Chereads / Saigo no messeji / Chapter 6 - Chapter 6—JIRO MULAI BERTINDAK

Chapter 6 - Chapter 6—JIRO MULAI BERTINDAK

Malam harinya di rumah Jiro, Shakiko melihat Jiro terbaring di kamarnya sambil bermain

ponselnya. "Kau sudah baikan?" Tanya Shakiko khawatir. "Sudah bu" Balas Jiro.

"Hmm..ngomong-ngomong cewek tadi itu siapa?" Tanya Shakiko balik karena penasaran. "Dia

temanku, namanya Sora, emangnya kenapa?" Jiro bangun dari tempat tidurnya sambil menggaruk

kepalanya. Shakiko pun tersenyum. "Tidak apa-apa. Sora rupanya gadis yang baik ya" Ujar

Shahiko. Jiro pun mengangguk sambil memalingkan wajahnya. Shakiko yang melihat sikap

anaknya itu pun membuatnya tertawa kecil dan ia segera mengalihkan pembicaraannya "Yuk..kita

makan. Ayahmu sudah menunggu dibawah". "Ibu duluan saja, nanti aku menyusul" Balas Jiro.

Shahiko pun mengangguk dan menuju ke ruang makan.

Jiro pun kembali baring di kasurnya. "Seperti apa kamu sebenarnya? Aku tahu kau pasti

sedang menyembunyikan kesedihanmu. Kau lembut dan ceria di depan semua orang. Namun, kau

bisa saja kasar saat orang terdekatmu maupun kesayanganmu ditindas. Kau benar-benar orang

yang kukagumi. Mungkin saja, aku sudah jatuh cinta padamu" Kata Jiro dalam hati sambil

memandangi bintang dari jendela kamarnya. Namun, tiba-tiba Jiro terbangun dari kasurnya dan

mulai memikirkan sesuatu "Tunggu..kesedihan? Kesedihannya? Aku harus mencari tahu".

Keesokan harinya di sekolah, Rose menghampiri Sora yang sedang duduk sendirian di

taman. "Hai..Sora, tumben sendirian. Mana Jiro?". "Jiro kemarin dipukuli Kyoto sampai memar"

Ujar Sora sambil menunduk. "Apa? Kyoto berulah lagi. Itu anak gak pernah berubah sikapnya dari

dulu" Balas Rose sambil mengusap punggung Sora untuk menenangkannya. Beberapa saat

kemudian, Jiro muncul dari balik pohon "Kalian ngapain disini? Ini udah mau masuk" Ujar Jiro

sambil melihat jam tangannya. Sora pun terkejut melihat Jiro berada di depannya

"Kamu..Kamu..udah baikan?". "Lumayan, walaupun agak sedikit sakit" Balas Jiro sambil

menggerakkan badannya.

Rose pun menghampiri Jiro dan mengacak rambutnya. "Aduhh..". "Hmph..hampir saja,

perjuangin terus ya jangan sampai mengecewakanku, kepala datar" Bisik Rose. "Cihh..apaan sih"

Balas Jiro sambil merapikan rambutnya. Sora pun tertawa melihat kelakuan mereka. "Ya..sudah

aku mau ke kelas dulu ya. Sampai nanti" Ujar Rose sambil melambaikan tangannya. Sora pun

mengangguk dan balas melambai. Kini tinggal mereka berdua di taman. Jiro melihat jamnya "Ayo

kita ke kelas juga" Ajak Jiro. "Baiklah" Sora mengangguk.

Sementara itu di kelas Jiro, Ryu mengintip mereka berdua dari balik jendela. Setelah

sampai, Jiro memasuki kelas dan menatap heran Ryu. "Kau kenapa?" Tanya Jiro heran. Ryu

menghampiri Jiro dan berbisik "Kau dan Sora dekat sekali akhir-akhir ini. Kalian punya hubungan

apa?". Jiro pun mengeluarkan senyum liciknya dan berkata "Kau tidak perlu tahu". "Cih..PELIT!"

Balas Ryu. Jiro pun tertawa. "Kau tahu, kau terlihat seperti daruma jika tersenyum seperti tadi.

Bagaimana ekspresi Sora kalau melihat kau tersenyum seperti itu?" Tanya Ryu sambil menaikkan

alisnya. "Hmm..mungkin dia akan berlari ketakutan" Balas Jiro. Keduanya pun tertawa.

Beberapa saat kemudian, guru pun masuk dan memulai pelajaran. Sementara itu di kelas

Kyoto, "Aku tidak menyangka Sora bersikap seperti itu kemarin. Dulu, dia takut dan nurut padaku"

Ujar Kyoto. "Mungkin kemarin dia sudah sangat emosi" Balas Ryujin. "Nanti jam istirahat, aku

akan mengajaknya ngobrol" Kata Kyoto sambil beranjak dari kursinya. Ryujin pun terdiam "Aku

tidak yakin ini akan berhasil" Ujarnya dalam hati. Ketika jam istirahat, Sora bersama Rose pergi

ke kantin. Mereka berdua memilih makanan untuk dibeli "Sora, kau mau beli apa? Aku yang

traktir" Ujar Rose. "Hmm..aku mau onigiri. Cemilan favoritku" Balas Sora sambil menunjuk

onigiri yang berada di tengah dari makanan lainnya. Rose pun segera membayar dan mereka pergi

mencari tempat untuk makan. "Rose terima kasih banyak" Kata Sora sambil tersenyum. "No

problem" Balas Rose. Mereka pun melanjutkan makannya.

