'KLIK'
'KLIK'
'KLIK'
Anko mencoba memasukkan kartu memori itu ke hardware komputer dan mengeceknya tapi, datanya tidak terbaca di dalam komputer tersebut.
"Aneh, apa ada kesalahan data, ya?" gumamnya sambil berpikir keras tapi, Anko mencoba mengekstraknya meski tak terbaca juga.
Anko berpikir, 'Mungkin apa yang dikatakan Tama ada benarnya juga," Akhirnya dia segera melepas kartu memori itu dari hardware komputer dan memasukkannya ke dalam konsol game yang ada di dekatnya.
'KLIK!'
'KLIK!'
Ternyata isinya benar-benar game, "Jadi Yuuto Kazuya itu adalah nama game, ya?" gumamnya lagi dan mulai mengoperasikannya.
Kira-kira game seperti apa itu?
"Ng?"
Ada pertanyaan di sebelum memulai game tersebut.
[ Sebutkan Nama Anda: ]
"Etto, apa aku harus menuliskan namaku di bawah sini?" gumamnya yang kemudian jari jemarinya mulai menari di atas keyboard itu.
Anko mengisinya dengan nama, "Milkyway," tapi beberapa saat kemudian terdengar bunyi tidak setuju dengan jawaban yang telah ditulis Anko. Kemudian, dia menggantinya dengan nama asli ....
"Anko Sawaguchi," sudah!
'CLIIING' Wow apakah game ini tahu kalau Milkyway bukan nama asliku? Anko bermonolog di depan layar konsol sambil menunggu pertanyaan yang kedua muncul.
Anko mulai berfirasat buruk apakah di dalam game ini dimasukkan semacam penyadap atau deteksi khusus untuk dirinya?
*Pertanyaan Kedua*
[ Sebutkan umur Anda: ]
Akhirnya Anko menjawab sejujurnya, 25 tahun.
*Pertanyaan Ketiga*
*Pertanyaan Keempat*
Anko mulai curiga kenapa malah seperti meminta informasi pribadi? Sebenarnya game seperti apa yang ada di dalam kartu memori ini? Selain curiga dan penasaran, Anko mulai kesal.
Jika nanti pertanyaan ke sepuluh adalah terakhir yang tertera di layar tersebut bukan untuk login ke game, maka Anko akan membuang kartu memori ini jika tidak, dia akan membuangnya.
Anko begitu risih apabila dia mencoba game tetapi dia tidak bisa menyembunyikan jati dirinya dan informasi yang tertera harus jelas. Baginya game sebelumnya di mana dia menjadi orang lain yang ceria dengan wajah tampan dan gagah itu, sosok itu begitu diidam-idamkan oleh Anko. Dia sekarang kehilangan kepercayaannya di dunia ini, tapi ....
Ternyata benar pertanyaan ke 10 adalah pertanyaan terakhir, dan itu buka seperti pertanyaan pada umumnya.
[ Apa kamu ingin mengubah hidupmu? Dengan mengoperasikan— ]
Belum selesai tulisan di layar itu lengkap, Anko mengklik OK/Enter karena terlalu lama menunggu.
[ Loading >>>> ]
"Eh!?" tapi, Anko merasakan sebuah keanehan. Dia tidak bisa menggerakkan stik yang dia pegang. Dia tidak bisa mengklik tombol keyboard yang terhubung dalam perangkat konsol tersebut.
Layarnya yang tadinya biru dengan tulisan kuning tiba-tiba berubah menjadi putih.
Namun, tak hanya itu saja ....
Seluruh isi ruangan Anko, berubah menjadi putih. Anko heran dan juga panik, siapa yang tidak terkejut begitu selesai menjawab pertanyaan di game malah nenjadi seperti ini?
Anko juga kepikiran dengan jemuran yang ada di balkon, dia beranjak berdiri dan hendak mengambilnya.
Tapi, langkah kaki Anko perlahan membeku dan tiba-tiba khawatir. Dia terpikir apa jangan-jangan ini karena pertanyaan terakhir dari game tersebut? "Jadi ini game mengubah hidup, bukankah begitu? Tapi aku—"
Semua disekitar Anko menjadi putih bahkan dia tak bisa melihat layar komputer atau dunianya lagi, dia memang menyesal sudah hidup di dunia ini dan merasa seperti orang yang terbuang, benar-benar sampah masyarakat.
