Chereads / Hingga maut yang memisahkan kita / Chapter 7 - Cinta cukup dirasakan

Chapter 7 - Cinta cukup dirasakan

Farrel memutuskan untuk secepatnya membawa Novi berlibur sebelum penerbangan melarang nya,berhubung dengan semakin membesarnya kehamilan Novi.

Awalnya mereka hendak berlibur ke Slandia baru,tapi Novi memilih ingin ke India.

"India...??"tanya Farrel untuk meyakinkan kalau memang dia tidak salah dengar.

"Kamu yakin mau ke India,Nov....???"

"Iya mas....India...India....!!"cetus Novi dengan menyebutkan India dua kali untuk meyakinkan Farrel.

"Aku ingin melihat secara langsung kalau Taj Mahal itu nyata...!"

Farrel tersenyum sambil merangkul Novi,memandang ke dalam bola mata Novi sejenak kemudian memegang dagu Novi dengan lembut.

"Ada apa gerangan di Taj Mahal,hmm...??"

"Aku ingin melihat langsung sebesar apa cinta Shah Jehan kepada istrinya,Mumtaz mahal...!"

"Aku juga bisa menjadi seperti Shah Jehan untukmu..."goda Farrel sambil membelai pipi

Novi lembut.

"Gombal...!!"cetus Novi gemas sambil mencubit lembut perut Farrel.

Farrel kemudian menarik lembut tubuh Novi lebih dekat dengannya .didekapnya istrinya itu ke dadanya .

"Apapun ...sejauh aku mampu...aku akan memberikan nya untukmu..,my heartbeat.."

Novi merasakan pipinya menghangat begitu mendengar ucapan Farrel .

Farrel bukan tipe lelaki yang pintar merangkai kata,apa yang diucapkan nya adalah isi hatinya.

***

New Delhi...

Awalnya Novi sedikit kecewa dengan pilihannya begitu melihat Delhi yang sembrawut ,tidak jauh beda dengan Jakarta..!

Namun ketika melihat adanya becak,wajah Novi berubah sumringah.

"Mas....naik becak yukk...!!"ajak Novi bersemangat sambil melihat ke arah becak nganggur yang terparkir di depan lobby hotel mereka.

"Kamu yakin Nov...mau naik becak...??perutmu akan terguncang...!"kata Farrel berusaha mengalihkan kemauan istrinya.

"Urghhh....susahnya punya suami dokter..!!"kesal Novi sambil memajukan bibirnya memasang wajah cemberut.

Sebenarnya Farrel ingin tertawa melihat tingkah Novi,namun dia berusaha untuk menahan tawa agar kemarahan istrinya tidak bertambah.

Namun Farrel tau jelas sifat Novi,semakin dilarang akan semakin menjadi,akhirnya Farrel memutuskan mengikuti kemauan Novi .Tokh dia akan kapok sendiri bukan kalau sudah merasakannya..?

Dan jantung Novi hampir copot begitu menaiki becak.karena sempitnya becak membuat mereka harus berimpitan.ditambah perutnya yang membesar, Novi mulai gerah.

dan saat becak yang mereka tumpangi harus berjuang menandingi motor,mobil ,bemo yang saling berebutan jalanan.ditambah debu yang ditebarkan,membuat Novi terbatuk batuk dan tanpa disadari Novi menyusup manja ke dalam leher Farrel.

"Kapok aku mas..."gerutu Novi manja,sementara Farrel hanya tertawa melihat tingkah istrinya.

"Nah Lo....siapa yang tadi ngotot mau naik becak...??"Farrel tersenyum lebar.

"Beginilah India,sayang...!"

Novi melihat ke sekeliling lalu lintas yang benar benar sembrawut,belum lagi bunyi klakson yang terus terdengar berbaur dengan suara gerobak kedelai yang melewati mereka.

dan Novi kini benar benar sesak dibuat oleh pemandangan di depan matanya,ditambah udara yang cukup panas.

