Belum genap lima hari Nara menjalankan peran nya, sudah begitu banyak kesulitan yang harus dia hadapi. Nari bukan saja memaksa nya tapi juga mengancam nya atas nama ibu nya, kelemahan Nara itu tak bisa melihat wanita yang dia cintai dan sudah merawatnya sejak dia kecil di sakiti, jadi dia terpaksa menjadi biduk catur wanita itu.
Sejak kemarin Choi Siwon merecoki nya. Entah itu menelpon atau mengirim pesan vulgar. Pria itu sepertinya ingin mendapat lagi servis seks dari Nari seperti biasanya.
"Dasar menjijikkan, dia benar benar tak tahu malu terus menelponku sejak kemarin?"
Nara memasukkan ponselnya di tas setelah dia matikan. Yang benar saja dia bukan Nari wanita murahan, yang akan menanggapi ajakan tidur pria dengan senang hati.
"Nona, gawat ini!!" Asisten pribadi dari Nari biasanya itu tiba tiba masuk ke kamar, menutup pintu rapat dengan tampang panik.
"Sena ada apa? Kenapa kamu panik begitu?"
"Celaka kita nona! ya ampun bagaimana ini? tuan Siwon datang ke sini dan ingin bertemu nona muda, saya sudah berusaha mengusirnya tapi dia terus memaksa ingin bertemu nona. Ada apa memang nya? Apa nona menghindarinya?"
"Dimana dia sekarang? Cih berani sekali dia?"
Nara yang pagi ini sudah berdandan rapi dengan dres hitam berpadu rompi coklat dan bersiap akan ke kantor, segera memakai sepatu hitam high hels nya, semoga saja Lee Hyukjae tak ke sini juga lalu memergoki Siwon di sini menemui nya.
"Dia menunggu nona muda di gazebo taman belakang, saya sudah melarang dia masuk ke rumah, bisa gawat jika nyonya Sora tahu soal ini"
"Yasudah aku akan kesana, kamu jaga saja di ujung taman ya. Jangan ada siapapun yang ke lokasi itu"
"Siap nona muda"
Sena mengangguk patuh, dia memang sering di beri barang bagus dan bonus oleh Nari, karena itu asisten nya patuh sekali pada nya.
*
*
"Mau apa kamu ke sini?"
Nara menghampiri seorang pria tinggi yang memakai setelan jas abu abu dan terlihat berdiri membelakangi nya menikmati gemericik suara air mancur di taman itu. Dengan terkejut Nara menatap pria tampan itu yang telah berbalik dan tersenyum manis pada nya.
"Mau coba coba menghindariku nona Park Nari? Mengabaikan telepon ku dan acuh?" Nara menghela nafasnya, jadi dia Yang namanya Choi Siwon, memang sih wajahnya tak kalah tampan dari Lee Hyukjae. Penampilan nya juga intelek dan mewah, pantas saja Nari bisa bermain api dengan nya.
"Sama sekali tidak. Kamu tahu juga jika aku sedang sibuk mengurus perusahaanku yang sedang kolep kan?"
"Hm~ bagaimana kabarmu?"
"Buruk! Makin buruk karena kau sudah merecoki pagiku" Siwon terkekeh, meski dia heran tumben sekali Nara bersikap jutek padanya, biasanya ketika bertemu gadis itu akan bersikap manja dan langsung memeluk nya.
"Biasanya kamu akan meminta bantuan tunangan mu yang bodoh itu soal perusahaan, apa dia sudah menolak membantumu?"
"Aku ingin menyelesaikan sendiri soal masalah perusahaanku, dan ini tak ada hubungan nya dengan Lee Hyukjae"
"Hari ini kamu cantik sekali" Siwon berkedip genit, menatap kagum gadis itu yang rambut hitam sebahunya di jepit dan di biarkan terurai, namun Nara acuh saja dan duduk di bangku coklat untuk memeriksa isi tas nya, setelah ini dia akan langsung berangkat ke kantor.
"Jika tak ada keperluan lagi pergilah tuan Choi"
"Kamu mengusirku? Wow, aku bahkan belum menerima sebuah pelukan atau ciuman darimu nona. Bagaimana jika hari ini kita kencan?" Nara menggeleng sebal, dia hampir saja pergi namun lengan kokoh pria itu menarik pinggang nya dan membuat Nara tersentak kaget. Kedua tubuh mereka saling menempel meskipun Nara meronta keras.
"Lepaskan Choi Siwon!"
"Aku sungguh heran dengan sikapmu, aneh sekali kamu bisa menolakku nona? tapi jujur kamu makin cantik saja setelah kembali dari Hongkong. Wajahmu itu membuat aku makin mabuk cinta. Aku sungguh ingin menyeretmu ke atas ranjang"
Wajah Nara memerah, dia berpaling kesal karena tak suka di puji dan di ajak tidur pria asing ini, dan rambutnya juga di cium dengan lancang oleh Siwon.
