Keesokan harinya di sekolah, Jiro datang lebih awal ke sekolah karena Sora yang
memintanya. Jiro pun sempat membaca kembali SMS dari Sora di ponselnya "Jiro. Besok datang
lebih awal ya, ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu". Jiro pun menutup kembali ponselnya
dan menunggu Sora. Tak beberapa lama kemudian, "Jiro!!!" Teriak Sora sambil memanggilnya
dari kejauhan. Jiro pun kaget. Sora segera berlari ke arahnya sambil membawa kotak makan di
tangannya. "Apa ini?" Tanya Jiro. "Nanti jam istirahat dimakan ya, aku membuatnya spesial
untukmu" Balas Sora sambil tersenyum. Jiro pun menganggukkan kepalanya. "Dahh..aku mau
piket dulu" Kata Sora sambil melambaikan tangannya meninggalkan Jiro.
Jiro pun membuka isi kotak makannya dan ternyata "Kue coklat?". "Ciee..ada yang dikasih
sesuatu nih" Kata Rose secara tiba-tiba muncul dari balik pohon. "Kau mengikutiku?" Tanya Jiro
sambil mengerutkan dahi. Rose pun kembali mengeluarkan senyum khasnya. "Cih..senyumanmu
bahkan lebih jelek dari Harleyquinn" Ujar Jiro sambil menaikkan salah satu alisnya. "Dasar! Oh
iya, kuenya jangan lupa dimakan ya. Kue buatan Sora sangatlah enak, kau harus mencobanya, aku
mau pergi dulu. Sampai jumpa kepala datar" Ejek Rose sambil pergi meninggalkannya.
Jiro pun berjalan menuju kelasnya. Di balik jendela kelas kimia, Jiro menyadari bahwa
Kyoto, mantan pacar Sora sedang menatapnya. Namun, Jiro mengabaikannya dan tetap jalan
dengan santai melewati kelas tersebut. Sementara itu di kelas kimia, "Kotak makan yang dibawa
Jiro persis seperti kotak makan Sora" Ujar Kyoto sambil menggenggam tangannya. "Mungkin
Sora memberinya sesuatu. Dan darimana kau tahu kalau itu mirip seperti punya Sora?" Ujar Ryujin
heran. "Semenjak aku pacaran dengannya, kami selalu makan bersama di taman. Dan aku tahu
betul kotak makannya itu seperti apa. Dan kotak makan yang dibawa Jiro bukanlah persis seperti
kotak makan Sora, tapi itu memang kotak makannya Sora" Balas Kyoto.
Lima menit kemudian, Toshiro menghampiri mereka berdua. "Jiro sering sekali ke
perpustakaan saat jam istirahat. Bagaimana kalau kita kesana nanti? Kemungkinan juga Sora ada
disana" Kata Toshiro dengan nada meyakinkan. Mendengar hal itu, Ryujin dan Kyoto
mengangguk tanda setuju. "Teng…Teng…Teng..." Bel masuk pun berbunyi. Akira pun heran
melihat Sora senyam senyum sendiri dari tadi. "Apakah kamu sedang menyukai seseorang?" Bisik
Akira. "Kyaaa…kau mengejutkanku!" Teriak Sora kaget. Akira pun tertawa. "Apakah istirahat
pertama ini Jiro pergi ke perpustakaan? Semoga saja iya.." Ucap Sora dalam hati. "Aku akan
menunggunya.."
Setelah melewati waktu belajar yang panjang, jam istirahat pun berbunyi. Sora segera
bergegas menuju perpustakaan dan menunggu Jiro. Tak beberapa lama kemudian, pintu
perpustakaan terbuka. Jiro masuk dengan membawa kotak makan yang diberikannya. "Dia benar-
benar mau memakannya…?" Kata Sora dalam hati dengan mata berbinar. Seperti biasanya, Jiro
langsung menuju sudut ruangan yang merupakan tempat favoritnya dan ia pun mulai mencari
buku. Tanpa segan-segan, Sora pun menghampirinya. "Apakah kau mencari buku ini?" Tanya
Sora sambil menunjukkan bukunya. Jiro pun mengangguk. "Apakah kau kesini untuk membaca
juga?" Tanya Jiro balik. Sora pun menggeleng "Aku..aku hanya menunggumu".
Jiro pun terdiam. "Baiklah. Kamu duduk disini dan temani aku baca" Ujar Jiro sambil
menunjuk kursi disampingnya itu. Wajah Sora seketika itu memerah. Dengan gugupnya, Sora pun
duduk di samping Jiro. Dia bingung apa yang harus dilakukannya "Apakah cuma diam melihatnya
membaca?". Kemudian, Jiro membuka kotak makannya dan memakan kue coklat yang dibuatnya.