Akhirnya Novi bernafas lega saat mereka sampai di depan mesjid Jama,di old India.Mesjid yang di bangun oleh Shah Jehan masih tampak megah.

Setelah mengabadikan photo mereka berdua,Farrel pun membawa Novi mengunjungi Benteng merah atau lebih dikenal sebagai red fort karena dinding istana keseluruhan dibangun dengan menggunakan pasir merah.

Benteng pasir merah di bangun oleh Sultan Shah Jehan setelah kematian istri tercintanya Mumtaz mahal,dan memindahkan ibukota kerajaan nya dari Agra ke Delhi dan menamakan nya shahjahanabad(Kini Old Delhi).

Benteng ini lah saksi bisu jatuhnya kerajaan Mughal.

"Luar biasa...."Novi berdecak kagum sambil mengambil photo pada setiap sudut isi istana.

"Ayo istirahat sejenak,Nov...."ujar Farrel sambil membimbing Novi untuk duduk di cafe punggiran jalan sambil berwisata kuliner.

Novi melirik ke arah Farrel sekilas,dan wajah Farrel pun tampak kelelahan sambil memegangi kakinya.

"Sakit mas kakinya...??"tanya Novi cemas.

"Paget deasease,mas...?"

Farrel tersenyum mendengar pertanyaan Novi barusan.

"Iya...pintar kamu....tenang..tar habis minum ibuprofen sudah tidak masalah lagi..."

"Mas harus rutin komsumsi bisfosfonat untuk menghambat osteoklas yang aktif serta calcitonin buat memperbanyak kalsium dalam tulang.."

"Iya..bu dokter.. "sela Farrel sambil tertawa melihat Novi mencibirkan bibirnya.

Setelah puas berwisata kuliner,Farrel dan Novi memutuskan untuk kembali ke hotel setelah mengunjungi tempat wisata terakhir mereka di makam Humayun sebelum besok mereka akan mengunjungi Taj Mahal di Agra.

Setelah mandi dan berganti pakaian,Novi merileksasikan tubuh nya yang lelah diatas ranjang,sementara Farrel masih di kamar mandi.

Kamar hotel yang mereka tempati sederhana hanya terdiri dari satu ranjang besar,dua kursi serta satu meja rias.mereka sengaja memilih yang sederhana,tokh besok mereka akan memulai perjalanan ke Agra,kemudian akan terbang ke Bodh gaya,Bihar untuk melihat pohon Bodhi yang dipercaya oleh umat Budha sebagai tempat sang Budha mencapai kesempurnaan.

Tak lama kemudian Farrel keluar dari kamar mandi.

"Istirahat lah,Nov...besok kita akan melakukan perjalanan...setidaknya satu jam lebih dengan express trail ke Taj Mahal..."bisik Farrel lembut sambil mengecup kening Novi lembut saat menghampiri Novi dari tepi sisi ranjang.

"Good nite..."

Farrel beranjak bangun dari sisi ranjang,Novi menarik tangan Farrel untuk tetap di posisinya.

Farrel mengernyitkan dahinya bingung.

"Ada apa,Nov...?"tanya Farrel heran.

"Mendekat lah,mas..."ucap Novi separuh berbisik sambil memandang ke dalam bola mata Farrel.

Farrel membungkukkan badannya sedikit kearah Novi,dan tanpa di duga Novi memajukan tubuh nya dan mengecup mesra bibir Farrel.

Farrel tertegun seketika dengan membelalakkan matanya tidak percaya akan kejutan yang diberikan Novi barusan.

Novi tersenyum geli melihat reaksi Farrel.

Novi melingkarkan lengan nya di leher Farrel ketika suaminya menopang punggungnya erat dengan kedua tangannya.kini mereka saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.

"Aku sudah menjadi milikmu didepan Tuhan mas..jadi...."