"Choi Siwon"
"Hm~ apa tak ada waktu untuk kita berduaan hari ini? Kamu masih saja takut Lee Hyukjae bodoh itu membunuhmu? Ayolah Nari-ya...dia takkan curiga jika kamu alasan sedang meeting seperti biasanya"
"Statusku itu tunangannya, hubungan gelap kita bisa membuat posisiku dalam bahaya" Nara lebih memilih Lee Hyukjae saja yang memeluk atau mencium nya ketimbang pria lain, apa dia jadi sedikit gila karena mulai mencandui tunangan orang.
"Jika begitu kamu tinggalkan saja dia, aku juga bisa membantu keuangan perusahaan mu bukan hanya Si Bodoh Lee itu"
"Lepaskan! Aku tak sudi meninggalkan tunanganku hanya demi kamu! Jangan harap!!"
Siwon terkejut, pelukan nya terlepas dan Nara segera menjaga jarak. Dengan wajah merah meredam emosi gadis itu menunjuk jalanan keluar dari taman.
"Mulai saat ini jangan menemuiku lagi, jangan memberiku barang apapun apalagi mengirim kartu sialan itu! Aku tak mau melihatmu lagi. Palli pergilah!"
"Apa? Kamu berani menolakku?!"
"Iya benar....kita putus saja!"
"Haha~ putus?! Apa kamu pikir mudah membuangku nona Park? Semua rahasia mu ada padaku, apa kamu tetap yakin akan membuangku?"
Nara terkejut, dia berbalik tubuh saat Siwon mengancam nya dengan kalimat aneh tadi.
"Rahasia?"
"Hm~ kamu bahkan tak tahu kan rahasia apa saja yang ku miliki, jika kamu berani membuangku. Aku jamin kamu akan menyesal seumur hidupmu"
Nara berpaling wajah gerah, saat Siwon membelai pipi mulusnya. Dia makin jijik dengan kelakuan tak tahu malu Siwon yang tertawa sejahat itu.
"Video seks kita begitu banyak, hm dan lukisan telanjang mu itu, haha aku jamin Lee Hyukjae akan langsung mati kaget saat mengetahui semua rahasiamu itu"
"Hah apa katamu? Kau merekam nya?"
"Haha~ tadi nya hanya untuk jaga jaga saja tapi ternyata sekarang sangat berguna. Jika video itu tersebar kamu akan malu dan takkan punya muka lagi di depan semua orang"
"Dasar brengsek"
Nara shock, dia menatap Siwon dengan murka, yang malah tersenyum senang mencolek pipi mulusnya lagi.
"Nanti malam, jam tujuh aku menunggumu di apartemenku. Jangan lupa bawa pengaman. Aku tak mau menghamili wanita"
Nara tercenung, dia meremas jemarinya dan hampir saja air matanya jatuh. Kenapa dia mau menggantikan posisi wanita gila itu di sini, yang membuat dia berada dalam bahaya sekarang.
"Aku tak akan datang. Jangan harap aku sudi" Siwon menatap tajam gadis itu, ajaibnya Nara dengan berani tertawa dan mendekap lengan nya.
"Soal video ancaman mu, aku sama sekali tak takut tuan Choi, sebarkan saja sesuka mu kemanapun. Jika kamu juga ada di video seks itu bersama ku, namamu juga akan hancur. Jadi kita akan hancur bersama sama"
"Kamu??"
Siwon melotot kesal, dia kaget kenapa Nari bisa mengancam nya balik, bahkan gadis itu bisa secerdas ini menyerang nya balik.
"Bagaimana? Kamu masih berani mengancamku tuan Choi?"
"Sialan! Wanita brengsek! Lihat saja Park Nari? Kamu akan menyesal sudah berani mengancamku"
Nara berdiri mematung setelah pria itu pergi, dengan wajah sedih dia mengusap air mata yang jatuh membasahi pipi mulusnya, dan dengan bibir bergetar gadis itu duduk di bangku coklat tadi.
"Apa salahku, ya tuhan kenapa aku bisa berada di sini?"
*****
*
*
Nara sengaja tak menghubungi Eunhyuk seharian ini atau juga mengabaikan semua panggilan pria itu, dia kesal saat setelah seharian sibuk mengurus perusahaan, malam ini Eunhyuk terus merecoki menelpon nya, sebentar lagi mungkin dia bisa gila karena tekanan masalah di tempat ini.
Aku berada di depan rumahmu.....
Keluarlah Nari-ya....
