Chereads / Terjerat Cinta duda Tampan / Chapter 3 - Pergi

Chapter 3 - Pergi

___Happy reading___

Yang dilihat sangat jauh berbeda dari bayangannya, di depannya berdiri dua pria dewasa, berbadan tegap tinggi atletis dan berwajah tampan berdiri di depannya meskipun tidak bisa dipungkiri dari pancaran matanya memancarkan Jika dia adalah seorang Playboy. pikirnya

Sungguh jauh dari bayangan nyonya Jihan, Aldo begit tampan dan terlihat sekali Jika dia merupakan kan orang yang yang berpendidikan kulitnya yang bersih putih, tangannya yang halus, serta pakaian dan aksesoris branded menempel di tubuhnya, dari sini dia bisa menilai jika Aldo dan adik nya bukanlah pria sembarangan.

"Dimana sely tante maksud saya Sheryl?" tanya Aldo

Mendengar Aldo menyebut nama Sheryl, Reno sedikit terkejut,  kini ia ingat siapa perempuan dan laki-laki itu, kedua nya merupakan pemilik sebuah perusahaan besar di mana ia pernah menghadiri peresmian proyek milik perusahaan tersebut.

Ya gini dia ingat jika benar mereka adalah orang tua Sheryl pacaran sahabatnya yang bernama Devan.

Bangkit dari duduk tidurnya kemudian berjabat tangan dengan kedua anak muda tersebut.

"Selamat pagi om" ucap Aldo

"Pagi" suara Tuhan Arya meskipun dia masih Terlihat agak pucat namun tidak mengurangi ketegasan di wajahnya.

"Saya ingin bertemu sheryl Om" ucap Aldo

"maaf Dia sedang tidak ada disini" ucap Tuhan Arya

"Tapi om saya saya sudah buat janji dengan dia saya diminta untuk datang ke sini" kata Aldo

"Silakan duduk ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian" Tuan Arya

Dengan wajah yang begitu tenang dan tidak nampak grogi sedikitpun Aldo kemudian duduk di kursi yang telah disediakan oleh nyonya nya Jihan.

"Apakah ada yang ingin kamu katakan pada saya?"ucap tuan  Arya.

"Saya kemari bermaksud melamar Sheryl untuk menjadi di istri saya" ucapan Aldo

"Apa boleh saya tahu kamu kerja di mana saat ini?" tanya Arya

"Saya bekerja di perusahaan swasta om" ucap Aldo.

"Sudah berapa lama mengenal anak saya" tanya om Arya penuh penekanan.

"Kurang lebih 1 tahun Om" jawab Aldo

"Apakah kalian saling mencintai" tanya Aldo.

"Tidak Om tapi hubungan kami berjalan begitu saja hingga ada ada sheryl mengandung saya" ucap Aldo dengan ragu ia mengatakan itu begitu pelan sehingga hampir tidak terdengar oleh lawan bicara.

Mendengar jawaban dari Aldo Tuan Arya mengepalkan kedua tangannya ia menahan emosinya meskipun sebagai ayah ia merasa sangat kesal karena ada seorang pria yang telah menghamili Putrinya, namun ia berusaha agar tetap tenang dan menguasai diri karena ia sadar saat ini anaknya membutuhkan pertanggungjawaban dari seseorang pria.

"Baiklah kamu merestui Pernikahan hubungan kalian, Saya minta orang tua kamu untuk datang ke rumah saya secepatnya melamar putri saya" ucap Tuan Arya

Arya dan sang istri merasa saat ini tidak punya pilihan lain, kecuali harus menerima siapapun yang menjadi suami Sheryl karena anak yang dikandungnya butuh figur seorang ayah kandung.

"Saya menghargai biar kamu untuk bertanggung jawab pada anak saya terutama kehamilannya, anak yang dikandungnya butuh figur seorang ayah meskipun kalian tidak saling mencintai saya harap kalian bisa saling belajar untuk menghargai dan belajar untuk mencintai satu sama lain setelah nanti jadi suami istri" ucap Tuan yang kondisinya sudah cukup membaik.

"Terima kasih Om" jawab Aldo ekspresi yang begitu tenang.

