"Yaudah Lia siap-siap dulu," ucap Daisy yang langsung mematikan telepon nya secara sepihak.
Daisy meletakkan ponselnya di atas meja ruang tamu dan langsung pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian nya dengan piyama Tie Dye.
Daisy tidak mandi karena Daisy merasa udara hari ini sangat dingin jadi ia hanya mencuci wajahnya dengan sabun saja.
Setelah mencuci mukanya Daisy mengelap wajahnya dengan handuk kecil sambil berjalan ke meja rias dan berhenti tepat di cermin meja rias.
"Ahk... seger tapi dingin," ucap Daisy dengan menggigil sambil meletakkan handuk kecil berwarna putih di atas meja rias dan menatap pantulan dirinya di cermin.
Daisy mengambil jepitan rambut dan mencepol asal rambutnya dengan jepitan rambut itu. Saat Daisy membuka laci kecil yang ada di meja rias tersebut dan meraba isi lacinya untuk mengambil kunci mobil yang selalu ia taruh di dalam laci itu ternyata kunci mobilnya tidak ada di tempatnya.
"Loh kok kunci mobilnya gak ada sih?" Daisy yang mulai panik sambil tangan nya yang masih meraba isi laci tersebut.
"Kalo kaya gini ceritanya, gue naik apa dong buat jemput sih kak Dony," ucap Daisy bertolak pinggang.
"Apa gue suruh kak Dony naik taksi aja kali ya?" tanya Daisy kepada dirinya sendiri.
"Yaudah deh gue telpon kak Dony aja entar gue suruh dia naik taksi," ucap Daisy yang langsung turun ke bawah untuk mengambil ponselnya yang tadi ia letakkan di atas meja.
Namun sebelum turun kebawah Daisy mengambil jaket berwarna abu-abu yang ia gantung di kastok, Daisy merasa malam ini udaranya sangat dingin terlebih lagi dirinya mengenakan baju tidur berlengan pendek.
Daisy mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Dony. "Yah gak aktif lagi." Daisy menatap layar ponselnya.
"Pak Budi udah pulang belum ya?" Daisy langsung berjalan ke pintu keluar dan tepat sekali saat Daisy membuka pintunya Daisy melihat Pak Budi baru saja turun dari ojek.
Daisy langsung menghampiri Pak Budi untuk meminta kunci mobil yang selalu di pegang Pak Budi.
"Pak Budi," panggil Daisy di ambang pintu lalu berlari kecil untuk menghampiri satpamnya itu.
"Iya non Lia ada apa?" tanya Pak Budi setelah menutup gerbang rumah.
"Itu Lia mau minta kunci mobil." Daisy mengulurkan tangannya tanda meminta.
"Mobilnya lagi di bengkel non, soalnya tadi mogok di jalan pas anterin Bi Surti ke kampung," ucap Pak Budi.
"Terus gimana dong ini," bingung Daisy.
"Lah itu kan ada mobil non Lia sendiri, kenapa gak dipakai aja?" Pak Budi melihat ke arah mobil Daisy yang berada di bagasi.
"Lia lupa naro kuncinya Pak," ucap Daisy yang di akhiri cengiran.
"Eumm..." Daisy berfikir sambil melihat sekelilingnya dan pandangan matanya menangkap motor Pak Budi yang terparkir di samping pos tempat Pak Budi meronda.
"Pak Budi, Lia pinjem motornya ya?" izin Daisy kepada Pak Budi.
"Tapi non Lia kan gak dibolehin naik motor sama orang tuanya non," ucap Pak Budi.
"Udahlah gak apa-apa soalnya ini tuh penting," ucap Daisy sambil mengibaskan tangannya di udara.
"Tapi non Lia udah tiga tahun gak naik motor," khawatir Pak Budi pada Daisy.
"Udah gak apa-apa, pokonya Pak Budi gak usah khawatir," ucap Daisy meyakinkan Pak Budi.
"Sekarang mana kunci motornya?" Daisy mengulurkan tangannya tanda meminta.
"Ini non." Pak Budi memberikan kunci motornya kepada Daisy.
