Farrel kini tengah sibuk mempersiapkan pembukaan rumah sakit bersalin nya,sebenarnya pada awalnya Farrel hanya ingin membuka klinik saja,namun dengan bantuan dukungan dana dari ayah Novi,meski di lahan yang cukup terbatas luasnya akhirnya mereka membangun dengan konsep rumah sakit.
Bangunan sudah rampung dikerjakan delapan puluh persen tinggal finishing dan dekor ruangan.
Bangunan di bangun hingga bertingkat lima.dimana di lantai satu terdapat receipsionist,ruang staff operasional,IGD, empat ruang praktek untuk dokter kandungan yang akan diajak bekerjasama,dan dua ruang operasi serta coffee shop.
Dilantai dua terdiri dari ruang bersalin normal,ruang bayi,lab darah,serta poli anak,pharmacy,dan ruang rawat inap anak.
Dilantai tiga dan empat penuh diperuntukkan untuk rawat inap pasien yang bersalin baik dari kamar vvip,vip,kelas satu hingga kelas umum untuk empat pasien.
sedang lantai lima terdapat klinik khusus yang dibuat Farrel untuk pasien yang ingin melakukan program bayi tabung serta fasilitas lab yang lengkap untuk mendukung program bayi tabung,dan Farrel akan bertindak sebagai dokter penanggung jawab di sana.
Novi juga turut andil membantu suaminya dalam mengurus segala hal termasuk mengajak kerjasama beberapa dokter spesialis kandungan dan anak yang
senior untuk turut mendukung rumah sakit sebagai dokter tetap di poli obgyn dan pediatric.
Ditengah kesibukkan mereka,terpaksa Novi menitipkan Farreno sementara di rumah ibu nya,karena dia merasa tidak tenang jika anaknya di titipkan ke ibu mertuanya.
Dan Farrel pun setuju.
Setiap siang ,Novi akan singgah untuk makan siang di rumah orangtuanya dan Farrel selalu ikut,tapi karena akan melakukan penandatanganan akte pendirian rumah sakit dengan ayah Novi sebagai investor di kantor notaris,maka siang ini Farrel tidak ikut dengan Novi.
Setelah menyelesaikan makan siangnya,terburu buru Novi menyambar gelas air putihnya dan meneguknya dengan cepat.
setengah teguk air melompat ke tenggorokannya membuat nya terbatuk batuk seketika dengan muka memerah.
"Pelan Nov....tuh kan tersedak...!!"keluh ibu Novi sambil menggelengkan kepalanya dan menepuk punggung anaknya yang tersedak.
"Iya bu...soalnya Novi mau bertemu beberapa dokter yang sudah setuju untuk bergabung..nih malah belum liat Reno lagi..!"
"Ya sudahla..habiskan minuman mu dulu..."pinta ibu Novi ketika batuk Novi sudah mereda.
"Reno seperti nya baru bangun tidur..."
Novi mengangguk lalu beranjak naik ke kamar atas.
Reno sedang dalam gendongan mba Arni ,mba baru yang dipekerjakan untuk merawat Reno .sedang Dewi hanya mengawasi Reno jika mba Arni sibuk membuatkan susu atau sedang mengerjakan pekerjaan lainnya.
"Hai baby boy..."sapa Novi begitu membuka pintu kamar.
Reno tampak gembira dan tertawa sambil mengibaskan tangannya kearah Novi melihat kedatangan mommy nya ,seakan meminta untuk digendong ,tanpa menunggu lagi Novi pun meraih Reno ke dalam pelukan dan mencium pipi gembil nya.
Farreno yang kini sudah berusia sembilan bulan sedang dalam masa lucu lucu nya.
"Mommy miss you,baby..."bisik Novi gemas sambil terus mencium pipi Reno.
"Mba Arni...tolong jagain Reno yah..hari ini mungkin akan lebih malam kami jemput..karena saya dan mas Farrel lagi banyak kerjaan.."
