Chereads / The Rose Revenge / Chapter 9 - BAB 9. TRAGEDI

Chapter 9 - BAB 9. TRAGEDI

Sepanjang malam aku menjadi mangsa nafsu birahi oleh Franco,Bane,dan Badang. Rasa marah,benci dan kecewa menjadi satu dalam batinku. Tak bisa melawan atau memberontak ketika mereka secara bergilir menyetubuhi tubuhku secara membabi buta sambil merekam dalam video. Sedangkan Khaleed dan aku trauma atas kejadian di malam itu. Pagi harinya villa sudah kosong. Siang hari di villa. Terdengar suara mobil datang sampai ke kamar. Aku yang terjebak di kamar dengan Khaled tak bisa Teriak ataupun meminta pertolongan karena tangan dan kaki kami di ikat oleh Franco, Bane dan Badang. Terdengar suara hentakan langkah mendekati kami. Dan gubrak!! pintu kamar kami di dorong. Ternyata sekuatnya hingga jebol. Dan tak ku sangka. Karina bersama pak polisi datang untuk menolong kami.

" Angela!! Apa yang terjadi!! " ujar Karina yang datang menolong ku dan Khaleed.

" Tolong bukakan ikatan pada kaki dan tangan kami" ujar Khaleed memohon.

" Iya siap gue lepasin ikatan pada kaki dan tangan kalian" ujar Karina yang membuka ikatan tali padaku dan Khaleed.

Setelah membukakan ikatan tali pada kaki dan tangan kami. Kemudian Karina menelpon ambulance untuk membawaku yang sudah tak sadarkan diri dan mengalami pendarahan hebat di kemaluanku. Serta sekujur tubuh ku penuh dengan banyak darah. Lalu ambulance membawaku ke rumah sakit terdekat. Sesampainya disana aku langsung di bawa ke pertolongan pertama di ruang ICU.

" Tolong ceritakan ke gue kronologi yang di alami Angela?! " tanya Karina kepada Khaleed.

" Jadi ceritanya gw ma Angela sedang bakar sate seafood. Nah Bane datang bawa kopi dan es lemon tea. Pas kami minum dan terbangun dari sadar sudah berada di kamar. Dengan kamera video mereka merekam saat sedang memperkosa Angela secara bergilir bergantian sepanjang malam." ucap khaleed menangis.

" Astaghfirullah. Parah banget mereka. Bener-bener bukan manusia. Biadab!! Brengsek!! Tapi kok bisa melakukan hal kejam sama kalian?!"

" Waktu dulu kami semua sekolah. Mereka sering membully kami. Namun selalu kami lawan. Dan kami pikir saat mereka tidak membully lagi. Mereka taubat dan takkan mendendam pada kami. Ternyata mereka melampiaskan nafsu nya pada aku dan Angela. Dan yang bodohnya aku tak bisa berbuat apa-apa ketika mereka menyetubuhi Angela secara bergilir karena kedua tangan dan kakiku terikat. Aku harus lapor polisi" ucap khaleed marah.

" Tenang aku sudah lapor polisi tentang kejadian kemarin. Sekarang polisi sedang memeriksa tempat kejadian perkara. Dan mencari bukti TRAGEDI kemarin agar nanti kita bisa ke persidangan" ucap Karina.

Saat aku tak sadarkan diri di rumah sakit. Dan Khaleed mengalami luka di tubuhnya. Juga luka batin saat melihat tragedi yang menimpa padaku. Saat ini polisi sudah memberikan garis kuning pada villa keluarga Franco. Dan memeriksa tempat kejadian perkara untuk mencari bukti-bukti untuk bisa di perlihatkan di persidangan nanti.Hape Karina berdering. Panggilan dari Ayahnya.

" Gimana nduk kabarnya Angela?! " tanya Ayah Karina.

" Parah banget,yah. Aku lagi di rumah sakit terdekat dengan villa yang mereka kunjungi. Sekarang aku lagi sama Khaleed menunggu Angela yang Lagi di ruang ICU. Masih tak sadarkan diri" ujar Karina bersedih.

"Apa yang terjadi nduk?! Tolong ceritakan pada ayah!!" ucap ayah Karina penasaran.

" Jadi ternyata temen-temennya Angela dan Khaleed sengaja membuat acara Reunian untuk membalas dendam pada Khaleed dan Angela waktu di sekolah. Angela dan Khaleed waktu di sekolah menjadi korban pembullyan. Namun mereka berani melawan. Jadi mereka kesal dan membalaskan dendamnya pas acara reunian. Dengan cara memberi minuman yang sudah berisi obat tidur. Kemudian mereka membawa ke ruang kamar yang susah untuk di temukan. Nah disanalah mereka melakukan aksi bejatnya dengan menyetubuhi Angela secara bergilir sambil di rekam dalam kamera video sepanjang malam. Dan yang parah mereka melakukan hal bejat itu di depan mata nya Khaleed yang tak bisa berbuat apa-apa karena kaki dan tangan nya terikat tali" ujar Karina menangis.

