Rasanya tubuh Nara hampir saja luruh bagaikan agar agar karena kaget luar biasa, dia meremas jas yang di pakai Eunhyuk berusaha menikmati Ciuman gila ini, karena bibir yang sedang mencecapnya dengan lembut itu milik lelaki yang bukan siapa siapa nya.
"Jangan.... tolong"
Eunhyuk tertegun, heran setengah mati karena ciuman mereka terhenti. terpaksa dia melepas bibir Nara dan menatap bingung si kekasih yang menggeleng agar tak mendekatkan wajah nya lagi.
"Kamu kenapa? Nari-ya?"
Pria itu memanggil dengan sedikit kesal, tak pernah sekalipun Nari bisa menolak ciuman nya dan ini yang pertama kali nya. Dia sampai berpikir ini bukan Nari yang biasanya.
"Aku sudah bilang kan kalau lelah, aku juga masih jetlag perjalanan dari Hongkong bukan hanya satu dua jam, tolong tu~ ..eh oppa mengertilah"
"Ah baiklah, maafkan aku, ayo aku antar pulang" Eunhyuk tersenyum berusaha maklum, mungkin Nari memang masih lelah, besok dia pasti takkan menolak ciuman nya. Soal ciuman atau main seks bisa nanti, waktu mereka masih banyak.
Eunhyuk memposisikan duduknya lagi dengan benar, dia mengusap lembut rambut sebahu gadis itu yang masih salah tingkah.
Dengan gugup Nara meremas kedua tangan nya, sesekali dia melirik pria yang tengah berkonsentrasi menyetir dan berubah diam sejak beberapa menit lalu, beberapa pertanyaan muncul di kepalanya.
Kenapa Park Nari menyuruh nya menggantikan posisinya di Seoul, bukankah hidupnya begitu sempurna. Dia memiliki kekasih yang tampan dan kaya, dia juga cantik, bahkan Nara yakin harga mobil LAFERRARI yang mereka tumpangi ini pasti harga nya jutaan dolar USD.
"Kenapa dia melakukan ini, bahkan berani membayarku sampai seratus juta won hanya untuk berpura pura menjadi dia? Kekasihnya setampan ini?"
Nara menggigit bibirnya sembari melamun, bekas bibir Lee Hyukjae masih sangat terasa jejaknya dan Jantung Nara berdebar tanpa sebab. Oh, dia bukan remaja belasan tahun yang baru kali ini di cium pria. Dia pernah berpacaran, pernah berciuman juga dengan Suho, meskipun ciuman yang dulu, tak pernah sepanas seperti Lee Hyukjae.
Ciuman kali ini efek nya sudah mampu membuat saraf Nara berubah blank, Lee Hyukjae memang berbeda.
"Nah kita sudah sampai babe"
Nara gelagapan lamunan nya buyar seketika, dan reflek menjauh saat Eunhyuk bermaksud melepas safe belt nya namun Nara malah panik.
"Ah maaf, tadi aku melamun. Ayo turun"
Eunhyuk terkekeh lalu turun duluan dari mobil dan membukakan pintu untuk Nara.
"Nona muda. Selamat datang kembali"
Seorang pelayan berseragam hitam mendekat, dengan riang nya dia membungkuk dan Nara hanya balas tersenyum, Tunangan nya menggandeng tangan nya saat masuk ke dalam rumah itu.
"Sena-ssi, turunkan koper milik kekasihku di bagasi mobil ya. Kami masuk duluan"
"Siap tuan muda Lee!"
Eunhyuk segera menggandeng lagi gadis itu, berjalan ke pintu putih dimana seorang wanita cantik dan anggun, dengan gaun hitam menyambutnya.
"Nari sayang selamat datang kembali di rumah dear, bibi sangat merindukan mu" gadis itu mengangguk, panggilan itu harus dia dengar dan terbiasa seiring waktu.
Jika di lihat dari cara wanita itu menyapa, pasti dia menyukai Park Nari, wanita ini pasti Park Sora yang di katakan Nari adalah adik ipar dari mendiang ayah dan ibu nya.
