Chereads / YUUTO KAZUYA (Indonesia) / Chapter 9 - Menuju Reruntuhan Kuno

Chapter 9 - Menuju Reruntuhan Kuno

Hari silih berganti ....

Anko belum mengetahui kemampuannya. Jadi, untuk menemukan avatarnya, Anko harus mengetahui kemampuan dalam dirinya terlebih dahulu karena itu sumber kekuatannya. Anko pikir, satu-satunya untuk mengetahui hal tersebut berarti dengan kembali ke titik awal.

Dia bertanya pada Syifa yang masih duduk santai menemaninya di sana, "Apa benar sebagian besar dunia ini memang tidak berpenghuni? Bagaimana jika penghuni di dunia ini adalah makhluk lain misal semacam monster ular atau tentara goblin ....?" tanya Anko dengan memasang muka khawatir.

Selama ini dia memang belum bertemu dengan hal semacam itu tapi, dia berpikir dunia dengan nuansa seperti game-game RPG ini pasti ada!

Syifa menghela napas pelannya dan dia memandang serius pada Anko, "Tidak ada!" jawabnya dengan sungguh-sungguh.

"Eh?" celetuk Anko yang serasa tidak percaya.

"Kalaupun ada mereka bukan makhluk dari dunia ini, seperti bentuk dari sebuah kekuatan yang menyelimuti dunia ini." Jelas Syifa sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Anko, sepertinya kamu harus istirahat sebentar untuk mengisi tenagamu kembali." Kata Syifa yang telah melihat kalau tenaga Anko kini sudah mulai terkuras habis karena dia terlalu fokus membangkitkan potensi dari dalam dirinya.

Anko terlalu khawatir kalau dirinya tidak punya kemampuan apa pun di dunia ini bahkan dia tidak bisa mencabut pedangnya seperti yang dikatakan Syifa sebelumnya.

Anko semakin lama semakin penasaran seperti apa reruntuhan yang di temui oleh Syifa? Dia meminta gadis dengan avatar laki-laki yang terlihat tidak ramah ini untuk menceritakannya.

"Kalau diceritakan langsung, aku yakin, pasti kau tidak bisa membayangkannya. Intinya reruntuhan itu rumit ... tapi, bangunannya bukan semacam kastil yang runtuh ... yah semacam sesuatu yang memang tidak ada penghuninya!" seru Syifa yang mengatakannya dengan sungguh-sungguh. Sebagian besar memang tidak ada sisa manusia normal yang ada di dunia ini semuanya dikendalikan oleh kekuatan.

Kekuatan yang lahir dari kemampuan hati manusia tersebut disebut sebagai kemampuan spiritual. Konon katanya, semua orang yang lahir di sini dibekali kemampuan spiritual bahkan meski mereka tidak terdeteksi elemen sama sekali.

"Kau ingat waktu kau tiba dipenginapan?" Syifa memberinya pertanyaan yang logis pada Anko untuk berpikir.

"Ya, ingat memangnya kenapa?" tanya Anko heran.

"Mereka adalah penduduk lokal semua dan mereka membuka penginapan untuk seorang pengelana seperti kita. Biasanya jika orang baru memang di sambut hangat oleh penduduk tersebut. Kalau kamu yang baru tiba di suatu daerah tertentu pasti telah disambutnya, kau hanya perlu mendekatkan diri pada mereka ...."

"Eh, berarti Syifa sudah pernah mengenal orang yang ada di sana?" tanya Anko memastikan.

"Tidak," Syifa menggeleng. "Lebih tepatnya kita baru saja saling mengenal. Kalau daftar nama kita ada di sana, dan selama ini kita tidak pernah melakukan hal jahat pasti jika kita kembali akan disambut hangat lagi."

"Wah~ begitu ya," Anko berpikir selama ini tidak pernah melakukan hal seperti itu. Dia kira semua orang yang berada di penginapan tadi NPC.

"Oh ya, dan beberapa dari mereka pasti menyediakan informasi yang dapat membantu kita untuk sampai ke istana sana."

"Kalau begitu, itu artinya ...." Anko mulai berpikir, tampaknya pembicaraan tersebut ada yang aneh, mengapa Syifa dengan gampangnya dia menemui semua ini dan dia mengatakan semua informasi yang dia punya padaku? Anko bermonolog dari dalam lubuk hatinya, apa Syifa memiliki maksud tertentu, memanfaatkanku misalnya?

"...."

