8. Panti Asuhan.
Aku membuatkan Henry klapertaart, hidangan penutup dengan kelapa muda, kismis, almond dan kayu manis sebagai isian. Dulu aku sempat bekerja di dapur sebuah hotel, walau hanya jadi diswasher tapi aku juga melihat da belajar dari para koki, jadi aku sedikit bisa memasak.
-Drrt drrt drrt-
Ponselku bergetar, aku lihat Merry yang menelepon.
"Halo, ada apa sis?"
"Sis, sibuk ga?"
"Kenapa sis? Ada yang mendesakkah?"
"Iya, mobil gue mogok sis, gue mau ke panti antar mainan layak pakai juga buku gambar dan alat menggambar buat anak-anak, lo bisa pinjem mobil boss lo ga sis?"
"Bisa, gue jemput dimana?"
"Jemput di rumah gue ya?"
"Oke sis."
Klapertaart sudah jadi, Henry masih tidur, aku sentuh dahinya, sudah tidak demam lagi. Aku tinggal ke panti dulu lah, nanti juga paling dia pulang buat bekerja. Aku turun kebawah sudah berganti pakaian biasa, kaos dan jeans juga sneaker.
"Bu Ida."
"Iya nyonya."
"Bu, saya bisa pakai mobil yang biasa dipakai untuk belanja bulanan bu?"
"Tentu bisa nyonya, saya minta Mang Dirman untuk menyiapkan mobilnya sebentar ya nyonya."
"Iya Bu."
Memang paling enak jadi orang kaya, mau apa tinggal minta, tunjuk sini tunjuk sana dengan dengan sedikit kata. "Oh iya bu Ida, kalau Henry bangun tolong sediakan klapertart nya, saya simpan di kulkas. Lalu katakan padanya saya ada sedikit pekerjaan."
"Baik nyonya."
Aku peri menjemput Merry dan bawan bawaannya, biasanya kami juga akan tampil drama sinkat untuk menghibur anak-anak. Merry temanku sejak kuliah, dia memang suka mngalang barang atau dana untuk diberikan kepada anak-anak yatim piatu. Biasanya aku juga ikutan tampil, tapi semenjak stunt-nya Cassandra aku jarang bisa ikutan, karena jadwal Cassa yang padat.
"Hai sis... woah mobil mahal..." Merry terkesima dengan mobil yang aku bawa, mobil mini bus dengan logo mobil mahal terpampang nyata disana.
"Ya mahallah, mobil boss..." Seloroh ku, Merry tidak tahu aku menggantikan Cassandra, tidak ada yang tahu, yang teman-temanku tahu aku menjadi pengganti model saja, model cadangan.
"Yuk, naikin barang-barangnya?"
Kamipun menata barang yang akan dibawa ke panti, teman-teman yang lain sudah dalam perjalanan ke panti, kami berdua dalam mobil. Membicarakan hal yang ringan-ringan saja. Sesampainya di panti, kami segera menurunkan barang yang di sambut dengan pnuh antusias oleh anak-anak kecil disini, mereka sudah tidak sabar untuk membuka kardus yang berisi mainan. Kardus mainan sudah dikoleksi sesuai dengan umurnya, ada mainan bayi, ada mainan batita, ada mainan balita, ada mainan anak-anak. Senang sekali rasanya melihat raut kebahagiaan, membuat diri juga ikut tertular bahagia.
Beberapa teman sudah berpakaian badut, Merry memberikan hidung badut berwarna mrah untuk aku pakai. Aku memakainya. "Sis kamu bisa main gitar kan?" Merry bertanya padaku.
"Gitar ga jago-jago banget sis, tapi kalau lagu anak-anak sih bisa. Kalau ada piano aku lebih bagus mainnya."
"Adanya gitar aja sis, Rey yang harusnya bawa keyboard malah mogok mobilnya di jalan, jadi dia ga bisa datang sis. Kamu bantuin main gitar ya?"
"Oke sis."
Kami menghibur anak-anak dengan sdikit games juga menari dan menyanyi. Lagu-lagu seperti Disini Senang Disana Senang, Naik-Naik ke Puncak Gunung, Cita-Citaku, dan lain-lain. Kalau hanya lagu anak-anak yang melodinya hanya A-B-A-B saja, aku sih bisa, tapi kalau disuruh lagu yang susah ga bisa, keculai lagu dangdut. Huehehehe.
