Chapter 6 - Ragu

___Selamat membaca___

Apa kamu tidak punya jalan lain Sheryl? coba pikir-pikir dulu, apa kamu tidak bisa menikah dengan pria yang telah menitipkan benih padamu? setidaknya biarkan anak mu hidup, anakmu itu tak berdosa,  apa kamu tega untuk membuangnya? menikahlah dengannya dan rawatlah anak itu" ucap Vita.

"Aku udah nggak punya pilihan lain, pria itu telah menikah dan punya anak aku tidak mungkin menikah dengan dia karena dia  sudah hidup berdua" Ucap sheryl sedih.

Dia juga tidak mencintaiku dan tidak mengharapkan aku menjadi istrinya semuanya berjalan begitu saja cintaku hanya bertepuk sebelah tangan, hanya aku yang mencintainya sedangkan dia tidak, itu juga jadi alasan selain dia juga telah memiliki Seorang Istri" ucap Sheryl

"Bagaimana bisa kamu berhubungan dengan suami orang sayang? yang udah pasti hal seperti ini akan terjadi, itu sudah pasti menyakitkan. Pria beristri itu hanya memanfaatkan kita saja tanpa mencintai kita, dia pasti memilih istri dan keluarga nya" ucap Vita, berempati.

"Saat itu Dia belum menikah, kami berhubungan begitu lama hingga kedekatan diantara kami terjalin gitu erat dan rasa cintaku padanya semakin dalam Namun semua sirna ketika dia memutuskan untuk menikahi wanita lain dan kini wanita itu telah membuat pria jatuh cinta seutuhnya padanya,  dan aku hanyalah wanita yang dicampakkan begitu saja, sungguh ironis memang tapi itulah kenyataan nya" curhat Sheryl sedih.

Kata-kata Sheryl berhasil membuatku menangis Ia pun mulai tidak tega dengan teman lamanya itu.

Vita mulai termakan kata-kata menyedihkan dari mulut sheryl dia mulai terbawa suasana kesedihan tampak dari raut wajah gadis itu.

Vita menatap Sheryl dengan tatapan yang sulit diartikan dia begitu iba dengan keadaan Sheryl saat itu.

"Kamu jadi kan? membantuku" tanya sheryl penuh harap

"Akan aku coba tapi aku tidak janji karena aku sudah lama tidak kesana, terakhir aku hanya membantu temanku saja dan itu sudah sangat lama sekali, aku pun telah kehilangan kontaknya sehingga Aku pun tidak tahu sekarang masih buka ataupun sudah tutup, aku sudah tidak dengar kabarnya lagi cukup lama tapi kita bisa coba nya kesana Jika kamu mau aku akan mengantarnya namun segala resiko harus kamu pikirkan" ucap Vita

"Terima kasih Vita aku tidak bisa membalas kebaikanmu untuk saat ini aku tidak punya jalan lain Aku takut sekali anakku nanti lahir tanpa seorang ayah aku takut masa depannya akan suram bikin menjadi di bully anak-anak lainnya" ucap Sheryl dengan penuh penyesalan.

"Baiklah kita berangkat sekarang ke sana, sudah berapa bulan kandungan kamu?" tanya Vita.

"Baru Jalan 2 bulan" jawab sheryl.

Oke aku akan coba bantu ya aku anterin ke sana aja nanti kamu konsultasi sendiri

"Terima kasih Vita" ucap Sheryl Seraya memeluk temannya itu.

'Kita berangkat dengan mobilku saja ya, mobilmu masukkanlah ke garasi" kata Vita

"Oke baiklah Terserah kamu saja yang penting aku sampai ditempat tujuan dan aku bisa melaksanakan keinginanku" ucap  Sheryl pelan.

Keduanya lantas berangkat ke tempat seorang dokter ilegal dahulu sering menggugurkan kandungan yang merupakan langganan para mahasiswi yang yang mengalami kecelakaan dini atau hamil diluar nikah.

