"Ka....kamu~ bukan Nari?"
Nara menggeleng dengan panik, dia menutupi kedua buah dada nya dengan kedua lengan nya, wajah cantiknya sudah basah dengan air mata karena baru di lecehkan pria itu sampai benda pribadi nya terlihat dan kondisi tubuhnya yang sudah mengenaskan, setengah telanjang membuat Nara makin menangis keras karena malu dan terhina.
"Siapa sebenarnya kamu hah?!"
"Aku..a....aku ini Park Nari"
Nara mengigit bibirnya dan masih menutupi dadanya, dres nya sudah koyak semua dan sobek, BRA nya juga rusak talinya putus jadi payudara nya tadi terekspos, meskipun dia tutupi terus dengan tangan. Bisa celaka jika dia ketahuan sekarang, pekerjaan nya di sini belum selesai. Nari bisa menghabisi Hyewoo jika dia merusak semua rencana gadis jahat itu.
"Aku takkan percaya bualan mu, dimana Park Nari -ku?! Katakan kamu itu siapa hah?"
Siwon dengan kasar menarik lengan mulus Nara, sampai gadis itu berubah posisi berdiri dan makin menangis keras. mata Siwon dengan tajam memicing, lalu dia menunjuk payudara gadis itu dan terkekeh kasar.
"Tahi lalat mu di payudara kemana? Jika kamu Nari yang asli, kamu pasti memiliki tahi lalat di payudara dan sekarang tak ada?!" Nara mundur dengan cemas, dia sungguh terkejut dengan ucapan pria itu yang menunjuk payudaranya, dan membentak nya dengan kasar.
"Aku....~ aku"
"Katakan kamu siapa?! Atau aku akan memaksa mu dengan kasar sampai kamu mengaku!?"
"Aku ini sungguh Park Nari..."
"Jangan coba berbohong lagi nona penipu!"
"Aku....memang Nari, ngh anu tahi lalat itu, argh aku mengoperasinya agar hilang saat di Hongkong"
Nara jatuh duduk di lantai dan makin menangis keras, dia menjawab dengan terbata bata, namun Siwon ikut berjongkok dan terkekeh meremehkan.
"Operasi tahi lalat?"
"Iya benar....aku menghilangkan tahi lalatku saat....di ....di Hongkong. Sungguh"
Lagi lagi pria itu makin tertawa keras lalu meremas pipi mulus gadis itu yang sudah sembab dengan kasar.
"Mungkin kamu bisa menipu semua orang nona, tapi tidak denganku. Dengan jarum suntik saja kamu takut apalagi di operasi?"
"Hah~" tangan Nara saling meremas dan wajahnya makin pucat. Pria itu pintar sekali bahkan dia paham Nari luar dan dalam.
"Mengaku cepat penipu, sebelum kesabaranku habis!!"
"Iya,..aku memang bukan Park Nari....hiks~ kamu puas?" Nara menunduk duduk di lantai memeluk lututnya dan sesenggukan, Siwon terdiam dengan kepala pening lalu berpindah duduk di sofa, pria tampan itu masih shok dengan pengakuan jujur gadis itu.
"Lalu dimana Park Nari? Siapa kamu sebenarnya?"
Siwon mulai membuka suara dan memberikan tisu pada Nara yang masih menangis sesenggukan. Dia tak tega juga melihat gadis yang setengah telanjang duduk di lantai dengan terisak. Dia melepas jasnya lalu menyelimuti punggung Nara, dan duduk lagi di sofa menunggu gadis itu puas menangis.
"Kamu takkan percaya jika saya ceritakan semuanya, dia yang meminta saya menggantikan tempatnya di sini dan saya terpaksa melakukan nya" Pria tampan itu berdecak, gadis itu mengaku dengan sesenggukan. Terlihat tak berbohong, karena jika Nari bisa melakukan hal jahat seperti itu Siwon takkan kaget, karena banyak sifat buruk Nari juga yang kadang membuat Siwon kesal.
"Siapa namamu?"
"Saya, Park....Park Nara"
"Park? Margamu sama, juga Park?"
"Nde...benar tuan marga saya Park"
Pria tampan itu menghela nafasnya, lalu berdiri dari sofa dan masuk ke sebuah kamar, beberapa menit kemudian dia keluar membawa sebuah kemeja putih bersih dan menyodorkan pada Nara.
