Di pagi yang cerah, Angga dikejutkan oleh seorang wanita tua yang berada dihadapannya dengan tas koper dan seorang pelayan.
"Selamat pagi, Tn Angga.."
"Ya.." jawab Angga bingung.
"Apa yang kalian lakukan..," tanya Angga bingung melihat mereka berdua.
"Aku akan tinggal di sini," jawab wanita tua itu.
"Apa!! Aku bahkan tidak tahu namamu, kita.. baru bertemu 2 hari yang lalu dan..., kenapa?" tanya Angga kebingungan.
"Ya.. ibumu membuang mu karena wanita itu, aku kehilangan putraku.., jadi.. bukan kah.. baik jika kita saling melengkapi..." jawab wanita tua tersebut.
"A... aku.."
"Oke.. Dim.. bawa barang-barangku..." perintah wanita tua itu pada pelayannya.
"Baik Ny. Linda...," jawab pelayan tersebut.
Wanita tua itu pun masuk kedalam rumah Angga bersama dengan pelayanya. Angga yang yang kebingungan, hanya bisa berdiri di depan pintu rumahnya.
Wanita tua itu sibuk memperhatikan rumah Angga. Perhatian terhenti saat dai melihat dengan dua bola matanya, jika pemuda yang akan hidup bersamanya itu terlihat bingung.
"Angga.." panggil wanita tua itu.
"Ya..." jawab Angga.
"Kamu tidak suka aku disini!?" tanya wanita tua itu lembut menatap Angga.
"Tidak... a.. aku ha.. hanya bingung, mengapa Anda datang kesini dan apa.. yang Anda inginkan dariku," Angga menjawab pertanyaan wanita itu dengan wajah yang terlihat takut.
Wanita tua itu pun sadar jika anak muda yang ada dihadapanya ini tentu mencurigai dia serta dengan apa. maksud kedatangannya.
Sebagai seseorang yang selalu sendirian, Angga pasti curiga dengan seseorang yang mendadak ramah-tamah dan baik padanya.
Angga pernah sekali mempercayai seseorang seperti itu dan dia telah dihianati oleh orang tersebut. Hanya Tira sosok yang bisa Angga percaya saat ini, hanya gadis kecil itu yang bisa bicara dengannya sesuka hati tanpa mengenal batas.
"Angga.., aku ingin menebus semua yang telah dilakukan putraku padamu, dia mengambil Dianamu. Tuhan memberi dia hukuman, tapi sekarang aku datang ingin mewakili dia untuk menebus kehilangan kamu.. maukah kamu menerima aku di sini ?" tanya wanita tua itu padanya.
"I.. i.."
"Tidak!" Tira datang entah dari mana menatap wanita tua itu dengan tajam. Sepertinya dia sudah tidak peduli dengan perbedaan usia, bila menyangkut tentang om kesayangannya itu.
"Maaf ya nenek, tapi nenek ini mencurigakan banget loh!" seru Tira sambil menyipitkan matanya pada wanita tua di hadapanya itu.
"Kamu ini memang anak kecil sok tahu ya.., tapi aku suka!" sahut wanita tua itu menatap Tira.
Aura mencekam antara kedua perempuan beda usia itu dapat dirasakan oleh Angga dan si pelayan tersebut.
Mereka berdua saling menatap canggung dan tidak berusaha sedikit pun untuk memisahkan kedua perempuan tersebut.
Bahkan, saat Angga meminta mereka untuk duduk di sofa. Mereka berdua masih beradut tatapan mata satu sama lain.
Angga yang mulai stress dengan kelakuan dua orang tersebut, mulai angkat biacara.
"Kalian berdua berhenti seperti itu, Tira kamu jangan menatap Bu Linda begitu. Beliau lebih tua dari kamu. Bu Linda jangan menatap Tira begitu aku tidak suka, jika ada sesuatu yang mengancam baginya!!" tegas Angga.
"Ya.. ya.. Nek saya minta maaf ya nek.." melihat wajah marah Angga, Tira pun meminta maaf pada wanita tua itu.
"Kalau minta maaf tuh ya ikhlas.." jawab sahut wanita tua tersebut.
"Yang penting itu kata-katanya nenek tua.." balas Tira.
