Chereads / Daisy Chain / Chapter 16 - Lapar

Chapter 16 - Lapar

Karena kesal, Daisy langsung mengambil paksa minuman Irene dan menyiramkannya ke seragam Irene hingga airnya habis.

"Hah!" respon Irene saat seragamnya di siram oleh Daisy.

"Itu hukuman buat orang yang udah bikin kesabaran gue habis," ucap Daisy tanpa ada rasa takut sedikitpun terhadap Irene.

"Kurang ajar lo Daisy!" geram Irene dengan penuh emosi.

"Liat seragam gue kotor!" Irene yang tidak terima jika seragamnya kotor.

Daisy tersenyum sinis kepada Irene "Bodoamat," ucap Daisy santai.

Irene sangat kesal karena tatapan Daisy yang seakan-akan meremehkan dirinya apa lagi Irene sama sekali tidak melihat rasa takut di diri Daisy.

"Lo tau gue anak dari Brawijaya, anak dari pemilik Hotel Brawijaya, hotel terbesar di Jakarta dan terkenal di satu Indonesia," ucap Irene dengan penuh penekanan di setiap katanya.

"Dan gue bisa aja ngeluarin lo dari sekolah ini dan buat lo gak di terima di sekolah manapun," ucap Irene yang berharap Daisy takut padanya.

"Heh! Nenek lampir, asal lo tau ya Daisy itu an_" Daisy yang langsung mencubit pinggang Ella agar berhenti bicara. Karena Daisy tau apa yang ingin Ella bicarakan. Sedangkan Ella yang di cubit pinggang nya hanya meringis kesakitan.

"Mau lo anak orang kaya atau presiden sekalipun, gue gak perduli!" Daisy yang langsung membawa Ella menjauh dari hadapan Irene setelah mengucapkan itu.

Sementara Irene semakin tersulut emosi setelah mendengar perkataan Daisy. "DAISY!!"

"Sabar Irene sabar," Stella menenangkan Irene.

"Gimana gue bisa sabar coba!" kesal Irene.

"Udah Irene mending kita shoping aja supaya lo tenang dan gue bahagia," ucap Maudi yang membuat Stella menyikut Maudi.

"Lo mau Irene juga kesel sama lo huh?" tanya Stella yang di jawab dengan gelengan dari Maudi.

"Gue mau balik," pamit Irene yang langsung pergi ke parkiran sekolah.

"Eh, Irene," ucap Stella saat melihat Irene pergi.

"Ahk gara-gara lo sih," ucap Stella langsung pergi menyusul Irene.

Sementara Maudi masih di tempat ia berdiri dan bingung "Loh kok gue sih?" tanya Maudi sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Padahal kan gue cuman ngajak shoping doang," gumam Maudi sambil berjalan.

* * * *

"Sakit bego!" umpat Ella sambil memagang pergelangan tangannya setelah itu mengambil kunci mobilnya.

"Mangkanya jangan kasih tau identitas gue ke siapapun," ucap Daisy sambil jalan menuju mobil Ella.

"Habis gue kesel banget sama sih Irene," ucap Ella sambil menyilang kan tangan nya di depan dada.

"Rasanya gue pengen tuh copotin mulutnya biar dia berhenti ngejelek-jelekin orang!" dumel Ella.

Tiinn (Daisy membunyikan klakson mobilnya)

"Gue deluan ya Ella!" pamit Daisy dari jendela mobil.

"Eumm... hati-hati!" jawab Ella sambil membuka pintu mobilnya.

* * * *

Dalam perjalanan menuju rumahnya, Daisy merasa bosan dan terus menguap karena ngantuk, rasanya Daisy ingin Cepat-cepat sampai rumah lalu tidur.

Untuk menghilangkan rasa bosan nya. Daisy mengambil ponselnya yang berada di dalam tas yang ia letakan tasnya di sebelah lalu menyetel lagu favoritnya yang membuatnya menjadi semangat.

Tapi tiba-tiba Daisy kepikiran Rian, karena sejak tadi pagi bahkan sampai pulang sekolah pun Daisy tidak melihat Rian. Daisy juga tidak melihat rombongan nya Rian.