"Ganti bajumu dengan kemeja bersih ini, di sebelah sana toiletnya, kamu bisa cerita semua padaku setelah perasaanmu lebih tenang"
"Te...terima kasih tuan" Ajaibnya pria itu tak emosi lagi, Nara mengangguk dan langsung menuju toilet yang di tunjukkan Siwon di koridor sebelah kanan.
"Hah apa Nari sudah gila? Aku tak menyangka dia bisa nekat berbuat begitu? Apa alasan nya?"
Siwon duduk tercenung di sofa ruang tamu, dia yakin gadis bernama Park Nara itu tak berbohong karena mimik dan tatapan mata lentik indahnya sungguh terlihat jujur, ketika mengakui semuanya tadi.
*
*
Setelah berada di toilet selama sepuluh menit Nara akhir nya keluar juga, dia memakai kemeja putih milik Siwon yang kebesaran di tubuh mungilnya, tapi itu lebih baik daripada memakai dres nya yang sudah sobek tadi. Dia duduk di sofa dan membereskan tas nya tadi. Nara mengambil buku harian bersampul hitam itu lalu menyodorkan pada Siwon.
"Apa ini?"
"Buku harian nya Nari......" Dahi pria itu berkerut kaget, dia tak menyangka jika Nari sampai memberikan buku harian itu demi gadis itu agar bisa menggantikan tempatnya sementara di sini.
"Dia menulis semua di buku itu, termasuk hubungan gelapnya dengan kakak ipar Lee Hyukjae. Aku akan meminjami untukmu agar kamu bisa membacanya, jadi kamu tahu dan paham semua alasan nya"
"Park Hyunbin?"
"Iya benar, kamu pasti tak tahu apapun soal hubungan perselingkuhan Nari dengan Park Hyunbin?"
"Argh wanita itu benar benar gila!? Aku sungguh tak tahu sama sekali soal itu, sebenarnya berapa banyak pria yang ada affair dengan nya selain aku dan Lee Hyukjae?" Siwon menyambar buku itu, dia membuka acak halaman nya dan mulai membacanya.
"Apa ada yang tahu soal identitasmu sebenarnya di sini selain Nari dan aku?"
"Tidak ada.....hanya Nari dan teman nya bernama Jeon Jungkook yang tahu. Sekarang kamu juga tahu"
Dua orang itu tengah mengobrol serius, dengan Siwon yang terus menanyai Nara sejak tadi.
"Jungkook? Bocah itu ikut terlibat? Argh sial, Apa dia punya hubungan cinta juga dengan Nari? Dasar jalang!"
"Mungkin saja, setahu saya mereka masih bersama sampai sekarang"
Nara mengangguk lemah, Siwon menghela nafas lagi dengan cemas. Dia menutup buku itu lalu meletakkan di meja.
"Kenapa kamu bisa terlibat dengan ide gila Park Nari ini? Seharusnya kamu bisa menolaknya atau kabur jauh saja kan?"
"Dia menyandera ibuku, hiks~ ibuku sakit dan harus di operasi jantung, posisiku saat itu terdesak karena aku tak punya uang banyak untuk operasi eomma, lalu Nari datang dan memaksa membiayai operasinya dengan bayaran penyamaranku di Seoul menggantikan posisi nya"
"Lalu keadaan ibumu sekarang bagaimana?"
"Dia masih di rawat di rumah sakit di Hongkong, aku menitipkan dia pada teman ku. tapi wanita itu menahan nya. Dia terus mengancam jika aku berani kabur, dan membangkang. dia akan menghabisi ibuku di sana"
Nara menunjukkan beberapa video ibunya yang tengah tergolek di ranjang rumah sakit dan di pasangi alat alat kedokteran, video itu di kirim gadis itu secara rutin.
"Ckck dasar m gila! Apa tujuan nya melakukan ini?! Apa Nari tak mau menikah dengan Lee Hyukjae, atau mau dia kabur dariku?"
"Sepertinya bukan karena sebab itu Siwon-ssi?"
"Hah apa??"
Siwon terhenyak karena Nara tak setuju dengan pendapatnya.
"Dia melakukan ini juga karena takut menjadi korban ambisi paman tirinya, dia menulis di bukunya jika paman nya pernah mencoba membunuh dia, tapi rencana itu gagal"
"Astaga, jadi dia mengirim mu ke sini agar bisa menjadi umpan untuk kejahatan paman nya? Agar kamu saja yang jadi korban nya?!"
