THE ROSE REVENGE (pembalasan sang mawar)
Setelah keputusan persidangan di pengadilan yang membuatku makin kecewa. Akhirnya aku putuskan untuk menjalani hidup yang baru. Setiap hari aku di datangi therapist profesional ke rumah. Kaki ku di pijat dan aku berlatih jalan Agara kaki ku sembuh dan normal berjalan lagi. Dan aku juga mulai kuliah namun mengambil jurusan psikologi yang sama dengan Karina. Dan kini aku dan Karina satu jurusan yang sama.
" Gimana terapi kakinya selama sebulan ini?! tanya Karina.
" Alhamdulillah udah ada perkembangan. Tapi buat jalan normal masih butuh waktu" ujarku di atas kursi roda.
" Alhamdulillah. Semangat terus ya" ucap Karina.
" Terimakasih atas bantuannya dan support nya ya. Maaf kalo aku masih merepotkan" ujarku bersedih.
" Tak perlu sungkan lah, kembaran. Kita bukan lagi sodara tapi keluarga. Apa yang kamu rasakan. Kami juga merasakan" ujar Karina sambil memelukku.
Hampir setiap weekend Khaleed datang menjenguk sekalian melihat proses perkembangan kondisi kaki ku. Meski awalnya aku memutuskan untuk pisah karena aku takut akan jadi beban saja dan mengikhlaskan Khaleed mencari kekasih baru. Namun Khaleed marah dan menolak untuk berpisah karena aku dengan alasan apa yang telah aku alami juga karena kecerobohan nya jadi dia tak mau melepaskan aku sebagai tanggung jawab nya. Yang menurut hal tragedi yang telah terjadi padaku bukan salah Khaleed merupakan takdir Allah.
" Kamu mau makan buah apa?!" tanya Khaleed.
" Iya aku mau makan buah naga dan buah mangga" ujarku meledek.
" Oke. Aku kupasin dulu ya" ujar Khaleed sambil mencuci dan mengupas buah untukku.
Tak berapa lama kemudian. Khaleed membawakan buah yang telah di kupas untuk aku makan. Aku begitu bahagia masih banyak orang-orang yang perhatian dan peduli terhadap ku. Meski mereka tahu kondisi ku namun tak pergi meninggalkan aku.
" Gimana kalo tahun baru kita bikin acara bakar-bakaran di rumah. ?!" tanya Pakde ku.
" Wah ,ide yang bagus tuh. Ngumpul bareng. Dan seru-seruan bareng tanpa harus keluar rumah" ujar Karina.
" Kira-kira mau pada bakar apa ya?! " tanya Pakdeku lagi.
" Jagung, barbeque dan sate seafood" jawab Khaleed.
" Oke. Nanti om siapkan semua bahan dan bumbu yang kita butuhkan. Nanti Tante yang bikin bumbu bakarnya" ujar pakde ku semangat.
Aku menjalani hidup yang berat namun semuanya bisa aku lalui berkat support dari sodara, keluarga dan Khaleed. Meski rasa rindu ku kepada orangtuaku sangat mendalam. Tapi aku tak mau mereka kecewa dan khawatir dengan kondisi ku seperti ini.
" Kok jadi ngelamun sih?! Apa yang kamu pikirkan?! tanya Khaleed.
" Aku kangen ayah dan Ibuku di kampung. Sudah hampir setahun aku tak memberi kabar padanya" ujarku sedih.
" Enggak usah sedih. Kemarin om baru telponan sama ayah dan ibu kamu. Mereka kangen berat sama kamu. Tapi om bilangnya kamu sedang sibuk kuliah. Jadi mereka tak khawatir lagi. Dan ingin kamu berfokus kuliah katanya" ujar Pakdeku.
" Makasih pakde dan Bude juga Karina serta Khaleed atas semuanya. Maaf kalo saya masih merepotkan dan jadi beban di rumah ini" ujarku sambil memeluk pakde dan Budeku.
"Enggak apa-apa nduk. Kami semua sayang kamu. Makanya kami ingin melakukan yang terbaik untuk kamu" ujar Budeku.
Seketika obrolan yang seru dan ramai berubah pecah jadi tangisan haru. Dan air mataku terus mengalir saat aku sadar banyak yang berdoa dan menginginkan aku sembuh kembali dan berjalan normal lagi.
