Seatle Petite Hospital, Paris
Sejak satu jam yang lalu Jungkook berdiri di depan pintu ruang IGD setelah mendapat telepon darurat dari rumah sakit yang memberi kabar buruk jika Jihyun mengalami kecelakaan dan harus langsung di operasi karena perdarahan parah di tempurung kepalanya.
Pria muda itu resah, dia bingung harus menghubungi siapa karena tak mungkin Jungkook menelpon keluarga Jihyun atau Lee Hyukjae di Seoul mengabarkan berita ini, sementara posisi gadis itu di Seoul sudah di tempati si penyamar.
Jadilah dia hanya bisa mondar mandir di depan pintu ruang operasi menunggu kabar dari dokter yang tengah berusaha keras menyelamatkan nyawa Jihyun.
Cklek...
Saat pintu besar berwarna putih itu terbuka dan seorang dokter pria dengan wajah lelahnya keluar, Jungkook langsung menghampiri dan menanyakan kondisi Jihyun.
"Bagaimana? Dokter, keadaan Jihyun bagaimana?" Dengan bahasa Inggris yang terbata dia melihat cemas raut dokter itu.
"Apa anda wali dari pasien?"
"Iya saya keluarganya yang bertanggung jawab atas Park Jihyun"
"Syukurlah nyawa pasien bisa kami selamatkan, hanya saja saya menyesal harus mengatakan ini. Benturan keras yang mengenai kepala pasien membuat dia mengalami perdarahan parah, dan ada keretakan di tempurung kepalanya, jadi akibat itu semua pasien menjadi koma"
"Ko...ma?"
Jungkook menggeleng shok, hal ini membuat dia lemas lalu memijit dahinya yang pening.
"Apa pasien bisa sembuh? Maksud saya apa dia kelak bisa terbangun lagi dan siuman?"
"Saya tak berani memastikan, bisa saja pasien akan bangun lagi atau bahkan meninggal dunia karena luka di kepalanya cukup parah"
"Apa? Astaga!"
"Berdoa saja semoga ada keajaiban, jika tuhan masih mengijinkan dia hidup maka dia akan bangun cepat ataupun lambat" Dokter itu menepuk bahu Jungkook lalu berpamit melanjutkan tugasnya lagi.
"Saya akan menempatkan pasien di ruang ICU, tolong keluarga segera mengurus administrasinya"
"Baiklah, terima kasih dokter"
"Koma? Jihyun koma dalam keadaan yang seperti ini, lalu bagaimana aku mengabarkan ini pada keluarganya?"
Jungkook duduk di kursi ruang koridor itu dengan wajah frustasi, takdir sepertinya ikut bermain di sini, dia juga tak bisa mengabari keluarga Jihyun karena pasti akan banyak yang tahu soal rahasia Jihyun ada di Paris.
"Ck~ dia malah merepotkan aku saja sekarang, bukan nya disini aku bisa liburan dan senang senang aku malah harus menunggui orang koma dirumah sakit" Jungkook melihat kamar ICU yang sedang ditempati Jihyun terbaring koma dari kaca luar banyak sekali alat medis yang menempel di tubuh gadis itu. Dia harus melakukan sesuatu dan tak bisa diam saja seperti ini, keluarga nya pasti menunggu di Korea untuk merayakan Natal bersama, jadi daripada repot mengurusi soal Jihyun yang koma, lebih baik dia kembali ke Korea. Dia akan menitipkan wanita itu pada dokter Edward saja untuk sementara waktu.
*
*
PARK HOUSE FAMILY.
Malam natal kali ini adalah kebahagiaan untuk Eunhyuk karena dia bisa merayakan nya bersama keluarga nya, dan kekasih yang sangat dia cintai.
Sejak datang ke gereja untuk melakukan misa malam dengan keluarga nya, dan yang paling terpenting kekasihnya juga ikut dan berada di sisinya terus sejak tadi. Eunhyuk menggenggam tangan gadis itu tersenyum bahagia setelah misa berakhir jam 23.00 kst malam dan Eunhyuk menyempatkan berdoa sebentar sebelum keluar dari gereja.
