Semenjak tiga bulan terakhir, Sora dan Jiro mulai sangat dekat. Jiro masih menyimpan
perasaannya terhadap Sora. Sementara itu, Sora belakangan ini selalu menemani Jiro ke toko buku.
Sora juga selalu mengabari Jiro bila ada buku keluaran terbaru. Suatu hari di sekolah,"Hai
Sora..kau punya kimono?" Tanya Rose yang sedang menghampirinya. Sora pun kebingungan
"Buat apa?". "Kamu lupa? Minggu ini ada festival kembang api. Aku ingin menggunakan kimono.
Tapi sayangnya, kimonoku sudah kecil" Ujar Rose sambil mendesah. "Hmm…festival kembang
api ya..? Setahun lalu, aku tidak pergi kesana. Sayang sekali momen yang indah itu aku lewatkan"
Kata Sora sedih. "Lho..kenapa kamu tidak pergi?" Tanya Rose lagi. "Ibuku tiba-tiba jatuh sakit,
ayahku keluar negeri. Aku harus menjaganya di rumah" Balas Sora.
Rose pun terdiam. "Minggu ini kamu pergi ya.." Ajak Rose sambil berharap. Sora
mengangguk "Aku pasti pergi. Aku tidak mau melewatkan keseruannya. Oh iya..soal kimono
kamu bisa meminjam punyaku. Aku ada dua dirumah". "Benarkah? Wahh..terima kasih banyak"
Balas Rose tergirang-girang. Sora pun tertawa. Namun tiba-tiba, Rose berbisik di telinga Sora
"Kamu tahu nggak hal apa yang paling membuat kita senang pas festival kembang api?". Sora
menggeleng "Aku tidak tahu. Apa itu?". Rose mulai tersenyum "Itu adalah saat kita pergi ke
festival kembang api bersama dengan orang yang kita sukai. Romantiss bangett..". Seketika itu,
Sora mulai memikirkan Jiro. "Apakah aku harus mengajaknya?" Tanyanya dalam hati.
Sementara itu di kelas Jiro, Ryu menghampiri Jiro dengan semangat dan langsung menarik
buku yang dibacanya. "Kenapa sih..?" Tanya Jiro heran. "Kamu tau nggak? Sebentar lagi ada
festival kembang api" Balas Ryu sambil menyerahkan posternya kepada Jiro. Jiro pun
mengerutkan dahi. "Terus? Apa hubungannya denganku?". "Ya ellah..apa kau tidak tahu
maksudku? Aku ini sedang mengajakmu pergi ke festival itu. Ayo ikutt!!" Kata Ryu sambil
berharap. "Kau tidak mengajakku tadi. Kau hanya memberitahuku saja" Ujar Jiro iseng.
"Cihh..ayolah ikut! Mungkin dia juga ikut" Kata Ryu kembali berharap.
Jiro menghela nafas. "Festival kembang api ya? Sudah tiga tahun aku tidak kesana. Kau
tahu? Aku benci keramaian. Ponselku pernah hilang ketika itu dan aku tidak mau terjadi lagi"
Ujar Jiro. Ryu pun tertawa keras "Kalau masalah ponselmu yang hilang, jangan salahkan
keramaian. Itu salahmu sendiri karena tidak bisa menjaganya dengan baik" Kata Ryu berusaha
menghentikan tawanya. "Cihh". Jiro pun mengambil bukunya kembali yang barusan diambil Ryu
dan ia kembali membacanya. "Ayolah…pergi. Beradaptasilah dengan keramaian. Dasar anak
rumahan" Kata Ryu sambil mengacak rambut Jiro. Jiro pun menatap wajah Ryu yang penuh harap."Iya..iya aku pergi" Balas Jiro sambil merapikan rambutnya. "YESS" Kata Ryu girang sambil
mengacak kembali rambut Jiro yang baru saja dirapikannya. Jiro pun memasang wajah dingin
"Kau ini kenapa sih? Suka sekali mengacak rambutku" Ujarnya heran.
Ryu tertawa, dan kali ini tertawanya lebih keras "Lucu saja hahaha" . Sepulang sekolah,
Sora menemui Jiro di kelasnya. "Ada apa? Apakah soal festival itu?" Tanya Jiro. Sora
mengangguk kencang "Apakah mau pergi bersama?". "Baiklah" Balas Jiro. Hari demi hari telah
berlalu, malam festival pun tiba. Rose mengenakan kimono yang dipinjamnya oleh Sora. "Sudah
siap?" Tanya Sora sambil merapikan rambutnya. Rose mengangguk "Yups..ayo berangkat".
Mereka berdua segera pergi ke festival. "Katanya Jiro dan yang lainnya menunggu di jembatan
dekat pohon sakura besar" Kata Rose sambil membaca pesan di ponselnya. "Nahh..itu mereka".
"Heyy.." Teriak Sora sambil melambai. "Yo.." Balas Jiro, Shotaro, dan Ryu secara bersamaan.
Rose pun mengarahkan ponselnya keatas "Ayo foto bersama! Cheese..". "Cekrek".
