Malam pun tiba dan inilah yang paling ditunggu-tunggu oleh semua murid. Duduk mengelilingi api unggun sambil bersenang-senang.
"Guys, seperti yang sudah kita sepakati, malam ini kita bakalan main game truth or dare. kalian semua pasti sudah tau game itu kan?" Rian mulai berbicara.
"Cara mainnya gimana kak?" tanya salah satu anak kelas sepuluh yang menggunakan jaket biru muda.
"Jadi kita akan menggunakan botol ini." Galang menunjukkan botol air minum yang sudah tidak ada airnya lagi.
"Botol ini akan kalian oper ke teman kalian yang berada di sebelah kanan dan mengikuti lagu yang akan diputar oleh Denta. setelah lagu itu berhenti, botol gak boleh di oper lagi. siapapun yang dapat botol itu, harus memilih antara truth or dare sebagai hukumannya." Galang menjelaskan peraturan permainannya.
Mereka semua berseru tanda bahwa mereka mengerti. berbeda dengan Rian, Rian malah menatap Daisy yang sedang asyik berbicara dengan Ella dan juga Riska.
Karena saat Galang menjelaskan cara permainannya. Rian terus saja menatap Daisy, ia tidak menyangka bahwa sahabat kecilnya ini sekarang sudah menjadi kekasihnya.
Rian tau bahwa dirinya akan membuat Daisy mengingat masa lalunya sedikit demi sedikit. Tapi selama dirinya tidak membuat Daisy mengingatnya dan Daisy masih amnesia itu semua tidak akan terjadi.
Lagi juga dirinya tidak terlalu tau tentang masalah yang di alami oleh kekasihnya itu. Karena kedua orang tua Daisy tidak memberi tahu masalahnya secara detail.
"Oke, mari kita mulai!"
Galang menyiramkan kayu yang sudah di tumpuk sedemikian rupa dengan minyak tanah lalu melemparkan sebatang korek kayu ke sana hingga api itu menyala.
Saat api itu menyala Rian tersentak kaget dan langsung berhenti menatap Daisy. Yang lain pun langsung duduk mengelilingi api unggun tersebut.
Rian langsung menyerahkan botol kosong itu kepada Bobby dan memberi kode kepada Denta agar mulai memutar lagu yang telah disiapkan. Musik itu terdengar nyaring tanda bahwa permainan telah dimulai.
Botol yang awalnya di pegang Bobby pun telah berpindah tangan, selama beberapa detik lagu itu diputar, Denta langsung mematikan musiknya.
"Truht or dare?" tanya Bobby setengah berteriak kepada adik kelasnya itu. Karena permainan ini dimulai dari Bobby maka Bobby lah yang berhak mengasih pertanyaan truth or dare nya.
"Truth," jawab cewek itu.
"Siapa yang lo taksir di sekolah dan apa alasannya?" tanya Bobby.
Cewek itu menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan dari Bobby. "Aku suka sama Kak Rian."
Daisy langsung melotot tak percaya saat mendengar jawaban dari teman sekelasnya itu, begitupun dengan Rian yang sedikit terkejut.
"Alasannya karena Kak Rian itu orangnya baik, cool, dan bisa bersikap dewasa," sambung cewek itu.
"Cool?? itu hanya sebuah pencitraan!" batin Daisy sambil membuang muka.
Semua murid pun langsung bersorak hingga membuat pipi cewek itu bersemu. Sementara Bobby langsung berdiri dari duduknya dan meledek Rian begitupun dengan Galang dan Denta.
"Mampus lo. ini mah auto langsung di putusin sama Daisy," ucap Bobby sambil tertawa puas. Ternyata Bobby tau jika Rian dan Daisy berpacaran.
"WHAT?!" pekik Galang hingga semua murid yang ada di sana melirik ke arah mereka bertiga.
"Budeg kumping gue tolol!" Denta menjitak kepala Galang hingga Galang meringis kesakitan.
"Lo udah pacaran sama Daisy?" tanya Denta.
