Vote jangan lupa. jejakin power stone juga ya
Karena profesinya sebagai artis opera dan drama musikal.
Kim Heechul bukan orang yang tak bisa membedakan mana akting dan mana sikap yang natural dan wajar, dia jadi mengerutkan dahi heran saat Jihyun tadi dengan aneh bilang baik baik saja, bahkan gadis itu berdalih jika dia tak alergi lagi dengan bulu kucing.
Jawaban yang menggelikan?
Heechul sangat tahu jika penyakit alergi itu takkan bisa hilang selamanya, bahkan sampai mati. tak mungkin hanya dalam tempo beberapa bulan Jihyun bisa sembuh sedangkan dia bahkan alergi dengan bulu Kucing sejak masih kecil.
"Kalian yakin dia Jihyun?"
"M..MWO?"
"APA MAKSUDMU?"
Jungsoo dan Soraa saling bertatapan kaget, pasangan suami istri itu terkejut bahkan menggeleng bingung dengan pertanyaan sahabatnya.
"Kalian saja tak tahu, apalagi aku. Bagaimana sih? seharusnya kau juga mencurigai ini, Jungsoo-ya. Aku curiga dia bukan Jihyun. Coba kau ingat lagi bagaimana sikapnya akhir akhir ini?"
"Oppa kau jangan bercanda? Dia tentu saja Jihyun, astaga jika kau bilang ngawur begini kami akan makin bingung"
"Jihyun itu alergi bulu kucing, dan kalian harus ingat penyakitnya itu sejak dia masih kecil bahkan sejak dia masih bayi. Dia bilang sudah sembuh, cih omong kosong apa itu?"
Mereka kompak terdiam, bahkan Sora berubah tercenung karena ucapan Heechul tadi.
"Aku ini seorang artis musikal, mana akting dan tidak aku sangat paham. sikap nya saja sangat jauh berbeda dengan Jihyun-ku yang biasanya dulu"
"Aigoo Chuulie mungkin kau hanya lelah jadi salah paham, sudahlah jangan mengada ada dengan prasangka aneh lagi"
Jungsoo mengibaskan tangan nya tak setuju, dengan kesal Heechul berdiri dan menuju pintu keluar dari ruangan kerja tadi.
"Tunggu saja aku membuktikan nya....kalian akan terkejut jika dugaan ku ini benar dan dia bukan keponakan kalian"
"Oppa, kenapa perasaan ku tiba tiba tak enak?"
Soraa duduk mendekati Jungsoo dan berbisik, dia juga merasa janggal soal hal tadi. Tapi dia takut jika itu semua benar. Lalu jika yang tinggal bersama mereka selama ini bukanlah Jihyun, jadi siapa dia sebenarnya. Kenapa ini bisa terjadi.
Tok....tok....
Jinhye yang berada di kamar dan sedang resah dengan posisi dirinya di tempat ini, langsung terkejut saat pintu kamarnya di ketuk seseorang, dia membuka pintu dan bertambah gugup melihat Heechul masuk lalu mengamati kamarnya.
"Ah gadis kecilku sekarang kamarnya bersih ya? Tumben" Jinhye hanya bergumam dengan tersenyum kikuk.
"Ada apa paman mencariku ke sini?"
"Sembarangan, kau biasanya tak memanggilku begitu jika kita hanya berdua saja"
"Eh~ hahaha maaf, aku lupa"
Jinhye mengusap tengkuknya, kenapa pria ini menyeramkan sekali, dia bahkan tahu semua hal tentang Jihyun yang tak di tulis di buku nya. Tadi Jinhye mencari tulisan soal Kim Heechul di buku harian itu, namun hanya sedikit Jihyun menulisnya, jadilah Jinhye hanya bisa menebak seperti apa sifat pria ini.
"Duduk sini ayo, paman ingin bicara dengan mu sebentar"
Jinhye berjingkat menempati sofa coklat di sebelah Heechul, dia melihat pria itu mengambil sesuatu dari saku jasnya.