"Kau mau?" Tawar Jiro. "Tidak..tidak..aku membuatnya khusus untukmu. Jadi kau saja yang
makan, aku tidak usah" Balas Sora gugup. "Kau yakin?" Jiro balik bertanya. Sora pun mengangguk
cepat "Iya aku yakin". Sementara itu di luar perpustakaan, Kyoto, Ryujin, dan Toshiro mengintip
dari balik jendela. "Kurasa mereka berdua punya hubungan istimewa" Ujar Ryujin. "Lihat betapa
romantisnya mereka. Duduk dekat berdua seperti itu" Ujar Toshiro menambahkan. "Lihat saja
nanti, aku akan membereskanmu setelah ini" Ujar Kyoto sambil menatap tajam kearah Jiro.
Sepulang sekolah, Kyoto bersama kedua temannya itu siap beraksi. Sementara itu, Sora
seperti biasa menunggu Jiro di kelasnya. "Terima kasih, kuenya enak" Ujar Jiro. "Sama-sama, aku
senang kamu menyukainya" Balas Sora. Mereka berdua pun berjalan menuruni tangga. Belum
sampai ke gerbang sekolah, mereka berdua sudah dihadang oleh Kyoto bersama kedua temannya.
Sora pun berdiri dibelakang Jiro dengan kaki gemetaran. "Sebegitu takutnya kau setelah melihat
mantanmu ini berdiri di depanmu?" Ujar Kyoto sambil tertawa. "Mau apa kalian!?" Tanya Jiro
dengan nada tegas. "Seperti yang kuduga, ternyata kalian berpacaran" Ujar Ryujin. Jiro pun mulai
tertawa kecil.
Kyoto dengan penuh emosi langsung menarik kerah baju Jiro "Beraninya kau
mengejekku!?". "Hmph..siapa yang mengejekmu, lucu saja. Kau menganggapku pacaran dengan
Sora? Tapi kau salah besar. Aku sama sekali tidak berpacaran dengannya!" Balas Jiro dengan
tatapan dingin. "Terus apa hubungan kalian berdua!?" Cengkraman Kyoto semakin kuat. "Kami
hanya teman dekat! Tidak lebih dari itu!" Ujar Sora membantu Jiro. "Hmph..akhirnya kau buka
mulut juga. Tapi maaf, aku tidak punya urusan denganmu!" Tanpa basa-basi, Kyoto segera
menendang Jiro dan menghajarnya sehingga Jiro terjatuh. Luka memar memenuhi tubuhnya.
"HENTIKAN!!" Teriak Sora. "Kenapa kau membelanya!? Aku melakukan ini karena aku
cemburu. Aku masih menyukaimu!" Kata Kyoto tegas.
Sora pun segera menghampiri Jiro yang terluka dan memapahnya untuk berdiri. "Justru itu,
apakah kau menyadari sikapmu!! Aku memutuskan hubungan kita karena aku benci sikapmu!!
kau memukuli Akira dengan tongkat bisbol sampai punggungnya memar dan membuat dia tidak
masuk sekolah beberapa hari, kedua kau menghajar Takeshi sampai hidungnya berdarah cuma
karena kau kalah lomba lari, sekarang kau pukuli Jiro. Selanjutnya, siapa lagi yang akan kau
hajar?! Cuma karena masalah kecil kau sudah main fisik dan membuat orang terluka sampai seperti
ini. Aku benci Kyoto!!" Teriak Sora sambil menahan air matanya. Kyoto pun terdiam seribu
bahasa. "Jiro, ayo kita pulang" Ujar Sora sambil memapahnya berjalan menuju gerbang sekolah
dan meninggalkan Kyoto bersama dua temannya itu.
Sesampainya di rumah Jiro, Ibu Jiro langsung panik. "Astaga..kamu kenapa? Ayo duduk
dulu" Ujar Shakiko, Ibu Jiro. "Dia dipukuli temannya karena kesalahpahaman" Terang Sora
sambil menaruh obat bengkak di wajah Jiro. Shakiko segera berlari ke dapur membuatkan teh
hangat untuk anak kesayangannya itu. Jiro terdiam. "Apakah sakit kalau seperti ini?" Tanya Sora.
Jiro mengangguk "Tolong pelan sedikit" Kata Jiro sambil melirih kesakitan. Shakiko pun balik
dari dapur dan segera menyajikan teh hangatnya. "Selesai" Ujar Sora. "Terima kasih telah
menolongku" Balas Jiro. Sora pun mengangguk tersenyum. "Ayo diminum dulu tehnya" Ujar
Shakiko. Jiro pun mengangguk. "Ya sudah, Jiro, Bibi aku pulang dulu" Pamit Sora. "Mau
kuantar?" Tanya Jiro. "Tidak usah, kamu beristirahatlah. Aku bisa pulang sendiri, semoga cepat
sembuh" Balas Sora sambil melambai. Jiro pun mengangguk pelan "Hati-hati di jalan!" Teriak Shakiko.
penasaran dengan chapter selanjutnya?
nantikan kembali besok karena saya akan selalu up setiap hari untuk kalian😊
terima kasih juga bagi yang sudah menunggu kelanjutannya dan saya ucapakn terima kasih bagi yg sudah membaca dan saya ucapkan semoga suka bagi yg baru membaca..😇😇
Bersambung.....