Sikap menghindar Nara barusan membuat Eunhyuk kaget, gadis itu tiba tiba berdiri terlonjak dari pangkuan nya padahal tinggal sedikit lagi dia bisa membuat kekasihnya itu terhanyut seperti dulu lalu membawa nya ke atas ranjang.
Kali ini dia benar benar di tolak, tapi dia terpaksa hanya pasrah dan diam dengan wajah merah menahan gejolak nafsu yang terlanjur bangkit.
"Oppa bilang ingin makan malam kan? Aku masak dulu, kau mau makan menu apa malam ini?" Nara beralih sibuk menuju pantry dapur, menata bahan makanan dalam kantong besar tadi ke dalam kulkas. Dia sungguh takut tak bisa mengontrol perasaan nya karena ciuman Lee Hyukjae itu sungguh berbahaya.
"Sup ayam bagaimana? Dengan kimchi sawi dan siomay"
Nara berusaha sibuk sendiri tanpa memperhatikan wajah Eunhyuk yang mengenaskan karena kesal.
"Babe, kenapa sekarang kau berubah aneh sih?" Eunhyuk sudah tak tahan lagi, dengan wajah cemberut dia mendekati Nara yang sibuk merebus air setelah menyalakan kompor. gadis itu mulai menyiapkan bahan sup dan memotong sayuran di depan pantry tak menoleh sedikitpun pada Eunhyuk.
"Aneh bagaimana? Aku rasa tak ada yang aneh"
"Kamu aneh karena seperti ingin menghindariku, padahal aku hanya mau menciummu saja" Eunhyuk makin cemberut, bibirnya itu sungguh menggemaskan sampai membuat Nara tak tahan tertawa.
"Oppa sayang, aku sudah lapar. Soal berciuman kan bisa nanti saja" Nara mencium sekilas bibir pria itu, lalu sibuk lagi memotong sayur dan memasukkan juga kedalam panci bumbu bumbu yang baru dia siapkan tadi.
"Oke....maafkan aku. Sepertinya kamu benar sih hehe aku juga sudah lapar babe"
"Bantu aku memasak ya, tolong ambilkan daging Ayam nya di kulkas cuci juga sekalian sampai bersih"
"Hm siap, baiklah nyonya Lee"
Nara termangu, dia tersenyum kecut mendengar panggilan itu. Seandainya saja dia benar benar bisa menjadi nyonya Lee dan istri dari pria itu. Betapa bahagianya, Tapi semua itu takkan mungkin, jika sudah tiba saatnya dia harus pergi jauh dari sini melupakan segala hal tentang Lee Hyukjae.
"Kamu suka tidak dengan potongan rambutku?" Eunhyuk yang tadi nya masih menggembungkan pipinya mengacak rambut hitam cepak pendeknya dengan genit, Nara baru sadar jika Lee Hyukjae mungkin baru potong rambut.
"Suka...oppa jadi makin tampan dengan potongan rambut cepak pendek itu"
"Woaah aku jadi senang sekarang karena pujianmu" Pasangan itu terkekeh bersama, setelah mencuci daging ayam tadi pria itu membuka kulkas lalu mengambil brokoli dan jamur.
"Babe, sepertinya rambutmu sudah panjang, apa kau tak ada rencana untuk potong rambut?" Eunhyuk memperhatikan kekasihnya sembari mencuci sayuran.
Nara memang makin cantik saja, wajahnya terlihat bersinar dengan rambut hitam indahnya, meskipun rambutnya hanya di ikat pita dan terlihat mulai panjang melewati bahu.
"Apa oppa ingin aku potong rambut?"
"Hehe sebenarnya aku lebih suka rambutmu panjang saja, tapi kan biasanya kamu lebih suka rambut pendek. Kamu bilang rambut panjang itu kuno. Kita jadi sering ribut karena soal itu" Nara menghela nafasnya setelah tersenyum, dia menggeleng dan berbalik lalu memeluk leher Eunhyuk sampai pria itu jadi kaget menahan nafas.
"Aku berubah pikiran kali ini. Rambut panjang sepertinya lebih baik"
"Sungguh?" Demi dewa neptunus, Eunhyuk jadi tersenyum sumringah dan beralih memeluk pinggang gadis itu. Dia menempelkan kedua dahi mereka dan menikmati aroma harum kekasihnya.
"Jangan menggangguku memasak, sup ayam nya takkan matang jika kau ganggu aku terus" Pria tampan itu terkekeh tak mau melepaskan pelukan nya, wajah tampan nya berbinar senang. Aneh karena sekarang dia merasa Nari itu bagaikan candu saja.
"Gumawo, aku makin mencintaimu Nari-ya"
"Aku juga mencintaimu"
Nara tersenyum tulus, lalu segera menyelesaikan masakan nya sebelum waktu makin beranjak malam dan mereka makin kelaparan.
