Kiara duduk diruang tunggu Ayah Rivan bersama Rika selesai mereka makan siang tadi sementara, Ayah Rivan masih meeting dan belum keluar dari ruang meeting.
tak lama Ayah Rivan keluar dengan ruang meeting bersama beberapa stafnya, setelah stafnys kembali kerusngannya ia lalu menghampiri Rivan dengan teman-temannya
"Ayo masuk, ajak temannya" Ia menyuruh mereka masuk kedalam ruangan.
"Yang mana Van anaknya Indra?" Irvan memandang Kiara dan Rika sambil tersenyum.
"Saya Om, Om kenal dengan Papah saya?" Kiara bingung mengapa Rivan membawa-bawa nama Papahnya.
"Tentu saja kenal sesama pengusaha pasti kenal apa lagi kami pernah bekerja sama," Irvan seperti ingin menunjukan bahwa mereka satu level yang membuat Kiara berfikir bahwa Irvan ayahnya Rivan ini sombong.
'maksudnya apa sih pamer banget lagian aku juga gak tanya kalian kenal dimana,' Kiara berbicara pada dalam hati. Namun diwajah ia hanya tersenyum.
"Jadi bagaimana apa yang Om bantu?" Rivan lalu meminta Kiara untuk menjelaskan maksud tujuan nya kemari setelah menjelaskan semua program dan ramcangan seluruh kegiatan ketika Kiata hendakmmembicarakan soal budget tiba-tiba Irvan menghentikan pembicaraan Kiara.
"Okey Om paham, Om akan membiaya seluruh total acara tapi ada syaratnya," Kiara bingung ia menengok kearah Rika, Rika hanya mengangkat bahu sementara Rivan malah tertunduk sambil tersenyum.
Maksud Om Syarat apa, Lagi pula kami sudah ada donatur utama kok kami cuma butuh sekitar 57 juta kurangnya Om," Kiara bingung dengan perkataan Irvan apa Rivan tidak memberi tahu bahwa mereka cuma butuh 57 juta.
'Tahu gitu bilang Darren saja buat minta kurangnya' Kembali dia berkata pada dirinya sendiri. Irvan memandang Rivan dia sepertinya salah sangka dipikirnya mereka butuh dana semuanya.
"Ooh Om kira butuh semua yang twrtera disini, habis tidak ada keterangan sih ada donatur yang sudah menbiayai kegiatan," Irvan mencoba menutup malunya.
"Iya karena itunkami datang kemari mungkin saja Om mau membantu untuk mensukseskan acara kami yang semia ini di prakasai oleh ide nya Rivan," Kiara menjelaskan tujuan sebenarnya.
"Untuk dana yang sudah kami dapatkan Om bisa lihat dilembar terakhir yaitu lembar lampiran," Kiara kembali menjelaskan.
"Ohhh begitu baik lah kalau begitu Om akan setiji proposal ini," lai Irvan menanda tangani lembar persetujuan sebagai sponsorship dari kegiatan pentas musik tersebut.
Setelah selesai Irvan lalu memanggil sekertarisnya dan meminta bendahara mengirimkan uang sebesar 57 juta kerekening kegiatan yang dimaksud. sementara Randi bingung dengan mudahnya ayahnya memberikan uang sebesar 57 juta untuk kegiatan mereka, dan bukankah planingnya bukan seperti ini.
"Kalian sudah makan?" tanya Irvan lagi.
"Sudah Om tadi waktu Om rapat kami makan dikantin ini," Kali ini Rika yang buka suara.
"Wah kamu malukan Rivan masa hanya membawa mereka makan dilantin atas bukan ditempat yang lebih baik," Irvanemandang anaknya itu, bagaimana bisa dia mendapatkan Kiara kalau mengajakan makan siang saja cuma ketempat seperti itu, Harusnya dia bawa makan direstoran sebelah gedung dimana disana ada restoran mahal yang akan bisa menunjukan siapa Rivan sebenarnya.
"Tidak apa-apa Om tujuan kami kesini juga untuk menpresntasikan proposal ini kok Om bukan untuk makan-makan," Kembali perkataan Kiara menohok pada Irvan.
"Ya sudah kalau gitu, Kalian pulang pakai apa?" tanya Irvan lagi.
"Saya bawa kendaraan sendiri Om," Kiara menjawab pertanyaan Irvan.
"Ooooh kalia tidak bareng toh, kamu kenapa tidak jemput Van," Kiara yang melihat Rivan seperti ditekan ayahnya memandang heran pada anak dan Ayah tersebut.
