Anko cemas, dia takut kalau identitasnya sebagai kesatria wanita ini terbongkar. Anko masih terdiam membisu dan hanya menatap lurus pria yang ada di depannya ini.
Faktanya, sebagian besar orang yang berkunjung ke tempat ini adalah laki-laki.
Anko merasa dirinya yang berkostum kesatria ini pasti terkesan seperti seorang laki-laki.
"...." Anko akhirnya masuk, dia merasa tidak punya kesempatan lain lebih dari ini.
Kemudian, lelaki dengan wajah tidak ramah itu segera mengunci pintu kamarnya rapat-rapat.
Mereka segera duduk di tempat tidur tetapi saling membelakangi satu sama lain.
"Gawat kalau saja aku sampai ketahuan ...." Anko begitu khawatir dengan dirinya, dia tidak bisa melihat pria yang ada di belakangnya tampaknya pria itu sedang membuka bajunya hendak tidur dan bersantai di kamar.
Ternyata dia mengambil sebuah botol berisi minuman yang diletakkan di meja dekat tempat tidur itu. Lelaki Itu tampak kehausan mungkin karena perjalanan jauh wajahnya juga sangat lelah.
Dia memberikan sebuah gelas berisi air bening pada Anko. Rupanya dia masih mengenakan kaos putih tipis yang digunakan untuk dalaman bajunya.
"Ini ...." Dia menyadarkan minuman tersebut ke Anko. Sementara Anko masih terdiam kaku duduk diatas tempat tidur tersebut sambil menatap jendela.
"A-ah, iya ...." Dia tergugup saat merespons perkataan lelaki itu, dan dia menerima segelas minuman yang disodorkannya. Pria itu mengajaknya bersulang walaupun ini hanya pertemuan mereka yang pertama kali.
"Tampaknya kau ksatria yang ramah, berbeda dari kesatria lainnya." Kata lelaki itu dengan sejujur-jujurnya.
"Benarkah?" Tanya Anko memastikan, dan dia berpikir selama ini ksatria yang ada di negeri ini orangnya seperti apa?
Mereka kemudian meminumnya, perlahan seteguk demi seteguk hingga habis.
Lelaki itu tidak menjawab pertanyaan Anko yang terakhir kalinya ....
Tapi, dia bersikap aneh begitu dia setelah selesai minum, dia membuka sesuatu yang ada di dalam dirinya.
Telanjang!!? Tidak bukan itu, namun ... di balik sosok pria yang tidak ramah itu adalah sosok aslinya ....
Ternyata, dia melakukan penyamaran.
"Aku tahu, kau aslinya bukan ksatria, kan?" tanya lelaki itu yang perlahan menjadi orang yang imut dengan tampilan seperti anak laki-laki.
'Dia masih bocah?' Anko mengatakannya dalam hati.
"...!!" Namun, dia yang berbicara dengan jujur ini membuat langsung bertanya to the point, "Bagaimana kau bisa tahu kalau aku bukan seorang ksatria?"
"Untuk menjelaskannya aku harus mulai ke penampilanmu terlebih dahulu." Jawabnya dengan santai.
"Aku dulunya sama sepertimu, aku juga memakai baju besi itu. Tetapi, ada beberapa orang yang menggunakan baju besi yang sama saat aku berkelana. Aku juga terdampar sepertimu di desa yang kosong—"
"Jadi, kau—"
"Ya, sebut saja kita ini berasal dari dunia masa depan. Dan dunia tempat kita berpijak sekarang adalah dunia yang terpaku di waktu saat ini atau yang sama." Jelasnya dengan sungguh-sungguh.
"Jadi, maksudmu ... dunia ini tidak sama dengan dunia tempat kita hidup dulunya?" tanya Anko heran dan memastikan kalau ini bukan dunia paralel atau terjebak oleh time travel.
Anak laki-laki itu menggeleng, "Lebih tepatnya kita terjebak di satu waktu di mana dunia ini adalah dunia alternatif yang bisa mengubah sosok kita di dunia masa depan." Jelasnya lagi dengan sungguh-sungguh. Lalu, dia mengulurkan tangannya kepada Anko ternyata dia hendak mengajaknya berkenalan, "Syifa ... itu namaku. Ini adalah wajah asliku, dan aku adalah seorang perempuan." Ucapnya dengan santai.