"Yang penting adalah nada bicaranya Tira.." sahut wanita tua itu.
"Yang penting itu kata-katanya nenek tua..!" balas Tira ketus.
Kedua perempuan itu pun saling melempar tatapan mereka satu sama lain. Melihat hal itu Angga menjadi sangat terhibur bahkan, dia tertawa terbahak-bahak karena hal itu.
"Hahahaha...! Kalian berdua sama saja yang satu kera kepala yang satu mau menang sendiri... baik.. baik Bu Linda silahkan Anda tinggal di sini dan Tira.. kamu yang akan mengawasi mereka berdua bagaimana?" saran Angga.
"Solusi bodoh macam apa itu? Wahai om Angga yang lugu dan polos..!" ketus Tira pada om kesayangannya itu.
"Solusi yang membuat kita semua senang...." balas Angga tersenyum manis.
Tira akhirnya menyetujui solusi om kesayangannya, meskipun hal itu terlihat bodoh baginya. Maksudnya adalah bagaimana bisa dia menyetujui permintaan seorang yang baru dia temui sekali untuk tinggal bersamanya.
Akhirnya Tira pun sepakat dengan Angga karena dia bisa mengawasi wanita tua tersebut.
Sudah cukup lama sejak kejadian penculikan itu Tira berkunjung ke rumah Angga. Dia merasa Angga terlihat sangat kacau sejak di meninggalnya Diana mantan istri yang masih sangat dicintainya itu.
Memang sejak kejadian itu, Angga selalu mengantar Tira dan teman-temannya berangkat dan pulang sekolah. Untuk mencegah kejadian buruk seperti itu menimpahnya lagi, atau malah menimpah teman-temannya.
Namun, dia bisa merasakan bahwa Angga menjadi lebih pendiam sejak kejadian itu. Tira ingin menanyakan hal itu pada Angga namun, kata-kata yang dia katakan pria muda itu menghentikan niatnya.
Flash back...
"Tira.." tegur Angga.
"Ya.." jawabnya.
"Aku ingin meminta maaf atas apa yang dilakukan Anna padamu, dia memang kasar tapi sebenarnya dia tidak seperti itu.. a.. aku ingin kamu memaafkan meskipun itu tidak akan mengubah takdirnya di untuk ada da.. dalam neraka..." pinta Angga sambil menatap dengan lembut dan memelas.
Flash back end..
Gadis kecil itu bisa merasakan kasih sayang Angga yang luar biasa pada mantam istrinya itu. Dia bisa melihat duka Angga dan kehancurnya jiwanya.
Meskipun tidak separah seperti saat pertama kali mereka bertemu. Namun, Tira dapat merasakan jika rasa kehilangan yang dirasakan Angga lebih dalam dari sebelumnya.
Tira sangat terenyuh dengan perasaan cinta yang dimilik Angga untuk mantan istrinya itu. Perasaan yang sangat tulus dan mahal harganya.
Gadis kecil itu merasa bahwa di alam baka wanita jahat itu pasti menyesal, karena telah meninggalkan Angga. Itulah sebabnya mengapa wanita jahat itu menculiknya, dan berniat membunuh demi dapat kembali bersama Angga.
Tira merasa sangat bersyukut dirinya dapat hadir di kehidupan Angga. Dia dapat mengarahkan Angga untuk menjadi sosok yang memiliki insting yang tajam, dan tidak mudah di permainkan lagi.
Bahkan, jika itu mangancam nyawanya Tira tidak takut untuk melakukan sesuatu hal yang besar untuk Angga. Baginya pertemuan dengan Angga adalah hal yang spesial dan dia merasa sangat beruntung tentang itu.
Tira sangat berharap, jika di masa depan nanti dirinya akan bertemu dengan sosok seperti Angga. Sosok yang dapat mencintai wanita dengan tulus dan setia seperti apa pun dirinya nanti.
Dia memang tidak akan seperti Diana yqng jahat dan berhianat. Namun, dia ingin memiliki pasangan seperti Angga.
Menurut Angga adalah role modelnya untuk mencari pasangan di masa depan.
Tira sangan bermimpi untuk menikah dengan sosok yang persis seperti Angga di masa yang akan datang.
Apakah itu akan terwujud ?
Tidak ada yang tahu..