Dalam doanya dia memohon agar tuhan selalu menjaga hubungan cinta nya dengan gadis yang berada dalam gandengan nya, karena dia sangat mencintai gadis ini. Tuhan memang sangat tahu jika gadis itu sebenarnya Park Jinhye bukan Park Jihyun, namun tak ada yang tahu kelak seperti apa masa depan mereka semua.
Mungkin tak ada yang tahu jika gadis itu juga ikut berdoa dalam batin nya, Jinhye hanya memohon jika Lee Hyukjae bukanlah jodohnya kelak, dia hanya ingin pria ini bahagia dalam hidupnya, dan bisa mendapatkan wanita yang tulus padanya, Jinhye mencintai tulus pria itu, dia ingin Eunhyuk menikah dengan yeoja yang baik bukan seorang gadis jahat dan penipu seperti Jihyun.
"Eomma bahagia sekali bisa melihat menantu eomma ini ikut misa bersama keluarga kita"
"Nde terima kasih eommanim, sudah mengijinkan saya ikut misa bersama aboenim dan anda"
"Sama sama sayang, kami harus pulang duluan, Sora dan suaminya akan datang dan menginap di rumah malam ini. Besok jangan lupa berkunjunglah ke rumah"
Lee Hana mengangguk dan bergantian dengan suaminya memeluk Jinhye, mereka lalu berpisah setelah mengatakan akan pulang duluan menyiapkan acara Natal besok.
"Hyukie, jaga menantu eomma baik baik ya, kami pergi duluan"
"Nde siap eomma....kalian juga hati hati ya"
*
*
"Ayo aku antar pulang kau ingin pulang ke apartemen atau ke rumah paman mu?
"Oppa yakin akan mengantarkan aku pulang ke rumah paman?"
Jinhye tersenyum masih menggandeng erat tangan Eunhyuk, dia tahu meski pria itu menawarkan dua opsi tentu saja sebenarnya dia menginginkan bisa berduaan saja bersama kekasihnya malam ini, soal bertemu dengan keluarga bukankah saat merayakan Natal besok bisa bertemu.
"Ngh~ sebenarnya sedikit tak rela sih? Aku ingin berduaan dengan mu saja malam ini hehe" Eunhyuk pura pura cemberut menggemaskan sekali sampai Jinhye memencet hidung bangir itu karena gemas, berapa sebenarnya umur pria ini kenapa bisa sikapnya kekanakan sekali.
"Yasudah, antar aku pulang ke apartemen saja ya...aku masakkan oppa sup krim karena malam ini makin dingin" Eunhyuk langsung mengangguk senang, dia melingkarkan syal nya di leher Jinhye agar kekasihnya tak kedinginan, dan memeluk pinggang ramping Jinhye, lalu mencium bibir ranum itu.
"Kajja masuk mobil, kita bisa membeku jika masih di luar"
Jibhye tersenyum dan mengangguk pelan.
"Tapi dengan satu syarat, jika oppa mau berduaan di apartemen dengan ku malam ini"
"Nde....aku janji, haish kau sering ingatkan terus soal itu sampai aku bosan"
Eunhyuk cemberut lagi, sampai tawa Jinhye meledak karena tak tahan. Janji Jinhye dan Eunhyuk soal 'Love without Seks' sampai saat ini masih berusaha mereka sepakati. Lagipula bukan hal yang buruk karena Eunhyuk tulus mencintai kekasihnya, dia memang harus menjaga kekasihnya dan menghormati keinginan nya. Jihyun begitu banyak berubah lebih baik, dan Eunhyuk bahagia sekali.
"Salah siapa oppa mesum nya parah hahaha"
"Haish tapi kau cinta kan?"
"Nde....nde...sangat cinta"
Eunhyuk terkekeh lalu menyalakan mesin mobil sport LAFERARI nya, dia membawa Jinhye ke apartemen malam ini, karena dia juga punya kejutan untuk gadis itu.