Ryu cepat-cepat menghampiri Rose untuk melihat hasil fotonya. "Jiro, singkirkan wajah
datarmu itu" Ujar Ryu sambil melihat foto. Rose pun menunjukkan hasil foto kepada yang lainnya.
"Hadeh…foto ulang". "Apa!?" Jiro terkejut. "Kalau kau tidak tersenyum, aku akan mencubitmu"
Kata Sora dengan tatapan seram. Jiro pun menurut "Baiklah..baiklah..aku senyum". "Cheese.." .
"Cekrek". Kali ini, mereka puas dengan hasil fotonya. "Nahh..ayo kita hunting makanan" Ujar
Shotaro penuh semangat. Mereka pun mengangguk. "Wah…aku tak menyangka festival tahun ini
lebih ramai dari tahun kemarin" Kata Sora sambil melihat sekelilingnya. "Sora, mau makan
ramen?" Ajak Rose. "Mau!". "Aku juga ikut" Balas Ryu. Ketiganya pun menatap Jiro untuk
menunggu kepastiannya. "Iya..iya..aku ikut makan, berhenti menatapku seperti itu" Desah Jiro.
"Yeyyy!!". Sementara itu, Shotaro sibuk mencari makanan sendirian. "Aku ingin makan ramen
yang mirip di anime Naruto" Ujar Ryu sambil melihat daftar menu. "Kalau kau ingin makan,
jangan cerewet atau kami tidak akan memberimu makan sedikit pun" Balas Jiro dengan tatapan
dingin. Sora dan Rose tertawa melihat mereka berdua. "Ya..udah mari makan" Kata Sora
bersemangat.
Seusai makan, mereka berempat mencari Shotaro. "Itu anak kemana sih. Sebentar lagi
acaranya sudah mau mulai" Kata Rose sambil berjalan bolak-balik dari tadi. Beberapa menit
kemudian, Rose menerima pesan dari Shotaro "Kalian tunggu di sana, aku akan segera menyusul".
Mengetahui pesan dari Shotaro, Ryu mengajak Jiro untuk berkeliling sebentar. "Heyy..Jiro kamu
mau tempura?" Tanya Ryu dari kejauhan. "Baiklah.. aku mau satu" Balas Jiro sambil menyusul
Ryu. "Sora? Kamu mau tempura nggak? Ryu yang beliin. Sora? So…?" Rose memanggil Sora
beberapa kali namun tidak ada jawaban. Ia mulai khawatir dan mencari Sora di tengah keramaian.
Tapi, Sora tidak ada. Rose pun bergegas menyusul Ryu dan Jiro.
Jiro pun kaget melihat Rose yang terengah-engah "Kenapa?" Tanya Jiro heran. "Sora..Sora
hilang!!" Balas Rose panik. Keduanya pun terkejut. "Bukannya tadi dia bersama kita?" Kata Ryu
sambil melihat-lihat ke sekelilingnya. Tiba-tiba, Shotaro muncul dari balik keramaian. "Sora
hilangg!!" Teriak Rose kepada Shotaro. Shotaro pun berusaha menenangkan mereka. "Sora sudah
pulang duluan. Tadi sempat bertemu denganku. Dia menerima telfon dari tetangganya bahwa sakit
ibunya kambuh. Sekarang ibunya sudah dibawa ke rumah sakit, mungkin Sora menyusul kesana.
Dia juga menitipkan sebuah gantungan kunci untuk diberikan kepada Jiro" Jelas Shotaro.
Mendengar penjelasan Shotaro, mereka pun lega. Namun, Jiro masih bingung "Sora tidak pernah
menceritakan kepada kami kalau ibunya sakit". "Padahal aku sahabatnya, dia selalu menceritakan
kepadaku bila ada masalah. Tapi sekarang, aku baru tahu kalau ibunya sakit" Ujar Rose
menambahkan.
Shotaro terdiam. Jiro pun mengambil gantungan kunci yang dititipkan Sora dan
memandanginya beberapa saat "Sebenarnya ada apa? Apa yang kamu sembunyikan?" Tanya Jiro
dalam hati. "Aku juga baru tahu, tadi aku lihat Sora tampak terburu-buru sekali. Semoga ibunya
baik-baik saja" Ujar Shotaro sambil menunduk. Mereka pun akhirnya menikmati acara tersebut
tanpa kehadiran Sora. Langit malam yang dipenuhi kelipan bintang, dihiasi dengan kembang api
yang bewarna-warni dan bercahaya disertai dengan bunyinya yang keras membuat pecahnya
suasana keramaian. Tak terasa waktu telah menunjukan pukul sembilan malam, mereka mulai
pulang ke rumah masing-masing. Jiro menelepon Sora beberapa kali namun, ponselnya tidak aktif.
Ia berjalan masuk ke kamarnya sambil memegang gantungan kunci yang diberikan Sora. Jiro pun
mendesah, ia pun mendorong dirinya ke kasur sambil menatap ponselnya, berharap ada pesan
masuk dari Sora. Ditunggu beberapa menit, namun hasilnya sama saja.
Penasaran apa yang terjadi?
nantikan kembali besok dan semoga kalian menyukai ceritanya....terima kasih😇🙏