Chereads / Suamiku adalah Mantan Kekasihku / Chapter 5 - 5. Penolakan

Chapter 5 - 5. Penolakan

"Sudahlah, mengapa kalian ini bertengkar dan saling menyalahkan? Kalian itu sedang kami jodohkan, siapapun kalian dulunya, bagaimanapun hubungan kalian berakhir, kesalahan apa yang kalian perbuat, siapa yang salah di antara kalian itu tidak penting, yang terpenting hanyalah kalian sedang kami jodohkan dan kalian berhak untuk kembali bersama," ujar Tuan Anderson dengan tegasnya.

"Tapi kami tidak mau," sahut Evelyn dan Davit secara bersamaan, hal tersebut membuat para orang tua tersenyum senang.

"Kalian itu sudah cocok untuk bersama. Sudahlah kami akan tetap menjodohkan kalian berdua." Nyonya Gracia mengucapkan semuanya final seolah tidak menerima penolakan.

"Ibu! Jangan egois untuk saat ini. Evelyn tidak mau bersama dengan dia, balikan dengan mantan itu sama sekali tidak lucu dan harus dihindari. Evelyn bisa dijodohkan dengan siapapun, Evelyn mau dijodohkan dengan siapapun, yang terpenting jangan dia, yang terpenting bukan dia yang harus Evelyn hadapi setiap harinya," decih Evelyn yang sama sekali tidak terima dengan semuanya.

Oh ayolah, apakah menikah dengan mantan kekasih adalah hal yang bagus untuk dilakukan? Menurut Evelyn itu adalah hal yang sangat buruk. Semua itu harus dihindari, semua itu harus ditolak mentah-mentah.

"Kamu yang jangan egois, Evelyn. Kamu harus menerima semua ini, kamu harus bisa berusaha menerima takdir, usiamu sudah dewasa untuk menikah, usiamu sudah dewasa untuk pendekatan dengan hubungan yang lebih ke jenjang serius." Tuan Watson langsung menceramahi putrinya. Ia hanya ingin putrinya menikah dengan pria yang pantas, pria yang bisa diandalkan, pria yang kemungkinan akan membuat Evelyn bahagia sampai kapanpun.

"Davit juga tidak mau menikah dengan Evelyn, Bu. Davit tidak mau menikah dengan seorang perempuan yang sama sekali tidak Davit cintai. Davit tidak mau menghabiskan waktu Davit dengan orang yang sudah meninggalkan Davit saat Davit berada di titik terendah. Davit sama sekali tidak suka dengan perempuan yang hanya bisa menunggu di atas tanpa tau lelahnya berjuang dari bawah." Davit juga menolak perjodohan ini. Pria itu sama sekali tidak mau menikah dengan Evelyn. Pria itu sama sekali tidak mau memberikan kesempatan kedua kepada Evelyn.

"Tapi keputusan kita sudah final, kita harus tetap menjodohkan kalian berdua. Kalian berdua harus tetap bersama. Kalian berdua harus tetap sama-sama berbagi cerita. Kalian berdua harus menerima semuanya dengan ikhlas, kalian harus bisa menerima takdir." Tuan Anderson dengan berwibawa langsung mengatakan hal demikian yang sama sekali tidak bisa dibantah. Evelyn dan Davit terkesiap seketika. Mereka bingung harus menjawab apalagi. Mereka berdua bingung harus seperti apalagi.

"Kalau Ibu sama Ayah masih tetap menjodohkan Evelyn dengan dia, Evelyn gak akan pulang ke rumah, Evelyn gak akan pernah mau kembali ke rumah kalian." Evelyn menunjuk ke arah Davit dengan raut wajah yang dipenuhi amarah. Gadis itu tidak suka dengan pria yang dijodohkan dengannya.

"Evelyn pulang, Evelyn gak mau melanjutkan ini semua," ujar Evelyn lagi. Gadis itu langsung berjalan keluar dari kafe dan memberhentikan salah satu taksi, lalu gadis itu mengucapkan alamat lengkap apartemennya untuk kembali ke sana.

Evelyn menangis, entah sebab apa. Evelyn sama sekali tidak tahu kenapa dirinya bisa selemah ini. Evelyn sama sekali tidak suka jika dirinya lemah.

