"A....apa katamu?"
Nara terkejut, nyaris tak percaya dengan pendengaran nya sendiri. Pria itu mau membantunya? Apa ini mimpi.
"Iya aku sungguh sungguh kok, biar aku saja yang memberikan uang itu untuk Nari, Jangan minta pada Lee Hyukjae lagi, dia akan makin curiga padamu nanti"
"Siwon- ssi tapi itu? Saya tak mau merepotkan mu. sungguh"
Siwon tersenyum lalu mengeleng santai. Dia merasa sama sekali tak di repotkan justru dia dengan senang hati akan membantu gadis ini. Jujur saja dia kasihan pada Nara yang tak berdaya karena posisinya. Dia juga takut jika Nara sampai ketahuan dan celaka, entah kenapa sejak kemarin ada rasa kagum yang di tujukan untuk gadis itu, Siwon kagum karena Nara adalah gadis tegar yang jujur, dia tak mau mengambil keuntungan dari posisinya saat ini.
"Ini bukunya. Aku sudah membacanya bahkan semua isinya. Terima kasih sudah meminjamkan" Nara mengangguk kikuk, dia menyimpan buku harian milik Nari ke tasnya, sebenarnya dia merasa bersalah juga sudah lancang meminjamkan buku itu, pasti Siwon sudah tahu semua nya soal rahasia dari Nari.
"Aku sebenarnya tak mau menuruti lagi keinginan ngawur Nari, permintaan nya makin aneh dan mustahil. Aku akan berusaha mencari cara agar bisa menyelamatkan ibuku lalu kabur dari permainan ini"
"Gak apa-apa, aku bisa membantumu soal itu. Soal ibumu kita pikirkan itu nanti"
"Kita?"
"Hm~ aku akan membantumu bebas dari Nari, sekarang berikan nomer rekening nya, nanti aku akan mengirim uang nya"
"Siwon-ssi terima kasih, rasanya aku seperti memiliki seorang teman di sini. Kamu ternyata orang yang baik"
"Cheonmayo, jangan sungkan meminta bantuanku. Jika mampu aku akan membantumu sekuat tenaga, haha awalnya memang jita salah paham karena suatu hal. Tapi tenang saja kau bisa mengandalkan aku sekarang"
"Baiklah, aku banyak berhutang budi padamu. Terima kasih banyak"
"Aigoo Nara-ssi yang meminta uang itu Nari tapi kamu yang terus berterima kasih padaku"
Siwon terkekeh lalu melambai pada seorang pelayan cafe di dekat mereka untuk memesan makanan, karena sibuk mengobrol dia sampai lupa memesan menu di cafe ini.
"Kamu ingin pesan apa? Ingin makan malam juga kan?" Dia menawari Nara sambil membuka buku menu.
"Vanilla latte saja dan seporsi pasta keju" Siwon tersenyum, baru tahu rupanya minuman itu cukup di sukai Nara, dia jadi banyak tahu perbedaan dari mereka, dua wanita berwajah nyaris sama yang paling aneh kenapa wajah mereka bisa semirip ini, apa mereka kembar identik. Bagaimana mungkin dua orang yang tak ada hubungan darah apapun bisa semirip ini, tapi dunia ini memang aneh. Kekuasaan tuhan juga tak ada batasnya, ada banyak orang berwajah mirip juga selain mereka. Itu sugesti Siwon.
"Saya pesan americano dan cake waffle, siapkan juga pesanan nona ini. terima kasih agashi"
Siwon tersenyum lalu menatap Nara di depan nya. Penampilan gadis itu memang selalu sopan namun tetap anggun, dan cantik. Malam ini dengan dres putih tertutup yang simple Nara nampak seperti bidadari yang tersesat di tempat ini. seharusnya dia menyadari perbedaan itu.
Nara. Dengan kecantikan segala pesona nya mungkin sudah membuat Siwon jatuh hati.
"Baiklah akan segera kami siapkan pesanan anda. Saya permisi" waitres itu berlalu setelah mencatat semua pesanan pelanggan nya.
*
*
Luxury apartemen Seoul.
Segala bahaya rupanya masih saja menghantui gadis ini, sore ini ketika dia baru saja sampai di apartemen dan keluar dari lift seorang pria tinggi menghadang nya, dan yang paling Nara takuti pria itu adalah Park Hyunbin.