" Kamu harus kuat dan bangkit dari rasa trauma. Jangan mau kalah dari keadaan dan kondisi kamu yang sekarang. Buktikan kalo bisa berubah jadi orang yang baru" ujar Karina memberi semangat.
" Iya aku akan berusaha sembuh dan jadi orang yang baru. Agar aku bisa balas dendam dengan semua tersangka yang telah melakukan tindakan kejam terhadap aku". ujarku.
Dan Lima tahun kemudian. Aku telah sembuh dari kelumpuhan dan sudah tidak memakai kursi roda. Aku mengubah penampilan ku menjadi wanita masa kini dengan berpakaian modis dan stylish serta mengecat rambutku menjadi warna coklat. Kini aku sudah seperti Wanita idaman para pria. Dan aku juga telah lulus kuliah bersamaan dengan Karina.
" Alhamdulillah kamu udah sembuh ya,nduk" ujar Budeku.
" Iya, Alhamdulillah. Berkat kalian semua aku bisa melewati masa-masa suram dan pahit dalam kehidupan aku" ujarku menangis.
" Iya bude bangga banget sama kamu,nak" ucap budeku memeluk erat.
Bersamaan itu pula Bane,Badang dan Franco pun telah keluar dari penjara. Mereka mulai menjalankan hidup normal seperti dahulu. Akhirnya Bane menikahi Esmeralda. Franco menjadi pengusaha meneruskan bisnis ayahnya. Sedangkan Badang meneruskan bisnis kuliner keluarga. Sedangkan aku memantau kehidupan sehari-hari mereka sambil merencanakan untuk balas dendam.
" Gimana sudah ada rencana mau kerja dimana?! tanya Karina Kepadaku.
" Aku mau bekerja di kantor perusahaan milik Franco. Tapi aku ingin mengubah nama menjadi Rose Khumaira. Biar tak ada yang mengenaliku. Aku minta tolong buat ubah KTP sampai semua ijazah biar mereka terjerumus dalam perangkap ku" ujarku.
" Oh ya udah nanti aku buatkan semuanya yang kamu butuhkan" ujar Khaleed.
" Iya makasih banget ya,sayang. Sarangheyo" ujarku sambil memberikan jari kepadanya.
Dan aku pun mulai belajar bahasa Inggris dan Korea. Agar bisa mendalami karakter ku. Supaya mereka tak bisa mengenali ku lagi. Karina mengajariku bahasa Korea dan bahasa Inggris.
" annyeong nae ileum-eun Rose Khumaira!! ( Halo,nama saya Rose Khumaira)" ujarku belajar bahasa korea.
" Kalo bahasa Inggrisnya Hello, my name is Rose Khumaira!! ( Hallo ,nama saya Rose Khumaira)" ujar Karina.
"naneun chulsin Jakarta." ( Saya berasal dari Jakarta).
" Kalo bahasa Inggrisnya I'm from Jakarta". ( Saya berasal dari Jakarta).
" naneun seumul du sal-ibnida"( umur saya Dua puluh dua tahun).
"I'm twenty-two years old ". ( Saya berumur dua puluh dua tahun).
Hampir tiap hari aku belajar bahasa asing. Dan aku juga belajar cara berjalan dengan baik dan benar layaknya seperti model. Tak hanya itu aku juga di ajarkan Karina merias wajahku sendiri agar terlihat anggun.
" Wah aku yakin semua tersangka gak bakalan mengenali kamu. Kamu luar biasa. Jadi orang yang berbeda. "ujar Karina memuji.
" Ah bisa aja kembaran. Makasih ilmu dan support nya" ujarku sambil memeluk Karina.
" Iya sama-sama. Kita harus balik balas dendam sama perbuatan mereka" ujar Karina.
" Agar mereka merasakan apa yang aku rasakan selama ini".
" Iya mereka harus mendapatkan balasan dari kita yang jauh lebih pedih dari yang mereka lakukan terhadap kamu".
" iya betul. Aku bakalan buat mereka bertekuk lutut minta maaf dan merasa menyesal udah melakukan kesalahan fatal terhadap diriku" ujarku emosi.