Nara menghela nafasnya, memakai hodie hitam dan celana training lalu membawa ponselnya. Dengan berjingkat gadis itu keluar ke teras depan rumah untuk menemui Eunhyuk yang baru mengirim nya pesan.
"Oppa"
"Maaf, aku datang selarut ini tapi bukan ingin mengajakmu bertengkar lagi. Sejung bilang jika seharian ini kau sibuk sekali jadi aku ingin melihat keadaanmu" Eunhyuk yang baru keluar dari mobil mercedes hitam membuka maskernya, lalu mendekati Nara yang berada di teras.
Nara mengangguk lega, jujur saja dia merindukan lelaki tampan ini yang berdiri di depan nya dan membelai rambut nya.
"Kamu baik-baik saja kan? Apa kamu sudah makan malam?"
"Belum"
Nara menggeleng jujur, dia hanya minum segelas susu coklat tadi dan lidahnya pahit menelan makanan apapun. Semua masalah itu membuat nafsu makan dia jadi hilang.
"Babe, ya ampun... kamu kan punya sakit maag, kenapa belum makan malam sampai selarut ini, hah?"
"Mood ku sedang buruk karena banyak masalah di perusahaan. Di tambah lagi kau juga ngambek dengan ku"
"Maafkan aku, kemarin aku memang sedikit kekanakan, Sudah Menekanmu dan egois. Aku minta maaf babe"
"Gak apa-apa, maafkan aku juga oppa"
Eunhyuk tersenyum lega, memeluk gadis itu dan mencium rambut Nara. Dia merasa damai dan bahagia saat lengan pria itu memeluk nya erat dan mencium rambutnya. Apa ini namanya cinta? Kenapa secepat ini Nara bisa jatuh cinta pada pria itu? Bukankah kemarin dia baru saja patah hati karena Kim Suho pergi begitu saja tanpa pesan apapun. Nara menangis tanpa suara. Ini tak boleh, dia tak boleh mencintai Lee Hyukjae.
'Jangan pernah mengharapkan Lee Hyukjae'
"Aku memaksamu seperti itu karena aku sangat mencintaimu, aku takut kehilangan mu Nari-ya"
"Iya oppa....aku juga mencintaimu"
Nara membalas ucapan itu tanpa ragu, dia juga mencintai Eunhyuk apa salah jika Nara mengatakan isi hati nya saat ini.
"Ah iya hampir lupa, aku bawa burger ayam dan kentang goreng untukmu. Kamu mau?"
"Terima kasih, oppa ingat saja jika aku suka kentang goreng?"
Nara tersenyum menerima kantung berisi makanan cepat saji yang di sodorkan Eunhyuk.
"Habiskan ya, kita duduk di bangku sana sambil mengobrol" Nara mengangguk lalu mengikuti pria itu duduk di bangku taman depan, dengan lahap dia mulai makan, dan Eunhyuk yang duduk di sebelahnya sesekali membersihkan bibir gadis itu yang belepotan saus.
"Biasanya makanmu rapi? Tumben belepotan saus begini babe? Pelan pelan makan nya"
Nara menoleh kaget, dia lupa jika pria itu menganggapnya Nari bukan Nara
"Hehe~ ini karena aku lapar, oppa sih pakai acara ngambek segala" Eunhyuk tertawa, dengan wajah bahagia dia menatap gadis itu, yang masih menghabiskan kentang goreng nya.
"Oppa tidak makan juga?"
"Nggak usah aku sudah kenyang, aku beli espresso juga tadi"
"Hm~ ini enak, lebih enak lagi jika ada minuman vanilla latte"
"Vanilla latte?"
Eunhyuk membeo heran, dia menatap bingung minuman orange jus yang biasa nya Nari sukai. Kenapa sekarang kesukaan gadis itu berubah jadi vanilla latte.
"Aku baru tahu jika kamu suka kopi? Biasanya kau minta minuman susu melon atau orange jus jika makan burger? Kamu kan tak suka kopi babe?"
"Ahh....hehe~ iya sih sejak di Hongkong aku jadi suka kopi, ternyata enak"
"Hm jangan minum kopi terlalu banyak. ingat sakit maagmu babe.....aku takut sakitmu kambuh lagi"
"Iya....aku takkan minum kopi banyak lagi kok" Nara menghela nafas, dia sering lupa diri jika bicara dengan Lee Hyukjae. Sadarkan dirimu Park Nara pria itu menganggapmu Park Nari Jangan lupa lagi.
"Nari-ya....hm aku pikir soal rencana pernikahan kita, aku akan mengikuti keinginan mu saja"
Nara menoleh kaget, dia meremas tangan nya gugup lalu Eunhyuk menggenggam tangan nya hangat.
