"Arghh! Kenapa semuanya jadi ngebela Daisy!" kesal Irene sambil duduk di atas meja dekat pintu.
Setelah mendengar pembelaan dari sahabat-sahabat Rian dan Ella terhadap Daisy. Irene pergi ke kelasnya karena kesal, semuanya pada membela Daisy apa lagi sekarang Rian menjauh darinya bahkan di sentuh sedikit oleh Irene saja Rian menolak.
"Rian juga kenapa dia jadi deket sama Daisy? padahal Rian gak pernah mau deket sama murid perempuan sedikitpun apalagi Daisy itu murid baru sekolah 7 minggu." Irene yang tak habis pikir dengan Rian.
"Gue rasa Rian ada rasa deh sama Daisy," ucap Stella.
"Gue juga ngerasa kaya gitu, apalagi Rian selalu deket sama Daisy." Maudi yang menyetujui ucapan Stella.
"Pokonya gue akan kasih pelajaran ke Daisy," ucap Irene dengan tatapan yang siapapun melihatnya pasti akan bergidik ngeri.
"Gimana kalo kita kasih pelajaran ke Daisy di saat kemping?" saran Maudi.
"Kemping? emangnya sekolah kita ngadain kemping?" tanya Stella.
"Tadi itu pas kita lewatin ruang guru gue denger kalo guru-guru pada ngomongin acara kemping," ucap Maudi.
"Tapi sih khusus kelas 10 doang." sambung Maudi.
"Terus buat apa lo saranin ke kita, lo lupa kita ini kelas 11?" tanya Stella yang tak habis pikir dengan Maudi.
"Lo dengerin gue dulu, gue belom selesai ngomong tau," ucap Maudi kesal.
"Emang bener kemping itu khusus kelas 10 tapi guru-guru akan memilih 3 orang perwakilan dari setiap kelas 11 sama 12," jelas Maudi.
"Bagus jadi kita bisa melakukan rencana kita nanti girls!" seru Irene yang di sambut semangat oleh Maudi dan Stella.
"Sampai kapan lo akan bertindak jahat sama orang lain?" Denta yang tiba-tiba datang menghampiri Irene.
"Ngapain lo kesini?" Irene malah balik bertanya kepada Denta.
"Jawab pertanyaan gue. sampai kapan lo akan bertindak jahat sama orang lain terutama Daisy?" Denta yang mengulangi pertanyaan nya. Mau dan Stella memilih pergi karena mereka berdua tidak mau mengganggu perdebatan antara Adik dengan sang Kakak.
"Maudi ke kantin aja yuk, merinding gue kalo Denta udah deket-deket sama Irene," ajak Stella. Memang aura Denta akan berubah drastis kalo sudah bersama Irene beda jika bersama Bobby, Galang dan Rian pasti auranya hangat.
"Sama gue juga ayuk," ucap Maudi yang menyetujui ajakan Stella.
"Karena gue pengen semua orang bertekuk lutut di hadapan gue terutama lo, Daisy dan Rian!" jelas Irene yang setelah itu turun dari atas meja dan pergi meninggalkan Denta.
"Lo emang keras kepala Irene," ucap Denta sambil melihat punggung Irene yang semakin menjauh.
* * * *
Setelah bel tanda istirahat telah selesai, semua murid kelas 10-A sekarang berada di lapangan mengenakan seragam olahraga, karena hari ini ada pelajaran olahraga.
"Mana sih Pak Edy, lama banget dateng nya," ucap Ella yang duduk di baturan pinggir lapangan.
"Iya nih entar yang ada malah gak olahraga kaya minggu kemarin," ucap Daisy yang juga ikut duduk di samping Ella.
"Lah kok belom ada Pak Edy sih?" Riska yang tiba-tiba datang karena baru saja selesai ganti seragam olahraga.
"Biasa guru ngaret," celetuk Ella sambil bercermin dengan cermin kecil yang selalu ia bawa di dalam sakunya.
"Ayok semuanya kumpul dan baris yang rapih," ucap seseorang dengan lantang sambil meniup peluit yang di kalung kan nya.
"Loh kok lo sih Rian yang ngajarin?" heran Ella yang sudah baris di lapangan, barisan paling depan sebelah Daisy.