"Nde paman"
"Eiy....kau ini, ayo panggil aku dengan benar sekarang. Jangan paman lagi"
"Panggilan? Ngh~"
"Chuulie....hahaha biasanya kau panggil begitu kan? Bagaimana sih kau ini?"
"Eh iya, paman Chuulie....maafkan aku hehe"
Heechul makin yakin gadis muda keponakan Jungsoo itu bukan Jihyun, tak mungkin panggilan sayang nya saja Jihyun lupa. Jika hanya berdua Jihyun akan memanggilnya si Meong....meong. Bukan paman Chuulie.
"Aku membeli ini di Hongkong, kau pasti suka....ayo ambillah Jie-ya"
Jinhye menerima kotak dengan bungkus biru itu, dahinya berkerut dan membuka nya lalu menutup bibirnya shok. Dengan senyum sumringah Heechul mengamati wajah gadis itu yang berubah pucat lalu menutup lagi kotak tadi. Jinhye mual mencium bau bau makanan itu.
"Kenapa? Kau tak suka? Biasanya kau suka sekali makan manisan Cina meski umpet umpetan dari ayahmu dan paman bibimu?"
"Iya....hehe aku suka kok. Terima kasih paman Chulie hadiahnya"
"Cobalah, paman keluar dulu ya. Jangan langsung di habiskan manisan nya nanti maagmu kambuh dan Jungsoo bisa memarahiku""
"Iya...paman"
"Ck~ biasanya dia akan berkata oke bos, ah aku makin yakin dengan kecurigaan ku"
Jinhye menggeleng bingung, lalu langsung menyimpan manisan itu dilaci meja, aduh dia paling tak bisa makan manisan seasam ini, meskipun dia tinggal di Hongkong tapi Jinhye tak pernah membeli manisan Cina ini. Mencium bau asam nya saja perut Jinhye mual.
"Bagaimana hasilnya?"
Soraa yang resah tengah menunggu di ujung tangga dan Heechul menempelkan telunjuknya agar wanita itu tak berisik dan mereka tak di curigai Jihyun palsu.
"Dimana Jungsoo?"
"Di ruang kerja nya, oppa bagaimana hasilnya?"
"Kita bicara di sana saja, kajja"
*
*
"Kau yakin dia bukan Jihyun? Aku masih tak percaya ini"
"Nde....keyakinan ku sekarang hampir mendekati 100 persen, dia bahkan tak tahu nama panggilan untukku seperti apa, dia tak alergi bulu kucing dan tak maniak dengan manisan lagi, aku juga yakin jika kita menunjukkan foto Hyerin noona dia juga takkan tahu jika itu foto ibu kandung nya"
Soraa dan Jungsoo saling bertatapan shok, jika yang ada di sini bukan Jihyun lalu dimana keponakan mereka? Kenapa semua ini bisa terjadi dan terasa membingungkan.
"Oppa bagaimana jika dia seorang penipu, dia sengaja melakukan operasi plastik agar wajahnya seperti Jihyun, lalu menyamar menjadi Jihyun di sini, dan sudah mencelakakan keponakan kita dan akan berniat buruk pada keluarga kita juga"
"Andwe! Jika itu sampai terjadi kita harus melaporkan dia pada polisi"
"Lebih gawat lagi jika dia komplotan dari Park Hyunsik. Aigoo aku benar benar takut"
"Sial! Itu lebih celaka! Aku harus menangkap penyamar itu sebelum mereka menjalankan kejahatan nya" Soraa makin panik dan Jungsoo sudah bersiap berdiri akan menuju kamar Park Jihyun yang dia yakini palsu.
"Hei....jangan sembrono! Kita tak bisa menyimpulkan semua nya dengan gegabah, kita belum punya bukti apapun, bagaimana jika semua dugaan kita salah dan dia memang Jihyun?"