"Iya...mungkin saja itu tujuan utama nya?"
"Ya ampun kau harus hati hati dengan Park Hyunsik, dia menganggap mu itu Nari, pasti dia punya seribu cara untuk mencelakaimu nanti"
"Iya....aku memang harus bersiap, aku pasrah saja jika memang harus mati di sini"
"Aish jangan! Kau harus berjuang, jangan mau jadi umpan dan mati konyol di sini"
Siwon menggeleng takut, jujur saja dia tak tega melihat gadis muda yang baru di kenalnya ini. Wajahnya memang juga cantik sangat mirip dengan Nari bahkan nyaris sama persis, tapi sifat mereka sangat jauh berbeda. Park Nara adalah gadis tegar yang juga pandai menjaga dirinya, dia tak mau terlalu dekat dengan pria manapun beda dengan Nari yang seperti sengaja akrab dengan banyak pria, agar dia bisa mendapat banyak keuntungan.
"Tuan Choi....ah maksud saya Siwon-ssi, tolong rahasiakan ini pada siapapun, saya tak mau eomma celaka di tangan Nari"
"Jangan kuatir, aku tak punya pilihan lain kan, hanya bisa diam. Lagipula jika aku besar mulut bukan hanya kamu yang dalam bahaya, tapi Nari juga"
"Terima kasih, setelah tugas ini selesai saya pasti akan pergi jauh secepatnya. Dan kamu bisa bersama Nari lagi"
Wajah Siwon terlihat tak antusias sama sekali, entahlah. Dia sudah kecewa dengan Nari yang bisa nekat melakukan ini. Sepertinya dia tak tertarik lagi pada Nari lagi setelah tahu hal ini
"Aku ingin pamit, maaf ....."
Nara berdiri, lalu mengambil coat hitam nya dan mengenyit bingung karena coatnya terlalu pendek dia pakai. Alhasil kemeja kebesaran itu memang hanya bisa menutupi sebagian pahanya, jika dia pakai coat pendek itu paha mulusnya akan terekspos jelas.
"Kamu pakai mantelku saja, Di luar dingin sudah bulan desember, Seoul sudah mulai masuk musim dingin"
Siwon menyodorkan mantel tebal putihnya yang panjang, meski ragu Nara mau mengambilnya juga.
"Akan segera saya kembalikan, terima kasih banyak sudah meminjami saya baju"
"Jangan sungkan, itu juga salahku tadi, tak masalah kamu kembalikan kapan saja. Aku antar kau ke bawah, ayo"
*
*
LG CORP BUILDING, SEOUL.
Eunhyuk mendekap lengan nya, kesal sekali karena bentuk perhatian nya dengan membawakan wine mahal tadi malah hanya di tanggapi kekasihnya dengan dingin.
Aneh, bukankah biasanya Nari suka dengan segala jenis wine, dia akan senang sekali jika Eunhyuk mengajaknya minum wine berdua.
"Ayo bersulang, sudah lama kan kita tak ketemu dan kau baru bisa mampir ke kantorku siang ini" Nara jadi serba salah juga, dia bukan peminum yang baik. Apalagi untuk Wine, Nara yakin dia bisa mabuk hanya minum wine tak sampai satu gelas.
"Babe~ kamu kenapa sih? Malah tak di minum juga? Ini wine kesukaan mu lho, red wine harga nya mahal..."
"Ngh~ aku hanya sedikit tak sehat, kepalaku pusing, boleh aku minta obat sakit kepala dan air putih saja oppa?"
Eunhyuk mengerutkan dahi, tapi dia mengangguk juga dengan maklum, langsung mengambil air mineral dalam kulkas dan obat dari kotak P3K lalu memberikan pada kekasih nya
Gadis itu meneguk sedikit air mineral tadi dan meminum obatnya, sebenarnya dia masih cemas dengan telepon Nari tadi pagi yang menyuruhnya meminta uang lagi pada Lee Hyukjae dengan jumlah 300 juta won. Dasar wanita sinting kenapa memberi tugas seaneh ini, apa dia pikir Lee Hyukjae itu ATM berjalan, apa coba tanggapan pria itu juga Nara minta uang lagi, tapi selalu menjaga jarak dari Eunhyuk.