Karena Daisy terlalu memikirkan Rian mobil Daisy sampai oleng dan hampir menabrak pembatas jalan, untung saja jalanan sepi karena Daisy sekarang sudah memasuki kawasan komplek rumahnya.

"Aish! kenapa gue jadi mikirin sih ketos nyebelin itu sih!" kesal Daisy, karena dirinya terus saja memikirkan Rian.

Daisy membunyikan klakson mobilnya agar Pak Budi satpam rumahnya membuka gerbang dan mobil Daisy pun bisa masuk ke halaman rumah.

Namun pak Budi ternyata tidak ada jadi Daisy turun dari mobil dan membuka pintu gerbang sendiri lalu menutup pintunya sendiri. Setelah menutup gerbang Daisy masuk ke dalam kamar.

Daisy melempar tasnya ke atas kasur dan dirinya pergi ke kamar mandi untuk membasuh dirinya agar lebih segar.

Mengenakan celana levis pendek sepaha dan kaos putih over size polos, Daisy menuruni anak tangga yang di buntuti oleh Suzy si kucing putih peliharaan nya.

Daisy terus menerus memanggil Bi Surti saat menuruni tangga sampai ke dapur tapi bi Surti itu tidak menanggapi panggilan Daisy.

Sampai Daisy memanggil Bi Surti di halaman rumah, mungkin Bi Surti sedang menyiram tanaman atau menyapu halaman rumahnya dan Suzy pun masih setia mengikuti Daisy.

"Bi Surti...." panggil Daisy.

"Bi Surti kemana sih?" kesal Daisy.

"Ehh.... Suzy!" panik Daisy karena Suzy ingin keluar dari rumah dengan menerobos celah kecil yang berada di gerbang.

Daisy langsung mengangkat Suzy dan membawanya masuk ke dalam rumah tak lupa Daisy juga menutup pintu depan dan pintu belakang agar nanti Suzy tidak kabur.

"Bi Surti mana sih, laper banget nihh pengin makan," keluh Daisy sambil berjalan menuju depan TV dan duduk di atas sofa sambil masih memangku Suzy.

"Pak Budi juga gak ada di rumah," ucap Daisy sambil memanyunkan bibirnya.

"Apa Bi Surti sama pak Budi lagi ke pasar kali ya," ucap Daisy yang masih mengelus Suzy. Namun tak lama kemudian Suzy mencakar paha Daisy dan pergi meninggalkan Daisy.

"SUZY!" pekik Daisy karena pahanya di cakar dan terlihat jelas garis panjang sedikit merah di pahanya yang mulus itu.

"Awas ya gak akan gue kasih makan lo, pokonya cari makan sendiri!" Suzy pun terdiam dan menoleh ke arah Daisy dengan tatapan yang datar, seakan-akan tidak perduli dengan ucapan Daisy.

Setelah menoleh ke arah Daisy kucing itu langsung memalingkan wajahnya dan melanjutkan jalannya entah mau pergi kemana hanya kucing itu yang tau.

"Dasar kucing gak tau sopan santun!" kesal Daisy yang kembali duduk di sofa.

"Ahhh... laper...." rengek Daisy yang sekarang posisi nya tiduran di atas sofa sambil menghentak-hentakan kakinya.

"GUE LAPER... PENGEN MAKAN!" rengek Daisy sambil memegang perutnya.

"Udah di rumah sendirian terus gak bisa masak pula, lengkap sudah derita gue," pasrah Daisy.

"Oh iya, gue pesen makanan aja," seru Daisy yang langsung mengubah posisi nya menjadi duduk.

Daisy memesan banyak makanan karena Daisy benar-benar di landa kelaparan setelah itu Daisy tinggal menunggu makanan nya tiba sambil ngemil cemilan yang sudah di sediakan di atas meja ruang tamu.

Karena Daisy menunggu makanan nya lama jadi Daisy tertidur di sofa hingga pukul 20:00 WIB. Itu juga Daisy tidak akan bangun jika bukan di telpon oleh Dony.

"Iya kak Dony, entar Lia jemput," ucap Daisy sambil mengucek-ngucek matanya dan menguap.

"Sekarang jemputnya jangan entar," ucap Dony dari telpon.

"iya kak, yaudah Lia siap-siap dulu,"