" Innalilahi. Terus kamu udah lapor polisi?!"

" Udah,ayah. Sekarang polisi lagi di TKP( Tempat Kejadian Perkara) sedang mencari bukti di tempat kejadian untuk menangkap pelakunya. Aku sudah ngasih foto para tersangka ke polisi. Dan Khaleed juga memberikan kesaksian nya. " ucap Karina mendetail.

" Ayah bantu doa dari sini ya,nduk. Semoga Angela bisa kuat dengan rasa traumanya yang mendalam. Dan Khaleed bisa jadi pria yang mengerti kondisi kejiwaan Angela. Kamu baik-baik disana. Temenin dan kasih support ke mereka biar bisa tabah dan sabar. Seperti kita jangan kasih tau kondisinya Angela kepada orangtuanya. Biar mereka enggak syok dan bersedih. Selama bisa kita tangani kondisi kejiwaan Angela. Jangan bilang tentang tragedi kejam ini" ucap ayah Karina memberi nasihat.

" Iya ayah. Aku setuju banget. Aku untuk sementara menginap di rumah sakit bergantian dengan Khaleed untuk menemani Angela di rumah sakit" ujar Karina.

" Iya gak apa-apa nduk. Ayah akan selalu dukung kamu. Jaga kesehatan dan jaga diri ya" ujar ayah Karina.

" Iya ayah. Terimakasih" ucap Karina sambil menutup telepon nya.

Setiap hari Karina bolak balik Jakarta - Bogor untuk menemaniku di rumah sakit. Sebaliknya juga Khaleed bolak balik Bandung-Bogor untuk memberikan support dan perhatian kepada ku. Dan tak sampai seminggu akhirnya kami mendapat laporan dari polisi bahwa telah menangkap tersangka yang telah melakukan pemerkosaan terhadap Angela. Dan saat pemeriksaan oleh polisi. Mereka menyangkal telah melakukan tindakan kriminal dan pelecehan seksual pada Angela. Hingga Karina dan Khaleed masih bolak balik kantor polisi melakukan pemeriksaan dengan polisi agar mendapatkan hasil bukti yang akurat.

" Bapak Jangan percaya dengan omongan mereka. Mereka telah berbohong. Saya satu-satunya saksi yang melihat kejadian tersebut terjadi" ucap khaleed marah.

" Ya,kalo anda melihat peristiwa kejadian. Apa anda bisa memberikan buktinya?! tanya polisi.

" Bapak kan lihat sendiri waktu menyusuri tempat kejadian. Saya dan Angela terikat tangan dan kakinya oleh Mereka. Jadi kami tak bisa melawan atau memberontak. Memangnya kalo sebuah bukti harus berupa barang atau alat ,pak?! Tak bisa bukti itu dari memori ingatan saat melihat peristiwa kejadian?! " tanya Khaleed kesal.

" Bukan begitu pak. Takutnya nanti di persidangan di pertanyakan bukti konkret nya. Kalo bukti melalui sebuah memori ingatan saat melihat kejadian itu bisa meragukan bukti kesaksian di persidangan nanti" ujar pak polisi menjelaskan.

" Sekarang kalo posisi di balik. Bapak melihat anak bapak mengalami tragedi hal ini bagaimana?! Apa bapak masih terus mencari bukti konkret nya?! " ucap khaleed tambah emosi.

" Dan setau kami. Anda bilang bahwa mereka merekam adegan ranjang secara bergilir. Maksudnya saya apa anda punya bukti itu?! tanya polisi.

" Tak ada pak. Mereka membawa kabur kamera videonya. Dan pergi meninggalkan saya dan Angela berdua di kamar tanpa membukakan ikatan tali pada kedua tangan dan kaki kami" ujar Khaleed bersedih.

" Maaf pak bila buktinya tak ada. Di persidangan pasti akan di ragukan. Dan bisa jadi tersangka akan di bebaskan karena tak ada bukti kuat untuk menghukum mereka pada persidangan nanti" sahut pak polisi.

Setelah pemeriksaan oleh polisi setempat. Mereka pulang dengan hati kecewa. Semua penjelasan dan pemeriksaan memberatkan korban tanpa bisa menghukum tersangka karena kurangnya bukti yang konkret yang tak di miliki Khaleed.