Tok … tok … tok ….
Terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Tuan Li, ada yang mengetuk pintu," ujar Xiao Yi. Helaan nafasnya terdengar lega. Berharap semoga ada yang datang sebagai dewa penolong meskipun kepalanya sekarang berdenyut.
Li Zheng Yu menghembuskan nafasnya kasar. Akhirnya ia bangkit berdiri padahal sudah bersiap mencumbu Xiao Yi kembali.
Dengan langkah berat Li Zheng Yu menuju ke arah pintu.
"Siapa pagi-pagi yang sudah mengganggu?" gerutu Li Zheng Yu. Beruntung belum melepaskan seluruh pakaiannya.
"Ada apa?" ujar Li Zheng Yu setelah membuka pintu tapi tidak ada yang dilihatnya.
"Ayah, aku di sini," ujar Mei-Yin sambil melompat agar Li Zheng Yu memandang ke arahnya.
"Mei-Yin?" Li Zheng Yu lantas merendahkan pandangannya.
"Ayah, dimana ibuku? Aku mencarinya di kamar tapi tidak menemukannya," ujar Mei-Yin dengan wajah polosnya yang tampak tidak berdosa.