"Tidak apa-apa Om saya kebetulan tadi ada keperluan jadi tidak bisa bareng lagi pula saya tidak suka menumpang kendaraan orang lain Papah saya menajarkan saya untuk mamdiri jadi sebisa mungkin memggunakan fasilitas yang ada saja agar tidak merepotkankan orang lain," Irvan hanya mengangguk-anggukan kepala.
"Kalau begitu kami panit dulu Om, maaf sudah mengganggu dan merepot om dan terimakasih untuk pastisipasinya untuk mensuksek acara kami Om," Kiara memang diajarkan untuk selalu sopan namun tegas pada siapapun walau ayahnya memiliki semua bukan berarti dia menjadi anak yang kurang ajar.
"Baiklah kalau begitu, terima kasih sudah memberi kesempatan pada Om untuk bisa berpastisipasi untuk acara kalian," Kiara dan Rika berdiri dari sofa untuk menyalami Irvan.
"Kiara, kamu mau tidak kalau Om jodohkan dengan Rivan?" Kiara sempat terkejut namun kemudian dia tersenyum.
"Terima kasih Om buat tawarannya tapi maaf saya sudah meniliki kekasih, dan orang tua kami sudah saling setuju saya tidak akan menghianati kepercayaan kekasih dan orang tua saya Om jadi sekali lagi Maaf," Kania menolak dengan halus agar Pris yang lebih muda dari ayahnya ini tidak tersinggung dengan penolakannya.
"Wah beruntung sekali pria itu memiliki wanita yang amat setia padanya, apakah pria itu lebih hebat dari anak Om?" Irvan mulai membandingkan hal paling tidak disukai oleh Kiara
"Saya tidak tahu Om karena saya tidak pernah melihat orang dari luarnya saja, tapi untuk saat ini buat saya pria itu adalah yang terbaik buat saya," Pekataan Kiara membuat kembali harga dirinya jatuh dengan sopan karena tidak ada terlihat perkataan Kiara untuk menjatuhkan orang lain.
"Baik Om saya permisi dan bendara sudah mengabarkan barusan dananya sudah masuk kerekening kami, Sekali lagi maaf Om sudah merepotkan dan terima kasih," Irvan mempersilahkan mereka keluar sementara Rivan sangat kesal, dia berharap dengan menunjukan siapa ayahnya dan apa kuasanya ternyata tidak mampu meluluhkan hati Kiara untuk berpaling padanya.
"Ra," Rivan berlari dan mengejar Rika dan Kiara yang lebih dulu keluar dari ruangan Irvan.
"Ya ada apa Ka?" Rika dan Kiara menghentikan langkahnya.
"Maaf atas perkataan ku tadi ya aku harap kamu tidak marah atau tersinggung, Ayahku mungkin merasa aku orang yang baik jadi dia ingin menjodohkan kamu sama aku," Rivan memandang Kiara ia khawatir gadis itu akan marah dan menjauh darinya.
"Ooohh itu tidak apa-apa ka, tapi bilang jangan menilaiku terlalu tinggi aku khawatir dia kecewa jika ternyata aku tidak seperti pikirannya, tapi sudah lah lupakan saja dan sekarang Kami mau pulang ada hal lain yang harus kami kerjakan Ka, sampai bertemu besok dikampus," Kiara dan Rika meninggalkan Rivan yang terpaku di lobi sementara Rika dan Kiara lalu menuju parkiran setelah didalam mobil Kiara melajukan kendaraannya untuk mengantar Rika pulang.
"Kamu ngerasa gak sih sebenarnya Rivan seperti sengaja ingin mempertemukanmu dengan Ayahnya, dan aku melihat Rivan sepertinya menyukaimi, dan kurasa setelah kau melihat siapa dan anak siapa dia sebenarnya dia harap kamu akan berpindah hati dari Ka Darren," Rika mengambil kesimpulan dari apa yang terjadi barusan.
"Ya Biarin aja Ka, aku udah tau kok dari teman-teman yang lain hanya saja aku pura-pura gak tahu, karena aku gak mau hubungan aku sama dia jadi canggung, Pada dasar Rivan itu baik kok kak, tapi kalau berbicara hati gue tahu banget kalau hati gue untuk saat ini dan mudah-mudahan selamanya hanya untuk Ka Darren, Aku bukan cuma karena ingin balas jasa karena dia sudah membantu banyak dari SMA tapi perasaan tulus dari Ka Darren yang gak bisa aku singkirin dari hati aku Ka?" Kiara tersenyum dibalik kemudi sudah 3 hari pujaan hatinya sibuk membantu ayahnya di Surabaya dan Kiara berharap Darren disana akan sama dengan dirinya, merindukan dirinya.