Hari ini adalah hari di mana Evelyn melangsungkan fitting baju pernikahan. Gadis itu sudah siap dengan pakaiannya, sekarang dirinya sedang menunggu Davit yang katanya sudah on the way.
"Davit belum sampai, Sayang?" tanya Nyonya Gracia yang sedang mempersiapkan pernikahan.
"Belum, Bu. Katanya sedang di jalan," jawab Evelyn dengan jujur. Tadi memang Davit mengatakan bahwa dirinya sedang di jalan, oleh karena itu Evelyn mempersiapkan diri.
"Ya sudah, nanti kalau dia sudah datang kamu langsung jalan ke butik saja ya? Ibu mau mempersiapkan pernikahan kamu sama Tante Camilyn. Kamu hati-hati di jalan, jangan lupa pilih baju pernikahan yang paling kamu sukai," pesan Nyonya Gracia yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Evelyn.
***
"Kamu yakin tentang pernikahan kita? Kamu yakin tentang semuanya? Pernikahan kontrak? Apakah semuanya adalah hal yang tepat, Evelyn?" tanya Davit yang masih fokus dengan jalanan. Pria itu sedang mengendarai mobilnya menuju butik. Pria itu akan melangsungkan fitting baju pernikahan sekaligus foto prewedding.
"Yakin, aku kan udah pernah bilang sama kamu, Davit. Jangan pernah berharap apapun sama aku karena aku memang sudah tidak bisa mencintai kamu. Aku sudah memiliki kekasih lain yang memang aku sayangi. Kamu adalah orang yang mungkin Tuhan titipkan sementara untuk aku. Kamu adalah sebuah koma ketika hubungan aku dan kekasihku belum menemukan titik terang. Aku harap suatu hari nanti kamu akan bahagia dengan pilihan kamu ya, Davit. Aku harap suatu saat nanti kamu tidak mendapatkan perempuan seperti aku, kamu berhak mendapatkan gadis yang jauh lebih baik daripada aku."
Evelyn memberikan jeda pada ucapannya. Gadis itu hanya ingin mengucapkan semuanya dengan jujur. Ia tidak ingin memberikan harapan palsu kepada calon suaminya ini.
"Kamu itu laki-laki baik, dan kamu berhak mendapatkan perempuan yang jauh lebih baik juga. Kamu itu berhak mendapatkan cinta sejati kamu, aku tidak mungkin masuk ke dalam kriteria cinta sejati kamu itu. Harapanku semoga kamu bisa bahagia setelah bercerai dengan aku. Satu tahun adalah waktu yang singkat untuk sebuah pernikahan."
"Apa aku boleh menggunakan satu tahun itu untuk membuatmu jatuh cinta kepadaku?"
DEG!!!
Evelyn sama sekali tidak mengerti ini, maksudnya apa? Maksudnya dia akan benar-benar menjadi seorang istri dari Davit Archer?
"Maksudnya?" tanya Evelyn dengan polosnya.
"Apakah aku bisa meminta waktu satu tahun itu untuk membuat kamu jatuh cinta? Kamu menjalankan tugas sebagai istri, kamu memperlakukan aku seperti suami. Aku akan berusaha membuat kamu jatuh cinta. Jika kamu tidak jatuh cinta ke aku maka aku tidak masalah, aku akan setuju dengan perceraian itu. Namun jika kamu jatuh cinta, kita lanjutkan hubungan kita, kita akan menjadi suami istri sepenuhnya."
Evelyn memalingkan wajahnya ke arah jendela. Gadis itu tidak mau menatap Davit. Ini semua tidak masuk akal. Ia tidak berani mengambil resiko.
"Tidak, aku tidak mungkin mau seperti itu. Aku ingin terus mencintai kekasihku. Aku tidak akan menduakan dia lagi. Aku berharap kalau aku memang akan menikah dengan dia, kamu hanya akan menjadi koma di antara hubungan kita, Davit."
Davit tersenyum getir, cukup tahu bagaimana rasanya patah hati seperti ini. Ini semua sangat menyakitkan. Ini semua bahkan sama sekali tidak ada dalam daftar harapannya.
"Oke, kamu bebas melakukan apapun. Aku sama sekali tidak melarang kamu."
***
Davit sudah memilih tuxedo seperti apa yang akan ia kenakan untuk pernikahan nanti. Pria itu sedang duduk di sofa sambil menunggu Evelyn memilih gaun pernikahan untuk acara yang sama sekali tidak gadis itu harapkan.