Farrel mengecup lembut bibir Novi.Novi membuka bibirnya,memberi akses kepada Farrel untuk menjelajahi lidah nya kedalam mulutnya,mengulum lidahnya sambil sesekali memberikan hisapan di bibir bawahnya.

dan Novi dapat merasakan pelukan Farrel semakin menguat dan tangan kirinya menopang punggungnya sedang tangan kanannya membelai kepalanya dengan lembut.

"Ma...mas..."desah Novi tersendat,dia membutuhkan oksigen setelah ciuman panas mereka.Seakan mengerti maksud istrinya,Farrel segera melepaskan bibir Novi.

"Aku hampir kehilangan oksigen,pandir...!!"umpat Novi sambil tertawa geli.

"Siapa suruh kamu menggoda..."ujar Farrel sambil tersenyum dan membelai perut buncit Novi lembut.

"Tapi..bolehkan aku..."

Belum selesai Farrel berkata,Novi sudah mengecup bibirnya kembali sambil membisikan sesuatu ke telinga Farrel.

"Kamu dokter nya...jadi..kamu tau batasannya supaya tidak mengusik si kecil..."

Farrel tertawa mendengar apa yang baru dibisikikkan Novi.

"Naughty mommy...!"bisik Farrel sambil menelusuri bibirnya di leher Novi sambil sesekali memberikan kecupan dan hisapan lembut,membuat Novi mendesah tertahan.

Farrel hati hati membaringkan Novi ditempat tidur kembali,dan Novi terlentang dengan perutnya yang sudah sedikit membuncit.

"Aku akan berhati hati..sangat hati hati..."Farrel kini mengungkung tubuh Novi di bawahnya,menempatkan posisinya sebaik mungkin agar tidak mengenai perut Novi .

"Ingatkan aku jika aku terlalu kasar..."

"Urghh...susahnya punya suami dokter..."Novi tersenyum mesra sambil mencubit pipi Farrel lembut kemudian tangannya mulai membuka kancing baju Farrel satu per satu dengan tidak sabaran.

"Terlalu banyak aturan..."

Farrel tertawa melihat tingkah Novi .dan tanpa menunggu lagi Farrel menghentikan tangan Novi dan mulai mencumbu mesra Novi mulai dari bibir,leher,dan tangannya mulai melucuti satu persatu kain yang menempel di tubuh istrinya sambil mengelus lembut perut buncit Novi lembut.

"Tidak menyesal menikahi wanita hamil seperti ku,mas...?"

"Aku lebih menyesal,kalau tidak menikahimu,my heartbeat..."

Mereka saling tatap dengan mesra dan Farrel pun mengecup bibir Novi sekali lagi dan memberikan pagutan yang mesra.

"Perlu bukti,baby...?"

Novi tersenyum dan berbisik manja

"Buktikan lah..aku ingin hanya jejakmu yang ada di tubuhku..my man..my shield to the world..."

Farrel mengerti maksud Novi.

Ya...dia ingin menghapus jejak Febrian dan menggantinya dengan miliknya..karena Novi kini adalah miliknya di mata Tuhan dan juga hukum.

Farrel mulai memberikan ciuman dan kuluman di seluruh titik sensitif tubuh istrinya,keduanya begitu terhayut dalam kenikmatan,terutama Novi dan kini hanya Farrel yang mampu membawanya hingga ke puncak kenikmatan,hingga desah kenikmatan terdengar disepanjang erangannya ketika Farrel memasuki nya dan menghentak tanpa henti pada titik kenikmatannya meski dalam batasan kekuatan disetiap hentakan.

"Katakan,jika aku terlalu berlebihan baby..."bisik Farrel yang masih mampu menguasai akal sehatnya di tengah memacu kenikmatan bersama istrinya.

"My heartbeat..tell me..who are you belong to...??"sergah Farrel di tengah desah nafasnya sambil menangkupkan rahang Novi dengan kedua tangannya

Novi membuka matanya sejenak dan melihat ke wajah dan bola mata Farrel,diusapnya keringat yang bergulir jatuh disepanjang pelipis Farrel sembrani tersenyum.

