THE ROSE REVENGE ( PEMBALASAN SANG MAWAR)
Selama hampir dua bulan lamanya. Aku baru sadarkan diri dari mimpi buruk. Aku terbangun dan berharap semua kejadian yang lalu hanya mimpi buruk bagiku. Namun kenyataannya aku harus terima bahwa tragedi itu bukan hanya merenggut keperawananku tapi juga merenggut harapan dan cita-citaku untuk bisa membahagiakan orangtuaku menjadi pupus. Aku tak sedang baik-baik saja. Tubuhku hancur bersamaan dengan kondisi kejiwaanku yang menolak untuk ikhlas dengan semua hal yang telah aku alami.
" Alhamdulillah kamu udah sadarkan juga!!" ucap Karina tersenyum padaku.
" Kamu mau makan apa,sayang?! tanya Khaleed menghiburku.
" Tolong ambilkan aku air. Aku haus sekali." ucapku yang kehausan.
Lalu Karina mengambil segelas air putih. Dan membantuku untuk minum. Dan aku masih bersikap dingin kepada mereka yang sudah setia menemani dan menjagaku selama aku di rumah sakit. Bolak balik rumah sakit dan berkuliah Membuat tubuh mereka juga ngedrop.
" Mau makan bubur atau nasi?! tanya Khaleed kembali.
" Aku mau pulang. Bisa?! Aku tak suka berada di sini!!" ujarku ketus.
" Iya nanti kita bakalan pulang ke rumah. Tapi kamu makan dulu ya kembaran. Biar ada tenaganya. Karena selama sebulan kamu makan dan minum obat dari selang infus" ujar Karina memberi semangat.
" Aku gak mau makan!! Aku maunya pulang!! Aku gak betah disini!! Bawa aku pergi dari sini!! " ujarku marah.
" Tenang!! Jangan emosi!! Aku tau kamu bosen disini!! Aku tau batin kamu sakit!! Kamu trauma!! Tapi tolong jangan siksa tubuh kamu dengan gak mau makan!! Aku pengen kamu sehat kembali!! Semangat lagi!! Ceria lagi. " ujar Khaleed sambil memelukku.
" Tolong bawa aku pulang!! Aku cuman mau pulang!! " ujarku menangis.
Dan kami semua pun akhirnya menangis bersama. Karina dan Khaleed tak kuasa melihat kondisi tubuh dan kejiwaanku selama di rumah sakit. Mereka mencari keadilan dalam hukum untuk menindak tersangka kriminal pelecehan seksual untuk di hukum seberat-beratnya. Dan seminggu setelah aku sadarkan diri. Akhirnya aku di perbolehkan rawat jalan oleh dokter dengan catatan harus rutin berobat dan berkonsultasi ke psikolog agar mengobati dan menghilangkan rasa trauma dalam diriku. Dan sesampainya di rumah Budeku. Aku di sambut dengan tatapan kasihan dan juga tangisan pada bude dan Pakdeku.
" ya Allah nduk. Yang kuat ya hati kamu. Maafkan pakde dan Bude yang tak menjaga kamu dengan baik" ucap pakde sambil menagis.
" Udah please ayah. Jangan ngebahas ini lagi. Nanti Angela jadi marah" ucap Karina sambil mendorong ku yang pakai kursi roda.
" Ya udah bawa Angela ke kamarnya. Ibu sudah rapikan dan bersihkan kamarnya. Biarkan dia beristirahat" ucap Bude ku menahan tangisnya.
" Iya Bu. Aku antarkan Angela ke kamarnya" ujar Karina.
Dan aku tidur di lantai atas. Namun saat akan menaiki tangga menuju kamarku. Tiba-tiba Khaleed menggendongku sampai kamar. Sesampainya di kamar. Khaleed langsung memberiku selimut agar aku cepat beristirahat. Dan pergi meninggalkan aku sendiri di kamar dan kembali ke ruang tamu mengobrol dengan keluarga Karina.
"Maaf sebelumnya kalo saya agak lancang berbicara disini. Untuk sementara waktu saya mohon pada pakde,budhe juga orang yang tinggal disini untuk tak membahas lagi tragedi yang sudah terjadi. Terus jangan sampai nangis di depan Angela karena akan membuatnya makin trauma." ucap khaleed memohon.
" Iya mas. Makasih sudah menjaga dan menemani Angela selama di rumah sakit." ucap ayah Karina.
