Chereads / Terjerat Cinta duda Tampan / Chapter 4 - Perbincangan di kafe

Chapter 4 - Perbincangan di kafe

Percakapan pun berakhir ketika mereka telah sampai di terminal, shafa kemudian membayar ongkos taksi itu dengan cepat, sebelum iya turun dari mobil.

Dia kemudian masuk ke rumah makan terlebih dulu untuk makan sebelum masuk ke dalam terminal untuk melanjutkan perjalanan ke kampung halaman nenek nya

Safa melihat jam di dinding ruang  makan itu menunjukkan pukul 12 siang. "Pantas saja aku sudah merasa lapar" batin nya.

Bapak kemudian masuk ke dalam terminal setelah selesai makan di sana ia disambut oleh para calo terminal tersebut.

Semua bus yang menuju ke kampung halamannya telah berangkat pagi-pagi petugas menawarkan untuk berangkat sore hari melihat saat ini yang baru jam 12 siang lebih sedikit Ia pun memikirkan kembali perjalanannya Safa aku untuk membeli tiket dan terlalu lama menunggu di dalam terminal.

Sofa duduk di sana di tempat duduk yang telah disediakan, Dia kemudian membuka ponselnya saat itu ya bingung mau kemana Dia pun akhirnya memutuskan untuk mencari hotel terdekat ia mencari lokasi hotel dan menemukannya yang hanya berjarak beberapa meter dari posisi nya sekarang.

Dengan santai ia berjalan keluar dari terminal menuju hotel yang terdekat dari tempatnya sekarang tanpa butuh waktu lama dia pun telah sampai di hotel tersebut, setelah check-in kemudian ia masuk ke kamar, rona kesedihan membayang di wajahnya ketika di dalam kamar raut wajah sang suami terus terbayang dalam benak nya ada perasaan yang entah apa dia tidak mengetahuinya,

Langsung berbaring di atas ranjang hotel tersebut kamar yang berukuran tidak terlalu besar itu menjadi saksi betapa galaunya

Perasaannya saat itu.

Rasa rindu akan putranya itu ia telah berjanji untuk mengajak jalan-jalan hari itu.

Shafa meraih ponselnya lalu menghubungi nomor telepon rumahnya.

Halo suara seseorang yang begitu dikenalnya terdengar dari balik ponselnya

Mbak Asih, Aslan di mana sekarang?" tanya shafa.

"dia sedang main sama opanya" jawab Mbak Asih

"Apa Dia menanyakan aku?" tanya Shafa.

"Iya Nona, dia menanyakannya tadi dijawab sama Tuan jika Nona saat ini sedang berada di rumah mana untuk memeriksakan dedek yang ada di dalam kandungan"

Jawab Mbak Asih

"Oke Mbak makasih ya jaga Aslan baik-baik" pesan Safa

"Nona sekarang di mana posisinya?" tanya Mbak Asih.

"Saya ingin menenangkan diri saja Mbak kalau ditanya jangan bilang saya menelepon ya?" Jawab Mbak Asih.

"Tapi kan nomor ini ada rekaman percakapan ya nona, maksudnya apa pun yang kita katakan pasti Tuhan tahu" ucap Mbak Asih

"Iya aku lupa ya sudah kalau kita makasih ya Mbak saya nitip Aslan"

"Baik nona"coba Asih

___///____///____///_____

"Bagaimana bos ada yang bisa saya bantu" tanya Dendi

Keduanya sedang berada di cafe, iya sengaja mengambil ruangan khusus privasi yang melindungi privasi para pengunjung.

"Kamu cari sheryl sekarang juga, temukan dia di manapun dia berada, aku tidak mau kalian gagal ambil sampel Lalu lakukan tes DNA secepatnya, Saya tidak tahu caranya seperti apa yang pasti kamu harus lakukan tes DNA secepatnya atas anak yang  ada dalam kandungannya, aku nggak mau kamu gagal dan enggak mau mendapat laporan kegagalan lakukan secepatnya aku tunggu hasilnya secepatnya.