"Benar juga? Heechul benar yeobo, kita harus punya banyak bukti untuk menangkap, jika gadis itu memang penipu cepat atau lambat dia pasti akan ketahuan" Soraa manggut manggut setuju dan nampak berpikir keras.
"Satu satunya cara adalah mencari bukti, kita harus mengecek dengan teliti. Jika dia Jihyun asli DNA nya akan cocok dengan Jungsoo karena Jihyun keponakan nya"
"Oppa, jadi itu satu satu nya cara untuk mengetahui nya?"
"Nde hanya dengan mengecek DNA nya kita bisa tahu kebenaran nya"
Heechul mengangguk yakin, dia segera berdiri untuk memulai mencari cara mendapatkan apapun milik gadis itu entah itu rambut, kuku, atau saliva untuk melakukan pemeriksaan DNA.
"Selama ini belum terbukti kebenaran nya, kalian berpura puralah tak tahu dan tak terjadi apapun dan apalagi curiga. Aku akan bergerak diam diam untuk mendapatkan bukti itu"
"Nde baiklah, terima kasih oppa"
*
*
*
PARIS CITY EUROPE.
Keindahan menara Eiffel yang merupakan ikon kota Paris bisa di lihat dari balkon Hotel bintang lima yang Jihyun tempat sejak tiga hari lalu. Dia tengah menikmati kebebasan nya, meninggalkan semua kepenatan dan rasa bosan nya selama di Seoul dan terikat status pertunangan dengan Lee Hyukjae yang hampir membuat nya nyaris mati bosan.
"Morning babe"
"Baru bangun hm? Aku sudah siapkan sarapan mu sebelum kita jalan jalan nanti"
Jeon Jungkook yang baru bangun hanya masih memakai piyama abu abu mencium dahi mulus gadis itu, status pertemanan sejak kecil entah kenapa berubah menjadi sedekat ini, katakan lah belum bisa di katakan cinta tapi Jihyun merasa pria muda sebayanya itu cukup menarik dan teman main di ranjang yang cukup memuaskan.
"Kau akan mengajakku kemana hari ini? Ah karena lelah aku jadi kesiangan begini"
"Kemanapun yang kau inginkan....salah siapa yang bergadang semalam hm?"
Jihyun berkedip riang, dia duduk dengan nyaman menyesap green tea dari cangkir nya. Mulai saat ini ke tempat manapun yang dia inginkan pasti akan terwujud karena di dalam rekening sudah banyak berisi ratusan juta won yang baru di kirim si penyamar bodoh itu, dan bisa dia habiskan dengan suka suka, dia sungguh menikmati hidup menyenangkan ini, bebas dari Lee Hyukjae dan bebas bersenang senang dengan pria manapun.
"Bagaimana kabar si penyamar itu? Apa Kau belum menghubunginya lagi setelah dia mengirim uang kemarin?"
"Nanti saja aku menelpon nya, dia takkan berani macam macam karena ibunya ada padaku hehe"
"Benar juga sih, haha dan kau jadi banyak uang juga dengan memperalat penyamar bodoh itu"
Jungkook manggut manggut, mereka sampai di Paris sejak dua hari lalu, dan menitipkan Park Hyewoo pada seorang suster yang di bayar Jihyun mahal, dengan perjanjian agar wanita tua itu tak bisa di ambil anaknya, dan Jihyun bisa berlibur bersama Jungkook dengan tenang di Paris tanpa beban.
"Jie-ya, memang nya kau tak takut jika Eunhyuk hyung tahu semua ini? Dia bisa marah padaamu bahkan membatalkan pernikahan kalian"
"Dia itu sangat percaya padaku, dan sangat mencintaiku, buktinya dia bodoh juga tak tahu apapun sampai saat ini"
"Ahkk kau benar benar nekat, tapi aku tak mau terlibat jika dia sampai marah padamu lho, aku akan lepas tangan"
"Huh terserah saja, aku juga tak takut dia putuskan. Aku masih punya Siwon, Hyunbin oppa dan Kau"
Jungkook terkekeh angkat bahu saja, siapa sih yang tak tertarik dengan Jihyun yang cantik dan seksi, dia saja tergila gila juga dengan teman sejak kecil nya itu.