Dua orang itu makan menu masakan dari Nara tadi, Sup ayam dan Telur gulung juga Kimchi sawi yang rasanya lumayan enak. Sampai Eunhyuk jadi heran tumbe masakan kekasihnya bisa seenak ini.
"Aku tak menyangka masakan mu makin enak, biasanya jika aku ingin makan masakanmu kau selalu acuh malah pesan delivery" Eunhyuk bicara dengan mulut penuh, sesekali Nara menyuap sup nya dan meniup pelan.
"Aku belajar masak dengan bibi Sora, saat di Hongkong ada seorang teman juga yang mengajari aku memasak"
"Siapa?"
Eunhyuk memicingkan matanya penasaran, dan terlihat cemburu, Nara yang kelepasan bicara langsung menggeleng keras mengibaskan tangan nya.
"Teman perempuan kok, oppa jangan salah paham dulu dong"
"Huh~ lalu siapa? Masa aku tak boleh tahu namanya"
"Itu rahasia" Nara tergelak, wajah pria satu ini sejak tadi berubah ubah, sebentar cemberut lalu berbinar dan kadang menggemaskan. Sampai Nara tak percaya jika umur Lee Hyukjae sudah 32 tahun.
Makanan di piring Eunhyuk habis duluan, dia masuk ke kamar lalu keluar lagi membawa sebuah gitar dan duduk di sofa tak jauh dari kursi Nara yang masih sibuk menghabiskan makanan nya.
"Aku punya lagu baru untukmu babe, mau dengar tidak?"
Eunhyuk mulai memainkan gitarnya setelah Nara mengangguk riang, gadis itu berpindah duduk di depan Eunhyuk setelah menghabiskan monim nya.
Dengan iringan gitar pria tampan itu mulai bernyanyi.
"Kau tahu bagiku? Sedih senang sudah cinta. Terindah bagiku...jangan biarkan kita berpisah, mungkinkah kekasih? Tinggalkan dirimu dalam sepi, hilangkan dukamu. Bersama kita merajut cinta"
"Wo pukai nitiyensen?"
Nara terkejut dengan bait bait itu, saat Eunhyuk menyanyikan sebagian dari bait lagu tadi.
"Hm~ ini versi korea nya. kamu bilang suka lagu ini kan, jadi Kemarin aku menulis liriknya dan mengulang aransemen nya. Kau suka tidak?"
"Suka....hehehe versi korea nya malah lebih bagus, oppa berbakat jadi musisi ternyata"
"Terima kasih, aku harap kau tahu lagu ini adalah isi hatiku"
Nara tersenyum, dia mendengar kan dengan seksama Eunhyuk yang mulai bernyanyi lagi.
"Semua ini melukai hatiku. Takkan mampu ku melihat dukamu. Hapuslah tetes air matamu...ku tahu kau mencintaiku. Biarkanlah langit dan sinar rembulan satukan cinta kita....hapuslah luka lara hatimu, ku janji selalu menemanimu. Biarkanlah angin dan bulan disana sampaikan cinta kita..."
_________________
"Indah sekali....."
Nara jadi nyaris meneteskan air matanya, lagu itu jadi makin romantis di telinga nya, sungguh Lee Hyukjae yang ajaib bisa membuat perasaan nya campur aduk.
"Babe....kenapa kau malah nangis sih?"
"Lagunya bagus....hiks~ ahk aku tersentuh mendengar nya"
Nara bertepuk tangan, dia benar benar menangis setelah mendengar lagu itu, Eunhyuk meletakkan gitarnya di sofa lalu duduk di sebelah nya dan memeluk pinggang nya erat.
"Itu isi hatiku. Selama ini jika aku melihatmu sedih, hatiku akan ikut sedih. Aku akan ikut terluka jika kau di sakiti" Eunhyuk berujar tulus, dengan lengan masih memeluk Nara dan mencium juga bibir gadis itu dengan lembut.
"Aku juga....hatiku akan sangat sedih jika oppa di sakiti" Nara mengusap ingusnya, kalimatnya tadi benar adanya, dia memang tak mau melihat Eunhyuk terus di tipu, bahkan gadis jahat seperti Nari itu bisa menduakan nya dengan pria lain dengan begitu mudah. Sungguh Nara tak rela, jika saja bisa dia ingin merebut pria itu agar hanya menatapnya saja, dan membuang Nari jauh jauh dari hidup nya.
"Jangan nangis hm~ nanti kamu jelek, matamu bisa bengkak Nari -ya"
Eunhyuk terkekeh, dia mencium bibir Gadis itu dan menjilat membersihkan air mata di pipi mulus itu, bibir mereka berpagut lagi dengan lembut dan tangan Nara juga memeluk erat leher kokoh pria itu dengan nyaman.