Setelah menerima kunci motornya, Daisy langsung menghampiri motor satpamnya itu dan langsung memasukkan kuncinya ke dalam lubang kunci motor tersebut tapi Daisy lupa cara menghidupkan motornya.
"Pak Budi, tombol stater nya dimana?" tanya Daisy sambil melihat-lihat tombol yang ada di motor itu.
"Itu non pencet tombol stater yang ada di sebelah kanan," ucap Pak Budi yang menunjukan di mana tombol stater untuk menghidupkan motornya.
"Oke Lia pergi dulu Pak!" pamit Daisy yang langsung menjalankan motornya.
* * * *
Selama di perjalanan Daisy mengendarai motornya sangat pelan seperti siput, karena jika ia mengebut yang ada angin semakin kencang dan dirinya semakin kedinginan. Soalnya tadi habis hujan jadi hawa udaranya menjadi dingin.
"Padahal gue udah pake jaket tapi masih aja kedinginan," ucap Daisy.
Tak lama kemudian Daisy melihat ada seseorang yang sedang berdiri di trotoar. Dari perawakan nya Daisy sudah bisa nebak bahwa itu adalah Dony.
Daisy langsung memanggil kakaknya itu dengan sangat lantang. "KAK DONY!!" Daisy yang masih mengendarai motornya.
Dony yang merasa terpanggil pun akhirnya menoleh dan Dony menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang memanggilnya. Sebenarnya Dony sudah tau siapa yang memanggil dirinya, karena Dony sangat mengenal dengan suara itu tapi ini hanya untuk memastikannya saja.
Dan dugaannya benar, Dony melihat adiknya yang sedang mengendarai motor sambil meneriaki namanya sebanyak empat kali.
"KAK DONY." Daisy memanggil nama kakanya dengan sangat lantang karena jarak antara dirinya dan Dony sedikit jauh.
"KAK DONY...."
"KAK__"
"Udah jangan teriak-teriak berisik," ucap Dony saat Daisy sudah memberhentikan motornya tepat di hadapannya.
"Siapa yang teriak-teriak, orang Lia manggil kak Dony kok," ucap Daisy sambil mematikan motornya.
"Iya manggilnya kan bisa biasa aja gak usah teriak-teriak," ucap Dony sambil mengusap kepala Daisy gemas hingga rambutnya berantakan.
"Kak Dony!" kesal Daisy.
"Iya maaf-maaf," minta maaf Dony sambil tertawa kecil.
"Turun, biar kak Dony aja yang nyetir," bukan nya turun Daisy malah mundur ke belakang karena males turun.
"Lia kenapa naik motornya Pak Budi? mobil Lia emang kemana?" tanya Dony yang sudah duduk di atas jok motor.
"Mo__" ucapan Daisy terhenti akibat ulah kakaknya itu.
"Kak Dony! bikin Lia jantungan aja," omel Daisy sambil memukul pundak Dony. Karena tadi di saat Daisy ingin menjawab pertanyaan Dony, tiba-tiba Dony iseng dan langsung ngegas motornya supaya adiknya itu kaget dan itu pun berhasil.
"Lagian kamu sih gak pegangan," ucap Dony.
"Dari tadi emang udah pegangan, nih liat nih," ucap Daisy sambil mempererat pegangan nya di baju Dony.
"Berati kurang kenceng pegangannya," elak Dony.
"Tau ahk," kesal Daisy.
"Yaudah-yaudah sekarang jelasin kenapa kok kamu naik motor bukannya mobil, emang mobil kamu kemana Lia?" Dony yang menagih jawaban dari pertanyaan nya tadi.
"Ya itu Lia tadi mau jawab cuman KEPOTONG gara-gara kak Dony main ngegas aja motornya," jelas Daisy.
"Yaudah sekarang jawab apa alasannya kamu naik motor, kan mama sama papa udah ngelarang kamu buat naik motor," ucap Dony.
"Lia lupa naro kunci mobilnya dimana, jadi Lia naik motor aja deh," jelas Daisy sambil menyandarkan kpalanya di pundak Dony.