Aku beri waktu kamu dalam waktu 24 jam harus sudah selesai" ucap Devan tegas

"D dan satu lagi pastikan tidak ada rekayasa dalam hasil DNA tersebut" ucap Devan kembali Seraya memberikan sampel akar rambut miliknya.

Devan kemudian memberikan teks pada Dendi sebelum pergi.

Dia sengaja tidak makan di cafe tersebut karena ingin makan di rumah bersama sang istri.

Sesampainya di mobil melihat jam di lengannya, waktu menunjukkan pukul 13: 00. perut yang lapar Tidak bisa ditahan lagi,

Dia melihat jalanan di depan cafe yang hari itu begitu padat maka sebagian mobil tidak bisa berjalan karena padatnya kendaraan pada siang hari itu.

Dia mulai ragu Apakah dia akan melanjutkan perjalanan ataukah makan siang terlebih dahulu mengingat saat itu ia sudah merasa sangat lapar karena tadi pagi ia tidak sarapan dengan benar.

Setelah mempertimbangkan akhirnya Devan memutuskan untuk kembali masuk kedalam cafe dan kemudian masuk ke ruangan yang sudah ia boking beberapa saat lalu.

Saat dia masuk tatapannya tertuju pada Dendi dan sederet makanan yang dihidangkan di meja depan Dendi, tak lupa Ia juga melihat Dendi yang sedang makan dengan lahap di sana.

"Penghianat kamu ya dasar anak buah nggak ada akhlak bosnya belum makan kamu sudah makan duluan!" ucap Devan kesal

"Maaf bos saya lapar saya pikir bos sudah pergi Jadi saya tidak pernah makan makanan pada bos" ucap Dendi.

"Mau pesan makanan apa bos Saya pesan sekarang" ujar Dendi.

"Saya mau makan itu aja yang ada di depan kamu pesankan nasi buat Saya" perintah Devan semaunya.

"Baik bos" jawab Dendi Seraya mengangguk

Dendi kemudian menekan tombol yang ada di ruangan tersebut untuk memanggil pelayan di kafe itu.

"Kamu terus kan makannya" ucap Devan

Tak lama seorang pelayan datang ke ruangan itu dengan membawa daftar menu makanan.

"Silahkan pak, mau memesan menu makanan apa pak?' tanya pelayan itu.

"Saya pesan nasi aja nanti kelamaan Saya makan yang ini aja" jawab kan Seraya menunjukkan makanan yang ada di meja.

"Tapi bos itu sisa saya" ucapin di sedikit keberatan.

"Apakah kamu memegangnya dengan menggunakan tangan semua makanan ini?" Tanya Devan cepat.

Dendi menggeleng Seraya mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya.

"Tidak saja tidak bos, semua saya mengambilnya dengan menggunakan sendok saat menaruhnya ke dalam piring.

"Sudah Saya pesan nasi sekarang jangan lama-lama" kata depan ada pelayan cafe tersebut

"Baik tuan, Saya permisi dulu"

"Tak lama berselang pelayan itu datang dengan membawa piring nasi pesanan dari depan"

"Minumnya apa Tuan?" Tanya pelayan cafe.

"Orange juice saja, kasih es sedikit" jawab Devan.

"Baik tuan, saya permisi dulu"

Devan lalu menikmati hidangan di cafe itu dengan lahap, Dendi yang melihatnya saat itu merasa ketika Devan memakan semua hidangan yang ada tanpa sisa.

Kamu jangan lupa selesaikan tugasmu aku menunggu hasil secepatnya ucap Devan.

"Baik bos jangan khawatir Saya akan melakukan tugas saya dengan sebaik-baiknya tapi semua itu butuh tenaga bos" ucap Dendi.

"Hmmm" jawab Devan singkat.

"Apakah kamu sudah tahu dimana Sheryl saat ini berada? tanya Devan.

Jika menurut sinyal ponselnya, saat ini dia ada di rumah sakit, Menurut kabar yang ku dengar, orang tuanya saat ini sedang sakit kemungkinan dia ada di sana, saya sudah menyuruh orang untuk melakukan pengecekan" ucap Dendi meyakinkan.