Tiba-tiba, Kyoto muncul dan menghampiri mereka. Kyoto langsung menarik tangan Sora

sehingga membuatnya hampir terjatuh dari kursinya. Rose yang melihatnya langsung mendorong

Kyoto. "Apakah kau tidak tahu sopan santun? Kau tidak lihat dia sedang makan!?" Bentak Rose

penuh emosi. "Aku tidak peduli! Sora kau harus ikut denganku. Aku perlu bicara denganmu"

Kyoto menggenggam kuat tangan Sora dan menariknya secara paksa."Sakitt..lepaskan! aku tidak

mau!" Bentak Sora. "Hey..kau dengar tidak!? Dia tidak mau ikut denganmu! Lepaskan Sora!" Ujar

Rose sambil membantu melepaskan genggaman tangan Kyoto. Sora pun tak tahan "Kyoto! Kantin

adalah tempat umum. Kau jangan membuat masalah disini! LEPASKAN!!" Teriak Sora.

Karena kaget, Kyoto pun melepaskan genggamannya. "Aku minta ma.." Belum sempat

Kyoto melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba.."Parrr" Sora menampar Kyoto dengan keras. Kyoto pun

terdiam sambil memegang pipinya yang merah. Seketika itu, suasana kantin yang begitu ramai

menjadi hening. "Cukup! Jangan menggangguku lagi!" Ujar Sora sambil menggertakkan giginya.

Rose pun langsung menarik tangan Sora dan mengajaknya pergi "Sora, ayo pergi dari sini! Kalian

semua..tolong laporkan dia ke kepala sekolah. Sikapnya sudah keterlaluan!" Ujar Rose dengan

tatapan tajam terhadap Kyoto. Rose pun segera membawa Sora ke kelasnya. Sora pun menangis.

Rose pun segera menenangkannya "Sudahlah..jangan dipikirkan lagi". "Aku tidak mengerti.

Kenapa dia selalu menggangguku" Kata Sora sambil menangis keras.

Di sisi lain, Ryu tak sengaja melihat Sora menangis dan bergegas menemui Jiro. "Jiro!!

Aku tadi melihat Sora menangis" Ujar Ryu sambil berlari menghampirinya."Apaa!!" Jiro pun

beranjak dari kursinya. Ia segera menuju ke kelas Sora. "Sora kau kenapa!?" Tanya Jiro panik.

Sora terdiam sambil mengusap air matanya. Rose pun membantunya berbicara "Ini semua ulah si

kepala ular itu!" Balas Rose kesal. Sora pun kemudian menceritakan semuanya. Mendengar cerita

Sora, Jiro terdiam dan ia pun mulai mencoba menghibur Sora. "Sora, pulang sekolah ini, maukah

kau menemaniku ke suatu tempat?". Mendengar itu, ekspresi Sora seketika berubah "Aku mauu"

Balas Sora. "Tapi ada syaratnya" Ujar Jiro. Sora pun bingung "Apa itu?" . Jiro reflek tersenyum.

"Syaratnya adalah kamu harus berjanji padaku untuk tidak bersedih lagi dan aku mau kamu selalu

tersenyum dan ceria seperti dulu".

Senyuman kecil Sora mulai keluar dan ia pun mengangguk. "Hahaha..gitu dong. Ini

namanya baru Sora" Ujar Rose sambil memeluknya. Sora dan Jiro pun ikut tertawa. "Baiklah. Aku

tunggu kamu di gerbang sekolah nanti. Aku mau balik ke kelas dulu" Ujar Jiro sambil melambai

dan berjalan meninggalkan kelas. Sora memandangi layar ponselnya. "Baik! Tinggal beberapa

pelajaran lagi" Ujar Sora dalam hati sambil bersemangat. Rose pun senang melihat sahabatnya

kembali tersenyum. Sepulang sekolah, Sora berlari terburu-buru menuju gerbang sekolah.

Sesampainya di sana, Sora langsung duduk karena kelelahan. "Tidak usah terburu-buru. Aku tidak

akan kemana-mana" Ujar Jiro sambil menawarkan air minum yang dibelinya. Sora pun tertawa.

"Aku sudah pesan taksi. Ayo berangkat" Ajak Jiro.

"Tunggu, taksi? Kita mau kemana? Apakah tempatnya jauh?" Tanya Sora heran. "Kau

akan tahu nanti" Balas Jiro sambil tersenyum. Sesampainya mereka di tempat tujuan, Sora

dikejutkan oleh sebuah gedung besar di depannya. "Tunggu..i..ini bioskop. Kau membawaku ke

bioskop?" Tanya Sora meyakinkan. Jiro pun mengangguk dan langsung mengajaknya masuk."Aku

sudah membeli tiket untukmu" Ujar Jiro. Wajah Sora langsung memerah "Te..terima kasih" Balas

Sora terbata-bata. Mereka berdua pun menikmati film yang mereka tonton. Waktu telah

menunjukkan pukul enam sore dan mereka bersiap pulang ke rumah. Sesampainya di rumah

masing-masing, Jiro menerima pesan dari Sora yang isinya "Terima kasih telah membawaku ke

bioskop. Ini adalah hari yang menyenangkan. Semoga di hari-hari berikutnya, aku bisa terus

menikmatinya. Dan sampai hari terakhir tiba, aku harap kalian bisa terus bersenang-senang.

Selamanya…". Jiro pun membalas pesan Sora dengan stiker dan emoji lalu ia pun menutup

ponselnya.

wahh sudah semakin memanas🙁

penasaran pastinya bukan😂 nantikan kembali chapter berikutnya besok dan tetap kasih komentarnya lalu saran atau kurangnya dimana😇😇

terima kasih bagi yang sudah baca dan terima kasih juga yang baru membaca semoga suka😇😇

tanpa kalian ataupun dukungan dari kalian semua yang membaca saya tidak bisa untuk terus berkarya.

terima kasih 🙏😇