Di tengah malam yang sedingin es, jam dinding terus berdetak. Entah sudah berapa lama berlalu, orang yang tertidur di ranjang itu perlahan membuka matanya dan menghela napas. Kamar yang mewah namun terasa sangat asing itu cukup menarik perhatian.
… Di mana ini?
Gu Shinian mengamati sekelilingnya dengan bingung. Namun seketika dia tertegun. Di dalam kamar yang gelap itu, terlihatlah seorang lelaki yang sedang duduk di sofa yang berada di depan jendela yang sangat tinggi. Wajah bingung Gu Shinian berubah ketakutan ketika mereka saling bertemu pandang.
"Kau … Itu kau!"
Dia menjerit lalu bergegas bangun.
Qin Muchen! Ternyata orang itu adalah Qin Muchen!
Lelaki yang duduk di atas sofa itu tersenyum sinis, "Gu Shinian, sudah lama kita tidak bertemu."
Ya. Sudah lama! Sudah tiga tahun! Sejak kejadian itu, mereka belum pernah bertemu lagi!
Punggung Gu Shinian terasa dingin. Wajahnya seketika memucat, dan keringat dingin bercucuran dari dahinya.
Ia … Bagaimana ia bisa menemukannya?
Sebelum Gu Shinian sempat berpikir, terdengar suara langkah kaki yang berat datang mendekat. Tak lama kemudian, bayangan gelap itu sudah ada di depannya. Qin Muchen berjalan ke samping ranjang, lalu menjatuhkan badannya tepat di atas tubuh Gu Shinian.
Sepasang mata hitam itu menatapnya dengan begitu dingin, dan suaranya bahkan jauh lebih dingin.
"Di mana anakku?"
Tiga tahun lalu, Gu Shinian hamil dan kemudian menghilang. Tidak ada yang tahu keberadaanya selama tiga tahun ini.
Anak ...
Anak mereka …
Kenangan ini seolah membuka paksa luka lamanya.
Pikiran Gu Shinian terhenti. Dia menutup matanya dan mencoba mengatakan kebenarannya dengan tenang, "Ia sudah pergi."
Wajah Qin Muchen berubah, "Apa maksudmu?"
Gu Shinian menghela napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan perasaannya yang bergejolak. Baru setelah itu, dia memiliki keberanian untuk membuka luka batinnya.
"Maksudku, anak itu sudah tiada."
Begitu suaranya merendah, seketika embusan angin bertiup di samping telinganya. Detik berikutnya, suara keras terdengar ketika kepalan tangan meninju bantal yang ada di sebelahnya.
Gu Shinian menggigit bibirnya, tatapan matanya penuh dengan kepanikan.
"Mengapa dia pergi?" Ekspresi Qin Muchen tiba-tiba menjadi dingin, dan suaranya pun terisak-isak, "Anakku, mengapa ia pergi!".
Setiap katanya membuka kembali bekas luka yang dalam di hati Gu Shinian.
Gu Shinian menjawabnya dengan suara yang tegas, "Aku sendiri yang melenyapkannya."
Sungguh tidak masuk akal.
Pupil Qin Munchen menyempit tajam, dan jari-jarinya yang panjang tiba-tiba mencekik leher Gu Shinian dengan kuat.
"Kau melenyapkannya? Beraninya dirimu!"
Pupil mata Qin Muchen menajam dengan cepat, seolah sedang menahan amarahnya. Ia mencekik leher Gu Shinian, dan semakin lama cekaman tangannya semakin kuat. Pada saat itu, amarah seakan memancar dari dirinya
Gu Shinian merasa napasnya semakin lemah. Satu detik sebelum Gu Shinian mati kehabisan napas, Qin Muchen mengendorkan kekuatannya dan akhirnya melepaskan cekaman tangannya.
Tubuh Gu Shinian lunglai dan terjatuh ke tempat tidur.
Namun, sebelum dia tersadar, pakaiannya disobek dengan paksa.
"Eh ...
Celana dalamnya terkoyak, dan Qin Muchen menindih tubuhnya hingga dia tidak bisa bergerak. Kedua kaki Gu Shinian direnggangkan, dan sebatang benda tumpul menusuk bagian bawah tubuhnya dengan paksa.
Wajah Gu Shinian memucat, dan dia menjerit kesakitan.
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.