" Iya sama-sama. Saya minta maaf gak bisa melindungi dan menjaga Angela. Karena saya Angela seperti ini " ucap khaleed merasa bersalah.
" Itu bukan salah mas Khaleed. Memang mereka bukan manusia tapi binatang. Lihat saja nanti di persidangan nanti om akan mencari lagi bukti untuk di bawakan di pengadilan.
" Saya rasa juga percuma karena kita gak punya bukti video yang mereka rekam om pada waktu kejadian" ujar Khaleed pasrah.
" Om sudah minta tolong ke semua temen om yang di kepolisian dan ahli di bidang situs maupun website pencarian video syur yang terjadi dengan Angela" ucap ayah Karina.
" Semoga ada titik terang dan bukti yang bisa memberatkan mereka di proses persidangan Nanti" ucap khaleed berharap.
" Iya semoga aja ya mas. Temen-temen om bisa bantu".
" Saya pamit dulu ya. Kalo libur kuliah saya akan mampir kesini lagi buat lihat perkembangan kondisi Angela ya om dan Tante. Saya titip Angela disini" ucap khaleed berpamitan.
" Iya hati-hati di jalan ya mas" ujar pakde dan Bude Angela menemani sampai gerbang rumahnya.
Dan malam harinya saat akan makan malam. Karina datang ke kamarku membawakan hidangan makan malam. Aku masih tertidur pulas dengan selimut. Lalu Karina pergi sambil meninggalkan makanan di atas meja dekat lampu tidur.
" Bagaimana Angela mau makan?! tanya budeku.
" Belum,Bu. Dia masih tertidur pulas di kamarnya. Tapi aku sudah meletakkan makanan di atas meja dekat lampu tidur nya"ucap Karina yang bergabung untuk makan malam bersama.
" Oh ya udah. Kalo begitu. Yang penting ada makanan di kamarnya. Jadi kalo dia lapar dan haus ada makanan." ujar Budeku.
Akhirnya mereka makan malam bersama tanpa aku. Sedangkan aku sendiri masih menangis dan tak nafsu makan dengan apa yang telah terjadi padaku. Serasa duniaku hancur dan tak berguna lagi aku hidup. Rasanya aku ingin mati saya. Percuma aku hidup bila kondisi aku seperti ini. Hanya merepotkan orang banyak. Esok paginya. Budeku sudah memasak untuk sarapan dan untuk berjualan. Lalu menyuruh Karina kembali membawakan air dan sarapan bubur ayam untukku.
" Kembaran bangun yuk!! Udah pagi!! Sarapan dulu yuk!! Biar kamu gak sakit!! Badan kamu perlu energi dan asupan makanan" ujar Karina membangunkan aku.
" Aku gak mau makan!! Biar aja aku enggak makan!! Biar cepat meninggal. Udah percuma aja kamu bujuk aku. Semua gak akan bisa kembali seperti dulu" ujarku sambil menagis di dalam selimut.
" Hush,gak boleh begitu. Memang semua gak akan bisa kembali seperti dulu. Bukan berarti akan kiamat kan!! Aku ngerti kondisi perasaan kamu. Tapi kamu harusnya juga berpikir masih ada Khaleed,aku dan keluarga aku yang peduli banget akan kesembuhan kamu. Kami berharap kamu bisa bangkit agar kita bisa balas dendam ke mereka yang udah Membuat kamu seperti ini" ucap Karina memberi semangat.
" Emang kamu tau rasanya ngalamin kaya aku?! Enggak kan?! Kamu cuma bisa nangis dan menatap aku kasihan. Aku gak mau di perlakukan begitu. Aku juga pengen menjalani hidupku normal seperti yang lainnya tapi bukan seperti ini" ujarku menangis.
" Aku memang tak merasakan kejadian yang udah kamu alami. Tapi aku tahu dan bisa membaca perasaan kamu dari semua ekpresi yang kamu tunjukkan ke aku, Khaleed dan keluarga aku. Makanya aku pengen kamu sembuh dan bangkit agar kita bisa balas dendam dan juga bikin hidup kamu normal kembali meski harus butuh waktu dan rasa sabar juga kuat hati kamu buat ikhlas terima kenyataan yang pahit dan buruk ini" ujar Karina menangis sambil memelukku.
Dan akhirnya aku mau makan kembali. Agar aku bisa sembuh dan sehat kembali. Untuk bisa balas dendam kepada mereka yang telah membuat diriku hancur dan jatuh. Aku akan buktikan kepada mereka bahwa aku bukanlah yang dulu mereka kenal.