"Aku terima semua perjodohan yang ibu berikan buat aku, aku terima semua keinginan ibu, asalkan ibu jangan bicara seperti itu lagi. Aku sama sekali gak mau kalau ibu kenapa-kenapa. Aku sama sekali gak mau kalau ibu ninggalin aku. Ibu berhak mengatur semua kehidupan aku."
Evelyn sudah memikirkan semua konsekuensinya, gadis itu akan menerima perjodohan ini. Gadis itu akan menerima mantannya akan menjadi suaminya. Ia akan menyembunyikan hal ini dari Robert.
"Ibu gak boleh bicara seperti itu lagi. Evelyn sayang sama ibu. Evelyn mau ibu bahagia. Ibu berhak segalanya. Ibu mau apalagi? Biar Evelyn turutin semua kemauan ibu."
Gracia hanya bisa tersenyum mendengar penerimaan putrinya itu. Wanita itu bahagia, akhirnya semua yang ia inginkan akan menjadi kenyataan.
"Ibu gak minta apapun lagi, Sayang. Terima kasih untuk semuanya. Nanti ibu bicarakan sama Nyonya Camilyn kalau kamu menerima semuanya. Ibu bahagia banget."
***
Camilyn memasuki ruangan dengan lima belas lantai yang megah. Wanita dengan usia kisaran lima puluh tahun itu berdecak kagum dengan hasil kerja keras putranya. Ini adalah kantor megah yang putranya kelola sendiri.
"Selamat pagi, Nyonya! Ada yang bisa saya bantu?" sambut seorang resepsionis saat melihat ibu dari bosnya memasuki kantor.
"Apakah ada anak saya di ruangannya? Kalau ada, saya ingin bicara dengan dia. Saya ingin menemuinya." Camilyn langsung mengungkapkan niatnya untuk menemui Davit.
"Ada, Nyonya. Mari ikut saya."
Resepsionis dan Camilyn berjalan memasuki ruangan Davit, setelah mendapatkan persetujuan dari Davit, resepsionis kembali bekerja dan membiarkan Nyonya Camilyn untuk menemui putranya.
"Kenapa, Bu? Ibu mau membicarakan apa sama Davit?" tanya Davit di hadapan Nyonya Camilyn.
"Ibu cuma mau membicarakan mengenai perjodohan kamu sama Evelyn. Nyonya Gracia kemarin sakit, dia meminta Evelyn untuk menikah dengan kamu dan menyetujui perjodohan itu. Evelyn yang melihat ibunya sakit dan memohon seperti itu akhirnya menyetujui perjodohan ini." Camilyn tidak suka basa-basi. Wanita itu langsung ke poin utama dengan tujuannya.
Davit menghela napasnya kasar. Ia tidak tahu harus menyikapi seperti apa perjodohan ini. Ia tidak tahu harus bagaimana mengenai perjodohan ini.
"Tapi Davit udah nolak perjodohan itu, Bu. Davit udah gak mau menerima perjodohan itu. Davit akan menikah dengan seseorang yang Davit cintai, secepatnya. Davit gak bisa menerima perjodohan ini, Bu. Davit gak cinta lagi sama Evelyn, Davit gak bisa memberikan kesempatan kedua buat Evelyn." Davit menolak kembali perjodohan itu. Pria itu tidak mungkin menerima perjodohan yang sama sekali tidak ia harapkan, walaupun masih mencintai Evelyn, menikah dengan Evelyn bukanlah sebuah hal yang baik. Davit sama sekali tidak mau jatuh ke lubang yang sama.
"Kamu mau durhaka sama ibu? Kamu mau mempermalukan ibu? Ibu gak menerima penolakan, Davit. Mau gak mau, suka gak suka kamu harus menerima perjodohan ini. Kamu harus menikah dengan Evelyn. Ibu tahu kalau kamu mencintai Evelyn. Ibu tahu kalau kamu masih mengharapkan Evelyn. Jangan terlalu banyak gengsi, Sayang. Ini kesempatan besar untuk kamu kembali dengan seseorang yang kamu cintai."
"Aku memang mencintai Evelyn, Bu. Aku memang masih mengharapkan Evelyn, tapi kembali lagi dengan Evelyn bukanlah pilihan yang tepat. Aku gak mau kembali dengan Evelyn. Aku akan cari wanita lain yang akan menggantikan posisi Evelyn di hatiku. Aku akan mencari wanita lain yang akan menggantikan tempat Evelyn. Aku akan mencari wanita yang jauh lebih dari Evelyn."