"Jangan menggodaku hm~ setiap berciuman seperti ini setelah itu lalu kau pasti menjauh. Kenapa babe? Kamu seperti alergi padaku?"
"Ngh~ oppa mencintaiku kan?"
"Tentu saja babe"
Eunhyuk langsung mengangguk yakin, bahkan perasaan cinta nya makin besar akhir akhir ini pada gadis itu. Entah kenapa dia merasa Nari jadi seperti sebuah candu yang makin sulit dia enyahkan.
"Mencintai bukan berarti harus di buktikan dengan berlanjut seks yang panas di ranjang. Memang sih antara cinta dan seks bedanya tipis sekali"
Dahi Eunhyuk berkerut kerut heran, ucapan gadis itu dia sedikit tak setuju, kenapa aneh sekali tiba-tiba kekasih nya berkata hal yang bertentangan dari prinsip mereka selama ini, namun Nara membelai rahang tegas nya dan tersenyum bijak.
"Jika oppa mencintaiku kamu akan menjagaku dengan baik juga memperlakukan aku seperti perempuan yang terhormat dan meletakkan aku di hatimu, di atas segalanya tentu saja tetap di bawah tuhan"
"Maksudmu apa?"
"Oppa, saling mencintai tidak selalu harus di buktikan dengan seks, akan lebih indah jika lebih di buktikan dengan perbuatan dan perhatian kita pada kekasih dengan hal hal kecil. Contohnya makan malam berdua, saling memberi kado, atau dukungan kita, bahkan menjemput pacar dan pergi ke kantor bareng"
"Hah apa katamu??"
"Love without seks, apa oppa bisa melakukan nya untukku? Atau no seks before married"
"Maksudmu kamu tak suka jika kita tidur berdua lagi? Atau kamu tak sudi lagi ku sentuh lagi?"
Dari dahi yang berkerut tadi Eunhyuk berubah kesal, sampai Nara harus ekstra sabar. Tentu saja pria itu tak terbiasa dengan gaya pacaran seperti itu, Nara yakin selama Park Nari dulu di sisi Eunhyuk mungkin setiap malam mereka akan tidur bersama dalam artian intim dan main seks.
"Aku mencintaimu, mana mungkin aku tak sudi. Tapi aku akan lebih bahagia jika mulai saat ini oppa hanya akan melakukan nya jika kita sudah menikah" Nara tersenyum membelai dada bidang pria itu, air matanya nyaris merebak karena dia ingin perasaan nya tak di kotori oleh hal hal mesum.
"Aku paham maksudmu babe, mungkin selama ini aku sudah egois. Baiklah.....karena aku juga mencintaimu. Ayo kita sepakati satu hal" Nara tersenyum lega, bibir pria itu mencium nya dan membingkai wajah mungil nya setelah dia paham maksud gadis itu.
"Hanya berciuman, selebihnya tidak. Aku mencintaimu dan akan memperlakukan kamu paling berharga diantara lain nya"
"Iya oppa, saranghae, terima kasih"
Eunhyuk menarik pinggang ramping itu lalu mendudukkan di atas meja pantry, gerakan Nara yang meremas rambut pendek nya merespon ciuman nya membuat kepalanya pening, tapi tanpa seks. Apa dia bisa?
*
*
*
Park Family House.
Sudah beberapa bulan pria tampan nyentrik itu tak menginjakkan kakinya di rumah besar ini, semalam salju sudah menyapa kota maju itu, hawa kian bertambah dingin dan jujur saja dia merindukan rumah hangat ini, dengan seorang gadis kecil yang selama ini akan bermanja pada nya dengan seribu kegenitan yang membuat pria tampan nan nyentrik itu senang.
"Suprise!!"
"Heechul oppa?!"
Saat Park Sora membuka pintu depan, dia nyaris memekik senang begitu melihat siapa tamu nya, lalu memeluk Kim Heechul yang membuka lengan nya dan menepuk juga punggung nya.
"Ya tuhan, sejak kapan oppa ada di Seoul?"
"Kamu kan tahu seperti apa aku? Artis opera dan musikal ini selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain nya. Hari Natal tahun ini tak mungkin aku lupa mengunjungi kalian, aku ingin merayakan Natal bersama kalian juga hahaha"
Sora ikut tertawa dan menepuk bahu sahabat suaminya, sejak lama mereka menganggap Heechul seperti kakak sendiri, karena dia juga cukup dekat dengan mendiang Yonghun juga.
"Aigoo kamu juga membawa Heebum kesini?" Kucing berbulu abu abu itu berada di dalam kurungannya, lalu Heechul mengeluarkan nya dan menggendong Heebum yang terlihat manja.