"Pak Edy mana?" tanya Riska. Riska baris di bagian depan samping Daisy. Karena posisi Daisy berada di tengah-tengah, di antara Riska dan Ella.
"Pak Edy lagi sibuk mangkanya gue yang di suruh gantiin," jawab Rian santai, berlagak seperti guru.
"Kaya gak ada guru olahraga yang lain aja dah," celetuk Daisy sambil memutarkan bola matanya malas. Ucapan Daisy barusan membuat Rian menoleh ke arahnya.
"Ayok sekarang kita lakukan pemanasan terlebih dahulu," perintah Rian sambil melakukan gerakan pemanasan pada umumnya yang di ikuti juga oleh murid yang lain.
Saat melakukan pemanasan dengan mengangkat kaki sebelah kanan, Ella tidak bisa menjaga keseimbangannya. "Aduh, aduh, aduh," ucap Ella yang berusaha untuk menahan keseimbangannya.
Ella merentangkan tangan sebelah kiri tapi tetap saja ia tak bisa menjaga keseimbangannya dan akhirnya tangan kirinya mendorong pundak Riska.
"Ahk!" ringis Riska karena pundaknya di dorong oleh Ella.
Riska yang sudah berhasil menyeimbangkan akhirnya juga ikut tak seimbang dan mendorong pundak Daisy.
"Eh, eh, eh...." Daisy yang berusaha menjaga keseimbangannya namun nihil. Karena Riska mendorong Daisy ke depan akhirnya Daisy pun jatuh ke depan tepat di hadapan Rian yang sedang melakukan pemanasan tapi untungnya Rian menggapai tubuh Daisy dan terjadilah Tatap-tatapan. Sementara Riska dan Ella saling menyalahkan.
"Ella! lo bisa gak sih jaga keseimbangan lo?" kesal Riska karena ulah Ella keseimbangannya jadi gagal.
"Ehh, ini gua lagi berusaha tapi susah!" balas Ella.
"Udah tau susah kenapa lo dorong gue? liat gue jadi susah nyeimbangin nya lagi!" balas Riska tak kalah garangnya.
"Itu gue gak sengaja, maaf," minta maaf Ella.
"Arghhh!" geram Riska sambil mengepalkan tangan nya di depan muka Ella.
Ella yang melihat ke belakang Riska langsung menyuruh Riska menoleh ke belakang. "Riska liat deh,"
"Liat apaan sih?" Riska yang masih kesal. Ella yang geram langsung memutarkan kepala Riska ke arah dimana Daisy dan Rian sedang berpelukan sambil tatap-tatapan.
"Cantik." satu kata yang terlintas di dalam benak Rian saat Rian menatap wajah Daisy.
"Aduh gawat jantung gue!" panik Daisy di dalam hati.
"Ekhemm, ekhemm, ekhemm..." Ella dan Riska berdehem hingga membuat Rian dan Daisy memutuskan kontak mata dan melepaskan pelukan mereka berdua.
"Makasih," ucap Daisy kikuk dan kembali berdiri di tempat semula.
"Iya sama-sama," balas Rian juga kikuk. Setelah itu mereka semua lanjut melakukan pemanasan.
* * * *
"Daisy, Ella gue deluan ya bay!" pamit Riska yang langsung pergi.
"Hati-hati!" seru Daisy.
Saat Daisy dan Ella sedang asyik berjalan menyusuri koridor tiba-tiba Irene sengaja menandakan dirinya dan menumpahkan minuman yang ia bawa ke seragam Daisy.
"Oops!" Irene meletakan telapak tangannya di mulut.
"Kotor deh seragamnya," sambung Irene dengan nada mengejek lalu tertawa.
Irene berhenti tertawa saat Ell mendorong pundak nya dengan jari telunjuknya hingga dirinya terhuyung sedikit.
"Lo_" perkataan Ella terpotong karena Irene juga menumpahkan minuman nya di seragam Ella.
"Tuh kan... seragamnya jadi ikutan kotor," ucap Irene dengan senyum meledek.
Karena Daisy kesal Daisy langsung mengambil paksa minuman Irene dan menyiramkannya ke seragam Irene hingga airnya habis.