Setelah pembagian kelompoknya selesai tak lama kemudian Rian datang dan bergabung bersama kelompoknya Daisy. "Lo yakin mau ikut permainan ini?" tanya Rian saat mengetahui bahwa Daisy ikut serta dalam permainan ini.
"Yakin," Jawab Daisy yang setelah itu melanjutkan obrolannya dengan Ella dan juga Riska.
"Rian." Irene yang tiba-tiba datang menghampiri Rian dan merangkul tangan Rian sambil bersandar di pundak Rian.
Namun Rian melepaskan tangan Irene dan menjauhi Irene karena ia benar-benar risih. Daisy yang melihat hal itu, hanya bisa tertawa kecil karena kasihan kepada Irene.
Irene yang menyadari jika dirinya diketawain oleh Daisy. Ia pun langsung melotot kepada Daisy sambil berkata "Apa lo ketawa-ketawa?"
"Enggak," ucap Daisy sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan menahan tawanya.
Ketika permainan dimulai, semua peserta mulai berjalan memasuki kawasan hutan bersama timnya masing-masing. Rian berjalan di paling depan bersama Irene yang selalu berusaha mencari perhatian kepada Rian.
Sedangkan Daisy, Ella dan juga Riska berjalan di paling belakang sambil berbincang-bincang dan sesekali Daisy melihat ke arah Rian dan juga Irene.
Entah kenapa Daisy benar-benar kesal dengan Irene, karena Irene selalu saja bergeliat manja dengan Rian walaupun Rian berusaha menjauh dari Irene namun Irene tetep saja tidak menyerah.
"Lo kenapa liatin Irene sama Rian terus? lo cemburu yaa..." tebak Ella sambil mendorong pundak Daisy dengan jari telunjuknya dan itu sedikit membuat Daisy terhuyung.
"Apa sih orang enggak cemburu juga, sotoy lo," elak Daisy.
"Alah... jujur aja lo Daisy, gak usah malu-malu kambing." Riska yang menyenggol pundak Daisy sambil tersenyum.
"Apaan lagi ini yaampun..." Daisy yang mulai gila karena dua sahabatnya itu.
"Juru aja udah kalo lo tuh suka sama Rian, iya kan?" Ella yang menaik turunkan alisnya.
"Cie... Daisy suka nih sama Rian," ledek Ella dengan suara yang kencang hingga Rian dan Irene menoleh ke ara Daisy dan saat itu juga rasanya Daisy ingin menghilang dari muka bumi ini dan mengutuk kedua sahabatnya itu.
Daisy langsung menghadap kebelakang dan menarik Ella dan Riska untuk menghadap kearahnya. "Lo berdua bisa diem gak?!"
"Tuh kan bener lo suka sama_" perkataan Ella dipotong oleh Daisy.
"Berhenti ledekin gue atau lo berdua gue dorong ke jurang!" ancam Daisy.
"Sadis banget lo Daisy," ucap Riska.
"Bodoamat." ucap Daisy ketus.
Namun Daisy melihat Riska dan Ella saling yang sedang melirik satu sama lain seperti sedang merencanakan sesuatu, "Jangan bilang..."
"DAISY SUKA SAMA RIAN!" ucap Ella dan Riska secara bersamaan sambil kabur untuk menghindari amukan Daisy.
"ELLA, RISKA!!" geram Daisy.
"Apa lo berdua liat-liat?" Ternyata Rian dan Irene masih memandangi Daisy.
"Sensian banget sih lo," ucap Irene sinis. Irene langsung merangkul tangan Rian dan mengajak Rian untuk melanjutkan perjalanannya.
Daisy yang melihat Irene kembali bergeliat manja kepada Rian langsung menghentakkan kakinya karena kesal.
Namun tanpa Daisy sadari sebenarnya Rian senang dan gemas melihat Daisy yang cemburu jika dirinya bersama Irene tapi Rian tidak menunjukan bahwa dirinya senang melihat Daisy cemburu seperti itu.
Daisy memilih menunggu Rian dan Irene pergi dari hadapannya dari pada ia semakin emosi lebih baik menunggu dan setelah mereka menghilang dari hadapannya barulah dirinya melangkahkan kakinya.