*
*
Mereka sampai di apartemen setengah jam lalu dan Jinhye langsung sibuk di dapur mengolah bahan makanan membuat sup krim, sementara Eunhyuk dengan sabar menunggu sup itu matang dan mengisi waktu dengan menambah beberapa ornamen di pohon natal.
"Oppa ayo sini, sup krim nya sudah matang"
Jinhye menata hasil masakan nya di meja makan, ada sup krim dan dia juga membuat espreso untuk Eunhyuk dan susu coklat untuknya, pria itu akan mengomel jika dia minun kopi, jadi Jinhye memilih membuat susu coklat saja.
"Nde babe, sup nya pasti enak. Bau harum nya menggoda" Eunhyuk duduk di sebelah Jinhye lalu meniup kuah kental sup itu dan mencicipinya, beberapa kali pria itu manggut manggut senang lalu melanjutkan makan nya.
"Oppa, kau sedang apa?"
Setelah berganti piyama tidur di kamar tadi dan Jinhye keluar lagi ke ruang tamu, dia melihat Eunhyuk masih berdiri di depan pohon Natal dan terlihat meletakkan hiasan di ujung puncak nya.
"Oppa tidak pulang? Sudah hampir jam satu malam lho?"
"Aku mau menginap di sini saja, agar besok pagi kita bisa sama sama ke rumah paman mu lalu siang nya berkunjung ke rumah keluargaku"
"Ish mau nya~ tapi oppa harus tidur disofa lho"
"Sofa?"
Jinhye terkekeh, agak aneh memang karena baru kali ini kekasihnya tak mau mereka tidur di ranjang yang sama.
"Yasudah aku rela kok, daripada nanti kau ngambek, ah babe coba lihat bagus tidak?" Eunhyuk menyalakan lampu pohon Natal itu hingga cahaya indahnya berpendar ke seluruh pohon.
"Woaah~ bagus sekali, pohon yang ini indah sekali, kau sampai menyiapkan dua pohon di sini, eiy itu namanya pemborosan oppa. Satu pohon Natal saja kan sudah cukup"
"Dua pohon Natal itu ada artinya babe, coba lihat yang kecil ini mewakili anak anak kita kelak, lalu yang pohon besar ini mewakili kita berdua"
"Aigoo, dasar pacar aneh"
Jinhye terkekeh dan geleng geleng, dia memang takjub dengan pohon Natal indah ini, sepertinya Eunhyuk serius sekali menghiasnya tadi.
"Babe, coba kau hitung ada berapa bintang nya. Semua hiasan nya di pohon ini punya arti spesial lho"
"Bintang nya?" Jinhye segera mendekat dan menghitung ornamen bintang yang ada dipohon itu dengan serius.
"Jumlah bintang nya...1..2..3..4..5...6..7..8...9 10...11....12....13...14....ah ini kenapa ada kalung?"
Jinhye terkejut saat menemukan ada sebuah kalung emas dengan model pita bertengger di pohon itu, meski ada kotak hitam kecil sebagai tempat nya.
"Oppa kenapa bisa ada kalung di pohon ini?"

"Aigoo kalung emas siapa ini? Bagus sekali....."
"Kalung punyamu, Kau suka tidak?"
"Hah? Pu...punyaku?"
"Hm~ aku sengaja memesan model itu, ah lihat kau cantik sekali memakainya. Kau suka?"
"Nde...su...suka"
Jinhye melongo kaget, dia menutup bibirnya menahan haru saat Eunhyuk mengambil kalung itu dari kotak kecil nya dan memasang di leher Jinhye. Kalung itu indah sekali saat Jinhye pakai membuat si pemberi hadiah tersenyum senang.
"Merry Christmas babe, maaf aku baru bisa memberikan hadiah ini untuk mu"
"Oppa....ini bagus sekali, terima kasih hadiah kalungnya"
Eunhyuk terkekeh, dia mencium bibir Jinhye yang masih memeluk lehernya dengan menangis haru, sedikit tak menyangka hadiah kecilnya membuat kekasihnya senang sampai menangis.