"Eeeeeeee ...." Betapa terkejutnya Anko mendengar kalau laki-laki yang sebelumnya tidak tampak ramah itu berubah menjadi anak laki-laki yang imut dan ternyata dia adalah seorang perempuan.
Ternyata, dia sama seperti dirinya.
Akhirnya, Anko segera melepaskan baju besi tersebut beserta aksesoris berupa topi di kepalanya. Dia juga melepas sarung pedangnya dan meletakkan pedang itu di lantai.
Rambut Anko yang panjang dan lurus itu terurai, membuat Syifa terpesona dengan kilauan rambutnya yang terurai di depannya yang mendapat sinar rembulan dari balik jendela kaca ini.
"Aku juga seorang perempuan," secara otomatis Anko berbicara jujur padanya asal dia sesama perempuan.
Lalu, Anko berusaha menjabat tangan Syifa dan dia memperkenalkan dirinya, "Aku Anko, aku memang pertama kali tiba di sini."
Sontak Syifa juga terkejut dengan sosok Anko yang ternyata seorang perempuan juga. Memang, penampilannya dibalik baju besi itu dengan topi yang menutupinya tampak seperti seorang ksatria dengan rambut yang diselipkan di topinya membuatnya tidak ketahuan kalau rambut Anko itu panjang.
Mereka berdua sama-sama terkejut namun mereka berjabat tangan dan mengakhirinya dengan senyuman lembut dan tawa kecil yang terukir di wajahnya.
Mereka akhirnya tidur di kasur yang sama dan Syifa saling menceritakan dirinya saat pertama tiba kemari.
Rupanya Syifa terjebak di waktu yang lama sebelum Anko dia berada di reruntuhan kuno di mana itu pemandangan seperti dunia yang hancur. Syifa tak begitu mengerti mengapa dia bisa sampai kemari? Tampaknya ada seseorang yang sedang mengatur dunia ini. Syifa juga ingin keluar dari dunia ini namun tidak menemukan bagaimana caranya. Mungkin ada beberapa orang yang senasib dengan mereka berdua yang ada di dunia ini ....
Kemudian, Anko bercerita kalau dirinya bisa masuk ke dunia ini karena dia menemukan sebuah kartu memori yang tampak elegan dan dia mengira ada game seru yang ada dalam kartu memori tersebut.
Begitu dia selesai menjawab pertanyaan yang terakhir seketika dunianya berubah dan dia tiba di dunia ini.
Anko juga merasa tidak percaya, lalu penampilannya perlahan berubah seperti seorang ksatria tersebut.
"Tapi, mengapa penampilan Syifa seperti saudagar yang sedang mengangkut barang? Apa benar kamu Mama ini hanya berkelana mengelilingi dunia?" tanya Anko memastikan dengan nada sedikit heran.
"Ya, itu karena bentuk avatar-ku." Jawab Syifa yang membuat Anko begitu yakin kalau di sini sebenarnya dunia game. Tapi, mengapa ada player yang mengaku kalau dia tiba di sini seorang diri bukan dari konsol atau apa pun? Maksud dunia yang hancur itu apa?
*Masih penuh misteri
"Avatar?" tanya Anko dengan herannya.
"Iya, itu adalah perubahan pada dirimu, kau bebas mengatur penampilanmu di sini. Tapi, karena kau baru tiba ... untuk membuat avatar-mu, kau harus menemukan beberapa item milikmu." Jelasnya dengan serius, penjelasan yang bisa dibilang singkat itu rasanya sudah dipahami oleh Anko.
"Oh~ begitu ya, itu sebabnya kau berkelana~" kata Anko meresponsnya dengan santai.
"Tidak juga, karena semua item yang kau cari hanya ada pada dirimu sendiri, aku berkelana karena aku mengasah perkembangan kemampuanku. Aku bisa berganti-ganti penampilan dengan pekerjaan tertentu karena aku mendapat pengalaman."
"Eh, jadi itu artinya ...."
"Ya, avatarmu ada dalam dirimu sendiri, dan kamu harus membangkitkannya."
________
Kira-kira bagaimana cara Anko menemukan avatar sejatinya?
*To be Continued*