Lagi juga di setiap jalan sudah dikasih petunjuk untuk kembali ke tenda jadi dirinya tidak perlu takut tersesat.
Saat Rian dan Irene benar-benar menghilang dari hadapannya, Daisy mulai melangkahkan kakinya namun baru beberapa langkah tiba-tiba tali sepatunya lepas dan Daisy harus memasang kembali tali sepatunya agar nanti dirinya tidak tersandung.
Setelah selesai mengikat tali sepatunya Daisy melanjutkan perjalanannya tanpa Daisy sadari jika ia melewati jalan yang salah karena panahnya mengarah ke tempat yang seharusnya tidak ia lewati.
Papan petunjuk itu menuju ketempat dimana banyak sekali jurang yang sangat curam dan hewan buas.
"Loh kok papan petunjuknya gak ada lagi sih?" heran Daisy.
"Ini juga kok banyak banget jurang nya terus curam lagi," ucap Daisy sambil dengan hati-hati sedikit mendekati jurang nya untuk melihat bahwa jurang nya dalam atau tidak.
"Apa gue salah jalur kali ya? tapi tadi bener kok, gue liat papan arahnya nunjuk ke arah sini, masa iya gue salah." Daisy menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tapi gak ada salahnya juga sih kalo gue balik lagi untuk mastiin tuh papan bener nunjuk kearah sini atau enggak." Namun saat Daisy ingin melangkahkan kakinya untuk balik tiba-tiba Daisy mendengar suara Harimau yang sedang mengaum.
Daisy menelan ludahnya dengan susah payah, "Ka, kayanya gue emang harus balik deh," ucap Daisy yang akhirnya langsung kabur.
Namun Daisy bingung karena papan penanda jalannya hilang dan hal ini membuat Daisy takut sekaligus kebingungan.
"Gi, gimana ini kenapa papan nya gak ada?!" panik Daisy, tak lama kemudian suara Harimau itu kembali terdengar dan sepertinya Harimau itu mulai mendekat.
Tanpa berpikir panjang Daisy langsung mengambil jalur lurus. Karena memang ini jalur yang benar. Seharusnya ia tadi mengambil jalur lurus bukan belok ke arah kiri yang ditunjukan oleh papan penanda arah itu.
Untungnya tadi Daisy mendengar ucapan dari sih pemimpin permainan ini. Ia bilang bahwa para murid hanya berjalan lurus saja tidak perlu belok ke kanan atau pun kiri.
Namun saat Daisy sedang berlari sembari sesekali menengok kebelakang untuk memastikan bahwa jarak antara dirinya dan Harimau itu jauh.
Tiba-tiba Daisy menabrak dada bidang seseorang dan ternyata orang itu adalah Rian, langsung saja Daisy mengumpet dibalik tubuh Rian dan memberitahu bahwa dirinya sedang dikejar-kejar oleh Harimau.
"Lo dari mana aja? untung gue cariin kalo enggak udah di makan lo sama Harimau," ucap Rian.
"Sekarang bukan cuman gue aja yang bakalan dimakan sama Harimau tapi lo juga," ucap Daisy.
"Noh sekarang lo liat tuh ke depan." Daisy memutarkan badan Rian. Rian langsung cosplay jadi tameng untuk Daisy.
Karena tadi saat Daisy ingin mengumpet dibalik punggung Rian, Rian malah membalikkan badannya jadi Daisy dan Rian saling berhadapan.
"Lo tenang aja Daisy, lo gak usah takut," ucap Rian.
"gimana gue bisa tenang dan gak takut kalau Harimau nya aja udah di depan mata," panik Daisy.
"Gini aja, lo punya uang koin gak?" tanya Rian.
"Koin?" tanya balik Daisy.
"Iya lo punya gak?"
"Ahh ini ada tapi cuman satu." Daisy mengeluarkan uang 500 perak dari kantong celananya.
"Mana?" Rian menyodorkan tangannya.
"Ini." Daisy memberikan uang koin itu kepada Rian lalu Rian mengeluarkan tiga uang koin 500 perak dari kantong celananya.