"Eiy uljima hm~ kenapa kau malah nangis terus. Seharusnya dapat hadiah itukan senang bukan malah nangis?" Eunhyuk mengusap mata indah itu, sejak pulang dari Hongkong Jihyun jadi cengeng dan mudah menangis padahal Eunhyuk dulu berpikir kekasihnya ini gadis yang tegar.
"Oppa sudah begitu baik padaku, tentu saja aku terharu"
"Kau juga memberiku banyak kebahagiaan, tentu saja aku harus memberi mu banyak juga"
Jinhye duduk di paha Eunhyuk dengan nyaman memainkan kancing jas coklat pria itu, sesekali mereka saling mencium lalu bercanda, dan terkekeh karena obrolan yang lucu.
"Oppa"
"Ada apalagi hm? Kenapa wajahmu sedih lagi sih?"
Eunhyuk duduk bersandar di sofa dengan Jinhye dalam pelukan nya, sesekali Eunhyuk menepuki punggung Jinhye yang mulai mengantuk.
Malam memang makin merangkak larut hingga sesekali Eunhyuk juga menguap.
"Seandainya aku berbuat salah apa oppa mau memaafkan ku?"
"Babe, semua manusia di dunia ini tak ada yang sempurna. Aku juga sering kan berbuat salah padamu. Tentu saja akan aku maafkan"
"Meskipun itu kesalahan yang besar sekali?"
Jinhye menggeleng gelisah dan mengigit bibirnya, dia menatap raut wajah Eunhyuk yang mulai merasa aneh dengan pertanyaan nya.
"Hm selalu akan aku maafkan sebesar apapun kesalahanmu"
"Aku mencintai oppa....terima kasih"
Jinhye mencium duluan bibir pria itu, dia terharu dan memeluk Eunhyuk yang sedikit kaget namun terkekeh lagi melihat wajah cantik menggemaskan kekasih nya.
"Aku juga mencintaimu, sangat mencintaimu" Jinhye mulai terlelap, dia merangkul leher Eunhyuk yang berbaring di sofa dan memeluk pinggang nya, pria itu mencium dahi Jinhye sebelum ikut pergi ke alam mimpi.
*
*
*
Jinhye dan Eunhyuk berangkat setelah sarapan bersama, menuju rumah Jungsoo dan keluarganya yang sudah menunggu mereka sejak pagi, setelah sampai di sana mereka bertemu juga dengan Kim Heechul, Park Hyunsik yang kebetulan datang juga ke tempat adik tirinya.
Meskipun Jinhye sedikit tak nyaman dengan kedatangan paman tirinya, namun karena ada Eunhyuk dia merasa terlindungi.
"Paman Chullie terima kasih hadiah tasnya, bagus sekali. Aku suka"
Mata Jinhye berbinar setelah membuka sebuah paper bag hadiah tas baru bermerk Dior dari Heechul, bahkan Eunhyuk juga senang sekali melihat paman kekasihnya itu datang ke sini.
"Sama sama dear, paman juga senang sekali jika kau suka tas baru nya"
"Aku jadi iri, haha~ kau selalu saja memanjakan Jihyun sih"
Jungsoo merengut lalu sang istri terkekeh dan menepuk bahunya, dia mengajak sang keponakan ke dapur agar para pria bisa mengobrol di ruang tamu.
"Jie-ya, jangan lupa buatkan kopi untuk paman mu Heechul juga ya, aku akan siapkan kudapan nya"
Soraa menyiapkan kue yang baru saja di angkat dari oven, dengan sedikit bingung Jinhye meracik kopi di pantry.
"Bibi, maaf....aku sedikit lupa paman suka kopi yang bagaimana?"
Mata Soraa memicing, namun dia berusaha baik baik saja dan menambahkan bubuk krim di cangkir kopi tadi.
"Nah sudah sempurna, kajja bawalah ke depan minuman nya"
"Baiklah"
"Hm~ dia bahkan tak tahu jika Heechul tak suka minum kopi? Jihyun tak mungkin lupa jika paman Heechul nya itu alergi bubuk kopi?"
Soraa memijit dahinya, dia sungguh resah karena dugaan mereka makin benar saja. Gadis itu bukan Park Jihyun.