Jungkook tengah melahap sarapan pagi nya, suasana beberapa menit terasa bening lalu Jihyun berdiri dan membereskan tas nya.
Penampilan Jihyun yang sudah rapi menandakan dia siap pergi kemanapun bersenang senang hari ini.
"Kau mau ikut tidak? Aku akan jalan jalan ke sungai Seine pagi ini dan beli kue waffle"
"Nanti saja, pagi ini aku ada kerjaan sedikit. Nanti siang kita janjian di Bonjour cafe saja lalu langsung belanja ke concord mall. Malam nanti kita senang senang lagi di club"
"Gureu, aku jalan dulu ya...dah sayang"
Jihyun mencium bibir pria muda itu, dan Jungkook membalas nya dengan senang hati, selama beberapa menit mereka berciuman dengan panas lalu saling terkekeh.
"Hati hati menyetirnya!"
"Nde....Kookie"
"Hhah, aku heran kenapa dia bisa tak minat lagi dengan Lee Hyukjae? Apa karena Jihyun bosan atau pacarnya posesif keterlaluan? Ckck~ jika di lihat sih penyamar itu juga cantik, mereka nyaris tak bisa di bedakan hahh"
Jungkook bermonolog lalu segera menghabiskan sarapan pagi nya. Sebelum dia bersiap bekerja online dan bersibuk ria dengan laptop nya.
*
*
Jihyun membawa mobil mewah MERCEDES merah itu di jalanan kota Paris yang lenggang, sesekali dia terkekeh dan ikut bernyanyi ketika musik dari radio dia putar tadi.
"Wow kenapa tidak dari dulu saja aku bisa bebas begini, haha senang sekali hidup begini. Tak ada takut pada si brengsek Hyunsik dan Lee Hyukjae itu juga tak merecoki hidupku"
Jihyun tertawa riang, dia berdendang sembari menyetir lalu melirik ponselnya yang tengah berbunyi.
"Siapa sih?"
Jihyun mengambil ponselnya dari dasbord, melihat nomer asing si penelpon yang namanya tak tercantum di layarnya.
Apa telepon dari si penyamar itu?
"Halo....dengan siapa ini?"
Di seberang sana masih hening, tak ada sahutan apapun. bahkan Jihyun jadi kesal karena si penelpon tak menjawab sapaan nya.
"Ini siapa? Jika mau main main saja saya tutup telepon nya, huh sialan"
Jihyun berubah kesal, dia mengomel dan tanpa sadar menambah kecepatan mobil nya, gas nya dia injak dalam karena berpikir jalanan di depan nya sepi, namun Jihyun tak begiitu memahami jalanan di Kota Paris ini, tak sadar sama sekali jika dia berada di banyak tikungan nya.
"Ahk.... ya tuhan!!"
Bruaak.....
Bruaak...
Brak...
Gadis itu terkejut, dia spontan berusaha membelokkan setirnya dan menginjak rem namun malang nya mobil yang di kendarainya kehilangan keseimbangan begitu sampai di tikungan yang cukup tajam, dan menabrak mobil di depan nya, hingga MERCEDES merah itu bergulingan di aspal beberapa kali hingga tersangkut di ujung jembatan hampir saja jatuh ke sungai, dan menciptakan keributan karena banyak saksi mata yang panik melihat kecelakaan itu.
"Ya tuhan cepat selamatkan korban nya!!"
"Ayo cepat keluarkan dia, mobilnya hampir terbakar!!"
Jihyun hanya mendengar sekilas suara suara panik itu sebelum dia kehilangan kesadaran nya dengan kepala terluka parah. Dia memejam merasa tubuhnya melayang, sekujur tubuhnya sakit dan dia sempat merintih, namun tak berapa lama dia pingsan tanpa tahu apa yang terjadi.