"Syifa, bagaimana kalau kita melanjutkan perjalanan ini terlebih dahulu?" tanya Anko yang merasa gelisah karena terus-menerus merepotkan Syifa untuk melatihnya. Dia tidak ingin banyak berhutang budi pada Syifa juga, selama ini menurut pengalaman Anko di dunia nyata, dia tiba bisa saling mempercayai orang yang baru dia kenal. Bahkan dia dengan Tama saja membutuhkan beberapa bulan agar benar-benar dekat.

"Melanjutkan perjalanan? Tapi latihanmu-"

"Tidak apa-apa, aku ingin tahu banyak tentang dunia ini sambil melatih kekuatanku di perjalanan." Ucap Anko dengan sedikit ragu sambil menggaruk-garuk kepala belakang.

Syifa menyeringai dengan senyum tipisnya, dia merasa Anko mengetahui sesuatu.

Tentu saja! Anko sebenarnya ingin kembali ke titik awal di mana dia tiba di sini dan bercermin kembali ke sumur yang ada di dekat gubuk itu. Setiap tempat pasti memiliki rahasia, dan desa yang tidak berpenghuni yang dilihat oleh Anko pada waktu itu pasti salah satu reruntuhan kuno yang disebutkan oleh Syifa.

"Baiklah, kita lanjutkan ...." Syifa meneruskannya tapi dia masih mengkhawatirkan Anko. Karena, di dalam dunia ini meski mereka yang disebut seperti NPC pun memiliki kemampuan untuk membunuh orang biasa. Jadi, dunia ini memang dikendalikan oleh kekuatan atau bisa disebut dunia tidak adanya orang biasa atau memang benar-benar tidak ada orang biasa di dunia ini. Takutnya walau orang-orang itu menerima diri mereka belum tentu mereka bisa mempercayai mereka.

Perjalanan tanpa mengetahui kekuatan sangat beresiko tapi, sepertinya Anko memiliki rencana lain untuk hal itu.

"...."

Anko masih berpikiran kalau dia ingin mengubah hidupnya berarti dunianya pun berubah, dan mungkin dunia ini sedang menunjukkan sisi perubahan dalam diri Anko. Perlahan Anko yakin dia dapat menemukan avatarnya segera mungkin.

"Syifa, boleh aku bertanya kembali?" tanya Anko memastikan.

"Ya, soal apa?" Syifa meresponnya dengan cepat.

"Apa di dunia ini banyak sekali terdapat reruntuhan kuno?" tanya Anko yang tertarik dengan tempat yang terdengar penuh sejarah itu.

Syifa menganggukkan kepalanya pelan, itu artinya dia benar-benar telah menemukannya, "Ya, sejauh ini ada 3 runtuhan yang telah aku temukan."

"Di mana saja itu?" tanya Anko memastikan, apa desa tak berpenghuni yang dilihatnya waktu itu termasuk reruntuhan kuno juga?

"Apa kau ingin melihatnya?" Syifa memang berniat menunjukkannya di perjalanan ini.

"Ya, aku bersedia ingin melihatnya." Jawab Anko dengan serius.

"Baiklah, aku akan mengantarkanmu pada tempat-tempat di mana reruntuhan itu berada ...." Syifa tampaknya tidak keberatan dengan hal itu.

Anko merasa bersyukur kalau orang yang ditemuinya ini adalah orang yang baik walaupun penampilannya bisa dibilang menakutkan tapi, dia adalah bentuk avatarnya dan penampilan asli Syifa berada di dalam tubuh avatarnya. Dia masih belum meyakini kalau orang baik akan sepenuhnya baik dan dia tidak tahu kedepannya akan seperti apa?

Namun, Anko berharap ... dirinya dan Syifa bisa terus bersama seperti ini selamanya ....

Mereka mulai berjalan dari keluar dari tengah hutan, petualangan ini terasa seperti menjelajah dunia. Mereka berdua berjalan untuk mencarinya sesuai dengan rute perjalanan milik Syifa sebelumnya.

Anko meyakini, reruntuhan Kuno itu pasti menyimpan sejuta misteri yang bisa menjelaskan tentang dunia ini. Dia ingin mencoba menguaknya, mengenai apa yang diceritakan Syifa, Anko merasa tampaknya Syifa belum menemukan petunjuk apa pun di reruntuhan kuno dan dia hanya melewatinya.

****

Masih dalam pertanyaan yang sama, sebenarnya dunia seperti apakah dunia ini?

To be Continued