Chereads / Tira dan Angga / Chapter 8 - Akhir Masalah!!!

Chapter 8 - Akhir Masalah!!!

Angga berlari dengan tergesa-gesa wajahnya yang terlihat sangat panik. Dia belari dengan sangat cepat menuju kantor polisi terdekat.

"Selamat siang, saya ingin melaporka kejadian anak hilang. Namanya Atira Chandra tingginya sekitar 150 cm beratnya 4 kg rambut hitam kulit putih mulis!" Angga terlihat sangat panik dan tergesa-gesa namun, dia dapat mendeskripsikan ciri-ciri Tira dengan baik.

"Sudah berapa lama saudari Atira tidak pulang pak, sebelumnya?" tanya polisi itu.

"5 jam..." jawab Angga.

"Maaf pak sebelumnya tapi untuk laporan ornag hilang kami hanya menerima lapiran tersebut setelah korban hilang setelah 24 jam!" terang polisi itu pada Angga.

Emosi Angga pun mulai memundak wajahnya menjadi sangat merah. Dia mengebrak meja dan memaki-maki polisi itu.

"Brak!!!"

"Dengarkan aku, gadis kecil ini menghilang entah di mana. Jaman sudah gila seperti ini dan kalian semua orang-orang tidak berotak masih mengikuti prosedur gila dan tolol itu!!" pekiknya.

"Maaf pak ka.."

"Ini uang 100 juta cari dia, temukan dan jangan pernah berpikir untuk menghubungi jika kalian belum menemukannya!!" bentak Angga melempar uang 100 juta itu lengkap dengan laporan yang ditulisnya lalu, pergi dengan membanting pintu.

"Hah... Tira.. di mana kamu nak.." batin Angga.

Flash back..

"Tira hilang om..." seru anak-anak itu.

"Apa bagaimana bisa.., tadi pagi aku melihat kalian berangkat sekolah bersama.." Angga terlihat sangat cemas dia terus mengaruk kepalahnya yang tidak gatal itu.

"Tadi pagi saat kami naik angkot kesekolah, kami turun terakhir saat kami semua turun kami baru sadar jika Tira tidak ikut bersama kami... dan ketika kami berhadil mengejar angkot tersebut Tiranya enggak ada om.." Anak-anak itu menceritakan kejadian itu dengan detail padanya.

Angga yang panik saat itu, berusaha terlihat tenag untuk anak-anak polos itu.

"Orang tuanya tahu soal ini?" tanya Angga.

"Belum.. om," jawab mereka.

"Baik! Ikuti kata-kataku kalian harus berada di dalam rumah jangan pergi keluar, supaya orang tua Tira tidak mencurigai anaknya yang belum pulang, aku akan mencari Tira jadi kalian turuti kata-kataku!" perintah Angga pada mereka.

"Ya.." jawab anak-anak itu mereka pun langsung masuk kedalam rumah mereka masing-masing.

Angga pulang kerumahnya dan membuka brangkasnya yang berisi uang 100 juta itu lalu, mengambilnya untuk jaga-jaga.

Dia menaruh uang itu dalam amplop dan segera ke kantor polisi.

Flash back end..

"Hah.. Tira di mana..." Angga menghentikan omonganya. Lalu, memikirkan sesuatu dan dia tahu siapa pelaku dari hilangnya anak gadis kesayangannya itu.

Angga pun pergi meninggalkan kantor polisi, dia pergi menuju rumah ibu mertuanya Bu Andine. Satu-satunya orang yang mengetahui keberadaan putrinya.

Angga bisa saja melaporkan Diana ke kantor polisi tapi, jika tanpa bukti siapa yang akan mendengarkannya.

"Bu Andine..!! Buka!" pekik Angga.

Angga terus mengetuk pintu rumah itu, sampai seorang wanita tua membukan pintu itu. Dan dia adalah bu Andine orang tua dari mantan istrinya itu.

"Bu Anding dimana putri mu?" tanya Angga tanpa basa-basi.

"Nak.. Angga mari masuk dulu.." ajak wanita tua itu.

"Saya tidak mau, saya tidak ada waktu untuk berbincang-bincang dengan orang asing," jawab Angga dingin.

"Ayolah nak.. Angga ibu sudah menganggap kamu seperti anak sendiri walaupun kamu dan Diana sudah berpisah, masuklah kerumah ku dan kita bicarakan ini baik-baik.." rayu wanita tua itu.

"Jika Anda menganggap saya putra Anda maka, jawablah pertanyaan saya di manakah putrimu ibu?" tanya Angga lembut.

"Maaf nak... ibu sudah mencoba menghentikannya tapi.. di..a"

"DIAM!!.. ma!" Angga yang mendengar suara teriakan dari mantan istrinya itu. langsung masuk dan menuju kearah suara itu.