"Aku tahu masih banyak masalah di perusahaan mu, jadi jika kau ingin pernikahan kita di undur tiga bulan lagi, aku rela"
"Oppa?"
"Gak apa-apa kok, gwenchana"
Eunhyuk mengangguk yakin, dengan wajah menahan air mata barat memeluk pinggang kekar itu.
"Seandainya kamu milikku? Apa dia bisa menjadi milikku ya tuhan?"
Nara membatin sedih, tugasnya membuat pernikahan Nari diundur malah membuatnya menangis. Dia makin tak rela Lee Hyukjae menikahi wanita jahat itu.
"Hei.... kamu kenapa babe? Kok malah menangis sih?"
"Aku hanya terharu, terima kasih oppa mau memahami keadaan ku" Eunhyuk tersenyum lalu mengusap pipi gadis itu, dia membawa Nara duduk di atas pahanya dan memeluk bahu itu meskipun jantung Nara jadi makin berdebar tak karuan.
"Nde, aku janji akan berusaha memahamimu mulai sekarang. Sana masuklah sudah malam. Besok aku akan mengantarmu ke kantor"
"Terima kasih oppa, aku masuk dulu ya"
Eunhyuk mengangguk, lalu mencium bibir ranum itu singkat, rasanya manis bahkan bercampur nikmat. Sepertinya dia makin mencandui bibir itu.
"Oppa.... ngh aku~"
"Apalagi babe?"
"Aku mencintaimu"
Nara menahan air matanya sekuat tenaga, memeluk leher kokoh itu seakan tak rela pria itu pergi, dan Eunhyuk yang tersenyum meraih dagunya lalu melumat bibir gadis itu dengan senang hati.
"Aku juga mencintaimu. Sangat mencintaimu" Tautan bibir mereka makin menggebu, kali ini Nara tak bisa menolak lagi, disatu sisi dia ingin egois dan memiliki pria ini. Di sisi lain dia takut jika Eunhyuk tahu dia bukan Nari, pria itu mungkin akan mencekik nya sampai mati.
*
*
*
PARADISE CLUB, GANGNAM SEOUL.
Eunhyuk duduk di depan meja bar setelah masuk ke tempat ini, memesan segelas sloki brandy pada bartender bernama Kang Daniel yang menyodorkan minuman itu dan menatap heran pelanggan nya kali ini.
"Aku kaget melihat kamu ke sini hyung, sudah lama sekali kau tak kelihatan di sini kan?"
"Aku banyak pikiran.....jadi mendingan minum saja di sini" Kang Daniel tertawa renyah, lalu berbisik geli di kuping Eunhyuk dan menyodorkan segelas susu strawberry dingin juga.
"Toleransi alkoholmu kan payah, minum susu ini juga agar kau tak mabuk"
"Terima kasih Niel"
"Apa masalah soal wanita? Atau kau ada masalah dengan kekasihmu?"
"Argh entahlah? Hanya saja aku merasa heran saja dengan Nari. Dia aneh akhir akhir ini bukan seperti pacar yang ku kenal"
"Memangnya aneh bagaimana?"
"Saat aku mengajaknya menginap bersama di apartemen dia menolak, lalu ketika aku mencium nya dia membatasi diri, sekarang dia tak bernafsu meskipun aku mencium nya dengan menggebu. aku bingung"
"Aigoo, apa jangan jangan ada pria lain di sekitar Park Nari itu hyung?"
"Ha apa katamu? Ada Pria lain?"
Dahi Kang Daniel berkerut, dan dia mengutarakan ketakutan nya dari cerita teman nya tadi.
"Mungkin saja dia jatuh cinta dan diam diam selingkuh dengan pria lain, karena itu dia berusaha menghindarimu. Banyak wanita yang punya pria lain berubah bersikap dingin begitu"
"Aigoo mana mungkin? Tapi dia sangat mencintaiku kok"
Wajar saja Eunhyuk bisa curhat sebanyak itu pada bertender tampan ini, karena dia dan Kang Daniel cukup dekat sejak masih sama sama kuliah di Inha university dulu.
"Minho hyung!"
Eunhyuk menoleh saat Kang Daniel memanggil Minho yang baru datang dan ikut duduk di sisi kiri Eunhyuk, dia menyapa dan menepuk bahu mantan seniornya dikampus dulu.
"Ya ampun hyung ternyata kamu di sini? Aku baru saja di telepon Donghae hyung karena dia ribut mencarimu ke apartemen mu tapi malah kosong. Ternyata kamu minum minum di sini"
"Ikan rese itu selalu saja hobi mengaturku, dia asisten ku tapi sikapnya mirip istri ku saja" dua pria di dekat Eunhyuk terbahak jika dia mengeluh soal Donghae itu bukan rahasia lagi.