"Dimana suamimu? Ah maksudku sahabatku yang kurang ajar itu"
"Jungsoo oppa di atas, dan gadis kecilmu yang nakal itu sedang ada di kamarnya mengurung diri"
"Nari....?"
Soraa mengangguk, dia yakin Nari akan senang sekali melihat paman kesayangan nya datang. Sudah cukup lama mereka tak bertemu lagi, bahkan setelah bulan Februari lalu.
"Dia akan segera menikah, oppa harus memberinya selamat karena keponakan nakalmu itu akan segera jadi istri Lee Hyukjae"
"Hah bocah itu? Apa dia bisa menjaga Nari ku dengan baik?"
Sikap ekstra protektif Heechul kambuh lagi, selalu seperti ini jika itu menyangkut keponakan nya.
"Siapa yang datang yeobo?"
"Ck pak tua itu!? Kau belum pikun kan untuk mengenaliku?"
"Woaah....Chulie?! Kamu datang!"
Jungsoo yang terkejut di ujung tangga langsung tersenyum, dia mendekat buru buru dan memeluk Heechul yang mengomel karena kenapa makin bertambah tua saja sahabatnya itu.
"Ahjumma panggil Nari cepat di kamar nya, katakan jika ada tamu penting yang datang!"
Ahjumma Jung mengangguk lalu langsung berjalan ke taman belakang, tiga orang itu bercanda dan mengobrol akrab dengan perasaan senang.
"Aku tak boleh melewatkan pernikahan keponakanku dong, jahat sekali Nari tak menghubungiku dan mengabulkan janjinya"
"Memang nya Nari janji apa padamu oppa?"
"Ah ada saja, itu rahasia kami berdua kekeke~"
Soraa dan Jungsoo saling mengulum senyum, mereka tak kaget jika Nari dan Heechul punya banyak rahasia yang kompak karena dua orang itu jika bertemu akan akrab sekali.
"Bibi Sora memanggilku ya?"
Nara yang dari baru turun dari tangga berjalan mendekati tiga orang itu, dia mengenyit waspada saat melihat pria asing tersenyum padanya.
"Lihat keponakanmu itu? Dia jadi anteng di rumah akhir akhir ini suka sekali berada di kamar"
Nara gugup, dia bingung memanggil siapa pria asing ini, dengan pikiran berkecambuk dia berusaha menebak siapa ini. Kenapa Nari tak menulis di buku nya tentang pria ini.
"Nari-ya kau tak ingin menyapa paman Heechul? Aigoo kalian kenapa jadi malu malu begini?"
"Paman Heechul?"
"Iya paman Kim Heechul, haha lihat akhirnya dia mengunjungi kita lagi"
"Dasar kamu bocah nakal, kamu malah pura pura kaget dan soka tak kenal hahaha"
Heechul langsung meringsek maju, lengan nya menepuki punggung sempit Nara dan memeluknya erat.
Nara tak punya pilihan selain mengikuti alur ini. Pria nyentrik tampan itu menatap wajah cantik gadis itu dari dekat. Dia masih menggendong Heebum karena lupa meletakkan kucing nya itu.
"Aduh maaf, Heebum malah dekat dekat kamu, aduh sebentar aku singkirkan dia dulu" Sora juga ikut terkejut, langsung mengambil alih menggendong kucing itu sebelum keponakan nya akan heboh marah.
"Waah lucu sekali...apa namanya dia Heebum?"
Tiga orang itu saling berpandangan bingung, bahkan Nara yang tak sadar langsung membelai bulu kucing abu abu itu yang nampak jinak dan mengeong pada nya. Di rumahnya Nara juga punya seekor kucing kecil berbulu putih yang dia beri nama MIMI. Dia jadi rindu dengan MIMI yang mungkin sudah makin besar sekarang.
"Kamu kok?"
"Nari-ya kamu baik baik saja?"
Heechul bingung, namun raut wajah Nara yang tak berubah apapun membuat dahinya makin berkerut banyak.
"Memang nya kenapa paman? Aku baik baik saja kok"
"Kok bisa begitu?"
Sora ikut membeo heran, dengan wajah juga bingung Jungsoo terdiam, dan Nara yang baru saja mengambil alih menggendong kucing abu abu itu mengembalikan lagi pada Heechul.
"Biasanya kamu alergi dengan bulu kucing, kenapa kamu baik baik saja?"
Deg....
Nara terdiam
Dia baru sadar sesuatu, sama sekali dia tak tahu jika Park Nari alergi dengan kucing, bahkan dia berubah panik saat Heechul mendekat.
"Hey.... kamu tak bersin bersin juga? Aigoo benar benar keajaiban hahaha"