"Ka...kau?"
"Sejak kemarin kau mengabaikan semua telepon dan pesan ku, di perusahaan saat bertemu kau juga menghindar dariku. Apa kau sedang ingin main main nona Park?"
"Jangan mencariku lagi! Bukankah aku sudah mengirim pesan padamu tuan?" Hyunbin menaikkan alisnya, wajah tampannya berubah kaku karena emosi.
"Untuk menjauhimu?"
"Iya.... kamu sudah menikah, dan aku akan segera menikah. Jadi tolong jauhi aku" Jinhye hendak pergi, namun lengan nya di cekal pria itu dengan keras.
"Ahkk..."
"Jangan mimpi kau bisa membuangku Park Nari, aku ingatkan sekali lagi hm~ hubungan kita bukan hanya sebatas di atas ranjang saja. Aku jatuh cinta padamu, dan kau juga mencintaiku. Bahkan kita berencana mengambil semua nya lalu pergi jauh berdua"
"Aku tidak mencintaimu!!
Nara berteriak kesal, dia melepas cengkraman itu meski Hyunbin masih melotot sangar pada nya.
"Apa katamu?"
"Katu jelas mendengarnya kan? Aku tidak mencintaimu. Pria yang aku cintai itu Lee Hyukjae bukan kamu, Jadi lupakan semua yang terjadi kemarin! Pergilah!"
"BRENGSEK!"
Hyunbin menggegat giginya, dia baru tahu jika Nari cukup menyebalkan. Lee Hyukjae? Apa dia tak salah dengar? Bukankah Nari selama ini sering bilang jika bosan dengan Lee Hyukjae dan ingin putus. Lalu apa gunanya selama ini usahanya untuk mengkorupsi dana perusahaan mertuanya untuk masa depan mereka. Dia bahkan berencana menceraikan istrinya, tapi semua akan sia sia jika gadis ini malah menolaknya.
"Kamu sedang bercanda hah? Lee Hyukjae haha adik ipar ku yang bodoh itu? Dia punya kelebihan apa hah selain bodoh dan tukang main wanita?!"
"Tidak! Aku sungguh sungguh, sekarang aku berubah pikiran. Asal kau tahu Eunhyuk oppa seribu kali lebih baik daripada kau" Nara langsung melengos pergi namun Hyunbin berteriak seakan masih tak rela.
"Menurutmu apa Lee Hyukjae itu takkan membunuhmu jika tahu kekasihnya pernah tidur dengan kakak iparnya?!"
Nara mematung, berdiri dengan tubuh gemetar karena Hyunbin langsung terkekeh menang.
"Aku akan membongkar semua nya jika kau berani membuangku Park Nari, Bagaimana?"
"Aku sama sekali tak takut dengan gertakanmu, lakukan saja jika kau juga ingin hancur. Jadi kita akan hancur bersama"
Brak.....
Hyunbin menendang tong sampah di dekatnya dengan sepatu mahalnya, Park Nari yang sekarang benar benar tak dia kenali. Gadis itu bahkan bisa meremukkan hatinya dengan ucapan nya tadi. pintu lift tadi terbuka dan langsung menelan gadis itu. Dia merasa benar benar di sepelekan dan di tipu mentah mentah kali ini.
"Jika pria itu benar benar membongkar semua kebusukan mu, kau akan kehilangan semua nya Nari-ssi"
Nara tersenyum kecut, dia menghapus air matanya dan bersandar di tembok lift. Seluruh tubuhnya lemas dan hatinya lelah. Dia tak mau Lee Hyukjae tersakiti lagi dan terus di tipu, sudah cukup dia ikut menipu juga pria itu dengan menyamar menjadi Nari.
Blam....
Saat pintu depan apartemen tadi tertutup Nara baru bisa menangis dengan puas. Hari ini dia ke tempat ini karena Eunhyuk menelpon nya, pria itu bilang jika ada kejutan untuknya namun bukan saja kejutan dari Eunhyuk tapi juga kejutan dari Hyunbin yang menyakitkan. Menghadapi semua pria pria selingkuhan dari Nari membuat Nara lelah, dan nyaris menyerah.