Namun, semenjak bermain game dijadikan pekerjaan utamanya ..., dia tidak ingin dirinya lenyap dan hilang begitu saja di dunia ini. Padahal sudah ada harapan, "Mengapa hal berharga yang aku dapatkan pasti akan selalu hilang?"
'Keluargaku ....'
'Teman-temanku ...'
'Proyekku ... Tama ..., dan ....'
'Uangku ....'
'Apa itu artinya jika aku memilih mengubah hidupku lalu di kalimat terakhir tadi sekilas kata yang kubaca adalah ... "New Life" ... apa itu artinya aku?'
'Apa itu artinya aku akan memulai hidup yang baru dan meninggalkan dunia ini?'
"...."
Anko terlalu takut dia meninggalkan dunia ini berarti mati, dia juga takut jika mengubah hidup artinya masuk ke dalam dunia game namun tidak bisa kembali ke dunia nyata.
Anko memejamkan matanya merenungkan kembali hidupnya, antara dia yang tadinya ceroboh dan tidak sabaran ....
"Sesungguhnya aku tidap siap meninggalkan dunia ini," dalam hati Anko bergema dan meneteskan air mata.
Anko mengambil napas dalam-dalam kemudian membuang dengan pelan, dia yakin kalau ini hanya ilusi. Dia mulai membuka matanya perlahan, dan dia mengingat kalau di tempatnya berdiri itu adalah lantai rumah tapi, tanpa disadari ....
"...."
Dia sekarang berada di tempat yang berbunga-bunga. Ladang bunga yang luas, suasana seperti ini adalah suasana musim panas.
Ya, biasanya terjadi di awal musim panas di mana banyak bunga yang mekar.
"Di mana ini?" gumam Anko seraya nembuka matanya yang takjub akan keindahan alam di tempatnya berpijak.
Anko yakin dia sudah tidak berada di dunia nyata lagi, dia mencoba mencubit kulit di tangannya dan menampar pipinya.
Sungguh! Rasa sakit itu nyata ....
Dia tidak sedang bermain game virtual reality ataupun berimajinasi.
'Jangan-jangan aku sedang berapa di dimensi dunia lain?'
Anko mulai berjalan dan dia merasa pakaiannya agak berat.
Di ladang bunga di sana terdapat sebuah gubuk dan di dekatnya ada sumur yang airnya cukup jernih.
Anko mendongakkan wajahnya ke sumur itu, dengan pantulan sinar matahari yang hampir berada di atasnya, genangan air itu terlihat seperti cermin karena menampakkan dirinya yang sekarang ini.
"Eh?" Anko terlihat tidak percaya kalau saat ini dia lebih tampak seperti sedang bercosplay.
Bajunya agak berat karena sebagian aksesoris dipundaknya terbuat dari logam dan besi. Begitu pula di punggungnya, Anko membawa sebuah pedang lengkap dengan sarungnya.
"...?" Apa aku sedang menjadi karakter game? pikirnya sambil meraba-raba tubuhnya kalau ini benar-benar nyata.
Setelah bercermin di sumur, Anko segera ke gubuk di dekatnya. Dia pikir di sana pasti ada petunjuk tentang dunia ini.
Tapi, gubuk di sana tak berpenghuni kemungkinan memang sengaja tidak di huni?
"...."
Anko bingung begitu tiba di dunia yang berbeda ini. Apa sebenarnya dia sedang tidur dan bermimpi, ya? Namun, rasa sakit saat mencuci tangannya dan menampar pipinya itu terasa sangat nyata.
Anko akhirnya berjalan ke arah yang dia rasa benar. Baginya ini tidak berbeda jauh dari indahnya dunia di Role Play Game.
....
Biasanya seseorang yang baru tiba pertama kali di game selalu di tempatkan di tempat yang sepi, kalau tidak di pusat kota, di aula ....
Hal itu sudah terbiasa, pikir Anko yang di terus berjalan mengikuti arah yang benar.
Anko juga sempat berpikir kalau dirinya sedang melakukan perjalanan di dunia paralel.
Namun, sosik yang aneh tetiba muncul di hadapan Anko.
________
Sosok aneh seperti apakah yang ditemui Anko di dunia yang penuh tanda tanya tersebut?