"Davit, apakah gaun ini bagus? Ini adalah gaun kesukaanku, apa aku boleh membelinya dan mengenakan gaun ini untuk pernikahan?" tanya Evelyn yang membawakan sebuah gaun dengan belahan dada rendah, gaun itu sangat mini, sampai tidak pantas dikatakan gaun pernikahan.
"Ganti! Itu sangat tidak pantas dikatakan sebagai gaun pernikahan. Belahan dada gaun itu terlalu rendah, gaun itu juga terlalu mini. Apa pantas jika gaun pernikahan seperti ini? Sangat tidak pantas, Evelyn!" Davit memberikan penilaian kepada gaun yang Evelyn pilih, membuat Evelyn mengerucutkan bibirnya.
"Ya sudah, aku pilih yang lain saja." Gadis itu langsung menuju tempat gaun pernikahan tersedia, memilih ratusan gaun pernikahan yang ia sukai.
Gaya pakaian Evelyn memang seperti ini. Gaya pakaian Evelyn memang terkesan santai. Evelyn memang menyukai gaun dengan belahan dada rendah, Evelyn juga sangat menyukai gaun mini sebagai pakaian yang tidak ribet. Menurut Evelyn, saat ia mengenakan gaun dengan panjang yang melebihi kaki, kakinya tidak bisa leluasa dalam bergerak, akan lebih mudah jatuh juga.
"Apakah ini gaun yang bagus?" pikir Evelyn dalam hati. Gadis itu melihat gaun pernikahan yang mirip sekali dengan gaun pernikahan pertama. Gaun pernikahan dengan belahan dada rendah dan gaun yang panjangnya hanya sebatas lutut.
"Bagaimana dengan gaun ini, Davit?" tanya Evelyn yang memberanikan bertanya kepada calon suaminya.
"Ganti! Itu sama saja, Evelyn. Tidak ada bedanya dengan pakaian yang tadi. Cari gaun yang panjang dan tertutup!" perintah Davit final, sama sekali tidak suka dibantah.
"Tapi ini bagus, Davit. Ini indah, kamu saja yang tidak tahu model mana yang bagus dan mana yang tidak, kamu saja yang bisa tahu bagaimana caranya berpakaian modis." Evelyn langsung mengerucutkan bibirnya. Ia sudah terlanjur menyukai gaun ini. "Pokoknya aku akan memilih pakaian ini untuk pernikahan," lanjut gadis itu keras kepala.
"Jangan keras kepala, Evelyn! Jangan memakai pakaian yang sama sekali tidak pantas untuk pernikahan. Cari gaun lain yang jauh lebih pantas!" perintah Davit. Pria itu langsung menyeret Evelyn menuju tempat gaun tersedia. Pria itu berniat memilihkan gaun yang pas untuk gadisnya.
Jika Evelyn tidak bisa memilih pakaian mana yang bagus dan cocok, biar Davit saja yang memilih untuk gadis itu. Tentu saja pakaian yang tertutup dan jauh lebih pantas untuk acara pernikahan.
"Gaun ini saja," ujar Davit dengan menunjuk salah satu gaun panjang yang sangat jadul.
Evelyn tidak suka dengan pilihan Davit! Itu sangat kuno! Itu sangat jauh dari ekspetasi Evelyn! Itu adalah gaun terburuk yang sangat tidak modis.
"Tidak! Itu adalah gaun yang sama sekali tidak modis. Apa-apaan gaun ini? Benar-benar kuno dan seharusnya menjadi daster saja bukan gaun, tidak modis sama sekali. Tidak ada sesuatu hal yang nampak dari gaun itu. Tidak ada hiasan menarik, tidak ada hiasan yang modis, pokoknya tidak ada bagus-bagusnya."
Evelyn tidak suka dengan gaun itu, tidak suka dengan pilihan Davit. Gaun itu tidak bagus, gaun itu tidak cocok untuk tubuhnya.
"Oke jangan gaun ini kalau seperti itu. Aku akan carikan gaun yang jauh lebih cocok."
Davit kembali mencari gaun yang lebih cocok untuk Evelyn membuat Evelyn menghentakkan kakinya sebal. Ia tidak yakin dengan pilihan Davit, pasti pilihan Davit sama seperti tadi, kuno, jadul, tidak ada modis-modisnya. Memang dari dulu Davit itu membosankan.