Dahulu Evelyn yang meninggalkan Davit, Evelyn yang pergi jauh dari kehidupan Davit, lalu dia harus kembali dengan Davit hanya karena perjodohan konyol itu? Yang benar saja! Balikan sama mantan merupakan salah satu list haram yang sama sekali tidak ingin ia laksanakan.

***

"Davit juga menolak itu semua, Davit tidak menyukai Evelyn. Davit sudah memutuskan untuk melupakan Evelyn semenjak hubungan kami selesai. Jadi Davit minta kepada kalian semu untuk menghormati keputusan yang kami buat. Kami menolak perjodohan ini, kami tidak suka satu sama lain. Kami tidak bisa menerima sesuatu hal yang dipaksa. Evelyn berhak mendapatkan siapapun yang dia sukai. Evelyn berhak mendapatkan siapapun yang Evelyn cintai. Yang tentunya jauh lebih baik daripada Davit."

Davit juga melangkahkan kakinya keluar dari kafe, pria itu memberhentikan taksi dan mengucapkan alamat lengkap rumahnya untuk kembali.

Davit benci dirinya sendiri. Davit benci saat ia menolak perjodohan itu, padahal dalam hatinya ia menginginkan semuanya. Davit benci saat mulutnya menghina gadis yang amat ia cintai. Davit benci saat ia menentang semuanya padahal ia mengharapkan semuanya.

Jauh di lubuk hati yang paling dalam Davit masih mencintai gadis dengan nama lengkap Evelyn Adelia Milly, tapi pria itu tidak mau jatuh ke dalam lubang yang sama lagi. Ego Davit terlalu besar untuk menerima semuanya.

"Kenapa kamu dulu ninggalin aku, Evelyn? Aku masih sayang banget sama kamu. Aku masih memiliki perasaan yang sama ke kamu. Tapi setelah kamu melakukan semua itu, aku memiliki tekad yang kuat untuk melupakan kamu. Aku memiliki keinginan untuk membuktikan ke kamu kalau kamu harus menyesali setiap perbuatan kamu. Kamu harus meminta maaf ke aku, Evelyn. Kamu harus merasakan betapa sakitnya aku saat ditinggalkan begitu saja dan diduakan. Apa kamu sama sekali gak mikirin perasaan aku saat itu? Apa kamu sama sekali gak ada niat untuk minta maaf dan kembali ke aku?"

Davit meracau tidak jelas, pria itu tidak tahu harus berbuat apa selanjutnya. Ia masih menginginkan Evelyn. Ia masih mencintai Evelyn. Tapi ia tidak mau jatuh ke lubang yang sama.

Kalian tahu bagaimana rasanya kecewa? Kalian tahu bagaimana rasanya sakit karena diduakan? Sakit, sungguh sakit. Rasanya seperti ditusuk ribuan pisau.

Yang paling Davit benci dalam dirinya sendiri adalah ketulusan. Davit selalu memberikan semuanya dengan ketulusan, sampai saat Evelyn meninggalkannya, Davit merasakan sakit yang teramat dalam. Davit membenci sifatnya yang lemah ini. Davit membenci semuanya.

"Kenapa dulu aku bisa secinta itu sama kamu ya, Evelyn? Rasanya kamu adalah segalanya bagiku. Kamu adalah seseorang yang selalu menjadi prioritas. Rasanya kamu adalah seseorang yang pantas diperjuangkan sampai aku tidak ada sedikitpun niat untuk berpaling. Kamu itu duniaku dulu. Kamu itu segala hal yang pernah aku syukuri kehadirannya. Kamu tau kenapa aku gak menemukan pengganti setelah hubungan kita selesai? Itu karena aku masih sangat mencintai kamu dengan tulus. Itu karena kamu masih menjadi segalanya di kehidupan aku. Kamu masih menjadi sang pemilik hatiku."

***

Evelyn membuka pintu apartemennya, gadis itu menggeledah seluruh penjuru ruangan, mencari sesuatu yang sangat berharga, foto bersama dengan Davit saat mereka sedang pacaran.

Di foto itu Evelyn tersenyum riang dengan Davit yang menggenggam tangannya. Davit sangat mencintainya. Davit sangat kecewa saat Evelyn memilih pergi bersama lelaki lain. Dulu yang ada di pikiran Evelyn hanyalah bersenang-senang. Sampai Evelyn melupakan ada hati yang seharusnya ia jaga.