"Iya Bu..."jawab mba Arni patuh.
"Jangan lupa kasih susu nya .."perintah Novi sambil mengecup Reno sekali lagi dan mengembalikan nya ke dalam gendongan mba Arni.
"Mommy pergi dulu ya boy...nanti malam mommy ama daddy jemput..."
Novi bergegas keluar dari kamar sebelum Reno merengek melihat kepergiannya .dan secepat kilat menuruni anak tangga untuk pamitan dengan ibunya.
"Buu...Novi pamit dulu yah..."cetus Novi begitu melihat ibunya tengah duduk disofa ruang tengah ,membungkukkan badannya sedikit untuk mengecup pipi ibunya.
"Tolong bantu liatin Reno ya Bu..."
Ibu Novi mengangguk sambil tersenyum melihat tingkah laku anak semata wayangnya dan membalas mencium dahi Novi dengan lembut.
"Hati hati saat menyetir sayang..."
Ketika Novi hendak menuju pintu keluar,terdengar suara tangis Reno sekilas dan membuat Novi menoleh keatas.seperti nya Reno belum puas bercengkrama dengan Novi dan kini merengek melihat kepergian Novi dari kamarnya.
"Sudah....nanti ibu yang urus Reno..!"kata ibu Novi lembut sambil menepuk lembut bahu Novi.
Novi pun mengangguk dan keluar dari rumah orang tuanya menuju kembali ke dalam mobilnya dan memundurkan mobil nya dari halaman rumah orangtuanya.
Novi melirik kearah kaca spion nya begitu baru keluar dari rumah orangtua nya dan melihat ada nya sebuah motor besar alias moge yang tadinya berhenti di diseberang gerbang rumah kini tengah mengikutinya.
Pada awalnya Novi hanya merasa kebetulan mungkin sang pengendara motor ingin melewati jalan yang sama dengan nya.Namun setelah melewati tiga belokan,pengendara motor itu masih juga masih terus melaju seakan mengikuti mobil nya ,tidak juga mendahului mobilnya.
Novi mulai cemas dan mempercepat laju mobil nya.dan sang pengendara pun menaikkan kecepatan motornya seakan mengejar mobil nya.
Apakah pengendara itu berminat menodong nya atau...?
tapi masa sih penjambret bisa bawa moge sekeren itu..?
Novi menginjak pedal gas nya lebih dalam dan melaju lebih cepat,mencari tempat yang aman untuk menghentikan mobil nya.setidak nya di jalanan yang lebih ramai.
Adrenalin Novi sedang berpacu keras,beradu kecepatan dengan sang pengendara motor.
Novi sengaja menginjak rem kuat kuat dan membanting stir nya ke kiri,berhenti tiba tiba di samping badan jalan sebelah kirinya.
Tidak menyangka Novi akan berhenti mendadak seperti itu,sang pengendara motor tidak sempat menginjak rem nya dan kini melaju terus ke depan dan berada di depan Novi kini.
Novi menatap tajam kearah depan kaca mobil nya sambil memperhatikan sang pengendara yang kini dengan berani nya berhenti sekitar lima meter di depannya .
Novi mencengkram kuat stir mobilnya dengan kedua tangannya, karena Novi berencana untuk kabur disaat pengendara motor tersebut lengah.
Pengendara motor tersebut membuka helm serta kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.
Novi mengerjapkan mata nya berkali kali melihat pengendara motor itu yang kini berjalan menuju kearah mobilnya
Wajah itu...wajah itu...wajah yang tidak asing..sekilas mirip...
"Feb..Febrian...???"desis Novi dengan suara tertahan.
Pengendara itu berdiri disamping pintu mobilnya sambil mengetuk kaca mobil nya.
Novi menekan tombol window mobil nya dan mendonggakkan kepala menatap langsung kearah pria itu,matanya melotot kaget dengan mulut separuh terbuka.
