lalu mencium dulua bibir Eunhyuk, tak peduli mereka di mana. Namun kali ini Nari terlihat aneh.

"Kamu baik baik saja kan babe?"

"Iya kok, mungkin aku hanya kelelahan dan karena jet lag saja" Nara memijit tengkuk nya, Eunhyuk yang berusaha maklum hanya mengangguk lalu membawa gadis itu menuju mobil nya yang dia parkir tadi.

Eunhyuk menyetir sembari mengajak kekasihnya mengobrol, dia bertanya ini dan itu bagaimana kondisi Nari selama di Hongkong dan Nara yang tengah menyamar berusaha menjawab seadanya, dia masih shock dengan ciuman mendadak tadi.

"Hampir sebulan kamu pergi, aku rindu sekali dengan mu. Ah setelah dari rumah bibi aku antar pulang ke apartemenmu ya?"

"Apartemen?"

Eunhyuk mengangguk semangat dan mengedipkan genit matanya dia meremas tangan Nara yang makin kalang kabut karena pria itu terus bersikap mesra padanya. Jika dia bilang apartemen berarti seperti yang tertulis di buku harian Nari, apartemen itu adalah tempatnya memadu kasih dengan Lee Hyukjae selama ini. Dasar pasangan gila, mereka bahkan sudah sering tidur bersama dengan status hanya bertunangan saja.

"Kamu kenapa? Apa kamu sakit, kamu demam ya?"

Eunhyuk mendekatkan wajahnya pada gadis itu, dia meraba dahi Nara bermaksud memeriksa gadis itu, namun Nara langsung panik menyingkirkan tangan besar nya.

"Jangan~"

"Aigoo lama tak bertemu, kamu jadi malu malu padaku begini? Hei lihat aku babe" Nara gelagapan, kedua tangan besar pria itu membingkai wajah cantiknya, mengusap nya lembut dan menggesekkan kedua hidung bangir mereka. Sampai Nara bisa merasakan harum nafas pria itu. Eunhyuk menyeringai, menarik tengkuk gadis itu dan bibirnya langsung mencecap bibir ranum milik gadis itu.

"I love you babe..."