Keduanya menghentikan pembicaraan karena Mei-Yin datang menghampiri. Tidak enak jika pembicaraan orang dewasa didengar oleh anak kecil.
"Lihatlah, aku tadi membuat ini," ujar Mei-Yin dengan polosnya memperlihatkan makanan yang dibuatnya.
"Wah, ternyata anak ayah sangat pintar. Kau bisa belajar memasak dari Bibi Xiao Yi," puji Li Zheng Yu sambil melirik Xiao Yi yang tampak acuh.
"Apakah Ayah lupa jika sekarang Bibi Xiao Yi sudah menjadi ibuku?" Mei-Yin mengingatkan ayahnya.
"Ah, ayah memang lupa." Li Zheng Yu pura-pura menepuk jidatnya karena memang belum terbiasa.
'Anak ini kenapa berlebihan sekali? Menyesal aku tadi sudah mengatakannya,' batin Xiao Yi dengan bibir cemberut. Beruntung tempatnya tidak terlalu terang sehingga tidak akan ada yang menyadari ekspresinya.
"Ibu, cobalah." Mei-Yin mengulurkan tangannya untuk menyuapi Xiao Yi.
"Aku kenyang sebaiknya kau saja yang makan," tolak Xiao Yi meski sebenarnya ia belum makan sejak siang hari.