"Hai..Nov..."sapa pria itu dengan suara yang teramat di kenalnya.dan wajah itu..tidak di ragukan lagi.
Febrian Baskoro...!
Dia masih tetap tampan dan menawan seperti dulu,meski kelihatan lebih tua.namun kulitnya masih sebersih dulu.
Wajahnya lebih tirus,hidung mancung serta bibir yang selalu menyunggingkan seulas senyum maut.senyuman yang dulu begitu menghanyutkan nya.
Dan Novi benci semua yang tersungguh di hadapannya kini..!
"Bagaimana kabarmu,sayang...??"
Novi berdecih sambil sambil membuang pandangan nya kearah lain.
"Masih punya nyali untuk kembali..?"cetus Novi sinis sambil menatap dengan mata nyalang kearah Febrian,tangannya bergetar hebat mencengkram kuat stir mobilnya.
"Sungguh tidak malu...masih sanggup bibirmu mengucapkan sayang pada setiap wanita yang kamu jumpai...??"
Febrian tertawa renyah,tanpa merasa bersalah sedikitpun ...tanpa penyesalan,seolah tidak terjadi apapun.
"Ahh...aku masih ingat..pertemuan pertama kita dulu...kamu masih sesinis dulu...belum ada yang berubah .."ucap Febrian tenang sambil meletakkan kedua tangannya diatas pintu kaca mobil Novi
"Namun..pada akhirnya..kamu..jadi milikku juga.."
Gila...!benar benar sudah gila kah Febrian...??
dengan beraninya muncul kembali tanpa mengucapkan sepatah kata maaf pun dan merasa tidak terjadi apapun dengan masa lalu mereka.
"Aku sedang buru buru...tolong singkirkan tanganmu dari kaca jendela mobil ..."potong Novi dingin sedingin tatapan matanya.dan tangannya mulai menekan naik tombol jendela mobilnya
"Baiklah...aku akan menjumpai kamu lain waktu..."
"Tidak ada lain waktu lagi ...!"
"Ingat ..kita masih satu keluarga,cantik...!kamu masih bisa memilih jadi istriku kembali atau tetap bertahan...sebagai..ermm..kakak ipar ku yang cantik..."ucap Febrian ringan tanpa menghiraukan tatapan dan ucapan sinis dari Novi diiringi gelak tawa nya.
Sinting...laki laki ini benar benar sudah sinting...!
"Sialan kamu,Febrian Baskoro ..!!!"erang Novi marah dengan wajah yang memerah,tubuhnya bergetar hebat menahan emosinya yang memuncak.matanya mulai tampak berkaca kaca.
"Belajar lah menghargai kakak iparmu..jangan membuatku semakin membencimu ..!!"
Raut wajah Febrian berubah seketika.tiada lagi senyuman,namun muncul segurat amarah di balik matanya serta tangannya yang mengepal keras diatas kap mobil Novi .
"Menyingkirlah...!!"
Tanpa menunggu balasan jawaban dari Febrian lagi,Novi menginjak pedal gas nya kuat dan bergerak meninggalkan Febrian tanpa terduga,melesatkan mobil kedepan dengan cepat tanpa sempat Febrian bisa menahan nya .
Dengan tangan yang masih gemetaran,Novi meraih handphonenya dan menghubungi Farrel,sambil matanya tetap fokus menatap kearah spion berjaga jaga jika Febrian akan mengejarnya kembali dari belakang
Nada sambung terdengar dari seberang saat Novi menempelkan headseat di telinganya.
tak lama terdengar suara Farrel menjawab panggilan Novi
"Ya sayang...?"
"Mas...mas masih di kantor Om Danu kah dengan ayah...??"tanya Novi dengan suara gemetaran.
"Iya...ada apa sayang...?kamu baik baik saja...??"tanya Farrel penuh selidik ketika dirasakan ada yang berbeda dalam nada suara istrinya.
"Tunggu aku disana mas...jangan pergi sampai aku tiba...!"