"Kamu baik baik saja kan? Apa masih pusing babe? katu mau aku nyanyikan lagu untukmu agar moodmu membaik?"
"Apa Oppa bisa~ ahk tentu saja mau"
Eunhyuk berdiri lalu menghampiri piano putih berada tak jauh dari mereka, dia duduk disana dan meminta gadis itu duduk di sebelahnya, kemudian dia memainkan alat musik itu.
Tak heran jika Eunhyuk bisa memainkan benda itu, sejak kuliah hobinya adalah menari, DJ, mengaransemen lagu dan menyanyi. Jadi soal musik dia cukup mahir memainkan banyak alat musik.
Lagu ballad Korea 'Loving You' mengalun dengan iringan piano itu, dan dengan penuh penghayatan Eunhyuk menyanyikan nya.
"Kamu suka tidak lagu nya?"
"Lagunya bagus, suara oppa juga merdu. Aku suka sekali" Nara tersenyum dan menopang dagu nya setelah terhanyut tadi, tanpa sadar dia menekan tuts piano itu beberapa kali hingga membentuk sebuah nada.
"Nari-ya....kok kamu bisa main piano juga?"
"Eh~ ah ini~ haha aku sedikit belajar saja kok. Hanya bisa sedikit saja"
"Aneh, aku kira kamu tak suka main piano setiap mau aku ajari kamu selalu menolak, kamu bilang ribet main piano itu"
Nara menggeleng berkelit gugup, bodoh nya dia sampai lupa begitu melihat alat musik itu, tentu saja Nara mahir memainkan nya karena dia seorang penyanyi di sebuah restoran. Memainkan piano itu hobi Nara selain melukis dan mendesain pakaian.
"Tapi yang kamu mainkan tadi~ sepertinya aku kenal lagu itu"
"Itu lagu mandarin...."
"Ah iya...benar...lagu itu romantis sekali, lagu lama sih, tapi lagu itu bagus sekali" Nara tersenyum menekan tuts piano itu lagi dan memejam, dengan mata tertutup dia bahkan bisa memainkan alat musik itu tanpa kesalahan nada, wajah Eunhyuk semakin bingung, bukan saja kaget dia juga heran. Bahkan Eunhyuk belum bisa memainkan piano dengan mata tertutup tanpa salah nada sedikitpun.
"Ming xie ching xe to wong, kai ni wei ching xang xhing wei ai shokhuan.....Ai Ching xe thong wong....
Wo pukai pukai kai niteyenxen, phukai phukai wo ai ni ie xhen...Wo pukai pukai kai niteyensen, jheyen jheyen wo pai ni ie xhen.....Ai Hang thong ming Ching xue....uyenthong khempai khue. Ai Shin Ming Ching Xue Ai Xhong..."
Wajah Nara terlihat basah karena air mata, sambil menyanyi air matanya mengalir jatuh membasahi pipi, karena dia merindukan bisa menyanyikan lagu ini lagi di depan banyak orang.
"Nari-ya? Ya tuhan~"
Eunhyuk shok, dia bahkan terbuai dengan suara gadis itu yang merdu luar biasa. Apa dia tak begitu mengenal Nari sampai tak tahu sama sekali jika suara tunangan nya merdu sekali. Memang sih selama ini Nari tak pernah mau ikut bernyanyi jika Eunhyuk sedang main piano.
Dengan wajah kagum Eunhyuk bertepuk tangan dia sampai lupa menutup mulut tadi karena lagu itu indah sekali. Eunhyuk sampai melongo dan menopang lengan nya karena takjub terbuai suara merdu itu.
"Kamu hapal lagu itu? Woah aku baru bisa mendengarmu menyanyi babe. Suaramu merdu sekali"
"Kemarin saat di Hongkong aku melihat seorang penyanyi wanita di restoran membawakannya. Aku suka lagu itu, jadi aku belajar menghapalkan lagu itu. Kenapa oppa?"
"Nggak apa-apa....hehe~ gwenchana"
Eunhyuk langsung menggeleng gugup, dia harus cerita pada Taemin soal ini, jika perlu pada Donghae sekalian. Pasti dua orang jago menyanyi dan main piano itu akan takjub saat mendengar pacar nya bernyanyi.