"Pohon natal"
Gadis itu berjalan mendekat ke pohon kecil indah di ruang tamu itu, hiasan dan lampu lampu indahnya nampak semarak dengan banyak kota kado berhias pita dengan aneka warna tertumpuk di dekatnya, membuat Nara baru menyadari jika seminggu lagi tanggal 25 Desember. Sudah hampir tiga bulan dia terjebak di kota ini, dan memainkan perannya menjadi penyamar.
"Pohon natal yang indah" Apa ini kejutan yang di maksud Eunhyuk tadi. Pasti pria itu yang menyiapkan semua ini untuknya.
"Eomma, hiks~ aku merindukan mu sangat merindukan mu. Aku ingin pulang" Nara menangis lagi, dia duduk di sofa hitam dekat pohon itu dan terisak. Setiap Hari Natal dia akan merayakan dengan ibunya, Suho dan juga Sunhee sahabatnya, tapi sepertinya hari Natal kali ini mereka semua tak bersama nya lagi.
Nara merasa hampa dan sedih luar biasa kali ini, bahkan dia nyaris menyerah dengan hidup nya. Dia ingin mengaku saja lalu menyerahkan diri pada polisi, lebih baik dia di penjara daripada memainkan peran ini lagi.
"Kamu tak boleh menyerah begitu saja, jika kau tumbang maka Nari akan lebih leluasa memperalatmu, perjuangkan ibumu dan hidupmu. Semua yang terjadi pasti ada hal baik yang telah di rencanakan tuhan"
_________
Ucapan dan nasihat Siwon kemarin sepertinya tak semua salah, dia tak boleh menyerah begitu saja dan menjadi pihak yang salah. Lee Hyukjae harus tahu jika dia sama sekali tak berniat menipu, pria itu juga harus tahu bagaimana busuknya kekasihnya yang sebenarnya.
"Nari-ya! Babe kau sudah datang?!"
Nara masih larut dalam lamunan nya, dia bahkan tak menyadari Lee Hyukjae sudah berdiri di depan nya dan meletakkan kantong besar belanjaan nya di meja.
"Babe?"
"Ngh~ op...oppa kapan kau datang?"
"Hm~ baru saja dan aku memanggilmu sejak tadi. Kau melamun apa sih?"
"Ah, bukan apa apa kok"
"Aku merindukan mu"
Nara meremas tangan pria itu yang memeluknya dari samping, dia memang merasa terlindungi seakan semua bebannya juga lenyap jika Lee Hyukjae di samping nya begini.
"Nado...aku juga merindukan mu"
"Lihat aku juga baru belanja banyak bahan makanan. Kita makan malam di sini ya, aku rindu masakan mu" Eunhyuk terkekeh senang, lalu menarik pinggang Nara dan mencium pipi mulus itu.
Dia duduk di sebelah gadis itu dan mencium mesra lagi bibir Nara, Sampai wajah nya berubah merah merona Nara sampai lupa jika Lee Hyukjae pasti memiliki akses juga masuk ke tempat ini. Bukankah ini apartemen tempat mereka biasanya memadu kasih.
"Ada apa hm? Kenapa wajahmu sedih, kau habis menangis ya?" Eunhyuk meraih dagu itu lembut setelah mencecap bibir ranum itu, Nara yang gugup hanya menggeleng dan meremas tangan nya.
Pria itu selalu memperlakukan nya dengan lembut, seakan wajahnya di penuhi binar cinta untuk tunangan nya.
"Aku hanya....merindukan orang tuaku. Pasti akan bahagia sekali jika bisa melewatkan natal dengan orang tua kita"
"Babe~ ktau harus selalu ingat jika kau punya aku hm, kamu juga masih punya bibi Sora dan paman Jungsoo. Kedua orang tuaku juga orang tuamu kan, jadi jangan sedih lagi ya. Aboenim dan ommonim pasti akan sedih juga di atas sana jika melihatmu menangis begini"
Nara mengangguk dan mengusap air matanya. Pria yang begitu tulus dan sebaik ini kenapa Nari bisa menyakitinya, bahkan berselingkuh dari nya.
"Nde... terima kasih oppa"
"Kamu suka kejutan ku tidak, pohon natalnya bagus tidak?" Nara mengangguk dan tersenyum, dia memegang bintang di pohon itu dan mengamati nya.