"Belong...to..my man..,Farrel baskoro..."

Farrel tersenyum bahagia,mengejar nya putihnya dalam beberapa hentakan, dirinya mencapai pelepasannya di dalam tubuh Novi.

Novi mendesah panjang disela erangannya,begitu merasakan sensasi hangat di dalam tubuhnya.

Farrel terkulai lemas disamping tubuh Novi begitu mencapai pelepasannya.direngkuhnya tubuh Novi ke dalam dengkapannya sambil sesekali mengecup keningnya dengan mesra.

"Apakah aku menyakiti perutmu,baby...?"

Novi menggeleng dan menyusupkan wajahnya ke dalam leher suaminya.Farrel tersenyum melihat tingkah manja istrinya sambil mengelus kepala istrinya dengan lembut.

"Let me clean up the mess.."bisik Farrel di sela telinga Novi.

dan Novi pun segera menggeser tubuhnya memberi ruang untuk Farrel beranjak ke kamar mandi,mengambil handuk untuk membersihkan tubuhnya.

"Erm...suami siaga..."goda Novi sambil tersenyum ketika Farrel mulai membasuh dan membersihkan tubuhnya dengan handuk kecil hangat.dan Novi merasa seperti bayi tua yang dimanjakan.!

"Its feel odds like old baby..but I thought to started like it.."

"All your happiness is my pleasure,my heartbeat..."

Keesokkan paginya,Novi terbangun dengan perasaan yang bahagia..dan menurutnya ini lah saat nya menutup buku tentang dia dan Febrian.

Farrel sudah terbangun,dan tampak sudah rapi dengan pakaiannya.

"Morning,baby..."sapa Farrel sambil mengecup bibir Novi dengan mesra.

"Mandi dan kita segera sarapan...sebelum mengejar express trail ke Agra..."

Novi pun segera beringsut bangun dan merasakan bayinya menendang perutnya dan membuat novi terdiam sejenak.

Farrel menoleh ke arah perut Novi sambil mengelusnya lembut.

"Its okay...the baby just greet you morning..."

dan Farrel pun membantu Novi untuk duduk kembali di ranjang sambil melekatkan telinganya di perut Novi.

Dan sebuah tendangan halus menyapa lagi.

"Anak pintar....jangan nakal dan terus menendang mommy...be a good babyboy.."

Novi tersenyum sambil membelai lembut rambut Farrel ketika menyapa dan mencium perut buncitnya dengan mesra.

Farrel menatap kearah Novi sambil memberikan kecupan di bibirnya dan Novi pun membalasnya,tapi dengan balasan penuh luapan gairah.

"Stop it baby..."sergah Farrel sambil mengulum bibir Novi.

"Jangan membangunkan singa tidur..dan juga tidak boleh terlalu sering,ibu dokter...ingat kamu baru melewati trisemester pertama.."

"I know it..."bisik Novi mesra sambil mengecup bibir suaminya sekali lagi sebelum beranjak untuk mandi.

Akhirnya Farrel dan Novi berangkat dengan express trail menuju Agra dengan perjalanan selama 90 menit..lebih menghemat waktu jika harus ditempuh dengan jalan darat selama 3,5 jam lamanya.

TajMahal"..salah satu dari keajiban dunia!benar benar luar biasa.berdiri dengan megahnya,kubahnya yang besar dan bulat menjulang kokoh diangkasa.diujung chahar bagh terbentang luas berdiri dengan megahnya Taj Mahal di sepanjang sungai Yamuna.

Taj mahal adalah musoleum terindah didunia sebagai lambang keabadian cinta sang raja ShahJehan untuk mengenang istri tercintanya Mumtaz Mahal yang meninggal muda melahirkan anak ke empat belas mereka saat itu.

Novi tampak tergugah melihat tempat itu begitu memasuki gerbang pintu masuk.

"Luarr biasaa..!"desis Novi sambil mengangumi pemandangan didepan matanya.