"Babe, aku mungkin tak terlalu mengenalmu, kamu sungguh penuh kejutan. Aku makin mencintaimu hm"
Nara mulai panik, dia melepas lengan Eunhyuk yang memeluk pinggangnya hampir saja mencium bibirnya jika dia tak cepat berpaling. Gadis itu langsung berdiri gugup.
"Kamu kenapa? Apa ada yang salah?" Eunhyuk mulai kesal lagi, bayangkan saja sejak kembali dari Hongkong pacar nya itu selalu memasang berbagai macam tameng, dan seakan menghindari sentuhan intim Eunhyuk. Sampai pria itu merasa bukan lagi kekasih Nari lagi.
"Aku ke toilet dulu sebentar saja, maaf"
Eunhyuk termangu dia menatap nanar ruangan ini, dan menghela nafasnya kesal.
"Apa dia Park Nari kekasihku? Kenapa hanya akan ku cium saja dia langsung menghindar?"
*
*
Tiga hari kemudian.
Cafe Latte, seoul.
"Terima kasih sudah meminjamkan semua ini untukku.....ini aku kembalikan, dan sudah aku cuci bersih "
Tadi siang Nara sengaja menelpon Siwon, dia ingin mengembalikan mantel dan kemeja milik lelaki itu, lalu mereka membuat janji bertemu di cafe ini.
"Tak perlu buru buru mengembalikan nya kok, tapi aku senang kamu mengajakku bertemu" Siwon tersenyum lalu duduk di depan Nara dan memesan minuman juga pada pelayan.
"Terima kasih karena kamu benar benar merahasiakan soal ini, aku seperti memiliki seorang teman di Seoul" Nara berkata tulus, dengan sopan, penuh kagum Siwon menatap intens gadis itu.
Sore ini Nara tampak makin cantik dan anggun saja, hanya memakai dres tertutup berwarna putih krem dengan high hels senada, dan rambut sebahunya yang sudah agak panjang dia biarkan terurai begitu saja, dia bak bidadari yang tersesat ditempat ini.
"Ngh iya~ haha kamu bisa menganggap juga aku temanmu kok, jangan ragu meminta bantuanku apapun itu"
"Terima kasih Siwon-ssi, tapi aku tak berani....hehe"
"Ah no problem, Jangan sungkan Nara-ssi"
Siwon gugup tanpa sebab, dia bukan saja mengagumi tapi mungkin juga sudah terjerat oleh pesona gadis itu. Nara gadis yang luar biasa, begitu bersahaja dan sopan, juga cerdas, seakan gadis itu begitu pintar menjaga dirinya.
"Apa ada yang ingin kamu bicarakan? Aku merasa kau membutuhkan bantuanku?"
"Ini soal Park Nari, huft~ aku benar benar tak tahu harus meminta saran pada siapa lagi"
"Nari? Dia berulah apalagi sekarang?"
Gadis itu menghela nafasnya, lalu menunjukkan sebuah pesan yang di kirim Nari sejak tadi beberapa hari lalu, dan Siwon membaca pesan itu dengan mata melotot.
"Sudah berapa kali dia menyuruhmu mengirim uang sebanyak ini?"
Wajah Siwon mengeras, dia tak menyangka jika Nara juga di jadikan alat untuk memeras Lee Hyukjae. Dia makin muak saja pada Park Nari yang berani memerintah orang seenaknya.
"Ini kedua kalinya, aku bingung bagaimana cara meminta nya pada Lee Hyukjae, jika aku terus menjaga jarak dan tak seperti Nari yang biasanya, kemarin aku minta 100 juta won berjarak hanya sebulan, sekarang aku harus minta lagi 300 juta won. Bayangkan apa yang dia pikirkan nantinya soal aku?"
"Ck~ dasar perempuan sinting! Jangan lakukan! Lee Hyukjae bisa curiga dan dia akan menyelidiki hal aneh ini. Jika kamu ketahuan dan dia salah paham, kamu bisa berakhir di penjara"
"Lalu aku harus bagaimana? Siwon-ssi, dia memberiku waktu sampai besok pagi saja"
Siwon menggeleng kesal dan tengah berpikir keras juga. Dia takut jika tunangan dari Nari sampai makin curiga dan Nara bisa celaka.
"Hiks~ jika saja dia tak menahan ibuku pasti aku sudah kabur sejak kemarin"
"Biar aku saja yang memberikan uang itu. Jangan minta pada Lee Hyukjae lagi"
"A...Apa katamu??"