"Dimana paman Jungsoo, apa masih di kantor?"
"Aku di sini Hyuk-ah" Jungsoo terlihat turun di tangga dan tersenyum lebar.
"Dear.....kami merindukan mu"
"Aku juga paman....."
Nara terpaksa tak menolak pelukan pria berumur 49 tahun itu, dia menepuk punggung keponakan nya, lalu Sora langsung menarik lengan Gadis itu agar ke ruang makan.
"Ayo sekarang kita makan malam dulu, bibi sudah membuatkan makanan kesukaan mu juga" Gadis itu tersenyum mengangguk setuju, lalu Eunhyuk hanya berjalan mengekor di belakang mereka bertiga.
"Kamu akan menginap di sini malam ini kan? Bibi rindu sekali dengan mu sampai sebulan kamu berada di Hongkong"
"Hm~ sebenarnya malam ini aku ingin mengajak Nari kencan, bibi harus maklum karena aku juga rindu sekali dengan kekasihku" Sora pura pura merengut lalu suaminya malah terkekeh.
"Maklum saja dengan mereka, anak muda memang selalu begitu, cinta mereka itu sedang hot nya, seperti dunia hanya milik berdua saja"
"Ish mereka selalu saja mau nya mesraan terus, katanya kalian akan segera menikah kan? Lalu kapan acara nya? Jangan sampai Nari keburu hamil duluan"
"Secepatnya bibi, persiapan nya sudah hampir sembilan puluh persen kok"
Uhukk...uhukk....
Gadis itu langsung terkejut sampai tersedak, Eunhyuk reflek langsung mengusap punggung kekasihnya dan memberikan air minum pada gadis itu.
"Hati hati makan nya babe, jangan buru buru. Ayo minum dulu"
"Maaf aku mau ke toilet dulu. Permisi" Tanpa membuang waktu Nara beranjak keluar dari ruang makan, dan berpapasan dengan pelayan yang tadi di panggil Sena.
"Nona Nari mau kemana?" Melihat majikan nya yang kebingungan di anak tangga, pelayan itu segera menegur.
"Anu~ ah aku mau kekamarku, tolong kamu antarkan, kepalaku sedikit pusing" Pelayan itu langsung mengangguk dan memegangi lengan majikan nya naik ke tangga besar.
"Nona minum dulu obat sakit kepalanya. Apa mau saya buatkan teh hijau kesukaan nona?"
"Tidak usah, duduk saja di sini bersamaku"
"Ah jangan saya kan hanya asisten nona, saya berdiri di sini saja" Pelayan bernama Sena itu memberi air putih pada Nara, lalu memijit bahu gadis itu.
"Sena, ah apa yang terjadi selama aku tak di sini?" Dari buku harian gadis jahat itu pelayan bernama Sena pasti orang kepercayaan Nari di rumah ini. Nara yang tengah menyamar meletakkan gelas tadi di meja, lalu pelayan itu merogoh isi saku seragam nya menyodorkan beberapa lembar amplop.
"Saya berhasil mengamankan ini semua, jika sampai ada yang tahu kan bisa gawat" Nara yang heran menerima banyak amplop itu, dia membolak balik beberapa amplop.
"Ini surat dan kartu ucapan cinta dari Choi Siwon, penggemar berat nona itu masih saja mengirim hadiah, bunga dan kartu cinta ke alamat sini. Nona harus hati hati, jika Tuan Lee Hyukjae tahu dia bisa ngamuk"
"Siwon? Ah iya~ lalu surat apa ini?"
Nara baru sadar jika dia sedang memerankan jadi Nari di sini, dia tak boleh terlihat tolol di depan pelayan muda itu.
"Ini semua tagihan kartu kredit nona, dan juga ada kiriman hadiah dari tuan Park Hyunbin. Saya langsung sembunyikan"
"Hyun Bin? Hadiah?"
"Nona masih berhubungan dengan nya tidak? Ah dia masih sering mengirim hadiah kesini, saya simpan semua hadiahnya di lemari, Banyak sekali barang mahal semua"
Pelayan bernama Han Sena itu mengerling genit, seketika Nara jadi gelagapan.