"It''s like the nobel winner Rabinaranath Tagore said Taj mahal its a tears drop on the cheek of time...."desis Farrel disela telinga Novi.

Novi mengangguk takjub akan cinta yang luar biasa dari sang raja mughal kepada istrinya.

"Iya...ini bagaikan setetes airmata yang jatuh ke pipi sang waktu....meski mereka telah tiada namun rasa cinta dan sakit mereka terukir abadi di dalam musoleum keabadian cinta ini..."ucap Novi menahan haru,karena sudah menjadi impian nya sejak remaja ingin mengunjungi tempat ini,tentu nya bersama orang yang dia cintai.

Lalu mereka pun menyambangi kuburan Shah Jehan yang berdampingan dengan istrinya Mumtaz Mahal.suasana khusuk dan mistis terasa didepan makam yang dikunjungi sekian banyak umat manusia dari berbagai belahan dunia.lalu Farrel dan Novi menyambangi bunga didepan makam.

"Begitu abadi cinta mereka.."ujar Novi sambil melihat ke makam sejoli itu."Masih ada kah cinta semurni mereka di jaman sekarang ini?"

Farrel tersenyum.

"Baby,liatlah..apa yang tidak dimiliki seorang raja seperti Shah Jehan...?harta,kekuasaan dan wanita...namun dari sekian banyak wanita..hanya satu wanita yang dia cintai hingga akhir hayatnya...meski hanya bisa memandang musoleum ini dari benteng pasir merah tempat dirinya di penjarakan oleh putranya sendiri hingga ajal menjemputnya.."

"Apakah kamu termasuk salah satu pria seperti Shah Jehan ,mas..?"goda Novi sambil mencolek pipi suaminya.

"Mungkin...!"katanya sambil tersenyum.

" Namun..aku hanya memiliki satu wanita untuk pertama dan terakhir nya.."

Pipi Novi merona merah saat mendengar kata itu terucap dari Farrel.

"Cantik..kamu sangat cantik kalau merona seperti ini,baby.."goda Farrel saat mengelus lembut pipi istrinya.

Cukup lama Farrel dan Novi duduk berjuntai di lantai.mereka menunggu keajaiban Taj mahal menjelang senja yang akan berubah warna dari putih pualam menjadi warna keemasan.

Dan begitu keremangan senja menyapa,Taj mahal membiaskan warna merah keemasan yang begitu magis.

Farrel dan Novi pun mengabadikan potret mereka berdua di sana.

Meski langit sudah mulai tampak gelap,namun tidak mampu menelan kemegahan Taj Mahal yang berdiri kokoh dengan keempat tiangnya yang menjulang tinggi serta kubahnya yang cantik.

"Kini aku percaya mas..kekuatan cinta mampu mengubah dan menciptakan sejarah.."bisik Novi ketika Farrel memeluknya erat.

"Dan aku harap..cinta kita bisa sekokoh musoleum ini..sekokoh cinta Shah Jehan kepada Mumtaz mahal.."

Farrel tersenyum sambil memandangi istrinya.

"Jangan terlalu mencintai seseorang,karena akan menjadi cinta yang posesif ..cinta tidak perlu diucapkan tapi cukup dirasakan..maka dia akan menjadi cinta tanpa pamrih.."ucap Farrel sambil merengkuh tubuh Novi hingga tubuh mereka merapat dalam keremangan senja.

"Ayo..kita balik ke hotel..sudah malam.."ajak Farrel sambil menggandeng Novi keluar dari kawasan Taj Mahal.

Sebelum meninggalkan Taj Mahal,Novi menoleh sekali lagi ke arah belakang melihat musoleum itu.dia benar benar jatuh cinta dengannya.

"Mas..bisakah setiap tiga tahun di hari pernikahan kita kamu membawa kesini..??"tanya Novi ketika melihat kembali kearah Taj Mahal.

Farrel mengangguk.

"Yes..I promised you,baby.."