Novi mematikan handphonenya dan melajukan mobilnya ke kantor Om Danu,notaris keluarga mereka.
Farrel menunggu dengan gelisah kedatangan Novi di kantor Om Danu.
begitu melihat mobil Novi dari kejauhan,Farrel segera bergegas menyusul ke depan pintu kantor om Danu menunggu Novi hingga selesai memarkirkan mobil nya.
Novi bergerak keluar dari mobil nya ,membuka pintu kantor om Danu dan menemukan Farrel tengah berdiri tegak tengah menunggunya.
"Peluk aku mas...!"desis Novi tiba tiba begitu berdiri tegak di depan Farrel.
Untuk sesaat Farrel memandang ke dalam bola mata istrinya yang menggelepar gelisah.
tanpa bertanya,Farrel langsung memeluk istrinya.
setelah terdiam beberapa menit Novi memeluk suaminya akhirnya Novi mampu bersuara.
"Dia...dia benar benar sudah sinting.!!"desis Novi lirih.
"Siapa,sayang...??"tanya Farrel tegas karena Novi kini tampak tidak sedang baik baik saja.
"Febrian...Rian..sudah kembali mas...!"
Tubuh Farrel menegang seketika mendengar apa yang barusan terucap oleh bibir Novi
"Dia mengikuti mobilku dari rumah ayah.."
"Lantas...apa yang dikatakan nya lagi,sayang..?"tanya Farrel sambil menatap wajah Novi dengan serius ,rahangnya mengeras tegas.
"Dia berkata..memilih kembali menjadi istrinya atau..bertahan sebagai kakak iparku...!"
"Lantas...apa yang kamu katakan padanya..my heartbeat..."
"Menurutmu...apa jawabanku mas..??"
Farrel tersenyum memandang ke arah Novi
"Apa kamu mengujiku ,sayang...??"
Farrel menggunakan telunjuknya menelusuri wajah Novi,mulai dari sepanjang pipinya dari atas hingga ke dagunya,kemudian menyapukan pelan telunjuknya ke bibir Novi.
"Aku rasa...kamu memilih bertahan menjadi kakak iparnya..bukankah begitu sayang..?"
Novi sengaja memberikan serangaian senyuman kepada Farrel
"Kamu begitu yakin aku berkata demikian mas..??"
"Bukankah kamu tengah mengujinya.?"Farrel berkata sambil tersenyum.
"Karena detak jantungku berkata demikian,and you are my heartbeat...."
"Shitt..!"umpat Novi tanpa bisa terkendali dari mulutnya.wajahnya memerah.
"Aku rasa harus menyumbat bibirmu dengan ciuman...,pandir...!!"
"Tunggu apa lagi...?give me that kisses..!"
"Jangan disini,pandir...!"Novi tertawa geli
"Nanti kamu dipecat dari menantu oleh ayah..!"
"Ohh...ayah akan berfikir sepuluh kali untuk memecat ku..dia akan rugi karena kami baru saja menandatangani proyek miliaran..!"
"Oww....lihatlah betapa percaya dirinya seorang Farrel Baskoro ..!"
"Tentu saja,jika tidak...bagaimana aku bisa mencuri hatimu..!"
kemudian berdua pun sama sama tertawa.
Ayah Novi terperanjat begitu turun ke lantai dasar ditemani om Danu menemukan Novi
"Loh...kenapa kamu bisa ada disini,Nak..?"
"Hmm..tidak apa apa yah...Novi ...cuman ada yang hendak di bicarakan dengan mas Farrel.."
Ayah Novi menatap penuh selidik kearah anak dan menantunya.
"Apakah masalahnya serius...?"
"Febrian sudah kembali,yah...dan..dia baru saja mengikuti Novi dari rumah ayah..."ujar Novi dengan nada sedikit gugup.
"Brengsek...!masih beraninya dia kembali mengusik rumah tangga kalian...!"geram ayah novi marah.tampak kekecewaan dan amarah muncul di wajah tua nya.