"Lo pada bisa diem gak, atau lo, lo pada gak gue izinin nginep di rumah gue lagi!" ancam Rian.
"Kalo iya, kasian banget tuh cewek. baru juga ngungkapin perasaannya ehh malah di buat patah hati aja sama lo Rian," ucap Galang.
"Sekali lagi lo ngomong, siap-siap bendera kuning udah di depan rumah lo!" ancam Rian yang membuat Galang kicep.
"Lanjut Denta," ucap Rian yang membuat Denta, Bobby dan Galang kembali ke tempatnya.
Seperti tadi, Denta memutarkan kembali musiknya dan botol itu pun kembali berkeliling. Setelah cukup lama lagu tersebut diputar, Rian kembali menyuruh Denta untuk menghentikan musiknya.
"Truth or dare?" tanya cewek yang mengakui bahwa dirinya menyukai Rian. Siapapun yang terakhir memegang botol itu maka ia berhak mengajukan pertanyaan truth or dare.
"Dare," jawab Daisy.
"Dance House Party, lagu terbaru Super Junior," tantang cewek itu.
Saat tau bahwa tantangannya adalah Dance, Daisy langsung berdiri dari duduknya dan meminta Denta untuk memutarkan lagu House Party.
Denta langsung memutarkan lagu yang di pinta oleh Daisy. Saat lagu tersebut terdengar di telinga Daisy, Daisy langsung mulai menarikan tarian dari House Party dengan begitu lihai.
Daisy bisa dibilang seorang kpopers dan ia pun sangat jago dalam hal Dance. Jadi tidak usah diragukan lagi soal Dancenya.
Semua murid yang ada di sana pun langsung ikut berdiri dan mulai ikut menikmati tarian Daisy. Ada yang hanya menari bebas dan ada juga yang mengikuti Dance Daisy.
Semuanya tampak gembira hingga suasananya menjadi hangat. Murid yang tadinya pendiam kini menjadi aktif dan murid yang aktif pun semakin aktif mengekspresikan dirinya.
Namun sayangnya mereka semua harus mengakhiri permainan ini, setelah Daisy menyelesaikan Dancenya. Karena mereka semua harus beristirahat karena besok pagi mereka semua akan balik ke Jakarta.
* * * *
Daisy dan yang lainnya sudah berada di dalam bus. Mereka semua sedang dalam perjalanan pulang. Suasana bus kali ini lebih tenang karena hampir semua murid terlelap dalam mimpi mereka masing-masing.
Tapi tidak dengan Daisy. Daisy sibuk memainkan game online di ponselnya, Riska menyumpal telinganya dengan headset sambil memejamkan matanya, alias tidur sama seperti Ella dan yang lainnya.
Daisy memilih kursi untuk tiga orang di barisan tengah. Ia duduk di dekat jendela, Riska ditengah-tengah Daisy dan Ella.
Saat Daisy sedang asyik memainkan game online nya, tiba-tiba ada notif masuk dari Whatsapp nya. Awalnya Daisy menganggap itu tidak begitu penting karena notif itu dari nomor yang tidak ia kenal.
Tapi semakin lama Daisy semakin kesal, karena nomor itu terus saja mengganggunya bahkan sampai menelpon dirinya. Langsung saja Daisy menjawab telpon itu dan memaki orang tersebut.
"Heh! siapa sih lo?" tanya Daisy kepada orang yang menelponnya. Namun orang tersebut tidak menjawab sama sekali.
"Gara-gara lo gue jadi kalah main game tau gak!" Saat Daisy lagi mendekati kemenangannya dalam game online itu, orang tersebut menelponnya dan itu membuat Daisy kalah.
Sementara dari belakang Rian memperhatikan Daisy dengan menahan tawanya akibat ia berhasil mengganggu Daisy. Ya, yang menelpon dan mengganggu Daisy itu adalah Rian.
Awalnya Rian mengirim chat ke Daisy hanya untuk sekedar usil saja apa lagi saat ia tau bahwa Daisy sedang memainkan game online di ponselnya.