Mobil berangkat menyusuri jalanan kota Tangerang hingga ke pinggir menuju arah Serang, siang itu jalanan nampak Normal, normal tidak ada kemacetan yang terjadi di jalan yang mereka lewati Sheryl lebih banyak melihat ke luar jendela sedangkan Vita berkonsentrasi pada mobil yang dikendarainya.

"Kamu masih punya kesempatan untuk berpikir pikirkanlah selagi belum sampai di sana Saat itu pula kesempatan kamu berpikir masih ada, Aku Aku tidak ingin menakutimu tapi semua tindakan pasti ada resiko aku nggak mau terjadi apa-apa sama kamu jadi pikirkanlah ucap" ucap Vita berkali-kali mengingatkan

Sheryl terdiam, kemudian berfikir sejenak

"Bagaimana Apa kamu sudah berubah pikiran?" Tanya Devita kembali.

"Apa kamu tahu Sheryl aku sudah menikah dan setelah pernikahan 3  tahun aku tidak mempunyai anak, sementara suami yang sekarang sudah jadi mantan sangat menginginkan anak termasuk mertuaku juga begitu menginginkan cucu, setiap hari aku di sindir oleh mertua soal cucu yang tak kunjung datang, kami kerap bertengkar tentang anak yang tak kunjung hadir dalam rahim ku, dan akhirnya  kami bercerai karena kehadiran anak yang tak kunjung datang" cerita Vita.

"Kamu bahkan nggak memberi kabar Jika kamu menikah?" Tanya sheryl.

"Pernikahanku dilaksanakan secara diam-diam tidak ada pesta di Jakarta kami hanya menikah secara sederhana di Sumatera sana sehingga kami tidak mengundang teman-teman" ucap vita

"Pantas saja aku tidak mendengar kamu sudah menikah apakah perceraian kalian murni karena belum hadirnya seorang anak?" Tanya  Sheryl

"Ya" jawab Vita singkat

"Tapi kan kamu subur say bukankah saat mahasiswi kamu pernah menggugurkan kandungan tanya Sheryl?"

"Ya Ya kami berdua nggak ada masalah Saat diperiksa ke dokter tapi mungkin itu karma buat saya ya Sehingga saat menginginkan anak justru Allah ah tidak memberikannya padaku" sesal Vita.

Sheryl terdiam ia berusaha mencerna kata-kata temannya itu ada rasa takut khawatir jika apa yang dialami Vita terjadi padanya di kemudian hari.

"Kamu tahu sely, ada jutaan ibu-ibu yang mengharapkan kehadiran seorang anak di rahimnya tapi tak kunjung hadir terkadang hingga akhir hayatnya iya tak juga dianugerahi seorang anak aku bukan mau menasehatimu atau menakut-nakuti tapi di komunitas ku begitu banyak wanita yang tak seberuntung kamu, bisa merasakan kehamilan" ucap Vita.

Gak terasa air mata Vita menetes di sudut pipinya, Vita buru-buru mengambil tisu di disampingnya lalu mengusap air matanya, Sheryl sempat melihat itu itu dan ia mulai berpikir ulang untuk membuang janin yang ada di rahimnya .

Sheryl mengusap perutnya sesaat

Ada perasaan sedih dan sakit melihat sahabatnya menangis kekawatiran itu tiba-tiba datang setelah menceritakan pengalamannya.

"Jika aku boleh aku meminta waktu waktu diputar kembali, aku tidak akan membuang janin ku saat itu , aku tidak pernah berfikir jika efeknya sampai sekarang. setelah menikah justru sangat sulit untuk memiliki anak, dan aku merasa itu karma yang sesuai untuk ku dan Aku harus menerimanya aku hanya berharap suatu hari aku bisa memiliki anak dengan suamiku yang baru itu aja harapanku saat ini." Ucap vita Seraya meneteskan air matanya yang sudah mengalir deras membasahi pipinya.

____Bersambung___

Halo guys Terima kasih ya masih mengikuti cerita ini sampai jumpa di bab berikutnya.. jangan lupa dukung cerita ini dengan vote dan masukkan ke dalam daftar baca kalian ya ditunggu juga komentar kritik dan sarannya.. terima kasih