"Oppa yang menyiapkan semua ini? Aku suka.....bagus sekali pohon natalnya"
"Hm~ kemarin aku kesini dan menghias pohon ini. Kado kado itu semua untukmu. Ada yang dari eomma, dari Sora noona dan aku. Haha aboeji juga memberimu kado"
"Terima kasih, hiks~ aku terharu sekali dengan perhatian kalian semua. Katakan pada eommanim dan aboenim, juga Sora eonni terima kasih banyak atas kado nya"
"Jangan lupa kado untukku juga ya? Jangan jangan kau lupa menyiapkan kado untukku?"
"Iya, aku pasti takkan lupa" Nara terkekeh, pria itu rupanya menggemaskan sekali dengan merajuk dan mengerucutkan bibirnya.
"Ya ampun babe~ sudah jangan menangis lagi" Eunhyuk menepuki punggung Nara merengkuh dengan sayang karena merasa akhir akhir ini kekasihnya sering terlihat sedih. Dia tak mau melihat Nari sedih lagi karena masalah perusahaan dan hidup nya.
"Soal dana yang investasi 100 milyar dari LG CORP yang aku katakan kemarin untuk Park Company, awal bulan nanti sudah cair. Jadi kau bisa menggunakan nya untuk operasional perusahaan dan menyelamatkan kondisi Park Company"
Nara terkejut, menutup bibirnya dengan mata berkaca kaca karena terharu. Dia tak menyangka Lee Hyukjae serius dengan ucapan nya kemarin.
"Oppa serius? Kamu akan benar benar membantu perusahaan ku?"
"Nde tentu saja, perusahaan itu adalah milik mertuaku, dan bagian dari LG CORP juga, jadi aku pasti akan ikut membantu sekuat tenaga"
"Terima kasih, oppa.....sekali lagi terima kasih" Nara benar benar menangis, Eunhyuk yang heran memeluknya mengusap rambut sebahunya yang di ikat pita. Kekasihnya ini benar benar banyak berubah, dia selalu menghargai semua pemberian nya dan selalu mengucapkan terima kasih. Eunhyuk bahagia dengan banyak perubahan baik dari kekasih nya itu.
"Maafkan aku, selama ini aku tak adil padamu. Aku sudah meminta pernikahan kita di undur tapi kamu masih tetap mau membantuku"
"Ssh~ sudah babe jangan menangis lagi hm, kita bertemu di sini bukan untuk saling bertangisan" Eunhyuk menarik Nara duduk di atas pahanya dengan nyaman, gadis itu memeluk leher kokohnya dan Eunhyuk merengkuh pinggang ramping itu.
Kedua bibir mereka saling bertaut mencecap lembut seakan pria itu ingin membuai nya, dengan senang hati juga Nara meladeni ciuman itu, dari ciuman yang lembut sedikit berubah kasar, Eunhyuk juga tak melepaskan kesempatan itu, dia mengusap tengkuk itu dan meniup beberapa kali telinga Nara ketika melepas bibir mereka sebentar.
Nara mendesah pelan, bibir pria itu menyusuri lehernya mencium dan mengigit lembut meninggalkan tanda cinta dan Nara tak keberatan. Dia tak mau menolaknya lagi karena seluruh tubuhnya tak berdaya menolak sentuhan Lee Hyukjae.
Eunhyuk memuaskan penciuman nya pada kekasihnya, dia melekkan kepalanya di bahu sempit gadis itu. Wangi mawar, citrus dan cinamon seketika memenuhi nafasnya. Sepertinya selera parfum dari Nari sedikit berubah. Eunhyuk heran karena bukan hanya wangi aroma mawar yang dia cium dari pacar nya.
"Aku mencintaimu, sangat mencintai mu Babe"
"Oppa~ aku juga mencintaimu"
Nara mengusap air matanya, ucapan itu tulus dari lubuk hatinya, dia sudah jatuh dalam cinta. Nara tak bisa memungkiri lagi perasaan nya meskipun pria itu mungkin takkan pernah membalasnyan
"Sadarlah siapa yang berada di depan mu Park Nara, ucapan cinta itu bukan untukmu. Kau takkan bisa memilikinya selamanya" Suara hati Dewi nya berteriak nyaring dan Nara langsung berdiri panik begitu menyadari semua itu.