Dan betapa terkejutnya pemuda itu, ketika melihat gadis mungilnya itu dalam keadaan di ikat dan tidak sadarkan diri.

"Apa-apaan kamu Diana! Urusanmu denganku lepasakan anak itu sekarang!" pekik Angga.

"Tidak akan!! Aku akan menyingkirkan gadis ini sehingga kita bisa bersama lagi.." jawab Diana.

"Bunuh aku, Diana supaya aku bisa bersama mu. Karena di dalam keadaan hidup dan sadar aku tidak akan bersamamu!!" ujar Angga sambil menatap mantan istrinya itu dengan dengki.

"Mas.. kamu berubah.. pasti gara-gara anak ini kan!!" bentak Diana kesal dengan jawaban mantan suaminya itu.

"Kamu yang berubah Anna, kamu yang berkhianat!" Angga menjawab pernyataan mantan istrinya itu dengan lembut.

"Bohong sekarang akan kubunuh anak ini..!!" ancam Diana.

"Cukup Anna hentikan, anak ini masih punya masa depan pikirkan lagi.." tegur ibu pada putrinya itu.

"Diam!!" bentak Diana dengan mengarahkan pistol kearah ibunya dan menembak wanita tua itu hingga menyebabkannya tewas dalam sekali tembakan.

Angga yang melihat hal itu menjadi sangat panik. Pandanganya mulai buram dan ruangan disekitarnya berputar. Nafasnya sesak dan tubuh mulai kehilangan keseimbanganya.

Anixiety disosdernya kambuh, Angga mulai kesulitan mengendalikan nafasnya. Dengan tubuhnya terengah-engah, dia berusaha untuk bangkit.

Angga sangat kesulitan mengendalikan emosinya apalagi di suasana yang mencekam seperti ini.

"Hah... ha.h.." nafas Angga terdengar sangat nyaring.

"Kamu datang dengan gagah berani dan berakhir seperti ini.., persis seperti saat persidangan perceraikan kita.." Diana mengejek mantan suaminya itu, yang hanya bisa tersungkur berusaha untuk mengendalikan serangan paniknya.

Angga semakin merasa panik begitu mendengar perkataan mantan istrinya itu.

Dia mengingat perasaan sakit yang dia rasakan, ketika hakim menerima ajuan perceraian yang diberikan Diana. Seluruh dunianya runtuh dan hancur.

Saat itu dirinya amat-sangat menderita sampai Tira datang membawa kebahagiaan dalam hidupnya.

"Tira..." batin Angga.

"Kamu menyelamatku dari neraka bernama kesepian, sekarang aku selalu melindungimu dengan segala yang aku miliki, Tira aku akan menjagamu seperti kamu yang selalu menyenangkan hatiku.." Angga mengingat ucapan pada Tira.

Pemuda itu pun langsung dapat mengendalikan nafasnya dengan baik, dan bangkit dengan berdiri tegap. Diana yang melihatnya sangat terkejut dan ketakutan.

Bukan karena Angga yang berhasil mengendalikan serangan paniknya tapi, karena tatapan matanya yang berubah.

Angga menatap Diana dengan berani lalu, menghampiri wanita itu.

"Ja... jangan mendekat atau anak kecil ini akan mati!!" Diana berusaha mengancam Angga sambil menggengam pisau yang dia arakahn pada Tira dengan tangan gemetar.

Namun, Angga mengabaikannya dan terus berjalan. Diana yang melihat menjadi sangat panik dan langsung menyerang Tira. Dengan cepat Angga langsung menahan tangan wanita itu.

Diana mendorong Angga dengan tubuhnya hingga jatuh ke tanah namun, Angga kembali bangkit dan menahannya lagi.

"Kalau kamu laki-laki aku akan memukulmu Diana!! Diam kau... behenti bergerak!!" pekik Angga.

"Argh.. lepasakan aku... dasar pria brengsek yang kuinginkan hanya bersama mu mas, gadis kecil itu benar.. aku sudah berpisah dengan suami.. ku lalu anakku dan.. aku.." Ucapan Diana terpotong oleh suata sirene polisi.

"Kepada Nona Diana Kusuma di mohon keluar untuk menyerahkan diri segera...!!" Terdengar suara polisi dari luar.

Diana menjadi sangat panik dan mengambil pisto untuk menembak dirinya sendiri. Angga berusaha menahannya tapi Diana terus menusuk tangan mantan suaminya itu dengan pisau, sehingga pertahanannya menjadi lemah.

Namun, saat dia hampir menyentuh pistol itu Tira yang baru setengah sadar langsung menendang pistol itu jauh dari jangkauan Diana.

"Kau dasar anak kecil kurang ngajar!!" bentak Diana