"Aku sudah lama kok tak bertemu dengan nya. Yasudah nanti saja ku lihat hadiah nya" Meski keheranan pelayan itu percaya saja, tak biasanya nona muda nya gugup saat membicarakan para pria selingkuhan nya.
"Yasudah keluarlah sekarang, aku lelah ingin istirahat"
"Baiklah nona, saya tutup korden nya ya. Apa ingin di siapkan air mandi dan piyama untuk nona?"
"Tidak usah, keluarlah saja" Sena mengangguk dengan dahi berkerut, tumben sekali nona majikan nya tak mau di siapkan air panas dan piyama ganti.
"Selamat beristirahat nona"
Blam.....
"Arh kepalaku makin pusing, siapa orang orang itu sebenarnya? Nari nih sebenarnya seperti apa?" Nara mengambil buku harian milik Nari di tas dan membolak balik halaman kertas itu, banyak sekali yang belum dia baca karena itu dia bingung siapa pria pria yang di bicarakan Sena tadi.
*
*
"Siwon oppa, Dia ganteng tak kalah tampan dengan tunangan ku, sebenarnya jika hanya untuk bersenang senang dia sayang untuk di lewatkan, karena dia bisa membelikan apa saja yang ku inginkan, tak masalah jika Hyuk oppa tak tahu"
"Ya tuhan!??"
Nara hampir saja jatuh terjengkang, saking kaget nya dengan tulisan di lembar buku itu, dia geleng geleng dan membaca lagi banyak tulisan Nari.
"Dia selingkuh? Kamu suka selingkuh. Ya tuhan, jahat sekali kamu Nari-ssi, kamu bisa selingkuh dari tunangan mu yang sebaik itu?" Nara sudah menduga nya sejak Sena mengatakan soal hadiah, para pria mengirim surat dan hadiah untuk Nari, tak ada seorang pun tahu selain Sena. Jika dia bisa mudah tidur dengan Lee Hyukjae Karena pria itu tunangan nya, kenapa dia tidur juga dengan pria lain
Yang membuat Nara makin kaget ada tulisan soal Park Hyunbin juga di lembaran yang barusan dia baca.
"Aku rasa menjadi adik ipar sekaligus teman tidur tak buruk juga, meski anaknya sudah dua dia masih perkasa di ranjang, ah aku suka Hyunbin oppa. jangan sampai adik nya dan Sora eonni tahu kami sering tidur bersama. Eunhyuk oppa bisa membunuhku hehehe~"
"Dasar gila!?"
Nara meremas buku itu gemas, lalu langsung memasukkan ke laci nakas, dia marah sekali saat membaca isi buku itu. Bagaimana bisa gadis bernama Park Nari sejahat itu, mungkin dia tak waras juga sampai mengirim nya ke tempat ini menggantikan posisinya.
"Astaga berarti Park Hyunbin itu kakak iparnya Eunhyuk? Ahk kenapa Nari tak bilang apapun soal ini? Dasar wanita gila"
Nara memijit dahinya dia berbaring di ranjang dan menatap langit langit kamar.
*
*
"Babe apa.... kamu didalam? Sena bilang kau ada di kamar mu?"
Nara terkejut, dia langsung mundur menutupi dada nya dengan tangan padahal dia sudah memakai bathrobe. Beberapa menit lalu dia memutuskan untuk mandi, menyegarkan otaknya yang kusut.
"Aku baru saja mandi. Ada apa?" Nara menggosok rambutnya dengan handuk, sedikit risih karena Eunhyuk ikut duduk dan memeluk pinggang ramping nya tanpa permisi.
"Kamu yakin malam ini akan menginap di sini?" Pria itu bertanya dengan nada merajuk, menggemaskan sekali sampai Nara tersenyum kikuk.
"Ngh iya, lalu kenapa kamu tak pulang? Ini sudah larut malam kan?"