"Farrel...kamu harus tegas terhadap Febrian..dan menjaga anak dan istrimu...!"
Farrel mengangguk.
"Aku tau harus berbuat apa,yah...tenanglah.."
jawab Farrel dalam nada meyakinkan mertuanya.
"Ayah rasa...untuk sementara ini..kalian tinggal lah di rumah ayah...!karena Farrel akan sibuk dengan urusan rumah sakit..dia akan sering telat pulang ke rumah...ayah tidak ingin kalian dalam masalah...karena kepulangan Febrian kali ini tidak bisa di anggap enteng..."
Farrel dan Novi terdiam sesaat.apa yang di ucapkan ayah barusan cukup beralasan.
dan kepulangan kali ini bukan sesuatu yang bisa dianggap enteng melihat kenekatan nya tadi mengejar Novi.
"Kalian pertimbangkan lah..ayah akan menyewa jasa keamanan untuk berjaga di rumah kita..."
"Baiklah kami akan mengikuti saran ayah sementara hingga masalah pembangunan rumah sakit selesai..."ucap Farrel kepada ayah mertuanya.
"Karena aku tidak ingin mempertaruhkan keselamatan anak dan istriku..."
Ayah Novi tersenyum bangga ketika menatap kearah menantu kesayangannya.
"Bagus...kamu mengambil keputusan yang tepat,menantu ku..."puji ayah Novi bangga sambil menepuk ringan pundak Farrel diiringi tawa gembiranya.
"Lihatlah,Danu....aku tidak salah memilih menantu ku ini...!!"
setelah berkata demikian ayah Novi berjalan keluar meninggalkan kantor om Danu dan masuk ke dalam mobil nya diikuti oleh Farrel dan Novi menyusul meninggalkan kantor om Danu setelah berpamitan dengan sang notaris
Farrel mengambil ahli kemudi mobil Novi.karena tadi pada awalnya Farrel menumpang mobil ayah dan meninggalkan mobilnya di rumah sakit.
"Aku akan menemui para dokter yang telah setuju bergabung dengan kita ,mas...bagaimana dengan mas sendiri ..?"
tanya Novi ketika memasang seat belt nya.
"Kembali ke rumah sakitkah...??"
"Kembali ke hati mu..."cetus Farrel tiba tiba dengan wajah yang tenang sambil tersenyum kepada Novi .
Wajah Novi merona pink seketika.Farrel selalu pandai memainkan hatinya dengan kata kata nya yang tak terduga.
"Shitt...how comes your mouth so good in keep flirting me...??"umpat Novi gemas dan tangannya mulai mencubiti rusuk suaminya dengan lembut.
Farrel pura pura mengaduh sakit sambil diiringi gelak tawanya
"Can I claimed my kisses,baby...?"bisik Farrel lembut sambil menarik dagu Novi mendekat padanya.
Tanpa memberi jawaban lagi,Novi langsung memberikan pangutan mesra di bibir suaminya dengan mesranya.
awalnya dengan pagutan lembut,dan hisapan lembut di bawah bibir mereka,namun lama lama pangutan mereka bergulat semakin panas dan menuntut.
"Time out,please...!!"desah Novi disela nafas mereka yang memburu.
Farrel menyeringaikan senyuman nya di tengah pangutan mereka.
"Baby...you can choose now...I can be your genie..how about Aladin...??"goda Farrel mesra sambil memangut kembali bibir Novi dengan mesra hingga Novi tak mampu menolaknya.
"I...think..I need..my filter now...!!"desah Novi begitu Farrel menelusuri bibirnya di sepanjang lehernya.
"I'am your filter now..baby..."
Novi benar benar harus menyerah karena Farrel selalu tau celah membuatnya terbuai seperti saat ini..malah sempat sempatnya merayunya dengan lirik lagu 'Filternya' nya Park ji min..!!