Reno tidak mengatakan  mengatakan pada kakaknya jika sheryl merupakan mantan kekasih temannya ia enggan mencampuri urusan kakaknya terlebih saat ini kakaknya mengakui jika anak yang dikandungnya oleh sheryl merupakan darah dagingnya, ia memilih diam dan mendukung sang kakak untuk menikah dengan wanita yang telah mengandung benih dari kakak nya Tersebut.

Tatapan keduanya beralih pada nyonya Jihan yang saat itu datang dengan pelayan dari kantin yang membawa makanan dan minuman untuk tamu mereka, wajahnya nyonya Jihan, Aldo bisa tahu jika nyonya Jihan merupakan ibu yang sangat baik kini ia akhirnya lega meskipun belum bertemu dengan sheryl setelah iya merencanakan untuk menikahi gadis cantik itu.

Iya kini semakin tenang karena kedua orang tua Sheryl merestui  niatnya untuk menikahi putrinya.

Meskipun Aldo tak pernah merencanakan sebuah pernikahan, namun kini ia yakin dengan langkah yang diambil merupakan yang terbaik terutama untuk masa depan calon buah hatinya.

Masa lalunya yang telah meniduri banyak wanita termasuk Sheryl membuat Aldo malas untuk berkomitmen Ini alasan bersatunya untuk menikahi Sheryl adalah lah karena Sheryl mengandung anaknya.

Reno yang saat itu hanya mengantar sang kakak, turut merasa bahagia karena akhirnya kakaknya akan segera menikah.

Reno berfikir pasti ibunya akan senang mendengar kabar sang kakak akan menikah terlebih akan segera memiliki seorang cucu yang sangat diharapkan kan oleh keluarga Reno. Masa lalu Aldo yang kerap berganti-ganti pasangan membuat kedua orangtua Aldo merasa resah.

___///____///____///____

Di Jalan shafa merasa perutnya mulai terasa lapar, tadi pagi saat sarapan akan dia tidak menyentuh makanan yang tersaji di meja makan, pikirannya sedang kacau sehingga mempengaruhi selera makannya.

"Aduh perut ini tidak bisa diajak kompromi rasanya sangat perih sepertinya memang aku harus makan" batin nya.

"Pak Apakah terminal nya masih jauh pak?" Tanya shafa pada pengemudi taksi.

"Sebentar lagi Mbak ini nggak macet semoga saja di depan ada kemacetan paling ntar 10 menit lagi kita akan sampai" ucap pengemudi taksi

"Oh oke pak terima kasih Semoga nggak ada macet sesuai dengan harapan supaya cepat sampai tempat tujuan " ucap Safa

"Mbak mau ke mana tujuannya?" Banyak pengemudi taksi

"Saya mau ke kebumen pak" jawab Safa

"Orang dengan bahasa ngapak mba? saya dari Banyumas, sama ngapak juga" ucap sopir taksi.

"Iya pak tapi saya nggak bisa bahasa Jawa" kata shafa.

"Oh gitu berarti udah lama disini ya mbak" tanya pengemudi taksi

"Iya pak saya kelahiran Jakarta dan juga besar di sini sehingga tidak bisa bahasa daerah tapi jika ada orang ngomong sedikit-sedikit Saya tahu" ucap Safa

"Oh gitu pantesan sudah beda wajahnya nggak ada tampang orang Jawa"

"ah bapak bisa aja Saya mau ke rumah nenek"

Percakapan pun berakhir ketika mereka telah sampai di terminal, shafa kemudian membayar ongkos taksi itu dengan cepat, sebelum iya turun dari mobil.

Dia kemudian masuk ke rumah makan terlebih dulu untuk makan sebelum masuk ke dalam terminal untuk melanjutkan perjalanan ke kampung halaman nenek nya

Safa melihat jam di dinding ruang makan itu menunjukkan pukul 12 siang. "Pantas saja aku sudah merasa lapar" batin nya.

Pelayan mendekat ke arahnya dengan membawa daftar menu makanan, untuk menanyakan makanan apa yang akan dipesan oleh Safa.

____ To be continue ____