"Ish Kamu jahat sekali, biasanya jika kamu baru pulang dari tempat jauh mengajakku menginap ke apartemen. Babe aku rindu sekali dengan mu"
"Lain waktu saja aku pulang ke apartemen, aku sudah ngantuk"
Nara melepas paksa pelukan Eunhyuk, dia gugup hanya berduaan dengan pria asing ini yang sejak tadi tak segan menyentuh nya. Pria itu melongo bingung karena tunangan nya langsung menjauh dan berdiri menjaga jarak.
"Kamu aneh, Kenapa hm? Alergi sekali aku cium dan aku peluk" Eunhyuk yang tak menyerah memeluk lagi pinggang ramping itu dengan erat, mencium rambut sebahu kekasihnya yang harum aroma mawar. Dia suka wangi Nari yang memabukkan itu, dengan cepat Eunhyuk menarik tengkuk gadis itu lalu mencecap bibir merah menggoda yang sejak dia cium di mobil tadi rasanya nikmat sekali. Tumben sekali bibir Nari jadi makin memikat, apa karena sudah terlalu lama dia merindukan bibir kekasihnya sampai rasanya sekarang luar biasa.
Ini ciuman mereka yang kedua, demi dewa neptunus Nara ingin tenggelam saja di Sungai Han daripada di cium pria ini, Lee Hyukjae bukan saja tampan tapi juga berbahaya. Dia hampir luruh ke lantai jika Eunhyuk tak memegangi.
Lalu kenapa dia tak bisa menolak, Apa bibir Lee Hyukjae ini memabukkan sampai membuat dia ikut terlena. Dengan kalap Eunhyuk menekan tengkuk itu makin keras, bibirnya menjelajah dengan puas bibir merah itu, dia mendengar tunangan nya mendesah merdu namun ada yang beda. karena desahan itu terdengar rapuh dan seperti gugup.
Nara melepas paksa tautan bibir mereka, beberapa menit dia melayani bibir itu tak kalah panas nya, mereka saling melilit lidah, menaut bibir ganas dan menyisakan juga jejak saliva di bibir gadis itu.
"Babe, Kenapa berhenti?"
Pria itu terlihat kaget dan tak rela lalu menggeram pelan, karena di bawah sana sudah bangun. Eunhyuk bukan tipikal yang sanggup bertahan jika nafsunya sudah memuncak, namun tunangan nya ini malah memutus bibir mereka. Seharusnya malam ini dia bisa mengajak Nari bercinta di apartemen.
"Oppa aku lelah, kamu pulang lah sekarang"
"Hah apa?"
"Tolong, Aku mengantuk dan lelah oppa"
Nara membuka pintu kamarnya, jika tak di usir dari sini Lee Hyukjae itu bisa menidurinya di sini, dan itu situasi gawat.
"Ish sebal, baiklah aku pulang sekarang Aku tahu ktau masih lelah, tapi Besok pagi aku ke sini lagi menjemputmu....dah babe"
Blam
Nara langsung duduk di ranjang setelah menutup keras pintu itu, dia bingung dan kesal kenapa harus di hadapkan dengan situasi seperti ini.
*
*
Pukul delapan pagi Lee Hyukjae itu sudah berdiri dengan anteng di depan mobil sport Lamborghini Veneno nya, mendekap lengan nya dan tersenyum manis pada Nara.
"Kamu sudah siap? Ayo berangkat"
Eunhyuk langsung menggandeng tangan gadis itu setelah mencium pipi nya, dan sama sekali tak di duga karena gadis itu hanya diam.
Aneh....
Kenapa Nari bisa berubah jadi dingin, semalam dia menolak nya lalu pagi ini sikapnya dingin, benarkah ini Park Nari
Sejak tadi tanda tanya besar ini memenuhi kepala Eunhyuk, namun akhirnya dia terkekeh sendiri karena berpikir yang tidak tidak. Jika di depan nya ini bukan kekasihnya lalu siapa, Dengan gemas pria tampan itu memukul dahinya sendiri, sebuah pemikiran aneh yang tolol kenapa bisa mampir di otak nya.