"Tapi kamu gak bisa mencari orang lain, mau sesempurna apapun wanita itu, mau sebaik apapun perempuan itu, mau lebih dari Evelyn sekalipun wanita itu, kamu gak akan bisa menerima wanita itu. Kamu masih trauma, Davit. Kamu masih mengharapkan Evelyn. Kamu masih mencintainya, dan sampai kapanpun kamu gak akan bisa buka mata untuk mencari wanita lain. Sampai kapanpun kamu gak akan bisa menerima wanita lain."
Davit bungkam, ucapan ibunya ini memang benar. Mau sebaik apapun wanita yang ia temui, selalu ada celah untuk membandingkan dengan Evelyn. Karena pada dasarnya Davit masih mencintai Evelyn. Karena pada dasarnya Davit masih mengharapkan Evelyn sampai semua perempuan yang ia temui tidak bisa membuka mata hatinya.
"Ibu sudah memberikan yang terbaik untuk kamu, Davit. Ibu sudah menjodohkan kamu dengan seseorang yang kamu cintai. Ibu sudah memberikan apapun yang kamu mau. Ibu mohon banget sama kamu untuk menerima perjodohan ini, demi diri kamu sendiri. Demi keinginan kamu sendiri. Demi cinta kamu sendiri. Hapus semua gengsi kamu, pada dasarnya kamu masih mencintai Evelyn. Hapus semua dendam kamu sama Evelyn, karena pada dasarnya hati kamu mencintai gadis yang kamu dendami itu. Kamu mencintai seorang Evelyn Adelia Milly, seburuk apapun dia, kamu mencintainya."
Camilyn tahu bagaimana sayangnya Davit kepada Evelyn, karena Davit selalu memikirkan Evelyn. Karena dulu Davit pernah sehancur itu saat ditinggal pergi oleh Evelyn. Karena dulu Davit pernah hancur saat Evelyn menduakan cintanya.
Camilyn tahu bagaimana perasaan putranya, puluhan gadis sudah Camilyn tawarkan untuk dijodohkan dengan Davit, dan Davit selalu berkata masih trauma karena pernah ditinggalkan oleh Evelyn. Davit selalu membandingkan gadis yang ia kenali dengan Evelyn.
Katanya gadis itu kurang pandai, katanya gadis itu kurang cantik, katanya gadis itu kurang sempurna, dan masih banyak lagi perbandingan dari Evelyn.
"Kamu masih mencintai Evelyn, dan sampai kapanpun kamu masih mengharapkan gadis itu. Kamu selalu membandingkan gadis lain dengan Evelyn, artinya kamu masih mengharapkan Evelyn. Kamu masih mencintai Evelyn, Davit. Buka mata kamu dan terima perjodohan ini sebelum terlambat. Ibu gak mau tanggung jawab kalau kamu menyesal. Ini kesempatan yang baik kalau kamu bisa menikah dengan gadis itu. Ini kesempatan yang baik kalau kamu bisa menghabiskan hidupmu dengan gadis itu. Kamu bisa memakai kesempatan ini sebelum terlambat. Kamu bisa menerima perjodohan ini sebelum Evelyn membatalkannya. Ibu hanya ingin yang terbaik untuk kamu. Ibu hanya ingin kamu bahagia. Ibu hanya ingin kamu menikah dengan gadis yang kamu sayangi."
"Aku mau menerima perjodohan ini, Bu. Aku mau menerima pernikahan ini. Aku mau menikah dengan Evelyn Adelia Milly, aku masih mencintai gadis itu. Aku masih menginginkan gadis itu di dalam hidupku. Aku mau mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan Evelyn kembali. Aku masih mencintai Evelyn, Bu. Itu alasannya kenapa aku selalu menolak semua gadis selain Evelyn, karena hatiku masih mengharapkan Evelyn kembali. Karena aku masih mencintai Evelyn. Karena aku masih menyukai segala hal tentang Evelyn. Itulah sebabnya aku gak bisa membuka hati untuk siapapun, karena aku masih mengharapkan Evelyn kembali dengan aku dan menikah dengan aku."