Sementara di kediaman Henry dan Cassandra, sang tuan baru bangun dari tidurnya, merasakan badan yang lebih sehat, tapi dengan hati yang kecewa.
"Mana Cassa bu?" Tanya Henry pada Bu Ida.
"Nyonya keluar, ada kerjaan katanya tuan, tadi naik mobil pelayan."
"Apa?" Henry tampak berpikir, "Minta tolong Mang Dirman untuk cek posisi mobil sekarang ada dimana?"
"Baik tuan." Jawab Bu Ida, "Tuan ini klapertaart buatan nyonya, tadi nyonya meminta saya untuk menghidangkannya untuk tuan.��
"Ya, bawa kemari." Henry tersenyum begitu senangnya dia bisa memakan hidangan favoritnya.
Bu Ida datang, "Tuan, mobil berada di panti asuhan Cinta Kasih, tidak terlalu jauh dari sini tuan."
"Baik. Minta Mang Dirman untuk menyiapkan mobil saya, antar saya kesana."
"Baik tuan."
Henry mengganti pakaiannya, dia berpakaian casual dengan polo shirt dan celana jeans. Mereka tiba di panti asuhan, saat anak-anak menyaksikan pertunjukan drama singkat dari kakak-kakak relawan. Henry melihat ada banyak mainan bekas pakai tapi masih cukup terawat, buku-buku cerita bekas, juga alat menggambar dan buku gambar baru.
"Adik-adik, udah capek belum?"
"Beluuuummmm..."
"Oke karena belum capek, sekarang kita joget bareng-bareng." Merry memberikan instruksi kepada anak-anak di depan. "Kakak cantik, main lagu dangdut kak."
"Oke... Kala ku pandang kerlip bintang yang jauh disana..." Harum memulai lagu kopi dangdut, Merry memimpin gerakan gaya tiktok, dan anak-anak ikutan bergoyang sambil tertawa.
Hal ini tak luput dari sepasang manik yang mengamati gerak gerik wanita cantik yang memainkan gitar, Henry tersenyum.
Henry mngeluarkan ponselnya dan mnghubungi Andre. "Pecat detektif yang kamu sewa itu!"
"Kenapa tuan?"
"Semua hasil yang dia berikan tidak akurat! Bisa-bisanya detektif itu bilang kalau Cassa gadis tidak baik, liar, hedonis, angkuh dan manja. Memang benar sikapnya manja dan angkuh tapi itu diluar saja, bagaimana bisa orang yang angkuh menari konyol seperti itu."
Seperti biasa Andre hanya mendengarkan tuannya dengan saksama dan mematuhi peritah sang tuan. "Baik tuan."
"Om..." Seorang gadis kecil menggoyang-goyang tangan Henry.
"Halo sayang." Sapa Henry lalu berjongkok agar sejajar dengan gadis kecil itu.
"Om bawa kue ya?"
"Hem? Kamu mau kue?"
"Mau om, kakak-kakak cantik tidak bawa kue."
"Adik namanya siapa?"
"Helena om."
"Helena mau kue apa?"
"Donat om, yang atasnya coklat, aku mau dua ya om."
"Oke, om belikan ya buat kamu dan teman-teman lainnya."
"Yeay... makasih om." Helena memeluk Henry dengan penuh rasa terimakasih. Henry segera memacu mobilnya menuju toko donat.
-La la la la lalala uuuu- Ponsel Henry berbunyi. "
"Kenapa Ndre?"
"Tuan, ada sedikit masalah di pabrik, tuan bisa datang sebentar?"
"Baiklah." Henry mematikan ponselnya dan berbicara pada pelayan toko. "Bisakah kalian mengirimkan donat yang saya beli?"
"Bisa tuan."
"Baik, tolong kirimkan semua donat, untuk gadis kecil bernama Helena ke panti asuhan Cinta Kasih."
Tolong dukung karya ini dengan:
1. Kasih power stone sebanyak-banyaknya.
2. Bintang 5
3. Komen yang banyak...
terimakado semua